BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh
semua makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Mandiri atau sering juga
tidak tergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang
Tema cinta seakan tak pernah habis untuk dibicarakan, tak pernah
lekang untuk dikisahkan, tak pernah basi untuk didiskusikan. Setiap orang
kebahagiaan manakala si buah hati terlihat lucu dan pintar atau cinta adalah
terbaring sakit sehingga hilang keceriaannya. Kata orang bijak cinta orang
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat
lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual
sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari
orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru
lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena
vcd porno yang telah ia tonton, berapa wanita yang telah ia kencani dan
kebencian . Antara cinta dan kebebasan seksual sungguh berbeda, cinta itu
adalah 15-17 tahun subjek laki-laki sebanyak 246 orang (53,25%) dan
subjek perempuan 272 orang (57,99%), usia 20-22 tahun sebanyak 1 orang
mengaku pernah ganti pacar selama 1-2 kali, yaitu pada subjek laki-
pacaran 2-6 bulan, yaitu pada subjek laki-laki 171 orang (37,01%) pada
(5,23%). Subjek yang melakukan hubungan seksual dari 462 subjek laki-laki
diperkosa atau dipaksa pada subjek laki-laki 4 orang (2,70%) pada subjek
perempuan 6 orang (24%). Alasan diperkosa atau dipaksa pada subjek laki-
(Anne, 2010).
adalah Usia subjek pertama kali melakukan hubungan seksual adalah 15-
bersama dengan pacarnya, pada subjek laki- laki 105 orang (53,29%)
lingkungan, vcd, buku dan film porno yaitu: pada subjek laki-laki sebanyak
(31,11%). Alasan karena kemajuan jaman dan biar gaul, subjek laki-laki 113
Remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks,
dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut
Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-
dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa
remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah
adalah bersifat sosial karena sangat sulit menemukan figure yang tepat
untuk dijadikan model alias contoh bagi remaja untuk bertindak lebih baik
seperti apa, dan hal ini tampaknya membuat remaja buntu untuk bergerak
sehingga pada sebagian remaja yang rasa ingin tahunya besar ingin
mencoba-coba dan akhirnya ini menjadi suatu tanda tanya mengapa remaja
sangat antusias untuk meneliti tentang perilaku seks pada remaja di SMA
Negeri I Dewantara.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
seksual remaja
remaja
7
remaja
D. Manfaat Penelitian
ini adalah :
E. Ruang Lingkup
2. Materi dalam penelitian ini meliputi perilaku seksual dengan faktor teman
sebaya.
F. Keaslian Penelitian
dengan kata lain memilki keyakinan yang positif akan lebih percaya diri,
dilakukan bersama dengan pacarnya, pada subjek laki- laki 105 orang
adalah karena pengaruh lingkungan, vcd, buku dan film porno yaitu:
dan biar gaul, subjek laki-laki 113 orang (8,44%), pada subjek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
seksual
dewasa lainnya
keluarga
perilaku.
stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih
B. Perilaku
oleh faktor dalam (Alam Bawah Sadar) tetapi sepenuhnya oleh lingkungan
yang nampak, yang terukur, dapat diramal dan dapat dilukiskan. Menurut
teori ini manusia disebut sebagai homo mechanicus, manusia mesin. Mesin
ditentukan oleh factor obyektif (bahan baker, kondisi mesin dsb). Manusia
tidak dipersoalkan apakah baik atau tidak, tetapi ia sangat plastis, bias
dibentuk menjadi apa dan siapa sesuai dengan lingkungan yang dialami
dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendeteksi dalam tahap
(rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan
atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
menjadi dua:
15
pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau
respon:
C. Perilaku Seksual
1. Perilaku Seksual
fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada
tertentu.
terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan
18
ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari
tuanya.
ini.
yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat. Hal ini
maupun laki-laki.
(Sepsis, 2008).
20
fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada
tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri.
kasat mata).
seks bebas karena di dorong rasa ingin tahu yang besar untuk
perkembangan remaja.
mengalami stres.
belajar, patuh pada orang tua, bisa ditiru dan diikuti. Sedangkan hal-
hal-hal yang kurang pas. Karena takut dibilang aneh, walau salah
pendapat sendiri.
24
tidak mampu.
a. Pranikah
ternyata sudah dari dulu ada. Namun belakangan ini sikap permisif
di tanah air, tak lepas dari jeratan industry seks. Sebuah mosaic
entertainment.
melakukan cumbu rayu, peluk cium dan bila gejolah nafsu tidak
b. Kumpul Kebo
layaknya pasangan suami istri, namun tidak diikat oleh akad nikah
c. Pelacuran
d. Oral-genital seks
e. Sexual intercourse
f. Homoseksual
(Eliyawati, 2008).
5. Dampak Seksual
empat hingga lima lipat. Selain itu, seks pranikah akan meningkatkan
masalah seks yang masuk ke Klinik Pasutri (pasangan suami istri) pada
pranikah (pre marital). Hamil diluar nikah merupakan masalah yang bisa
juga ditimbulkan dari perilaku seks bebas. Banyak dari remaja kita
atau kedua calon orang tua bayi. Hal ini bisa terjadi pada
6. Faktor seksualitas
tertentu.
lain).
periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang
ini.
seorang individu jika individu tersebut telah berinteraksi dengan individu lain
melalui interaksi dengan teman sebaya, individu akan berkenalan dan mulai
tersebut dapat berupa pengaruh positif dan dapat pula berupa pengaruh
jenisnya. Menurut L’Engle (2006), perilaku seksual terbagi dua yaitu aktivitas
seksual ringan dan berat yang dimulai dari menaksir seseorang, sesekali
meraba vagina atau penis, oral seks, dan melakukan hubungan seksual.
mengenai seks dengan anak tidak terbuka, pergaulan yang makin bebas
antara pria dan wanita dalam masyarakat karena pendidikan yang setara.
Finlandi frekuensi remaja yang sudah aktif secara seksual lebih banyak di
kota-kota besar dan terjadi pada remaja yang hubungan dengan orang
tuanya sangat terganggu. Hal ini juga terjadi di kalangan remaja berkulit
Sarwono, 2006).
paling efektif kesehatan seksual adalah mereka yang mencakup lebih dari
Penelitian lain oleh Fox dan Inazu (1980), juga menunjukkan hasil
dilakukan oleh orang tua. Penelitian yang dilakukan terhadap 449 pasangan
ibu-anak remaja putri (kulit hitam dan putih) ini membuktikan bahwa makin
sering terjadi komunikasi tentang seks antara ibu dan anak, tingkah laku
bahwa jika komunikasi antara ibu dan anak dilakukan sebelum anak
dalam hal yang terjadi akhir ini, pengaruh positif dan komunikasi itu tetap
ada, yaitu hubungan seks yang terjadi tidak sampai menimbulkan kehamilan
Zalnik dan Kim (1982) dalam Sarwono (2006), menyatakan bahwa remaja
34
dikehendaki.
jenis sumber informasi yang paling banyak diakses oleh siswa SMA Pondok
Pasantren adalah media yaitu televise, radio, dan buku (novel atau komik),
sedangkan untuk SMA Umum adalah non media yaitu guru di sekolah dan
pada siswa SMA Pondok Pasantren dan siswa SMA Umum di Kabupaten
Jember.
E. Landasan Teoritis
mandiri, menyadari tanggung jawab pada dirinya, memiliki tujuan dan arah
hidupnya.
dilakukan remaja ternyata sudah dari dulu ada. Namun belakangan ini sikap
internet.
mengenai seks dengan anak tidak terbuka, pergaulan yang makin bebas
antara pria dan wanita dalam masyarakat karena pendidikan yang setara.
37
2004)..
dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yakni : faktor
(reinforcing factors) mencakup sikap dan perilaku petugas dan orang tua.
38
F. Kerangka Teoritis
1. Hormonal
2. Penundaan perkawinan
3. Norma-norma agama
4. Media
5. Orang tua
6. Pergaulan
7. Pendidikan seks
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
G. Hipotesis Penelitian
dua arah yaitu Hipotesis alternative dan hipotesis Nol. Hipotesis benar jika
SMA
remaja di SMA
B. Variabel Penelitian
karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek lain. Yang
benda sendirinya.
C. Definisi Operasional
Alat Skala
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Katagori
Ukur Ukur
Dependen
diukur dengan berat dan ringan untuk variabel teman sebaya di tentukan
dalam 2 kategori yaitu positif dengan negatif. Kategori positif diberikan jika
responden menjawab lebih dari nilai rata-rata (bila > rata-rata mean). Dan
kategori negatif diberikan jika responden menjawab kurang dari nilai rata-
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
diperiksa pada hari ataupun saat yang sama, namun baik variabel resiko
serta efek tersebut diukur menurut keadaan atau statusnya pada waktu
observasi, jadi pada desain cross-sectional tidak ada tindak lanjut atau
follow-up.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
orang siswa dan kelas XII berjumlah 207 orang siswa. Dalam penelitian
ini populasi yang diambil hanya kelas XI yang berjumlah 204 orang
siswa.
2. Sampel
inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang layak untuk
44
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑2 )
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Basar populasi
(Notoadmodjo, 2002)
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑2 )
204
𝑛=
1 + 204 (0,052 )
204
𝑛=
1 + 204(0,0025)
𝑛 = 135
45
E. Instrumen Penelitian
berat dan ringan: Jawaban ringan dengan skor 0 dan berat skor 1
3. Skor kuesioner teman sebaya dengan pilihan jawaban positif dan negatif
dengan teliti dan teratur, kemudian dihitung berapa banyak item yang
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
𝑓
𝑃= 𝑥 100%
𝑛
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi
b. Analisa Bivariat
analisa Uji Statistik Chi Square (X2), karena statistic uji mempunyai
Rumus :
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2
𝑥2 = ∑ 𝑓ℎ
Keterangan:
= Chi Kuadrat
1. Uji Validitas
N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
rXY =
√[N ∑ X 2 − (∑ X 2 )] [N ∑ Y 2 − (∑ Y 2 )]
Keterangan :
N : Banyaknya peserta
2. Uji Reliabilitas
𝐾 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟11 = ( ) (1 − )
(𝐾 − 1) 𝜎𝑡2
Keterangan :