Anda di halaman 1dari 8

USULAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Judul
Penyuluhan tentang cara mengatasi dismenore di SMP Negeri 3
Lhokseumawe
2. Analisis Situasi
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
pengertian sehat disini tidak semata-rnata berarti bebas penyakit atau
bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial cultural.
Program kesehatan reproduksi remaja merupakan upaya untuk membantu
remaja agar memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap dan perilaku
kehidupan reproduksi sehat dan bertanggungjawab.
Kesehatan reproduksi ini tidak saja bebas dari penyakit dan kecacatan,
namun juga sehat mental dan sosial dari alat, sistem, fungsi serta
proses reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi remaja menjadi
kepedulian Nasional karena disadari bahwa remaja dalam hidupnya
menghadapi berbagai masalah khusus yang membutuhkan perhatian yang
khusus pula. Kebutuhan terhadap kesehatan reproduksi remaja sebenamya
merupakan permasalahan dunia, akan tetapi di negara kita ha! ini tidak
mendapatkan perhatian yang memadai.
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi
masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja
tidak hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek
tentang reproduksinya, terutama ketidak nyamanan yang dihubungkan
dengan menstruasi yang disebut dismenorea.
Adapun jenis-jenis dismenorea yaitu berdasarkan nyeri dan ada
berdasarkan nyerinya yaitu disminorea spasmodik dimana nyeri yang
dirasakan dibagian bawah perut berawal sebelum masa haid atau segera
setelah masa haid mulai di tandai dengan mual muntah dan pingsan,
dimenorea kongestif yaitu nyeri haid yang dirasakan sejak ditandai dengan
sakit pada buah dada, perut kembung, sakit kepala, sakit punggung, mudah
tersinggung, gangguan tidur dan muncul memar dipaha dan legan atas. Sedang
kan dismenorea berdasarkan ada tidak penyebabnya yaitu dismenorea primer
yaitu nyeri haid yang timbul tanpa ada sebab yang dapat diketahui, dan
dismenorea sekunder yaitu terjadi karena adanya kelainan p.ad.a organ
genetalia dalam rongga pelvis.
Masalah menstruasi sering membuat remaja cemas, was-was dan
kurang percaya diri. Remaja putri pada umumnya belajar tentang menstruasi
dari ibunya, tetapi sayang tidak semua ibu memberikan informasi yang
memadai kepada putrinya bahkan sebagian engan membicarakan secara
terbuka. Menghadapi hal ini menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan
sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak
meyenangkan atau serius. Mereka juga mengernbangkan sikap negatif
tentang menstuasi. Ia mungkin merasa malu dan melihatnya sebagai
penyakit. Khususnya jika ketika mengalaminya ia merasa letih atau
terganggu. Pandangan negatif tentang menstrulasi berlanjut sampai
menjelang dewasa. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap
sebagai siklus menstruasi yang khas ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup
luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama.
Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu
sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun ialah 25, 1
hari. Lama menstruasi biasanya antara 3-8 hari, pada setiap wanita biasanya
lama menstuasi.
Remaja putri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka
tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstuasi, mudah sekali
timbul dismenorea. Menghadapi menstuasi tersebut para remaja diharapkan
mengetahui tentang menstruasi yang normal para remaja yang belum
mengetahui tentang menstuasi, sehingga akan berpengaruh terhadap remaja
dalam menjalankan masa kedewasaannya. Apalagi pokok bahasan tentang
menstuasi tidak dibahas, meskipun tentang kesehatan reproduksi sudah
dibahas namun belum mengupas secara mendalam. Angka kejadian nyeri
haid didunia sangat besar. Rata-rata dari 50% perempuan di setiap dunia
mengalaminya, dari basil penelitian, di Amerika 55%. Penelitian di
Amerika Serikat menyebutkan bahwa dismenorea dialami oleh 30%-50%
wanita usia reproduksi dan 10%-15% diantaranya kehilangan kesempatan
kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan
keluarga. Begitu pula angkat kejadian dismenorea di Indonesia cukup
tinggi. namun yang berobat ke pelayanan kesehatan sangatlah sedikit
itu hanya 1 %-2%.
Menurut data dari WHO didapatkan kejadian sebesar 1.769.425
jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea dengan 10-15 %
mengalami dismenorea berat. di Indonesia angka kejadian dismenorea
sebesar 107.673 jiwa (64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%)
mengalami dismenorea sekunder.
Wanita di Indonesia yang mengalami dismenorea lebih ban
yak mengatasinya dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang
beredar dipasaran. sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa
nyeri ini akan hilang setelah wanita menikah, sehingga mereka
membiarkan gangguan tersebut.
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di SMA
Negeri 2 Indrajaya Kabupaten Pidie pada 10 remaja putri yang
mengalami sakit atau nyeri perut saat menstruasi hanya 3 orang siswi
yang mengerti tentang cara penanganan dismenorea, meraka saat
menghadapi menstruasi sering merasa resah, cemas, was-was dan
terganggu. Sindroma pra menstruasi yang sering dialami siswi ialah
mudah marah, pusing, mual dan payudara terasa sakit dalam
menghadapi menstruasi tersebut mereka tidak tahu apa yang harus
dilakukan, bahkan untuk berbicara kepada orang tua mereka malu, serta
mereka mengatakan belum pemah mendapatkan penyuluhan tentang
menstrulasi.
Berdasarkan uraian di atas pentingnya pengetahuan remaja putri tentang
menstruasi sejak dini, sudah dapat diberikan khususnya para remaja putri
kelas I, II dan III SMA 3 Lhokseumawe mengingat masih bayak remaja putri
yang belum mengerti tentang menstruasi.

3. Rumusan Masalah
suatu masalah yaitu cara mengatasi dismenore pada remaja yang dapat
menimbulkan kecemasan sehingga akan berdampak buruk pada keadaan psikis
dan phisiknya di SMP Negeri 3 Lhokseumawe.

4. Tujuan Kegiatan
a. Memberikan informasi yang jelas, lengkap dan benar tentang mengatasi
dismenorea dan penyebabnya kepada remaja
b. Meningkatkan pemahaman remaja untuk mengenal gejala dismenorea pada
dirinya dan faktor-faktor yang mempengaruhi gejala tersebut.
c. Meningkatkan pemahaman remaja tentang pencegahan dismenorea.

5. Manfaat Kegiatan
a. Masyarakat (khususnya remaja) dapat lebih mengetahui tentang mengatasi
dismenorea penyebab, gejalanya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan dismenorea
c. Memberikan informasi tentang pola hidup sehat, gizi seimbang dan olah
raga teratur untuk mencegah terjadinya dismenorea.
6. Kerangka Pemecahan Masalah
Mengacu berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dibuat
rancangan kegiatan sebagai acuan pembuat kerangka masalah yang dilakukan
adalah :
a. Memberikan penyuluhan untuk menambah pengetahuan remaja tentang
dismenore.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara mengatasi dismenore.

7. Sasaran Strategis
a. Remaja Putri
b. Unit Kesehatan Sekolah

8. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Januari, Metode yang dilakukan
dalam pengabdian ini meliputi kegiatan Ceramah dengan media LCD, tanya
jawab tentang disminore , dengan diawali dan diakhiri dengan test. Alat yang
digunakan berupa, leaflead, buku saku terkait materi cara mengatasi dismenore.

9. Rancangan Evaluasi
a. Pengetahuan di ukur dengan mengadakan pre test dan post test terkait materi
b. Daftar hadir penyuluhan tentang cara mengatasi dismenore.
10. Jadwal Pelaksanaan

KEGIATAN Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu


I II III IV V VI VII

1. Persiapan

2. Sosialisasi
Program,
Pre Test.

3. penyuluhan
cara
mengatasi
dismenore

4. Evaluasi
dan
penutupan
5. Pelaporan
11. Rencana Anggaran Biaya
Perlengkapan:

No Kebutuhan Anggaran

1 Pembuatan Spanduk 150.000

2 Poster Penyuluhan 100.000

3 Peralatan ATK 84.000

6 Snack 40 porsi x Rp 5000 200.000

7 Aqua 3 dos x Rp 12000 36.000

8 Nasi peserta 40 x Rp 15000 600.000

9 Nasi Panitia dan Pemateri 6 x Rp 15000 90.000

10 Buku Saku/ leaflead 40 x Rp 12000 480.000

11 Souvenir 40 x Rp 12000 480.000

12 Honorarium 1.000.000

13 Transport 300.000

14 Dokumentasi 350.000

15 Pembuatan Laporan 500.000

16 Cendramata 500.000

TOTAL 4.870.000
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, 2009. Nyeri Haid. Majalah Dokter Kita Edisi 7- th II-2009.


Admin, (2005). Menstruasi dan Penaganan Dismenorea. Cermin Dunia
kedokteran. No 133/ 2005.
Manuaba, l.G.B. (2005). Memahami Reproduksi Wanita.Jakarta:Arcan.

Isaacs, 2004. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Junizar, 2009, Pengobatan Dismenore secara Akupunktur, Cermin Dunia


Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai