Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Millenium Development Goals (MDG’s) atau Tujuan Pembangunan
Milenium adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai
September tahun 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun
2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada tahun 2015. Dari delapan butir tujuan MDG’s, tujuan kelima
adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka
kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990-2015, serta yang menjadi
indikator untuk monitoring yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), proporsi
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka pemakaian
kontrasepsi.
Menurut World Health Organization (WHO) proporsi kematian bayi
baru lahir di dunia sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kematian bayi
baru lahir pertahun dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan
pertama di Asia tenggara. Hanya sedikit Negara di Asia Tenggara yang
mempunyai sistem registrasi kelahiran yang baik sehingga tidak diperoleh
data akurat tentang jumlah kematian bayi baru lahir ataupun kematian pada
bulan pertama. Dalam kenyataannya, penurunan angka kematian bayi baru
lahir disetiap negara di Asia Tenggara masih sangat lambat (Rofiqoh, 2013).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut WHO merupakan berat
badan lahir kurang dari 2500 kg. BBLR adalah masalah kesehatan masyarakat
yang signifikan merupakan salah satu faktor meningkatnya Angka Kematian
Bayi (AKB) secara global. Secara keseluruhan, diperkirakan bahwa 15%-
20% dari semua kelahiran diseluruh dunia BBLR mewakili 20 juta kelahiran
per tahun hampir 5% terjadi di negara maju sedangkan 95% terjadi di negara
berkembang. Di India prevalensi BBLR mencapai 26%, dan di Amerika
Serikat mencapai 7%. Di seluruh dunia, kematian bayi adalah 20 kali lebih

1
2

besar pada bayi yang mengalami BBLR dibandingkan dengan yang tidak
BBLR.
AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia
satu tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama. Salah satu indikator yang menjadi kriteria dalam pencapaian MDG’s
adalah menurunnya Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di
tahun 1990 atau menjadi 20 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2015.
Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI, 2012), AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun.
Sedangkan data laporan dari daerah yang diterima Kementerian Kesehatan
Rakyat Indonesia (KemenKes RI) menunjukkan bahwa jumlah neonatal yang
meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai 160.681
anak.
Sedangkan AKB Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 4,68 per
1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan 3 (tiga)
tahun sebelumnya. Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun 2013 jumlah
bayi meninggal adalah 241 dari 55.815 kelahiran hidup. Angka ini sudah
melebihi target MDG’s yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Perihal penyebab utama dari angka kematian bayi baru lahir diantaranya
adalah : kelahiran BBLR, infeksi berat, dan komplikasi selama kelahiran.
Ketiga penyebab utama ini yang bisa teridentifikasi dalam laporan rekam
medik sebagai penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR sebanyak
29%. Insiden BBLR di Rumah Sakit di Indonesia berkisar 20%.
Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 1,50%.
Persentase ini meningkat bila di bandingkan tahun sebelumnya yaitu 1.30%
pada tahun 2012. Hal penting untuk menurunkan AKI dan AKB dipengaruhi
oleh salah satu faktor yaitu pengetahuan ibu terhadap kehamilan. Dilihat dari
segi pendidikan ibu semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah
menerima informasi, informasi kesehatan yang cukup pada ibu hamil
mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan hal ini secara tidak langsung dapat memperkecil kematian ibu dan
3

bayi. Kemudian salah satu faktor yang meningkatkan angka kejadian BBLR
adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang pelayanan kesehatan, faktor lain
yang juga mempengaruhi seperti faktor ekonomi tentang masalah gizi dan
nutrisi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
Dengan melihat trend penurunan angka kematian bayi sesuai dengan
SDKI tahun 2007 dan SDKI 2012 maka diperlukan usaha kerja keras untuk
menurunkan AKB untuk mencapai Tujuan MGD’s pada Point 4, salah satu
upaya yang perlu dilakukan adalah Pemeriksaan kehamilan atau Ante Natal
Care yang merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik
tetapi juga mental (SDKI, 2012).
Di Indonesia, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI), selama periode tahun 1990-2007 angka kematian ibu
mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Namun berdasarkan SDKI tahun 2012, AKI di Indonesia terjadi peningkatan
yang signifikan sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut tidak
jauh berbeda dengan tahun 1990. Sedangkan target MDG’s AKI di Indonesia
untuk tahun 2015 yaitu 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
masih cukup jauh dari target MDG’s yang harus dicapai pada tahun 2015 ini.
Sedangkan AKI Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 95%.
Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun 2013 jumlah kematian ibu
adalah 53 dari 55.815 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan
dengan tiga tahun sebelumnya. Dengan AKI tertinggi terjadi di Kota Batam
sebanyak 20 dari 37.451 kelahiran hidup dan terendah terjadi di kepulauan
anambas sebanyak 2 dari 683 kelahiran hidup. Perihal faktor penyebab
kematian ibu berdasarkan hasil berbagai penelitian yang telah dilaksanakan
menyebutkan bahwa sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan,
hipertensi, preeklampsia, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus.
Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar persalinan yang
sebenarnya dapat dicegah. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
4

penurunan angka kematian ibu adalah peningkatan keterjangkauan (akses)


dan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan kehamilan pada saat dan pasca persalinan.
Dalam SDKI 2012, ibu yang melahirkan anak hidup dalam lima tahun
sebelum survei ditanya beberapa pertanyaan tentang perawatan kesehatan ibu
dan anak. Untuk perawatan ibu hamil, pewawancara diinstruksikan untuk
mencatat semua jawaban responden kalau dilaporkan lebih dari satu sumber
pelayanan 96% dari kelahiran terakhir dalam lima tahun sebelum survei,
mendapatkan pemeriksaan kehamilan dari petugas medis terlatih. Ibu umur
20-34 tahun cenderung menerima pemeriksaan kehamilan dari tenaga
profesional kesehatan lebih baik dibandingkan ibu umur lebih muda maupun
ibu umur lebih tua. Cakupan pemeriksaan kehamilan lebih tinggi di daerah
perkotaan dibanding perdesaan (masing-masing 98% dan 93%). Cakupan
pemeriksaan kehamilan membaik dengan bertambah tingginya tingkat
pendidikan, 64% untuk ibu tanpa pendidikan, menjadi 99% untuk ibu dengan
pendidikan menengah atau lebih (SDKI, 2012).
Salah satu indikator keterjangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil
yaitu pelayanan Ante Natal Care (ANC). ANC merupakan pemeriksaan
kehamilan untuk memonitoring dan mendeteksi dini kelainan-kelainan pada
kehamilan. Pemeriksaan ini dilihat dari K1 adalah kunjungan pertama ibu
hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Selanjutnya K4
adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minimal
4 kali, yaitu 1 kali pada trimester pertama kehamilan, 1 kali pada trimester
kedua kehamilan dan 2 kali pada trimester ketiga kehamilan. Kunjungan ibu
hamil K1 Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 95,64%. Angka ini
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 85,57% pada tahun 2012. Kunjungan
ibu hamil K4 di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 91,48%. Angka
ini juga lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 78,76% pada tahun 2012.
Sedangkan untuk kota Batam angka cakupan K1 tahun 2013 adalah 93,13%
dan angka cakupan K4 adalah 97,38%. Kunjungan ibu hamil K4 sudah
5

melebihi target nasional berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu


90% (Profil Kesehatan Kepulauan Riau tahun 2013). Angka tersebut belum
mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di masyarakat karena belum
semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh petugas
kesehatan, khususnya yang ditolong oleh dukun atau tenaga non kesehatan
lainnya.
Berdasarkan hasil survei ke Rumah Sakit Camatha Sahidya
didapatkan data sekunder dari Rumah Sakit Camatha Sahidya Kota Batam
tahun 2013 dengan jumlah BBLR pada neonatal adalah 75 neonatal dari 815
kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2014 kejadian BBLR mengalami
peningkatan angka kelahiran dengan jumlah BBLR pada neonatal adalah 140
neonatal dari 1417 kelahiran hidup, berdasarkan data tersebut jumlah
kelahiran bayi dan kejadian BBLR mengalami peningkatan yang signifikan
dari tahun sebelumnya (Rekam medik, RS Camatha Sahidya tahun 2013-
2014).
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas dan dengan adanya
data yang ada, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul :
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Ante Natal Care (ANC)
dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Camatha
Sahidya Kota Batam Tahun 2015”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Hubungan antara
Tingkat Pengetahuan ibu tentang Ante Natal Care (ANC) dengan kejadian
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Camatha Sahidya Kota
Batam tahun 2015?”
6

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan antara Tingkat Pengetahuan ibu
tentang Ante Natal Care (ANC) dengan kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Camatha Sahidya Kota Batam tahun 2015
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan ibu tentang
Ante Natal Care (ANC) dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) di Rumah Sakit Camatha Sahidya kota Batam tahun 2015.
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi angka kejadian BBLR di Rumah
Sakit Camatha Sahidya Kota Batam tahun 2015.
c. Untuk Menganalisis Hubungan antara Tingkat Pengetahuan ibu tentang
Ante Natal Care (ANC) dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) di Rumah Sakit Camatha Sahidya Kota Batam tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kesehatan ibu dan anak terutama tentang Pengetahuan ibu
tentang Ante Natal Care (ANC) dengan Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan
Ilmu Pengetahuan yang di terima selama kuliah.
b. Bagi Ibu Hamil
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi ibu tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan ibu
tentang Ante Natal Care (ANC) dengan Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah.
7

c. Bagi Rumah Sakit Camatha Sahidya


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjang mutu pelayanan bagi
tenaga kesehatan tentang Hubungan antara Tingkat Pengetahuan ibu
tentang Ante Natal Care (ANC) dengan Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
d. Bagi Institusi Pendidikan Universitas Batam
Penelitian ini untuk menambah wawasan dan menambah referensi
pengetahuan khususnya tentang Berat Badan Lahir Rendah dan Ante
Natal Care serta sebagai pengembangan diri dan kemampuan penulis
sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku
perkuliahan.
e. Bagi Instansi Pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi pengelola
program kesehatan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan
(penyuluhan) bagi masyarakat sebagai upaya menurunkan angka
kematian ibu dan bayi untuk mencapai target MDGs 2015
f. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan untuk meneliti
aspek lain tentang kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

E. Ruang lingkup
Karena keterbatasan waktu, kesempatan dan ilmu pengetahuan maka
penulis mengambil ruang lingkup dari penelitian ini mengenai Hubungan
antara Tingkat Pengetahuan ibu tentang Ante Natal Care (ANC) dengan
kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Camatha
Sahidya Kota Batam tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai