Anda di halaman 1dari 1

 Progesteron

Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi. Saat wanita
mengalami ovulasi, hormon progesteron akan membantu mempersiapkan lapisan bagian
dalam rahim atau endometrium untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.
Meski berperan penting, namun terkadang hormon ini memicu rasa tidak nyaman.
Misalnya, dua minggu sebelum menstruasi, hormon ini mungkin akan menyebabkan
perut terasa kembung, nyeri pada payudara dan munculnya jerawat serta perubahan
emosional.

 Estrogen
Hormon estrogen diproduksi oleh ovarium, kemudian dalam jumlah lebih sedikit juga
diproduksi oleh korteks adrenal dan plasenta pada ibu hamil. Hormon ini berfungsi
membantu perkembangan dan perubahan tubuh saat pubertas, termasuk perkembangan
secara seksual, memastikan jalannya ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan, keluarnya
air susu ibu setelah persalinan serta berpengaruh dalam menentukan suasana hati dan juga
proses penuaan. Penurunan produksi estrogen dapat menimbulkan berbagai gangguan,
seperti menstruasi yang tidak rutin, vagina yang kering, suasana hati yang tidak menentu,
serta osteoporosis pada wanita lanjut usia.

 Testosteron
Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak sebanyak pada
pria, namun tetap membawa manfaat kesehatan bagi wanita. Dengan hormon ini, gairah
seks wanita akan tetap terjaga dengan baik, tulang tetap sehat, mengendalikan nyeri, dan
menjaga kemampuan kognitif. Kadar testosteron dalam tubuh tiap wanita berbeda, dalam
kisaran 15-70 ng/dL.

 Luteinizing Hormone (LH)


LH pada wanita bertugas membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi.
Karenanya, hormon ini juga memiliki peranan dalam masa pubertas. Hormon ini
diproduksi di kelenjar hipofisis (pituitary) di otak. Umumnya, kadar hormon LH pada
wanita akan meningkat saat menstruasi dan setelah menopause.

 Follicle Stimulating Hormone (FSH)


Sama halnya dengan hormon LH, hormon FSH juga di produksi di kelenjar hipofisis dan
berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu mengendalikan siklus
menstruasi, dan produksi sel telur pada ovarium. Kadar hormon FSH yang rendah dapat
menandakan seorang wanita tidak mengalami ovulasi, hipofisis tidak memproduksi
hormon dengan cukup, atau dapat juga menandakan kehamilan. Sebaliknya, hormon FSH
yang tinggi dapat menandakan wanita memasuki masa menopause, adanya tumor di
kelenjar hipofisis, atau mengalami sindrom Turner.
 Oksitosin adalah hormon yang bertanggungjawab untuk merangsang kontraksi pada rahim saat
proses persalinan. Bagi perempuan yang mengalami kontraksi lambat, tetesan oksitosin dapat
digunakan untuk membantu kontraksi lebih kuat dan teratur.

Anda mungkin juga menyukai