Anda di halaman 1dari 2

DEGRADASI DAS BRANTAS DI WILAYAH KEDIRI AKIBAT

AKTIVITAS PENAMBANGAN PASIR ILEGAL

Penambangan pasir yang tidak terkendali telah merusak bantaran Sungai Brantas di
Kota Kediri, Jawa Timur. Akibat penambangan pasir itu bantaran sungai menjadi berlubang-
lubang.
"Ada belasan titik penambangan pasir yang dilakukan dengan menggali bantaran Sungai Brantas.
Ulah para penambang itu sepertinya tak pernah mendapatkan sanksi," ungkap Kasan (50) warga.
Disebutkan Kasan, penggalian pasir di bantaran sungai dilakukan menyusul larangan pemakaian
mesin penyedot pasir. Para penambang kemudian mengalihkan pencarian pasir dengan menggali
bantaran sungai.

Ironisnya bantaran yang telah tergali tidak ditimbun lagi tapi dibiarkan berlubang.
Kedalaman lubang bekas penggalian pasir mencapai 3 - 6 meter.
Warga sekitar bantaran sungai sebenarnya banyak yang menentang penggalian pasir tersebut.
Malahan beberapa kali kasus itu dilaporkan kepada Satpol PP Kota Kediri, namun sampai
sekarang tak pernah mendapatkan tanggapan.
Warga sendiri banyak yang khawatir lubang bekas galian pasir itu longsor.
"Anda bisa lihat sendiri lubangnya setelah pasirnya diambil dibiarkan masih menganga,"
tambahnya.

1. Dampak
Dampak yang dirasakan masyarakat sekitar diantaranya menurunnya kualitas udara,
meningkatnya polusi suara/ kebisingan dan kerusakan jalan. Penambangan yang tidak
ramah lingkungan juga menyebabkan dampak lain yakni rusaknya tebing-tebing sungai
dan penurunan dasar sungai. Tidak hanya memberikan dampak kerusakan secara fisik
jangka pendek namun pada jangka panjang akan menimbulkan hancurnya ekosistem
DAS Brantas. Degradasi dasar sungai yang mencapai 6 meter menimbulkan munculnya
palung-palung sungai yang sangat dalam. Longsornya tebing-tebing sungai sehingga
kondisi sungai menjadi keruh dengan tingkat 1 padatan terlarut yang cukup tinggi. Hal
ini, sangat berpengaruh pada kualitas air Sungai Brantas, sehingga perlu diwaspadai
karena air Sungai Brantas digunakan sebagai bahan baku air minum.

2. Kerugian
Total manfaat dari kegiatan penambangan pasir illegal meliputi segala manfaat yang
diterima oleh pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas penambangan yakni sebesar Rp
61 703 085 000.33. Terdiri dari pendapatan/ keuntungan pengusaha tambang pasir
sebesar Rp 17 198 085 000.33, pendapatan buruh tambang pasir sebesar Rp 17 820 000
000, pendapatan kuli angkut pasir sebesar Rp 10 674 000 000, pendapatan sopir truk
sebesar Rp 7 116 000 000, dan pendapatan preman/ keamanan sebesar Rp 8 895 000 000.
Total kerugian yang dirasakan akibat penambangan pasir illegal sebesar Rp 84 488 162
200. Terdiri dari kerugian akibat lapisan pasir yang hilang sebesar Rp 81 877 464 000,
perbaikan jalan yang rusak Rp 1 149 570 000, pendapatan pemerintah yang hilang Rp 1
500 000 000.245 300 000, perbaikan tebing sungai Rp 215 828 200, Pemasangan
groundsil jembatan sebesar Rp 1 500 000 000.

Anda mungkin juga menyukai