Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Pendidikan Bahasa Indonesia tentang “ Kedudukan dan Fungsi Bahasa-bahasa di Indonesia”
dengan baik. Terimakasih penulis ucapkan kepada :
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
khususnya dalam bidang pendidikan.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang
bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak
abad-abad awal penanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi
ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar
ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan
Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan. Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya
sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi,
dimana diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi menggunakan dialek "o"
sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek Melayu berkembang secara luas dan menjadi
beragam. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat
dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan
bahasa Belanda untuk para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20 perpecahan
dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "Bahasa Persatuan Bangsa" pada saat
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa
nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.
Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan, "Jika
mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya
ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan
Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayu lah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan."
Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh
sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir
Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak
mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang
tahun 2008 telah diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari seluruh
kegiatan kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan
Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia di Indonesia ?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Daerah di Indonesia ?
3. Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Asing di Indonesia ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial, selain berkomunikasi kita dituntut untuk
dapat berbaur dan menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan di sekitar kita. Dengan
adanya bahasa, kita akan dapat dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan di sekitar kita atau lingkungan yang sedang kita datangi. Pada saat kita
beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih dan menggunakan bahasa
yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi.
d) Sebagai Kontrol Sosial
Bahasa sebagai Kontrol Sosial, dengan adanya bahasa dapat memberikan kontrol
terhadap tingkah laku atau sikap yang dilakukan.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional diikrarkan pada 28 Oktober 1928
yaitu hari “Sumpah Pemuda”. Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional yaitu :
a) Lambang Kebanggaan Nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia ‘mencerminkan’ nilai-nilai
sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebangsaan ini , Bahasa
Indonesia harus kita pelihara dan kita kembangkan. Serta harus senantiasa kita bina rasa
bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia.
b) Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa
Indonesia. Ini berarti, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita sebagai
bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan
sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia
tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c) Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Bangsa yang Berbeda Suku, Agama, Ras,
Adat Istiadat dan Budaya
Fungsi yang ketiga ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan Indonesia. Dengan bahasa Indonesia, memungkinkan berbagai suku bangsa
mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan
identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai sosial budaya serta latar belakang
bahasa daerah yang bersangkutan.
d) Bahasa Indonesia sebagai Alat Komunikasi
4
Dengan adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi
dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai
bahasa penghubung antar warga, daerah, dan buadaya). Misalnya, apabila kita ingin
berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa
berbeda. Kita tidak dapat bertukar pikiran dan saling memberi informasi, akan tetapi dengan
bahasa Indonesia, kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan.
Dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di
jakarta pada tangal 25 - 28 Februari 1975 dikemukakan berdasarkan Kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara adalah :
a) Bahasa Indonesia Berfungsi sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan
Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara,
peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
b) Bahasa Indonesia Berfungsi sebagai Bahasa Pengantar di dalam Dunia Pendidikan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan di lembaga-lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh
Indonesia.
c) Bahasa Indonesia Berfungsi sebagai Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk
Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan serta Pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara
pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan
antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar
belakang sosial budaya dan bahasanya.
d) Bahasa Indonesia Berfungsi sebagai Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi.
Bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri – ciri dan
identitasnya sendiri ,yang membedakannya dari kebudayaan daerah.
5
b. Sebagai sumber khasanah dan sumber gagasan atau konsep untuk memperkaya
bahasa kesatuan nasional, yaitu bahasa Indonesia.
c. Sebagai penanda atau identitas kedaerahan karena salah satu unsur penanda jati diri
yang paling kelihatan adalah bahasa.
d. Fungsi komunikasi antara individu dengan individu lain dalam satu wilayah yang
sama.
e. Fungsi seremonial, dalam hal tertentu seperti upacara adat.
2. Bahasa daerah sebagai alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah.
Sedangkan melihat fungsi bahasa daerah dalam hubungannya dengan bahasa nasional
adalah sebagai berikut :
1) Bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional.
2) Bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar.
3) Bahasa daerah sebagai sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.
4) Bahasa daerah sebagai pelengkap bahasa Indonesia di dala penyelenggaraan
pemerintah daerah.
2.3 Bahasa Asing
Bahasa-bahasa seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Jepang
dan bahasa lainnya kecuali bahasa Indonesia dan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa
asing. Kedudukan ini berdasarkan atas kenyataan bahwa bahasa asing tertentu itu diajarkan di
lembaga pendidikan pada tingkat tertentu, dan di dalam kedudukan demikian, bahasa-bahasa
asing itu tidak bersaing dengan bahasa Indonesia baik sebagai bahasa Nasional maupun
bahasa Negara, serta dengan bahasa-bahasa daerah baik sebagai lambang nilai sosial budaya
maupun sebagai alat perhubungan masyarakat daerah. Oleh sebab itu bahasa asing
berkedudukan sebagai bahasa ke tiga, dibawah bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan
bahasa daerah di masing-masing wilayah Nusantara.
Fungsi bahasa asing sebagai kata serapan adalah dimana bahasa asing tersebut
berguna menjadi sebuah kata serapan yang ada didalam bahasa indonesia. Kata Serapan
merupakan kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu
6
bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Berdasarkan taraf integrasinya, kata
serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 golongan besar.
Pertama, kata serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti reshuffle, shuttle cock, long march, dan lain-lain. Kata-kata ini dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, kata serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga
bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Bahasa yang paling banyak diserap kata-katanya, berdasarkan referensi penulis
(chacadidik.blogspot.com), yang pertama adalah bahasa Belanda. Hal ini terutama
disebabkan lamanya masa penjajahan oleh bangsa Belanda yang mencapai 3,5 abad. Bahasa
Belanda dipakai hingga masa pergerakan kemerdekaan dalam komunikasi gagasan
kenegaraan dan tentunya juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa Belanda :
1. advokat (advocaat),
2. brankas (brandkast),
3. demokrasi (demokratie),
4. eksemplar (exemplaar), dan lain-lain.
Kedudukan dan fungsi bahasa asing adalah keadaan status dari bahasa asing di suatu
tempat tertentu yang memiliki kegunaan di suatu tempat tersebut. Bahasa-bahasa seperti
bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Jepang dan bahasa lainnya kecuali
bahasa Indonesia dan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa asing. Fungsi bahasa asing
sebagai kata serapan adalah dimana bahasa asing tersebut berguna menjadi sebuah kata
serapan yang ada didalam bahasa indonesia. Kata Serapan merupakan kata yang berasal dari
bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya
secara umum. Kata – kata serapan itu masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan empat cara
yang lazim ditempuh yaitu adopsi , adaptasi, penerjemahan, dan kreasi.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahasa adalah suatu sistem atau cara yang digunakan oleh sekelompok orang atau
masyarakat dalam menyampaikan ide, gagasan, pikiran, perasaan terhadap sesuatu atau orang
lain. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan
dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 “bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”.
bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan dalam suatu wilayah dalam sebuah negara
kebangsaan, baik itu pada suatu daerah kecil negara bagian federal atau provinsi ataupun
daerah yang lebih luas.
3.2 Saran
Setelah kita membaca serta memahami materi tentang Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia dan Bahasa Daerah yang begitu banyak. Penyusun memberikan saran sebagai
berikut :
1. Sebaiknya kita perlu banyak membaca serta memahami kajian dalam bahasa Indonesia
dan bahasa daerah itu sendiri.
2. Peran dari dosen pembimbing dan kerjasama antara mahasiswa, agar tercipta mahasiswa
yang handal dan profesional
9
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Sanggup. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan : Universitas Negeri
Medan.
http://WikipediabahasaIndonesia,ensiklopediabebas.html
10