Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan
dikarenakan sifatnya yang dinamis. Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper
et.al (1998:5) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi.
kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama.;1.Wisatawan adalah aktor dalam
kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia untuk menikmati,
mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam kehidupan. Elemen geografi
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini. Daerah Asal
Wisatawan (DAW) Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika melakukan
aktivitias keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu
sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang dapat
mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang diminati, membuat pemesanan
dan berangkat menuju daerah tujuan. Daerah Transit (DT). Tidak seluruh wisatawan harus
berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut
sehingga peranan DT pun penting. Seringkali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah
transit, bukan di daerah tujuan. Hal inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura
dan Hong Kong berupaya menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah Transit
dan Daerah Tujuan Wista.
Daerah Tujuan Wisata (DTW). Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end
(ujungjtombak) pariwisata. Di DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan settingga
dibutuhkan perencanaan dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan,
DTW merupakan pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk
perjalanan dari DAW. Industri pariwisata Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah
industri pariwisata. Industri yang menyediakan jasa, daya tank, dan sarana wisata. Industri
yang merupakan unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga
area geografi tersebut.Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah asal
wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan balk di daerah asal wisatawan maupun di daerah
transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konsep dan difinisi dari pariwisata?
2. Bagaimana gangguan penyakit-penyakit menular karena perjalanan wisata?
3. Bagaimana peran ideal profesi kesehatan terhadap wisatawan ?
4. Bagaimana aktivitas pelayanan kesehatan pada wisatawan sebelum dan sesudah ke
destinasi wisata?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian dari konsep dan difinisi dari pariwisata
2. Menjelaskan gangguan penyakit-penyakit menular karena perjalanan wisata?
3. Menjelaskan peran ideal profesi kesehatan terhadap wisatawan ?
4. Menjelaskan aktivitas pelayanan kesehatan pada wisatawan sebelum dan sesudah ke
destinasi wisata?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DAN DEFINISI PARIWISATA


Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan
bahwa:
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat t ertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujudkebutuhan setiap orang dan
negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
e. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
f. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.
2.2 GANGGUAN PENYAKIT-PENYAKIT MENULAR KARENA PERJALANAN
WISATA
Sesuai International Travel and Health 2001 yang diterbitkan oleh Organisasi
Kesehatan Sedunia (WHO), gangguan kesehatan utama yang dapat terjadi karena
perjalanan wisata adalah :
1. Gangguan kesehatan karena lingkungan

3
 Travel sickness
 Bathing / diving
 Altitude
 Heat and humidity
 Sun
 Insect
 Other Animals
 Accidents

2. Gangguan kesehatan karena makanan dan minuman


 Diarrhoea
 Hepatitis type A and E

3. Sexually Transmitted Diseases (STD)


 HIV
 Hepatitis B
4. Malaria
5. Dengue and DHF
6. Tuberculosis
7. Vaccinations
8. Special Situations
 Extended Travel
 Pregnancy
 Children
 Chronic Diseases
 The disabled

4
2.3 Aktivitas Pelayanan Kesehatan Sebelum dan Sesudah Destinasi
1. IMUNISASI UNTUK WISATAWAN SEBELUM DESTINASI
Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain rencanakan
terlebih dahulu, misalnya 4 minggu sebelum bepergian atau lebih awal jika
tujuan khususnya untuk kebutuhan vaksinasi, karena ada negara-negara tertentu
yang merekomendasikan untuk divaksinasikan dahulu, seperti vaksinasi
menginitis bagi yang akan pergi ke Saudi Arabia (Jemaah Haji), vaksinasi yellow
fever untuk yang akan pergi ke Afrika. Dan pemeriksaan gigi dan ginekologi
untuk perempuan mungkin di perlukan terutama bagi mereka yang bepergian
jangka panjang atau tujuannya ke daerah terpencil. Adapun beberapa contoh
vaksin yang harus kita dapatkan sebelum berkunjung ke suatu Negara :
 Vaksin meningokokus
Vaksin ini berguna untuk mencegah serangan penyakit meningitis. Vaksin
ini diwajibkan jika Anda akan bepergian ke Arab Saudi, terutama saat
umroh atau haji.
 Vaksin yellow fever
Dibutuhkan jika Anda berwisata ke daerah tertentu di Afrika (Etiopia,
Sudan, Nigeria) atau Amerika Selatan. Vaksinasi ini diwajibkan
oleh World Health Organization sebelum memasuki daerah tersebut.
Bahkan setelah vaksinasi, Anda akan memiliki sertifikat vaksinasi
internasional untuk yellow fever yang berlaku selama sepuluh tahun.
 Hepatitis B
Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan pada orang dewasa yang akan
bepergian ke daerah endemis hepatitis B, bekerja di fasilitas kesehatan,
dan mereka yang melakukan kontak lewat darah dengan masyarakat di
area tersebut (misalnya Afrika, Amerika Selatan, Asia Tengah, dan Asia
Tenggara).
 Polio
Risiko penyakit polio untuk wisatawan sudah menurun semenjak
dilakukannya eradikasi polio secara global. Dosis tunggal vaksin
poliomyelitis pada dewasa direkomendasikan untuk wisatawan

5
internasional yang berkunjung ke negara epidemis polio. Negara-negara
tersebut adalah Kamerun, Somalia, Etiopia, Kenya, dan Suriah.
 Japanese enchepalitis
Virus Japanese enchepalitis dapat menyebabkan ensefalitis atau infeksi
otak. Banyak ditemukan di India, Bangladesh, Nepal, Pakistan, Cina, dan
Vietnam. Vaksin ini direkomendasikan bagi orang yang akan tinggal
selama minimal satu bulan di daerah tersebut, wisatawan yang berkunjung
kurang dari satu bulan, kunjungan kedua, atau akan melakukan
aktivitas outdoor yang ekstensif.
 Hepatitis A
Hepatitis A merupakan salah satu vaksin yang umum diberikan untuk
wisatawan. Vaksin ini diberikan bagi mereka yang akan bepergian ke
negara berkembang dengan sanitasi dan kebersihan makanan kurang, dan
merupakan daerah endemis hepatitis A. Vaksin dapat diberikan dua
minggu sebelum berangkat, sebanyak satu kali suntik untuk perlindungan
selama satu tahun. Dosis booster diberikan setelah satu tahun, dan akan
memberikan perlindungan minimal dua puluh tahun.
 Influenza
Influenza disebabkan oleh virus yang mudah menyebar lewat udara.
Dengan melakukan vaksinasi influenza, maka akan mencegah Anda
terserang virus yang dapat mengganggu perjalanan wisata. aksin yang
dipilih tergantung pada beberapa hal, yaitu negara yang akan dikunjungi,
waktu, lama tinggal, usia dan status kesehatan, apa aktivitas Anda di
tempat tersebut, pekerjaan (contohnya petugas kesehatan), dan kontak
dengan binatang

6
2. PEMERIKSAAN KESEHATAN SETELAH WISATA
Wisatawan di ajurkan untuk melaksanakan pemeriksaan medis atau
medical check up sepulangnya dari berwisata, apalagi untuk wisatawan yang
memliki penyakit kronis seperti : penyakit kordiovaskuler,diabetes militus,
penyakit PPOK. Menderita sakit dalam seminggu setelah pulang terutama
demam, diare, ikterus, kelainan saluran kemih penyakit kulit atau infeksi genital,
menerima pengobatan malaria selama wisata terpapar dengan penyakit serius
selama perjalanan, memnghabiskan waktu lebih dari 3 bulan di Negara sedang
berkembang.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman
manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam
kehidupan. Elemen geografi Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi,
seperti berikut ini. Daerah Asal Wisatawan (DAW) Daerah tempat asal wisatawan berada,
tempat ketika is melakukan aktivitias keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan
dasar lain.
Kesehatan adalah salah satu faktor yang penting dalam menunjang usaha peningkatan
arus wisata. Gangguan kesehatan karena lingkungan ravel sickness, Bathing / diving,
Altitude, Heat and humidity, Sun, Insect, Other Animals, Accidents, Gangguan kesehatan
karena makanan dan minuman, Diarrhoea, Viral Hepatitis type A and Sexually Transmitted
Diseases (STD)HIV, Hepatitis B, Malaria, Dengue and DHF, Tuberculosis, Vaccinations,
Special Situations

3.2 Saran
Konsep pariwisata sangatlah penting dalam proses keperawatan terhadap klien. Jadi kita
sebagai mahasiswa harus belajar memahami apa itu konsep pariwisata dan bagaimana cara
membuatnya. Sehingga jika kelak kita terjun dilahan kita sebagai calon perawat sudah
paham dengan cara pembuatan dan tujuan konsep pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai