PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konsep dan difinisi dari pariwisata?
2. Bagaimana gangguan penyakit-penyakit menular karena perjalanan wisata?
3. Bagaimana peran ideal profesi kesehatan terhadap wisatawan ?
4. Bagaimana aktivitas pelayanan kesehatan pada wisatawan sebelum dan sesudah ke
destinasi wisata?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian dari konsep dan difinisi dari pariwisata
2. Menjelaskan gangguan penyakit-penyakit menular karena perjalanan wisata?
3. Menjelaskan peran ideal profesi kesehatan terhadap wisatawan ?
4. Menjelaskan aktivitas pelayanan kesehatan pada wisatawan sebelum dan sesudah ke
destinasi wisata?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Travel sickness
Bathing / diving
Altitude
Heat and humidity
Sun
Insect
Other Animals
Accidents
4
2.3 Aktivitas Pelayanan Kesehatan Sebelum dan Sesudah Destinasi
1. IMUNISASI UNTUK WISATAWAN SEBELUM DESTINASI
Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain rencanakan
terlebih dahulu, misalnya 4 minggu sebelum bepergian atau lebih awal jika
tujuan khususnya untuk kebutuhan vaksinasi, karena ada negara-negara tertentu
yang merekomendasikan untuk divaksinasikan dahulu, seperti vaksinasi
menginitis bagi yang akan pergi ke Saudi Arabia (Jemaah Haji), vaksinasi yellow
fever untuk yang akan pergi ke Afrika. Dan pemeriksaan gigi dan ginekologi
untuk perempuan mungkin di perlukan terutama bagi mereka yang bepergian
jangka panjang atau tujuannya ke daerah terpencil. Adapun beberapa contoh
vaksin yang harus kita dapatkan sebelum berkunjung ke suatu Negara :
Vaksin meningokokus
Vaksin ini berguna untuk mencegah serangan penyakit meningitis. Vaksin
ini diwajibkan jika Anda akan bepergian ke Arab Saudi, terutama saat
umroh atau haji.
Vaksin yellow fever
Dibutuhkan jika Anda berwisata ke daerah tertentu di Afrika (Etiopia,
Sudan, Nigeria) atau Amerika Selatan. Vaksinasi ini diwajibkan
oleh World Health Organization sebelum memasuki daerah tersebut.
Bahkan setelah vaksinasi, Anda akan memiliki sertifikat vaksinasi
internasional untuk yellow fever yang berlaku selama sepuluh tahun.
Hepatitis B
Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan pada orang dewasa yang akan
bepergian ke daerah endemis hepatitis B, bekerja di fasilitas kesehatan,
dan mereka yang melakukan kontak lewat darah dengan masyarakat di
area tersebut (misalnya Afrika, Amerika Selatan, Asia Tengah, dan Asia
Tenggara).
Polio
Risiko penyakit polio untuk wisatawan sudah menurun semenjak
dilakukannya eradikasi polio secara global. Dosis tunggal vaksin
poliomyelitis pada dewasa direkomendasikan untuk wisatawan
5
internasional yang berkunjung ke negara epidemis polio. Negara-negara
tersebut adalah Kamerun, Somalia, Etiopia, Kenya, dan Suriah.
Japanese enchepalitis
Virus Japanese enchepalitis dapat menyebabkan ensefalitis atau infeksi
otak. Banyak ditemukan di India, Bangladesh, Nepal, Pakistan, Cina, dan
Vietnam. Vaksin ini direkomendasikan bagi orang yang akan tinggal
selama minimal satu bulan di daerah tersebut, wisatawan yang berkunjung
kurang dari satu bulan, kunjungan kedua, atau akan melakukan
aktivitas outdoor yang ekstensif.
Hepatitis A
Hepatitis A merupakan salah satu vaksin yang umum diberikan untuk
wisatawan. Vaksin ini diberikan bagi mereka yang akan bepergian ke
negara berkembang dengan sanitasi dan kebersihan makanan kurang, dan
merupakan daerah endemis hepatitis A. Vaksin dapat diberikan dua
minggu sebelum berangkat, sebanyak satu kali suntik untuk perlindungan
selama satu tahun. Dosis booster diberikan setelah satu tahun, dan akan
memberikan perlindungan minimal dua puluh tahun.
Influenza
Influenza disebabkan oleh virus yang mudah menyebar lewat udara.
Dengan melakukan vaksinasi influenza, maka akan mencegah Anda
terserang virus yang dapat mengganggu perjalanan wisata. aksin yang
dipilih tergantung pada beberapa hal, yaitu negara yang akan dikunjungi,
waktu, lama tinggal, usia dan status kesehatan, apa aktivitas Anda di
tempat tersebut, pekerjaan (contohnya petugas kesehatan), dan kontak
dengan binatang
6
2. PEMERIKSAAN KESEHATAN SETELAH WISATA
Wisatawan di ajurkan untuk melaksanakan pemeriksaan medis atau
medical check up sepulangnya dari berwisata, apalagi untuk wisatawan yang
memliki penyakit kronis seperti : penyakit kordiovaskuler,diabetes militus,
penyakit PPOK. Menderita sakit dalam seminggu setelah pulang terutama
demam, diare, ikterus, kelainan saluran kemih penyakit kulit atau infeksi genital,
menerima pengobatan malaria selama wisata terpapar dengan penyakit serius
selama perjalanan, memnghabiskan waktu lebih dari 3 bulan di Negara sedang
berkembang.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman
manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam
kehidupan. Elemen geografi Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi,
seperti berikut ini. Daerah Asal Wisatawan (DAW) Daerah tempat asal wisatawan berada,
tempat ketika is melakukan aktivitias keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan
dasar lain.
Kesehatan adalah salah satu faktor yang penting dalam menunjang usaha peningkatan
arus wisata. Gangguan kesehatan karena lingkungan ravel sickness, Bathing / diving,
Altitude, Heat and humidity, Sun, Insect, Other Animals, Accidents, Gangguan kesehatan
karena makanan dan minuman, Diarrhoea, Viral Hepatitis type A and Sexually Transmitted
Diseases (STD)HIV, Hepatitis B, Malaria, Dengue and DHF, Tuberculosis, Vaccinations,
Special Situations
3.2 Saran
Konsep pariwisata sangatlah penting dalam proses keperawatan terhadap klien. Jadi kita
sebagai mahasiswa harus belajar memahami apa itu konsep pariwisata dan bagaimana cara
membuatnya. Sehingga jika kelak kita terjun dilahan kita sebagai calon perawat sudah
paham dengan cara pembuatan dan tujuan konsep pariwisata.