Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT ILMU

THE THEORY OF KNOWLEDGE


“FONDASIONALISME”

KELOMPOK 3 :

I GEDE SUDIARTHA (1781621009)


I KOMANG TIRTA ARIMBAWA (1781621010)
IDA BAGUS PUTRA YOGI SMARA (1781621011)
ERVIN SAPUTRA (1781621012)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
FONDASIONALISME
1. Kemunduran Fondasionalisme Tradisional

Kita telah bekerja dengan catatan bahwa keyakinan dapat dibenarkan jika kita
mempunyai alasan bagus bahwa itu benar. Sejumlah alasan lebih lanjut yang saya miliki.
Keyakinan saya bahwa restoran lokal di asia tidak menyajikan chana puri minggu ini
dibenarkan oleh keyakinan saya bahwa minggu ini adalah ramadhan, dan keyakinan saya
bahwa juru masak makan pagi tidak bekerja selama festival keagamaan ini. Jadi, keyakinan A
dibenarkan oleh keyakinan B dan keyakinan C. Kebenaran dapat disimpulkan melihat dari B
dan C saya menyimpulkan bahwa A benar adanya. Bagaimanapun juga untuk B dan C hanya
sebagai aspek pembenaran, saya memerlukan alasan lebih lanjut untuk berpikir bahwa hal itu
benar. Kemudian, ada tingkat berbahaya untuk sebuah pembenaran. Kemudian, ada bahaya
dari kemunduran pembenaran. Walaupun keyakinan C dibenarkan oleh keyakinan B, saya
percaya bahwa itu memang hari ramadhan. Karena kalender saya menunjukkan demikian,
sebuah pertanyaan masih akan muncul tentang apakah saya memiliki alasan yang bagus
untuk tetap percaya dan selanjutnya. Disini seseorang diingatkan terhadap anak yang kukuh
terhadap keingintahuannya. Anak-anak yang menanggapi semua penjelasan dengan
pertanyaan kenapa. Hal itu tidak bisa dianggap bahwa pada titik tertentu pembenaran sudah
habis karena jika hal ini benar maka tidak lagi ada alasan untuk berpikir rantai keyakinan kita
benar. Mungkin, kemudian, hal itu bisa dianggap bahwa selalu ada jawaban untuk setiap
pertanyaan tentang pembenaran. Strategi ini, bagaimanapun juga, juga bermasalah. Anggapan
bahwa keyakinan A (sebagian) dibenarkan oleh keyakinan C, dibenarkan oleh keyakinan D,
dibenarkan.... tak terbatas. Jika sebuah rantai keyakinan berfungsi untuk menyediakan saya
sebuah alasan untuk percaya bahwa A, saya harus berhati-hati terhadap isi dari rantai yang
tak terbatas ini, dan bagaimana sepertinya kebenaran dari A bisa disimpulkan dari rangkaian
keyakinan ini. Belum jelas bagaimana saya seorang mahluk dengan keterbatasan bisa
memiliki rantai penjelasan yang tak terbatas di dalam pikiran saya. Foundationalist
bagaimanapun juga, menyediakan sebuah solusi alternatif yang dapat menghindarkan dari
ancaman kemunduran pembenaran ini.

Foundationalist menggunakan perubahan arsitektural untuk menggambarkan susunan


dari kumpulan keyakinan kita atau ‘sistem keyakinan’. Susunan kuat dari sistem keyakinan
mewariskan pembenaran dari bagian keyakinan tertentu terhadap sisa dari bagian keyakinan
yang ada, seperti sebuah bangunan ditopang oleh pondasinya.
Keyakinan pembenaran ini disebut ‘keyakinan dasar’. Secara tradisional hal ini dapat
dilihat sebagai hal yang infallible (sempurna/tidak mungkin salah); incorrigible (tidak
dapat diperbaiki) dan indubitable (tidak dapat diragukan). Rasionalist (orang yang
berfikir rasional/mengandalkan logika) dan empirists (orang yang medapatkan pengetahuan
dari pengalaman) telah mencakup teori pembenaran. Pembuangan secara jelas berbicara
dalam hal perubahan arsitektural, dengan gudang pengetahuannya didukung oleh sebuah
anggapan keyakinan pembenaran terhadap keberadaan pribadinya dan terhadap tuhan. Pada
bab ini, bagaimanapun juga, kita harus fokus pada empirisme. Empiris pondasi dari
pengetahuan didapat dari pengalaman. Keyakinan saya bahwa ada lingkaran merah di meja
saya dibenarkan oleh keyakinan dasar saya bahwa saya mengalami bentuk merah di
penglihatan saya. Keyakinan dasar ini tidak memerlukan pembenaran tak terbatas. Mungkin
itu sebabnya saya salah terhadap lingkaran merah tersebut- mungkin saya berhalusinansi- tapi
saya tidak mungkin salah bahwa saya mengalami sesuatu. Ancaman kemunduran pembenaran
tak terbatas dihindari dengan menghadirkan sekumpulan keyakinan dasar yang dibenarkan
secara terbatas. Keyakinan tidak dibenarkan oleh kelanjutan keyakinan yang saya miliki;
mereka dibenarkan dalam keyakinan pada bentuk dari sensor, persepsi pengalaman.
Pengalaman saya melihat warna merah yang membenarkan bahwa saya yakin melihat warna
merah, yang lebih condong (juga dianggap) membenarkan keyakinan saya bahwa ada
lingkaran merah di meja. Usaha pembenaran dihargai jika kita mempertimbangkan
bagaimana kita berusaha membenarkan keyakinan kita apabila kita diberitahu untuk
melakukan itu. Saya percaya ada objek merah di meja saya karena sepertinya saya melihat
bentuk merah disana. Disini, kemudian saya memunculkan salah satu dari keyakinan dasar
saya untuk pembenaran, terhadap keyakinan saya bahwa saya mengalami pengalaman
tertentu. Selanjutnya, tidak ada yang bisa saya katakan untuk mendukung keyakinan ini selain
menganggap bahwa memang seperti inilah terlihat bagi saya. Sesungguhnya, kemudian saya
merujuk kepada isi dari pengalaman saya untuk pembenaran, daripada kelanjutan keyakinan
yang saya miliki.

Konsep ini bagaimana persepsi keyakinan kita dibenarkan telah diserang secara luas,
dan pada section 2,4, dan 5 kita harus melihat tiga argumen yang melawan teori pembenaran
tradisional.
2. Sellars dan Mitos Mengingat

Menurut teori pembenaran tradisional pembenaran terhadap semua keyakinan empiris


kita sesungguhnya didapat dari isi pengalaman persepsi. Isi tersebut kadang-kadang disebut
‘Pertimbangan’ (given). Untuk menyerang teori pembenaran, Wilfrid Sellars (1997)
menyediakan kritik luas terhadap gagasan ini. Ada dua bagian dari argumennya: pertama, dia
menganggap bahwa pengetahuan adalah bagian dari ‘ruang logis dari sebuah alasan’ (logical
space of reason) dan yang kedua, dia menyediakan bentuk alternatif ‘lihat berbicara’ (looks
talk) adalah, bacaan alternatif dari sebuah anggapan ‘itu terlihat merah buat saya’, dianggap
secara tradisional terlihat sebagai sesuatu yang sempurna (tidak mungkin salah) dan sebagai
dasar dari persepsi pengetahuan kita.

Mari kita lihat anggapannya yang pertama. ‘saya menggambarkan sebuah episode
atau sebuah bentuk yang diketahui, kita menempatkannya pada ruang logis dari sebuah
alasan, dari pembenaran dan mampu membenarkan apa yang dikatakan seseorang’ (Sellars,
1997, p. 76).

Kita harus mampu memberi alasan untuk mendukung semua anggapan kita terhadap
pengetahuan. Pembenaran eksplisit sangat diperlukan untuk pemikiran tentang pengalaman
atas sensor kita. Untuk membenarkan anggapan bahwa ‘sekarang sepertinya saya melihat
bentuk merah’, mungkin saya bisa menawarkan beberapa hal: ‘karena mata saya berfungsi
baik dan terdapat cukup cahaya, saya befikir saya mengalami sebuah pengalaman atas sensor
saya. Richard Rorty beranggapan (1979, ch.4), pembenaran sebenarnya adalah sebuah ide
bahasa atau percakapan: hal itu ada pada kemampuan untuk mengatakan mengapa keyakinan
tertentu sepertinya benar, atau mengapa kita membawa diri kita untuk mengalami sesuatu. Ini
kebiasaan kita, cara sehari-hari berbicara tentang pembenaran. ‘Untuk menjadi sebuah
ekspresi pengetahuan, sebuah laporan tidak hanya harus memiliki otoritas, otoritas ini harus
dalam beberapa hal dapat dikenali oleh orang-orang yang melaporkannya’ (Sellars, 1997,
p.74). Jika sebuah bentuk dari pembenaran adalah benar, jadi anggapan terhadap teori
pembenaran tradisional yang menyatakan bahwa pembenaran keyakinan dasar tidak tak
terbatas (terbatas) adalah tidak dapat dipertahankan; semua pembenaran harus tak terbatas.

Salah satu respon terhadap Sellars untuk menolak anggapan bahwa kita harus
mengenali otoritas kita dan menerima apa yang membenarkan keyakinan seseorang adalah
sebuah kumpulan fakta yang tidak perlu diketahui oleh pemikir itu sendiri. Ini sebuah
anggapan seorang eksternalis dan hal ini akan dibahas dalam bab 8. Respon khusus harus ada
untuk mempertahankan pernyataan teori pembenaran dan untuk menyatakan bahwa ‘ini
terlihat merah untuk saya’ bukan sesuatu yang mungkin salah untuk saya. Anggapan ini
biarpun dibenarkan atau tidak, saya bisa memunculkan alasan apapun untuk mendukungnya.
Ini adalah St Augustine menganggap bahwa kita tidak mungkin salah terhadap pengalamn
pribadi kita.

Sebuah pernyataan teori pembenaran bisa sangat dihargai. Saya mungkin membuat
kesalahan tentang dunia, tapi saya tidak mungkin salah melihat sesuatu. Sellars,
bagaimanapun juga menyarankan bahwa pemilihan kata tidak menandakan kesempurnaan.
Anda tidak berkata ‘ini terlihat merah buat saya’ untuk melaporkan (kesempurnaan) bentuk
dari pengalaman anda; daripada anda menggunakan sebuah kalimat yang menandakan bahwa
anda kurang yakin apakah anggapan anda terhadap dunia itu benar. Anda menahan, daripada
membuat pernyataan yang membuat anda yakin.

Sellars menyediakan dua hal bantahan pada teori pembenaran tradisional. Cara kita
menggambarkan pengalaman persepsi kita bisa dipakai untuk menyatakan bahwa kita
memiliki akses sempurna menuju pengalaman pribadi tertentu, pengalaman yang kita tidak
mungkin salah. Bagaimanapun juga kita harus mengenali bahwa ada pemahaman alternatif
seperti pernyataan ‘ini terlihat merah bagi saya’; pemahaman yang tidak mengharuskan kita
memiliki keistimewaan akses pengetahuan terhadap pengalaman persepsi kita. Lebih lanjut,
analisa filosofi pengetahuan menunjukkan bahwa sesungguhnya pengetahuan terlibat dalam
pembenaran tak terbatas; kita tidak bisa, oleh sebab itu, menganggap mengetahui sesuatu
dimana kita tidak memiliki alasan untuk menerima bahwa hal tersebut adalah benar. Sebuah
alasan harus dipikirkan dimana keyakinan yang bisa dibentuk, jadi keberadaan yang tidak
jelas dari sebuah pertimbangan tidak bisa menjadi dasar dari pengetahuan empiris kita.

3. Konten konseptual dan Non-Konseptual

Keyakinan adalah perwakilan dari dunia. Dalam meyakini bahwa cumi-cumi sifatnya
seperti karet, saya mewakili beberapa objek khusus di dunia (cumi-cumi) memiliki sifat
tertentu (seperti karet). Untuk dapat melakukan hal ini, saya harus memiliki konsep tentang
cumi-cumi dan sifat karet, konsep yang memilih sebuah objek dan sifat. Hal ini karena
keyakinan merupakan sebuah konsep yang bisa menjadi peranan dalam proses pembenaran.
Keyakinan saya bahwa Terry tidak akan memesan cumi di restaurant dikarenakan keyakinan
saya bahwa Terry tidak suka memakan sesuatu yang sifatnya seperti karet, dikuatkan dengan
keyakinan saya bahwa cumi-cumi seperti karet. Hanya sebuah pemikiran susunan konsep bisa
menyediakan alasan untuk membenarkan sesuatu. Hal itu bisa terjadi karena mereka
merupakan hal-hal yang bisa membentuk argumen. Dari keyakinan saya bahwa Terry tida
suka memakan makanan seperti karet, dan keyakinan saya bahwa cumi-cumi sifatnya seperti
karet, saya bisa menyimpulkan bahwa Terry tidak akan memesan cumi. Keyakinan terdahulu
memberi saya alasan yang bagus bahwa sesuatu yang mungkin terjadi nanti tampaknya akan
menjadi kenyataan. Pembenaran adalah sebuah gagasan kesimpulan atau percakapan.

Pada bab 4 kita dikenalkan dengan beberapa pengalaman persepsi dimana teori
pembenaran tradisional terlihat seperti sebuah pertimbangan (given), yang merupakan non
epistemic seeing (cari artinya). Sebuah pengetahuan adalah non konseptual, yang
menyediakan bahan mentah untuk susunan persepsi konseptual dan pemikiran. Menjadi satu
dengan teori pembenaran tradisional juga menggambarkan pernyataan pengetahuan yang
mana pengalaman memberikan pembenaran yang tidak dapat disimpulkan (non inferential
justification) untuk keyakinan empiris kita. Pertimbangan terletak di pengalaman non
konseptual yang berperan dalam proses pembenaran. Sellars menganggap, bagaimanapun
juga, pengalaman yang dibayangkan dengan cara ini tidak dapat memberikan kita alasan
bahwa dunia itu terlihat sedimikian rupa. Oleh karena itu pertimbangan adalah sebuah mitos.
Akan sangat berguna jika kita membicarakan sedikit lagi tentang bentuk dari pengalaman
konseptual. Penganut teori pembenaran tradisional menganggap bahwa ‘proses perwakilan’
tidak bisa disejajarkan dengan ‘konsepsual’: non epistemic seeing (cari artinya) tidak
melibatkan konsep pengurutan dari pengalaman akan tetapi ini merupakan sebuah
perwakilan. Pengalaman mewakili kemampuan dari dunia luar dan jadi inilah yang
dinamakan ‘isi non konsepsual‘. Untuk memahami artinya dengan ini kita harus
mempertimbangkan intisari dari pengalaman yang disadari. Tidak mungkin saya memiliki
konsep berbeda dari setiap keragu-raguan yang saya peroleh pada sepasang celana panjang
beludru usang yang saya pakai saat ini, atau konsep untuk menghubungkan segala gangguan
dari musik keras tetangga saya yang saya dengar melalui tembok dinding ruang belajar saya.
Pengalaman saya terlihat seperti tepung halus dibandingkan dengan pemahaman konsepsual
saya, dan isi perwakilan yang tidak disusun secara konsepsual bisa dimasukkan sebagai
faktor untuk menambah kesempurnaannya. Mempertimbangkan apa yang mungkin anda
pelajari tentang kejadian tertentu melalui kesaksian dan persepsi. Anda mungkin diberitahu
tentang detail dari bentuk sebuah gunung:
Memiliki arete yang membujur dari timur ke barat dan permukaan bagian utara
dibelah oleh sungai kecil berbatu. Sebuah informasi dalam bentuk konsepsual, dimana anda
memperoleh pemahaman tentang seperti apa gunung ini karena anda memiliki konsep seperti
arete, sungai kecil berbatu dan arah utara. Bagaimanapun juga, ketika anda pergi kesana dan
berdiri tepat di depan gunung ini, anda akan memperoleh informasi yang lebih banyak; anda
akan melihat lebih detail, detail yang tidak diwakilkan secara non konsepsual.

Teori pembenaran tradisional menganggap bahwa pertimbangan adalah sebuah


perwakilan: yang membawa informasi tentang dunia luar, walaupun hal itun tidak
memerlukan konsep untuk melakukannya. Pada section sebelumnya dibicarakan tentang
konsep dari pengalaman tidak bisa berfungsi sebagai syarat drai proses pembenaran yang
diperlukan oleh penganut teori pembenaran. Berbagai pengalaman non konsepsual semacam
ini bukanlah yang dipakai untuk membentuk argumen atau menyediakan dukungan
kesimpulan; mereka tidak bisa, oleh sebab itu memberi kita alasan untuk berfikir bahwa
dunia terlihat sedemikian rupa.

4. Argumen bahasa pribadi Wittgenstein

Penganut teori pembenaran tradisional mengambil ikatan persepsi dasar dengan dunia
sebagai non konsepsual, dan pada bagian ini kita harus mempertimbangkan argumen lain
seperti sebuah gambar. Inilah argumen bahasa pribadi Wittgenstein, dan ini terdapat di pasal
243-315 dan 348-412 dari penyelidikan filosofinya. Saya harus menyediakan sketsa dari
argumen yang ditemukan disana dan kemudian mendiskusikannya bagaimana hal itu bisa
nampak sebagai ancaman bagi teori pembenaran.

Wittgenstein bertujuan untuk menunjukkan bahwa gagasan dari bahasa pribadi adalah
kacau. Dia mengijinkan – mengahruskan – bahwa kita harus bisa membuat bahsa rahasia atau
kode dimana orang lain tidak bisa memahaminya. Seorang anak contohnya mungkin
memiliki nama-nama khusus untuk semua mainan kesayangannya. Berbagai macam nama
bagaimanapun juga bisa diungkap, dan orang lain bisa belajar apa maksudnya. Jenis-jenis
bahasa yang ditentang oleh Wittgenstein bagaimanapun juga adalah bahasa yang sangat-
sangat khusus, salah satunya: ‘kata-kata pribadi dari bahasa yang dimaksudkan hanya untuk
diketahui oleh seseorang yang mengatakannya: terhadap sensasi khusus orang tersebut. Jadi
orang lain tidak bisa mengerti bahasanya’. (Wittgenstein, 1953, 243).
Saya harus berimajinasi bahwa saya bertujuan untuk menyimpan buku diary tentang
kejadian berulang dari berbagai macam sensasi: mungkin hal itu merupakan perasaan aneh
yang saya miliki di lutut saya. Saya harus mencoba memperbaiki hal ini dnegan mengingat
bagaimana rasanya, dan dari sekarang, setiap saya mengalami sensasi ini, sya akan menulis S
di buku diary saya. Ini adalah kata khusus saya untuk sensasi tertentu, dan hanya saya yang
mengetahui apakah kata ini digunakan dengan benar karena hanya saya yang memiliki akses
terhadap rasa dari pengalaman khusus ini yang saya memang ingin membuat track recordnya
(cari bahasa yang lain lagi). Wittgenstein, bagaimanapun juga menganggap bahwa sensasi
tidak bisa dilacak dengan cara ini. Karena: ‘saya tidak memiliki kriteria bagaimana cara
membenarkannya. Sesorang mungkin berkata: apapun yang akan terlihat bagi saya adalah
benar. Dan itu hanya berarti bahwa kita tidak bisa membicarakannya lagi “benar” ‘ (1953,
258). Tidak ada pemeriksaan independen terhadap apakah saya menggunakan istilah tersebut
dengan benar; saya bisa saja salah walaupun bagi saya, saya mengalami sebuah sensasi. Jika
tidak ada kriteria objektif untuk menentukan apakah saya menggunakan istilah itu dengan
benar, maka semua aspek yang mereka miliki untuk menentukan benar atau salah sudah tidak
ada.

Wittgenstein tidak menyatakan bahwa kita tidak bisa secara serius membicarakan
sensasi yang terjadi pada kita. Kita bisa, dan kita bisa melacak pengulangan kejadiannya. Dia
berpendapat bahwa istilah untuk menggambarkan sensasi tidak bisa memperoleh maksudnya
dengan cara ini, melalui sebuah usaha untuk memperbaiki kualitas pengalaman khusus dari
sebuah pengalaman pribadi ( Hal positif yang dia punya bahwa arti dari sebuah istilah
diperoleh dari berbagai macam tingkah laku yang kita dapat ketika kita mengalami berbagai
macam sensasi; oleh karena itu pemeriksaan independen terhadap istilah ini digunakan
dengan benar).

Melilhat bagaimana pernyataan argumen ini berhubungan dengan teori pembenaran,


kita harus mengikuti John McDowell’s (1994) pemahaman dari Wittgenstein. Teori
pembenarantradisional menyatakan bahwa ikatan persepsual kita yang utama dengan dunia
adalah non konsepsual. Perasaan kita memberi kita dengan balutan dari sensor informasi non
konsepsual. Konsep ini kita miliki menjadikan kita mampu untuk mengurutkan pengalaman-
pengalaman menjadi hal-hal yang bisa kita kenali dan identifikasi disaat yang lain. Karena
saya memiliki sebuah konsep relevan, saya mampu berpikir tentang pengalaman persepsual
saya dalam hal sesuatu yang merah, sesuatu yang seperti karet, kaleng dan penjepit kertas.
Pernyataan Wittgenstein, bagaimanapun juga bahwa non konsep Pengalaman yang dianggap
non konsepsual tidak dapat diurutkan dan dipikirkan seperti ini. Penganut teori pembenaran
menganggap bahwa saya mencoba memperbaiki salah satu aspek dari kehidupan pribadi
saya, pengalaman persepsual dengan cara memberi label dengan warna merah, dan melalui
kepemilikan berkelanjutan dari konsep saya dapat melacak hal-hal dari pengalaman saya.
Tidak ada, bagaimanapun juga sebuah putusan independen tentang bagaimana saya secara
benar mengidentifikasi aspek dari pengalaman saya, jadi, menurut pernyataan Witgenstein,
merah tidak memiliki kemampuan untuk menentukan. Itu hanya, walaupun, jika anda terikat
dengan sebuah gambaran yang mana seorang pemikir harus menunjukkan kumpulan dari
konsep dari tafsiran persepsi pengalaman non konsepsualnya. Saya mampu secara konsisten
mengenali hal hal dari pengalaman saya – tanda merah dan sifat seperti karet – menjadi
sebuah alternatif dari kemampuan ini.

Salah satu respon adalah untuk menyatakan bahwa pengalaman kita sudah tersusun
secara konsepsual. Kita tidak memerlukan pengalaman yang dibalut oleh informasi non
konsepsual yang harus kita kategorikan untuk diri kita; daripada:

Karakter dari persepsual itu sendiri, dari rasa pengalaman itu, seluruhnya didasarkan
pada penilaian tentang sasaran dunia yang kita buang ketika kita mengalami kejadian ini; jadi
artinya, diresapi – jenuh, orang mungkin berkata dengan konsep yang dimiliki pada sebuah
penilaian.

Saya mengalami sesuatu seperti merah dan seperti karet, dan semua pengalaman harus
mellibatkan susunan konsepsual. Pengalaman persepsual adalah berbentuk konsepsual, dan
ini merupakan bentuk dari pengalaman yang aneh seperti teori pembenaran tradisional.
Kejenuhan adalah perubahan yang baik disini. Anggapan ini tidak hanya mengungkap bahwa
pemikiran konsepsual mempengaruhi penglaman saya dalam beberapa hal, seperti hujan kecil
bisa merubah warna baju saya; anggapan bahwa pengalaman merupakan sebuah konsep
berkelanjutan, sama seperti baju saya yang terendam sampai keseratnya. Jika kita bisa
menerima hal ini maka kita harus melihat kembali argumen tentang intisari dari pengalaman
(section 3). Dinyatakan bahwa saya tidak memiliki berbagai macam warna konsep seberapa
banyak warna biru yang luntur dari celana beludru saya. Hal ini terlihat mungkin, walaupun,
karena kita sudah secara implisit berpikir mengenai konsep dari istilah bahasa: saya memiliki
konsep hijau dan kaleng dan ini memberi saya kemampuan untuk menggunakan istilah ‘hijau’
dan ‘kaleng’. Oleh karena itu saya hanya memiliki sedikit konsep yang memilih warna biru
luntur, yang berhubungan dengan istilah seperti ‘langit’, ‘kerajaan’, dan ‘telor bebek’.
Berbagai kata-kata tidak secara sejajar menggambarkan tingkat keluntuan yang kompleks
dari celana saya, dan jadi itu terlihat seperti mengikuti pengalaman saya tidak sepenuhnya
menangkap istilah konsepsualnya. Anggapan ini bisa dihindari walaupun, jika kita
membiarkan konsep kita menjadi lebih halus dari pemahaman bahasa kita, oleh sebab itu, jika
kita memiliki lebih banyak konsep dibandingkan kata-kata yang kita punya untuk sifat yang
kita lihat. Mempertimbangkan pengalaman makan: angap saja kare. Beberapa rasa mungkin
sudah biasa, walaupun saya tidak bisa menggambarkannya. Saya sudah sering memakan kare
dan saya tahu kapan mereka terlalu asin atau kapan kekurangan methi atau terlalu banyak
penyedap; namun, saya tidak bisa menggambarkan rasa ini. Ada sesuatu bagaimanapun juga
cara saya membahasnya – karenya memiliki rasa ini – dan ini hanya sesuatu yang saya
katakan terhadap orang lain ketika saya mencoba memperoleh apresiasi dari orang lain
terhadap aspek dari pengalaman. Kare memiliki ‘rasa itu: anda tahu itu’; gitar membuat suara
tertentu; dan dia memiliki ‘wajah seperti itu’.

Ini adalah sebuah objek dengan kriteria yang dapat dibenarkan; saya mungkin salah
tentang kare, karena anda bisa meyakinkan saya bahwa karenya tidak memiliki rasa itu, dan
saya bingung dengan rasa jinten. Dari berbagai kasus sangat memungkinkan bahwa kita
memiliki konsep yang berhubungan dengan rasa itu, suara itu, dan dengan rupa itu, walaupun
kita tidak punya kata yang jelas untuk menggambarkan hal-hal dalam pengalaman kita. Kita
bisa memikirkan konsep yang digantikan oleh kemampuan tertentu. Oleh sebab itu saya dapat
mengatakan untuk memiliki konsep tersebut diatas karena saya dapat secara konsisten
mengenali hal-hal yang ada di dunia. Saya bisa mengenali kare yang lain memiliki rasa
itu,dan kapan orang lain memiliki rupa sepeti itu.

5. Pengalaman dan Pemikiran

Menurut fondasionalis tersebut:

Ada dalam pengalaman kognitif kita, dua elemen, data langsung seperti rasa
yang disajikan atau diberikan kepada pikiran, dan bentuk, konstruksi atau
interpretasi, yang merupakan aktivitas pikiran. (C. Lewis, 1929, p. 38).

Melalui persepsi kita menerima informasi non-konseptual tentang dunia, dan inilah
yang menyediakan bahan baku untuk persepsi dan pemikiran konseptual terstruktur.
Pengalaman persepsi itu sendiri, bagaimanapun, adalah independen dari aktivitas kognitif
tersebut. Dalam bagian ini kita akan lagi mempertanyakan gambar ini. Ini akan mengklaim
bahwa sifat pengalaman persepsi dipengaruhi oleh jenis pikiran kita mampu memiliki.
Colette adalah pemain cello profesional dan dia telah belajar musik selama bertahun-
tahun. Antoine, bagaimanapun, jarang mendengarkan musik klasik dan tidak dapat
membedakan kunci B datar dari yang C, atau fugue dari gigue a. Antoine dan Colette
keduanya pergi ke pertunjukan cello suite Bach. Mari kita mempertimbangkan sifat dari
pengalaman masing-masing. Sebuah fondasionalis akan mengklaim bahwa mereka adalah
sama. Hal ini karena Antoine dan Colette menerima rangsangan secara fisik yang sama, 'data
langsung sama ... disajikan atau diberikan kepada pikiran’. (Kita akan mengabaikan
perbedaan dalam posisi duduk atau dalam sensitivitas pendengaran mereka.) Mereka
mungkin, bagaimanapun, memiliki pemikiran yang berbeda tentang musik. Antoine berpikir
bahwa bagian keempat adalah lebih keras dari yang pertama dan bahwa musik Bach tidak
membosankan seperti ia pikir akan. Colette memiliki seperangkat agak lebih canggih pikiran
mengenai kinerja. Dia berpikir bahwa suite minor D kedua dimainkan anak laki-laki terlalu
lambat, yang pertama, terlalu pandai bergaul, dan bahwa G utama bisa saja dimainkan dengan
lebih perasaan. Klaim utama, meskipun, adalah bahwa mereka berbagi inti umum (non-
konseptual) pengalaman ¬ ence, pengalaman indrawi mereka dunia adalah independen dari
pikiran mereka mungkin mampu memiliki tentang pengalaman tersebut.
Anti-fondasionalis, bagaimanapun, berpendapat bahwa Antoine dan Colette tidak
hanya memiliki pemikiran yang berbeda tentang musik, tetapi mereka juga mengalaminya
dengan cara yang berbeda. Colette tidak hanya dapat mengidentifikasi akord tertentu sebagai
datar B, dia bisa mendengar seperti itu. Pengalaman seperti itu tidak bisa dimiliki oleh
Antoine, musik terdengar berbeda baginya. Pertimbangkan ini deskripsi pengalaman pemain
cello terkenal mendengarkan suite kedua.
Terkadang ... Aku bahkan secara fisik menderita - dalam Prelude minor D misalnya.
Ini seperti jarum menusuk musik sebagai lepidopterist sebuah pin kupu-kupu hidup untuk
papan nya. Kupu-kupu berputar kesakitan sekitar pin, tidak dapat membebaskan diri ... Saya
juga tampaknya berputar dalam siksaan pada pin, dan saya mengalami pelepasan onlon
kembali ke tonik [kunci asli]. (Rostropovich, 1995, hal. 16).
Antoine tidak mengalami potongan dengan cara-dia ini tidak merasakan ketegangan
dalam musik, atau bantuan apapun ketika perubahan kunci - dan ini adalah karena ia tidak
mengerti musik dalam cara yang tidak Rostropovich, yaitu, ia memiliki seperangkat kurang
canggih pikiran tentang hal itu.
Kami akan menyelidiki lebih lanjut klaim ini bahwa sifat pengalaman kami
tergantung pada kecanggihan konseptual kami dengan pindah ke beberapa contoh lainnya.

Anda melihat bebek. Aku bisa, bagaimanapun, mengubah karakter pengalaman visual
Anda dengan mengubah keyakinan yang Anda miliki tentang gambar ini. Pikirkan KELINCI.
Gambar sekarang terlihat berbeda bagi Anda meskipun Anda melihat konfigurasi yang sama
dari tanda hitam pada latar belakang putih. "Ada lebih untuk melihat dari memenuhi bola
mata '(Hanson, 2004, p. 294). Gambar ini biasanya disebut sebagai 'bebek-kelinci'. Awalnya
Anda melihat gambar sebagai bebek, sekarang Anda melihatnya sebagai kelinci. Anda
memiliki pengalaman persepsi yang berbeda tergantung pada jenis pikiran yang Anda miliki
tentang gambar ini. Konsep Anda dari BEBEK dan KELINCI mempengaruhi apa yang Anda
lihat, seperti konsep musik tertentu mempengaruhi pengalaman penonton konser di atas.
Berikut adalah beberapa contoh lain tentang bagaimana pikiran dapat mempengaruhi
pengalaman persepsi kita tentang dunia.
1. Keyakinan moral kita tentang adegan atau seseorang dapat mempengaruhi bagaimana
mereka terlihat. Sebuah contoh yang dapat membantu Anda untuk fokus pada hal ini
dapat diambil dari film Cabaret (1972). Ada sebuah adegan di mana seorang anak
malaikat tampak menyanyikan sebuah lagu rakyat di taman bir Berlin, dan ia
dikelilingi oleh orang-orang tersenyum menyeruput bir di bawah sinar matahari.
Kamera kemudian panci turun dari wajah anak itu, mengungkapkan seragamnya
Hitler Youth. Saat kamera bergerak kembali untuk fokus pada taman, adegan memiliki
tampilan yang jauh lebih jahat daripada sebelumnya dan lagu sekarang terdengar lebih
mengancam, meskipun gaya bernyanyi anak itu tidak berubah dan orang-orang di
taman terus berperilaku dengan cara yang sama.
2. Perasaan emosional Anda terhadap seseorang dapat mempengaruhi bagaimana
mereka muncul untuk Anda. Jika Anda jatuh cinta dengan seseorang, orang itu
mungkin mulai menyerang Anda sebagai lebih indah - mereka terlihat berbeda. Dan
jika Anda jatuh cinta, orang itu tidak mungkin terlihat secantik atau setampan yang
mereka lakukan sebelumnya.
3. Pengetahuan teoritis Anda dapat mempengaruhi penampilan apa yang Anda amati
melalui instrumen ilmiah. Ketika saya melihat slide mikroskop saya melihat
tumpukan bentuk tidak jelas. Seorang ahli biologi terlatih melihat bentuk-bentuk ini
sebagai struktur selular yang berbeda, terkait bersama-sama dengan cara yang
koheren. Bukan hanya bahwa ahli biologi mampu menafsirkan fungsi bentuk-bentuk
ini - bentuk yang kami berdua melihat-klaim adalah bahwa kualitas pengalaman
visual nya berbeda: 'bayi dan orang awam ... tidak bisa melihat apa fisikawan [atau
ahli biologi] melihat '(Hanson, 1965, hal. 17).
4. Seorang teman Anda terlihat sehat dan baik. Anda kemudian menemukan bahwa dia
mengharapkan bayi, dia sekarang terlihat berbeda kepada Anda - dia memiliki yang
terlihat-apa yang Anda tidak melihat sebelum Anda mendengar berita dan akibatnya
memiliki pikiran-pikiran tentang ibu.
5. Seorang pendaki gunung berpengalaman melihat garis kontur pada peta sebagai
tebing curam dan menggantung lembah, sedangkan pemula melihat hanya satu set
garis, garis bahwa ia harus memikirkan untuk menafsirkan apa jenis gunung yang
mereka wakili.

Beberapa contoh berikut persuasif, yaitu, mereka diterima sebagai penjelasan yang
benar dari fenomenologi pengalaman. Namun, yang memberhentikan mereka dan di bawah
kita akan mengatakan lebih banyak tentang bagaimana hal ini dapat dilakukan. Mari kita
menguraikan bagaimana contoh tersebut relevan dengan fondasionalisme.
Dalam bab 4 perbedaan ditarik antara melihat baku dan bentuk konseptual terstruktur
persepsi seperti 'melihat bahwa' dan 'mengingat’. Menurut fondasionalisme, keterlibatan
persepsi utama kami dengan dunia adalah dari mantan, jenis non-epistemic. Informasi non-
konseptual kita peroleh dengan cara ini maka dapat datang untuk dikategorikan dalam bentuk
konseptual. Antoine dan Colette mungkin memiliki pengalaman persepsi non-epistemic yang
sama kinerja, meskipun kecanggihan musik Colette memungkinkan dia juga mengalami
musik sebagai D suite yang ringan dan memiliki pikiran tertentu tentang musik yang Antoine
tidak dapat memiliki. Contoh-contoh yang telah kita lihat, menunjukkan bahwa semua
melihat adalah epistemic. Tidak ada satu set dasar, pengalaman non-konseptual yang
merupakan bahan baku untuk kami pemikiran konseptual dan persepsi. Hubungan antara
pengalaman dan pemikiran holistik: konsep empiris yang kita miliki adalah produk dari
keterlibatan persepsi kita dengan dunia, tetapi juga karakter pengalaman kami tergantung
pada jenis pemikiran konseptual kita mampu memiliki.
Kita bisa menjelaskan perubahan yang disarankan dalam pengalaman persepsi dengan
menyatakan bahwa fokus perhatian kita bergeser. Mari kita mempertimbangkan kembali
bebek - kelinci. Ketika Anda melihat gambar sebagai kelinci, Anda fokus pada mulutnya:
takik di sebelah kanan gambar. Ketika Anda melihatnya sebagai bebek, Anda fokus pada
tagihan nya: dua tonjolan ke kiri. Pengalaman kami berbeda karena kami diminta untuk
melihat aspek gambar yang berbeda, dan bukan karena pengalaman kami pada dasarnya
tergantung pada konsep-konsep yang kita miliki.

Fokus untuk melihat bebek

Fokus untuk melihat kelinci

Dretske (1969) juga menolak posisi anti-fondasionalis. Kita mungkin dapat melihat
gambar diatas sebagai bebek atau sebagai kelinci, tapi kita hanya dapat melakukan ini jika
kita memiliki pengalaman non-konseptual konfigurasi tertentu tanda hitam pada latar
belakang putih. Pengalaman kami dari sosok hitam dan putih dasar itu sendiri adalah
independen dari setiap konsep kita mungkin memiliki yang kemudian dapat memungkinkan
kita untuk melihat garis-garis ini dengan cara yang lebih canggih (yaitu sebagai bebek atau
sebagai kelinci). Oleh karena itu Dretske mendukung pendekatan fondasionalis.
Kami telah melihat tiga serangan yang berbeda pada fondasionalisme tradisional.
Sellars berpendapat bahwa semua klaim pengetahuan memerlukan dukungan rasional dan
dengan demikian keyakinan mengenai pengalaman persepsi tidak dapat dilihat sebagai non-
inferensial dibenarkan, pembenaran pada dasarnya adalah gagasan inferensial. Garis
Wittgensteinian adalah bahwa gagasan tentang pengalaman non-konseptual tidak dapat
dipertahankan. Terakhir, beberapa telah menolak fondasionalisme dengan alasan bahwa sifat
pengalaman persepsi tergantung pada kemampuan kita untuk memiliki pikiran konseptual
terstruktur. Dua jenis respon telah dibuat oleh orang-orang yang merasakan kekuatan dari
keberatan ini: beberapa memodifikasi fondasionalisme untuk memperhitungkan
pertimbangan di atas, yang lainnya, namun, menolak sama sekali. Pada bagian berikutnya
kita akan mempertimbangkan bentuk yang berbeda fondasionalisme, dan dalam bab
berikutnya kita akan melihat pendekatan untuk epistemologi yang menolak fondasionalisme
sama sekali.

6. Fondasionalisme Modest
Beberapa foundationalists berusaha untuk mempertahankan versi 'sederhana' atau
'moderat' dari pendekatan mereka. Robert Audi (2003) dan Arvin Plantinga (2000)
mempromosikan pandangan ini. Bagi mereka, keyakinan persepsi kita tidak sempurna.
Keyakinan saya bahwa 'Saya melihat merah' atau 'Saya tampaknya melihat merah' bisa
berubah menjadi dibenarkan atau salah, namun, itu wajar untuk menerima bahwa keyakinan
tersebut benar, kecuali jika saya memiliki bukti yang menunjukkan bahwa mereka tidak.
Seperti persepsi tetap fondasionalis karena melibatkan kepercayaan dasar - keyakinan yang
non-inferensial dibenarkan, pembenaran yang mereka miliki adalah yg dpt dibatalkan. Aku
mungkin, misalnya, memiliki bukti yang baik bahwa kopi saya telah dibubuhi dengan
halusinogen, ini akan mengalahkan pembenaran yang saya miliki untuk percaya bahwa
dinding studi saya baru saja berubah merah muda bercahaya. Lebih kontroversial, keyakinan
saya bahwa 'Saya tampaknya melihat merah' bisa dikalahkan oleh bukti psikologis mengenai
saya dalam keadaan bingung.
Fondasionalisme sederhana menghindari dilema yang dihadapi pendekatan
tradisional. Bahkan jika Anda menerima klaim JL Austin di atas, tidaklah sulit untuk melihat
bagaimana fondasionalis tradisional menemukannya masuk akal bahwa saya dapat memiliki
keyakinan sempurna tentang pengalaman persepsi saya sendiri, dan saya tidak bisa salah
ketika saya menyatakan bahwa 'cangkir tampak kuning kepada saya'. Hal ini tidak jelas,
meskipun, bagaimana keyakinan tersebut dapat tanah pengetahuan empiris saya sejak klaim
seperti ini tidak secara langsung tentang dunia. Fakta bahwa cangkir tampak kuning bagi saya
adalah fakta tentang bagaimana cangkir yang menyerang pengalaman saya. Bahkan jika aku
memiliki keyakinan yang sempurna tentang hal-hal seperti itu, keyakinan ini adalah tentang
kondisi mental saya dan tidak dunia. Gambar seperti itu, bisa mengklaim bahwa saya
memiliki keyakinan mendasar tentang warna cangkir, dan bukan hanya pengalaman saya
cangkir. Hal ini tidak masuk akal, meskipun, bahwa keyakinan seperti tentang cangkir tidak
bisa salah, karena berbagai alasan saya bisa mendapatkan warna hal yang salah (aku bisa
berhalusinasi).
Fondasionalisme sederhana juga memiliki jawaban atas masalah yang ditimbulkan
oleh Sellars. Baginya, mengingat tidak dapat memberikan pembenaran atas keyakinan
empiris kami karena tidak dapat dilihat sebagai menawarkan alasan untuk berpikir bahwa
dunia adalah dengan cara tertentu. Hal ini karena mengingat secara tradisional dipandang
sebagai non-konseptual, pembenaran, namun, pada dasarnya adalah gagasan inferensial atau
percakapan, sesuatu yang harus melibatkan pemikiran konseptual. Untuk fondasionalis
sederhana, meskipun, pengalaman persepsi konseptual. Pengalaman saya melihat warna
kuning mewakili cangkir sebagai kuning, dan pengalaman seperti itu karena itu bisa
memberikan saya alasan untuk berpikir bahwa cangkir berwarna kuning.
Fondasionalisme sederhana dapat dilihat sebagai respon terhadap kekhawatiran ini.
Menurut akun tersebut, pengalaman persepsi yang konseptual di alam, pengalaman saya dari
cangkir kuning dapat membenarkan keyakinan saya bahwa itu kuning. Namun,
pertanyaannya sekarang muncul tentang mengapa kita harus mengambil pengalaman kami
sebagai mewakili dunia sebagai cara ini daripada bahwa: mengapa pengalaman kami dilihat
sebagai memiliki konten kuning daripada nyata Jika pembenaran diperlukan untuk keyakinan
saya bahwa cangkir berwarna kuning, maka pembenaran juga diperlukan untuk klaim bahwa
saya melihat cangkir kuning. Seperti penjelasan tentang pengalaman persepsi tidak mampu
menghentikan kemunduran pembenaran karena pengalaman persepsi dari fondasionalis
sederhana itu sendiri berdiri membutuhkan pembenaran.
Salah satu klaim Sellars sebelumnya dalam bagian 2 juga dapat dilihat sebagai
masalah, bukan hanya untuk fondasionalisme tradisional, tapi untuk fondasionalisme
sederhana juga. "Untuk menjadi ekspresi pengetahuan, laporan tidak hanya harus memiliki
kewenangan, kewenangan ini harus dalam arti diakui oleh orang yang laporannya itu
'(Sellars, 1997, hal. 74). Klaim adalah bahwa kita tidak dapat memiliki pengetahuan persepsi
kecuali kita memiliki keyakinan tentang keandalan persepsi kita.

JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa itu kemunduran pembenaran untuk teori fondasionalisme? Apakah hal tersebut
bersifat persuasif (membujuk)?
Jawab:
Kemunduran pembenaran adalah pertanyaan masih akan muncul tentang apakah saya
memiliki alasan yang tepat untuk tetap percaya dan selanjutnya. Anggapan bahwa
keyakinan A (sebagian) dibenarkan oleh keyakinan C, dibenarkan oleh keyakinan D,
dibenarkan.... hingga tak terbatas. Jika sebuah rantai keyakinan berfungsi untuk
menyediakan sebuah alasan untuk percaya bahwa A, maka harus berhati-hati terhadap
isi dari rantai yang tak terbatas ini, dan bagaimana sepertinya kebenaran dari A bisa
disimpulkan dari rangkaian keyakinan ini. Jadi tidak bisa dianggap bahwa pada titik
tertentu pembenaran sudah habis karena jika hal ini benar maka tidak lagi ada alasan
untuk berpikir rantai keyakinan kita benar. Kemunduran pembenaran ini bersifat
persuasif karena kita selalu ingin mengetahui pembenaran atas keyakinan dasar dari
setiap keyakinan yang ada untuk mempercayai kebenarannya. Jadi misalnya keyakinan
A membujuk kita untuk mencari tahu kebenarannya, dan demikian seterusnya.
2. Keyakinan saya bahwa ada sebuah apel di depan saya dibenarkan oleh kenyataan pasti
bahwa saya mengalami sebuah bentuk bulat berwarna hijau pada penglihatan saya.
Jawab:
Keyakinan tersebut tidak dibenarkan oleh kelanjutan keyakinan yang dimiliki; mereka
dibenarkan dalam keyakinan oleh persepsi pengalaman. Pengalaman saya melihat
sebuah bentuk bulat berwarna hijau yang membenarkan bahwa saya yakin melihat
sebuah bentuk bulat berwarna hijau, yang lebih condong membenarkan keyakinan saya
bahwa ada sebuah apel di depan saya. Usaha pembenaran dihargai jika kita
mempertimbangkan bagaimana kita berusaha membenarkan keyakinan kita apabila kita
diberitahu untuk melakukan itu. Saya percaya ada objek berbentuk bulat berwarna hijau
di depan saya karena sepertinya saya melihat bentuk bulat berwarna hijau disana. Tidak
ada yang bisa saya katakan untuk mendukung keyakinan ini selain menganggap bahwa
memang seperti inilah yang saya lihat.

3. Apakah pertimbangan (given) itu sebuah mitos?


Jawab:
Ya, pertimbangan adalah sebuah mitos. Pertimbangan terletak di pengalaman non
konseptual yang berperan dalam proses pembenaran. Sellars menganggap,
bagaimanapun juga, pengalaman yang dibayangkan dengan cara ini tidak dapat
memberikan kita alasan bahwa dunia itu terlihat sedimikian rupa. Teori pembenaran
tradisional menganggap bahwa pertimbangan adalah sebuah perwakilan, yang
membawa informasi tentang dunia luar, walaupun hal itu tidak memerlukan konsep
untuk melakukannya.
4. Beberapa tahun yang lalu pada sebuah bus di prancis saya mendengarkan orang di
sekitar saya berbicara. Saya tidak mengerti apa yang mereka katakan, karena saya
hanya tau sedikit tentang bahasa prancis. Setelah beberapa saat, walaupun, kata-kata
mereka mulai terdengar familiar dan saya seketika menyadari bahwa apa yang saya
dengar adalah bahasa inggris. Bingung, saya mencoba bangkit, lebih berkonsentrasi
dengan apa yang mereka katakan, dan kembali terdengar di telinga saya mereka
menggunakan bahasa asing, yang tidak bisa saya mengerti. Apa yang mungkin para
penganut foundasionalisme dan anti foundasionalisme dari section 5 katakan tentang
pengalaman saya, dan tanggapan yang mana anda pikir lebih membujuk?
Jawab:
Pengalaman tersebut merupakan persepsi dari diri kita. Sebenarnya kita mendengar
orang tersebut berbicara bahasa asing, yaitu bahasa perancis, tetapi persepsi kita
mengatakan itu bahasa inggris. Pernyataan tersebut dapat dikalahkan oleh bukti
psikologis dengan memberikan pernyataan bahwa saya sedang tidak fokus atau
berkonsentrasi atau karena kebisingan yang ada di dalam bus yang menyebabkan orang
tersebut berbicara tidak terdengar jelas.
5. Apa kesamaan dari fondasionalisme tradisional dan fondasionalisme sederhana, dan
bagaimana perbedaan dari cara pendekatan mereka?
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai