Anda di halaman 1dari 5

1.

Pterygium: Sebutkan Penyebabnya dan faktor risikonya


Etiologi : iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas
Faktor risiko : 1. Radiasi ultraviolet
Faktor resiko lingkungan yang utama sebagai penyebab timbulnya pterygium adalah
terpapar sinar matahari. Sinar ultraviolet diabsorbsi kornea dan konjungtiva
menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel. Letak lintang, waktu di luar rumah,
penggunaan kacamata dan topi juga merupakan faktor penting.
2. Faktor Genetik
Beberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan pterygium dan
berdasarkan penelitian case control menunjukkan riwayat keluarga dengan pterygium,
kemungkinan diturunkan autosom dominan.
3. Faktor lain
Iritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area limbus atau perifer kornea merupakan
pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya limbal defisiensi, dan saat
ini merupakan teori baru patogenesis dari pterygium. Wong juga menunjukkan
adanya
pterygium angiogenesis factor dan penggunaan pharmacotherapy antiangiogenesis
sebagai terapi. Debu, kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan partikel
tertentu, dry eye dan virus papilloma juga penyebab dari pterygium.

2. Chalazion: Sebutkan perbedaan patofisiologinya dengan Hordeolum


Chalazion : Terjadinya penyumbatan kelenjar meibom karena peradangan
granulomatosa akibat dari infeksi ringan hingga akhirnya menjadi peradangan kronis.
Hordeolum : Adanya peradangan supuratif pada kelenjar sebasea kelopak mata,
hordeolum eksternum akibat infeksi yang menyebabkan penyumbatan di kelenjar
Zeinn atau Moll. Hodeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus.
3. Keratitis: Sebutkan berbagai penyebabnya!
a. Virus : Herpes Simpleks Virus (HSV) merupakan salah satu infeksi virus
tersering pada kornea. Virus herpes simpleks menempati manusia sebagai
host, merupakan parasit intraselular obligat, dapat ditemukan pada mukosa,
rongga hidung, rongga mulut, vagina, dan mata. Penularan dapat terjadi
melalui kontak dengan cairan dan jaringan mata, rongga hidung, mulut, alat
kelamamin yang mengandung virus.
b. Bakteri : Staphulococcus aureus,Staphulococcus koagulase-negatif,
Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus pneum0niae dan Serratia sp.
c. Jamur : Fusarium sp, Aspergillus sp dan Candida
d. Paparan sinar UV seperti sinar matahari atau sunlamps. Hubungan ke sumber
cahaya yang kuat biasanya seperti pengelasan busur
e. Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak
f. Mata kering yang disebabkan oleh kelopak mata robek atau tidak cukupnya
pembentukan air mata
g. Adanya benda asing di mata
h. Reaksi terhadap obat tetes mata, kosmetik, polusi, atau partikel udara seperti
debu, serbuk sari, jamur, atau ragi
i. Efek samping obat tertentu

4. Katarak: Jelaskan Stadiumnya


Katarak senilis adalah katarak yang berkaitan dengan usia, penuruna penglihatan,
dengan karakteristik penebalan lensa yang terjadi secara terusmenerus dan progresif
(Victor et al., 2006). Katarak senile umumnya dibagi menjadi 4 stadium yaitu:
1. Stadium insipien
2. Stadium imatur
3. Stadium matur
4. Stadium hipermatur
Pada katarak insipien kekeruhan lensa ringan, cairan lensa, iris, bilik mata, sudut bilik
mata normal, shadow test negatif. Pada katarak Imatur kekeruhan hanya pada
sebagian lensa, cairan lensa bertambah, iris terdorong ke depan, bilik mata depan
dangkal, sudut bilik mata sempit, shadow test positif. Pada katarak matur telah terjadi
kekeruhan pada seluruh lensa, cairan lensa, iris, bilik mata, sudut bilik mata normal,
shadow test negatif. Pada katarak imatur kekeruhan lensa masif, cairan lensa
berkurang, iris termulans, bilik mata depan dalam, sudut bilik mata terbuka, shadow
test pseudops (Ilyas, 2005).
5. Protein Retinoblastoma: Jelaskan fungsinya!
Robbins, 176
6. Jelaskan: aliran cairan bola mata
Humor aquous diproduksi oleh prosesus siliaris di corpus siliaris. Cairan
ini dikeluarkan melalui epitel ke dalam kamera okuli posterior. Selanjutnya akan
mengalir dari kamera okuli posterior ke kamera okuli anterior melalui pupil. Hal
ini dimungkinkan karena adanya perbedaan tekanan dari kedua ruangan tersebut.
Humor aquous keluar dari mata melalui dua jalur. Jalur yang pertama yaitu
melalui anyaman trabekula. Sekitar 80% humor aquous keluar dari mata lewat
anyaman trabekula ke dalam kanalis Schlemm dan akhirnya menuju ke sirkulasi
vena.
Anyaman trabekular terdiri atas berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik
yang dibungkus oleh sel-sel trabekular, membentuk suatu saringan dengan ukuran
pori-pori yang semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi
otot siliaris melalui insersinya ke dalam anyaman trabekular memperbesar ukuran
pori-pori di anyaman tersebut sehingga kecepatan drainase humor aquous juga
meningkat. Aliran humor aquous ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada
pembentukan saluran-saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen
dari kanalis Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena aquous)
menyalurkan cairan ke dalam sistem vena.8
Sekitar 20% humor aquous keluar lewat jalur yang kedua yaitu jalur
uveosklera. Humor aquous mengalir melewati korpus siliaris menuju ke ruang
suprakhoroid untuk kemudian akan ditarik keluar oleh sirkulasi vena yang ada di
korpus siliaris, khoroid dan sklera.13

7. Glaukoma: Jelaskan jenis-jenisnya


a. Glaukoma primer
Galukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Ada galukoma primer sudut
terbuka (primary open angle glaucoma) biasanya merupakan galukoma
kronis, sedangkan galukoma primer sudut tertutup (primary closure angle
glaucoma) bisa berupa glaukoma akut atau kronis.
b. Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang timbul sebagai akibat dari penyakit
mata lain, trauma, pembedahan, penggunaan kortikosteroid yang berlebihan
atau penyakit sistemik lainnya.
c. Galukoma kongenital adalah galukoma yang ditemukan sejka lahir, dan
biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan di dalam mata tidak
berfungsi dengan baik sehingga menyebabkab pembesaran mata bayi.
Galukoms dengan kebutaan total disebut juga sebagai galukoa absolut.
8. Papil edema: sebutkan penyebab-penyebabnya

(i) Kenaikan Tekanan Intra Kranial :

Tumor otak, terutama yang letaknya infra tentorial seperti : tumor serebrum, abses, hematom subdura,
malformasi arteriovena, tumor cerebellum (otak kecil), tumor pada ventrikel ke-IV, tumor pada
fossa cranii anterior dan medius, craniopharyngioma, dan lain-lain.

(ii) Pseudo Tumor Cerebri :

Thrombosis vena intra kranial, gangguan endokrin seperti : Addison’s disease, Cushing’s disease;
abses otak, perdarahan sud arakhnoid atau perdarahan subdural, hydrocephallus.

(iii) Penyakit-Penyakit Pada Orbita :

Tumor dari nervus optikus, thyroid ophthalmopathy.

(iv) Penyakit-Penyakit Pada Mata :

Glaukoma akut, uveitis.

(v) Penyakit-Penyakit Sistemik :

Hipertensi maligna, blood dyscrasia, anemia dan pulmonary insufficiency, uremia

Wolintz.AH: Essentials of clinical neuro-ophthalmology. First editiom,P.G.Medical Book.Little


Brown and company.Boston;1976
9. Ca Nasofaring: Sebutkan tanda dan gejalanya
Gejala dan tanda kanker nasofaring dapat dibagi dalam 4
kelompok yaitu :
1) Gejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan
hidung dan pilek (Soepardi et al, 2012). Gejala sumbatan hidung
yang didahului oleh epitaksis yang berulang. Pada keadaan lanjut
tumor masuk ke dalam rongga hidung dan sinus paranasal
(Soepardi et al, 1993).
2) Gangguan pada telinga merupakan gejala dini yang timbul karena
tempat asal tumor. Gangguan dapat berupa tinitus, rasa penuh di
telinga, berdengung sampai rasa nyeri di telinga (Soepardi et al,
2012).
3) Gangguan penglihatan sehingga penglihatan menjadi diplopia
(penglihatan ganda) (Soepardi et al, 2012). Gejala dimata terjadi
karena tumor berinfiltrasi ke rongga tengkorak, dan yang pertama
terkena ialah saraf otak ke 3, 4 dan 6, yaitu yang mempersarafi
otot-otot mata, sehingga menimbulkan gejala diplopia. Gejala
yang lebih lanjut ialah gejala neurologik, karena infiltrasi tumor ke
intrakranial melalui foramen laserum, dapat mengenai saraf otak
ke 3, sehingga mengenai saraf otak ke 9, 10, 11 dan 12, dan bila
keadaan ini terjadi prognosisnya buruk (Soepardi et al, 1993).
4) Metastasis ke kelenjar leher dalam bentuk benjolan di leher.
(Soepardi et al, 2012).

10. Otitis Media: Sebutkan Jenis-jenisnya


a. Otitis media supuratif (terdapat bentuk akut dan kronis)
b. Otitis media nonsupuratif (terdapat bentuk akut dan kronis)
- Otitis media serosa
- Otitis media sekretoria
- Otitis media musinosa
- Otitis media efusi

11. Kolesteatom: Sebutkan penyebab-penyebabnya


Halaman 64 buku tht fkui

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata.Edisi 5. Balai Penerbit FKUI.Jakarta. 2017


2. Roderick B. Kornea. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi umum. Edisi
17.Jakarta: EGC. 2009
3. Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi
Robbins. Edisi. 9. Singapura: Elsevier Saunders.
4. Glan
5. Wolintz.AH: Essentials of clinical neuro-ophthalmology. First editiom,P.G.Medical
Book.Little Brown and company.Boston;1976
6. Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. Buku Ajar
Ilmu.Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012.

Anda mungkin juga menyukai