Anda di halaman 1dari 7

MATRIKS EVALUASI PROGRAM PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

MENULAR DI PUSKESMAS KELURAHAN BARU JAKARTA TIMUR

Disusun Oleh :
MARISKA REGINA RANNU
1361050200

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERIODE 11 DESEMBER 2017 – 24 FEBRUARI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2018
MATRIKS EVALUASI PROGRAM PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS KELURAHAN BARU JAKARTA TIMUR

CAPAIAN
INPUT PROSES OUTPUT KETERANGAN SARAN
2017
Faktor Keberhasilan:
Tujuan dari kegiatan ini adalah - Jumlah SDM memadai,
memantau pertumbuhan jentik yaitu 1 dokter umum, 1
nyamuk aedes aegypti perawat dan tim kader
sehingga DBD dapat dicegah. tiap RW
Pada Kegiatan PSN ini juga - Kesadaran masyarakat
1. Kegiatan PSN diadakan evaluasi dan tanya yang baik akan Memelihara kinerja yang
30 menit setiap jawab antara petugas Target: pentingnya pencegahan baik agar kedepannya
100%
Jumat dan PSN puskesmas dengan kader Tercapai 100% DBD target capaian senantiasa
3M Kader jumantik dan petugas - Partisipasi aktif dan tercapai 100%
kelurahan dengan tujuan dukungan ketua RT dan
mengevaluasi kegiatan PSN RW dalam mendukung
yang dilakukan serta melatih kader dan puskesmas
kader – kader jumantik untuk - Promosi kesehatan yang
lebih baik lagi. aktif sehingga tepat
sasaran
Pemecahan Masalah:
- Memberikan edukasi
Pelatihan dilakukan untuk Hambatan:
kepada kader
meningkatkan pengatahuan - Kader memiliki
mengenai pentingnya
kader mengenai penyakit DBD kesibukan lain sehingga
peran kader serta
dan cara mencegah serta tidak dapat hadir
Target: pentingnya
memberantas DBD. Diajarkan 80% - Kader merupakan
2. Pelatihan Kader Tercapai 100% pencegahan DBD
juga cara mencari jentik (97 Kader bentuk pengabdian dan
Jumantik (100 Kader untuk kesehatan
nyamuk aedes aegypti dan Hadir) pelayanan yang tidak
Hadir) masyarakat
pelaroran apabila ditemukan diberikan gaji, sehingga
- Pemberian
warga yang terkena DBD dan mungkin mempengaruhi
penghargaan bergilir
terdapat jentik nyamuk aedes kesadaran akan
bagi kader yang aktif
aegypti positif dirumah pasien. pentingnya peran kader
dan wilayahnya bebas
kasus baru DBD
Faktor Keberhasilan:
- Komitmen yang
dijalankan secara aktif
oleh penanggungjawab
Kunjungan rumah dilakukan P2M DBD sehingga
apabila ada warga yang terkena kegiatan kunjungan
DBD positif. Dilakukan rumah rutin dilakukan
Memelihara kinerja yang
pencarian jentik nyamuk di bagi pasien yang positif
3. Kunjungan Target: baik agar kedepannya
tempat-tempat penampungan Tercapai 100% 100% DBD
Rumah target capaian senantiasa
air dan 100 - 200 meter - Bantuan dari
tercapai 100%
disekitarnya. Kemudian Koordinator Wilayah
dilakukan larvasidasi dan (KorWil) tiap RW
fogging. dalam pelaporan
keadaan pasien juga
untuk kunjungan rumah
yang lebih rutin
MATRIKS EVALUASI PROGRAM PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR TUBERKULOSIS
PARU (TB PARU) DI PUSKESMAS KELURAHAN BARU JAKARTA TIMUR

CAPAIAN
INPUT PROSES OUTPUT KETERANGAN SARAN
2017
Faktor Keberhasilan:
Tujuan dari kegiatan ini adalah
- Bantuan dan dukungan
menambah pengetahuan
dari bagian promosi
masyarakat tentang penyakit Penyuluhan tidak hanya
kesehatan dalam
TB dan berharap dengan dilakukan bagi kader
penyiapan materi
penyuluhan ini ada perubahan ataupun bagi masyarakat
maupun SDM untuk
1. Kegiatan perilaku yang lebih baik dalam yang datang berobat ke
melakukan penyuluhan
Penyuluhan mencegah terjadi TB maupun Target: puskesmas saja, agar
100% - Peran yang aktif dari
Tuberkulosis penyebarannya. Penyuluhan Tercapai 100% seluruh masyarakat
tim P2M TB dalam
Paru (TB Paru) dilaksanakan setiap 1 bulan dapat lebih sadar akan
melaksanakan
sekali di puskesmas dan pencegahan, tanda dan
penyuluhan TB di
pertemuan kader atau saat gejala TB serta segera
puskesmas dan saat
pelaksanaan PSN. Penyuluhan berobat.
PSN setiap 2 kali dalam
dilaksanakan 3 bulan sekali di
sebulan
tempat risiko TB tinggi

Pendataan: Hambatan:
Pemecahan Masalah:
- Kurangnya pengetahuan
Pendataan pasien TB - Memberikan edukasi
masyarakat mengenai
bertujuaan untuk memantau kepada kader
tanda dan gejala TB
penggunaan obatnya serta mengenai pentingnya
- Kurangnya kesadaran
untuk membedakan antara peran kader serta
masyarakat untuk
pasien TB baru dan Pasien TB Target: pentingnya
2. Pendataan dan memeriksakan kondisi
lama atau putus obat. Kejadian Tercapai 100% 56% pencegahan DBD
follow-up bagi mereka yang
TB baru diketahui apabila untuk kesehatan
Pasien TB memiliki gejala TB
pasien datang untuk berobat ke masyarakat
- Kurangnya pemerataan
bagian BPU, dokter yang - Pemberian
pemberian penyuluhan
mengdiagnosa suspek TB penghargaan bergilir
dan edukasi mengenai
kemudian mengkonsulkannya bagi kader yang aktif
TB. Penyuluhan lebih
ke bagian P2M yang dan wilayahnya bebas
banyak ditujukan untuk
menangani TB. P2M akan kasus baru DBD
kader dan pasien-pasien
memberikan rujukan untuk
dilakukan pemeriksaan dahak yang berobat ke - Melakukan pencarian
dan penunjang lainnya ke PKC puskesmas kasus secara aktif dan
Pasar Rebo. Hasil pemeriksaan - Tidak ada fasilitas bukan hanya
di serahkan ke bagian P2M. laboratorium untuk menunggu pasien
Bila positif akan diberikan memeriksa sputum berobat ke puskesmas,
edukasi tentang penyakitnya pasien suspek TB dengan
dan penggunaan obat yang sehingga harus dirujuk memberdayakan tim
benar. ke Puskesmas KPLDH dan KorWil.
Kecamatan Pasar Rebo - Bekerjasama dengan
dan menyulitkan proses bagian Kesehatan
Follow-up: pendataan Lingkungan untuk
Poli TB di buka setiap hari kegiatan pengendalian
Rabu dan Jumat di Puskesmas, Standar Pelayanan faktor risiko (sanitasi
setiap pasien TB yang sudah Minimal TB: lingkungan)
didata wajib mengambil  Penemuan kasus secara - Menyediakan fasilitas
obatnya setiap 2 minggu. Pada dini, penemuan kasus pemeriksaan
saat pengambilan obat akan secara aktif, pemberian laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan tanda KIE untuk pencegahan meneggakkan
vital dan pengukuran berat penularan dengan diagnosa pasien
badan untuk mengetahui penerapan etika batuk, suspek TB di
perkembangannya. Pada bulan pengendalian faktor kelurahan Baru
ke 2,5,6 sejak mulai risiko dan pemberian sehingga tidak perlu
pengobatan akan dilakukan obat pencegahan. dirujuk ke Puskesmas
pemeriksaan dahak untuk  Penegakan diagnosis TB Kecamatan Pasar
mengetahui apakah obat yang dilakukan secara Rebo apabila tidak ada
diberikan berhasil atau tidak. bakteriologis dan klinis penyulit penyakit TB
serta dapat didukung
dengan pemeriksaan
penunjang lainnya. Ketentuan Fasilitas
Minimal Puskesmas:
Sumber:  Salah satu fasilitas
PERMENKES RI No. 43 kesehatan yang
Tahun 2016 Tentang dibutuhkan puskesmas
Standar Pelayanan adalah laboratorium
Minimal Bidang klinik
Kesehatan
 Tenaga kesehatan
minimal puskesmas
salah satunya
memiliki ahli
teknologi
laboratorium medik

Sumber:
PERMENKES RI No 75
Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan
Masyarakat

Pemecahan Masalah:
Faktor Keberhasilan: - Membenahi
- Tim P2M TB dan koordinasi dengan tim
KPLDH kurang aktif P2M TB dari
dalam follow-up pasien Puskesmas Kecamatan
TB dengan kunjungan Pasar Rebo dalam
rumah karena pendataan maupun
kunjungan rumah sudah dalam kunjungan
Kunjungan rumah dilakukan dilaksanakan oleh kader rumah untuk follow-up
P2M bersama dengan KPLDH dengan supervisi dari pasien.
untuk mengetahui kondisi P2M Puskesmas - Membuat batasan
3. Kunjungan Target:
rumah dan kemungkinan Tercapai 100% 70% Kecamatan Pasar Rebo, tanggungjawab
Rumah
penularannya serta screening sehingga kegiatan penanganan dengan
TB pada anggota keluarga dan kunjungan rumah tim P2M Puskesmas
tentangga disekitarnya. menjadi tumpeng tindih Kecamatan Pasar Rebo
- Tidak semua pasien TB agar setiap pasien TB
yang dirujuk ke dapat di follow-up
Puskesmas Kecamatan sampai tuntas.
terdata kembali oleh
P2M Puskesmas Standar Penanganan
Kelurahan TB:
Ditatalaksana sesuai
standar sekaligus
pemantauan hingga
sembuh atau “TOSS TB”
(Temukan, Obati Sampai
Sembuh).

Sumber:
PERMENKES RI No.
43 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan
Minimal Bidang
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai