Joe Black Proposal...
Joe Black Proposal...
11
YOHANES NUWA
(082150014)
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat kenyataan di atas untuk memperbaiki kualitas pembelajaran Fisika pada siswa
kelas XI IPA perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang diharapkan mampu mengajak
siswa untuk berpikir kritis, memahami konsep-konsep Fisika secara benar. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajak siswa berpikir kritis dan memahami
konsep-konsep Fisika secara benar adalah Problem Based Instruction (PBI), Pembelajaran
model PBI dimulai dari masalah yang autentik/sehari-hari dari kehidupan nyata dan
bermakna. Model pembelajaran PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik
untuk mencari penyelesaian terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan
mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan menganalisis informasi, mengembangkan
hipotesis dan membuat ramalan, melakukan percobaan dan merumuskan kesimpulan. Oleh
sebab itu peneliti akan memecahkan masalah tentang rendahnya prestasi belajar dan mengurangi
miskonsepsi Fluida Statis, yang dapat nyatakan dengan judul “ Upaya peningkatan pemahaman
konsep dan prestasi belajar siswa pada materi Fluida Statis melalui Pembelajaran Problem
Based Instruction”.
Masalah yang akan dicari penyelesaiannya dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.5. Tujuan
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Maria Bunda Segala
Bangsa Maumere pada materi Fluida Statis melalui pembelajaran model Problem
Based Instruction
1. Bagi Sekolah
penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan dalam
penggunaan metode pembelajaran PBI yang mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran fisika di sekolah.
2. Bagi guru
Memberi sumbangan bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam hal ini pada pembelajaran fisika,untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan hasil belajar fisika siswa melalui model pembelajaran
PBI.
3. Bagi Siswa
Memberi masukan bagi siswa bahwa dengan menggunakan metode
pembelajaran PBI dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau sebagai referensi
untuk penelitian yang relevan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai
bentuk gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau menentukan
kelakukan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari
penguasaan konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman. Pada dasarnya, fisika adalah
ilmu dasar, seperti halnya kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Ilmu-ilmu dasar
diperlukan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan terapan dan teknik.
Belajar Fisika yang pertama dituntut adalah kemampuan untuk memahami
konsep, prinsip maupun hukum-hukum, kemudian diharapkan siswa mampu menyusun
kembali dalam bahasanya sendiri sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan
intelektualnya. Belajar fisika yang dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis,
induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa
alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika,
serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.
Secara sederhana tujuan kita belajar fisika adalah untuk memahami ilmu fisika
sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah,untuk bisa berkarya dan berinovasi
bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian,untuk bisa menerapkan fisika dan
mengimplementasikan ke bidang lain dan untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika.
Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan
kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum fisika sehingga dalam
proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran
yang efektif dan efisien.Dalam pembelajaran fisika, pengalaman proses sains dan
pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung akan sangat berarti dalam
membentuk konsep siswa.Pembelajaran Sains mengajak anak untuk belajar merumuskan
konsep secara induktif berdasar fakta-fakta empiris di lapangan.
Dalam pembelajaran akan ada komunikasi antara guru dengan siswa. Seperti yang
dikemukakan Latuheru (1988: 1) bahwa segala sesuatu yang menyangkut pembelajaran
merupakan proses komunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran merupakan komunikasi
timbal balik (interaksi edukatif) yang terjadi tidak dengan sendirinya tetapi harus
diciptakan oleh guru dan siswa. Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains
pada hakekatnya merup akan sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”),
cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan cara untuk penyelidikan (“a way of
investigating”)”.
pada hakikatnya, ilmu fisika merupakan sebuah kumpulan pengetahuan atau jalan
berfikir dan cara untuk penyelidikan.Dalam penerapan ilmu fisika harus memperhatikan
hakikat ilmu fisika sebagai berikut yakni Fisika sebagai produk,bahwa hasil-hasil
penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari para ilmuan di
inventarisasi, dikumpulkan , dan disusun secara sistematis menjadi sebuah kumpulan
pengetahuan yang kemuadian disebut sebagai produk. Pengelaompokan hasil-hasil
penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang
kemudian disebut sebagai fisika, kimia, dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan
itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.
2.2. Model Pembelajaran Problem Based Instruction
Joyce & Weil (1980:10) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian,
model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
2.3.Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan Salah satu aspek pada ranah kognitif yang dikemukakan
oleh Bloom (dalam Irmayanti, 2012: 30-31), menyatakan pemahaman yaitu ketika peserta
didik dihadapkan pada suatu komunikasi dan dapat menggunakan ide yang terkandung di
dalamnya. Komunikasi yang dimaksud dapat dalam bentuk lisan atau tulisan dalam bentuk
verbal atau simbolik. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dan arti
dari suatu konsep (Sudjana, 2013: 50).
Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar
pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti
dari suatu konsep. Untuk itu diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep
dengan makna yang ada dalam konsep tersebut (Sudjana, 2013: 50). Hubungan antara
konsep dengan makna tersebut akan menghasilkan perubahan perilaku.
Menurut Rosser (1984) (dalam Dahar, 2011: 63), Konsep adalah suatu abstraksi
yang mewakili suatu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai
atribut yang sama. Konsep adalah abstraksi-abstarksi yang berdasarkan pengalaman
seseorang. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Menurut Wingkel (dalam
Bukhori, 2012: 12), belajar konsep merupakan bentuk belajar yang dilakukan dengan
mengadakan abstraksi yaitu dalam semua objek yang meliputi benda, kejadian, dan orang;
hanya ditinjau aspek-aspek tertentu yang merupakan sebuah pengetahuan konseptual.
Menurut Anderson & Krathwohl (dalam Pickard, 2007: 49) menyatakan
pengetahuan konseptual lebih kompleks daripada pengetahuan faktual dan mencakup tiga
subtipe: 1) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, 2) pengetahuan tentang prinsip-
prinsip dan generalisasi, dan 3) pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
Pengetahuan konseptual diperlukan peserta didik sebagai dasar dan acuan dalam
melakukan perilaku-perilaku tertentu.
Menurut Ausbel (dalam Dahar, 2011: 64), konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu
pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Pembentukan konsep merupakan proses
induktif dan merupakan belajar penemuan yang diperuntukkan untuk orang yang lebih tua
dalam kehidupan nyata dan laboratorium dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi.
Asimilasi konsep merupakan proses deduktif dengan menghubungkan atribut-atribut
tertentu dengan gagasan-gagasan yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif
mereka.
Menurut Bloom et al. (1956: 89) pemahaman konsep dapat dibedakan menjadi tiga
bagian yaitu translasi (translation), interpretasi (interpretation) dan ekstrapolasi
(extrapolation).
Translasi Sebagai kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu yang diny atakan
dengan cara lain dari pernyataan asli yang telah dikenal sebelumnya,interpretasi adalah
kemampuan sesorang untuk memahami sesuatu yang direkam, diubah atau disusun dalam
bentuk lain seperti grafik, tabel, diagram dan lain-lain, sedangkan ekstrapolasi
adalah kemampuan seseorang menyimpulkan dan menyatakan lebih eksplisit suatu bentuk
grafik; data-data; memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari tindakan yang digambarkan
dari sebuah komunikasi; sensitif atau peka terhadap faktor yang mungkin membuat prediksi
menjadi akurat.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pemahaman konsep
fisika adalah suatu tingkatan dimana peserta didik mampu menangkap makna dari suatu
konsep fisika baik yang berupa verbal maupun tulisan sehingga menghasilkan sebuah
perubahan.Dalam hal ini perubahan perilaku.Perubahan perilaku yang dimaksud adalah
perubahan kemampuan mentranslasi, menginterpretasi dan mengekstrapolasi.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.
Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya
kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan
bidang perilaku (psikomotorik).
2.5.Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Ewinda Tija (2015) dengan judul “APLIKASI
PENDEKATAN PROBLEM BASIC INSTRUCTION(PBI) UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA” menunjukan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran PBI pemahaman konsep siswa daapat
meningkat.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah menggunakan model
pembelajaran yang sama yaitu PBI,dan meningkatkan pemahaman konsep siswa
melalui model pembelajaran PBI.
Perbedaannya,pada penelitian tersebut hanya membahas pemahaman konsep secara
umum,dan tidak membahas tentang peningkatan hasil belajar sedangkan pada
penelitian ini penulis membahas mengenai pemahaman konsep fisika siswa,dan
membahas juga megenai peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Grasiana Aming (2015) dengan judul
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASIC INSTRUCTION” ,
menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran PBI prestasi belajar
siswa dapat meningkat.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah menggunakan model
pembelajaran yang sama yaitu PBI, dan meningkatkan prestasi belajar melalui model
pembelajaran PBI.
Perbedaannya, pada penelitian tersebut hanya membahas peningkatan hasil belajar
secara umum, dan tidak membahas pemahaman konsep fisika, sedangkan pada
penelitian ini penulis membahas mengenai pemahaman konsep fisika siswa, dan
membahas juga mengenai peningkatan hasil belajar siswa.
2.6.Hipotesis Tindakan
h0 :Model pembelajaran PBI tidak dapat meningkatkan pemahaman konsep dan
hasil belajar fisika siswa di kelas XI IPA SMA Maria Bunda Segala Bangsa Maumere
h1 :Model pembelajaran PBI dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil
belajar fisika siswa di kelas XI IPA SMA Maria Bunda Segala Bangsa Maumere
2.7. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan diatas,pemahaman konsep fisika siswa masih sangat
lemah menggunakan metode pembelajaran yang konvesional yang mengakibatkan
pada hasil belajar siswa yang rendah sehingga melalui model pembelajaran PBI
diharapkan dapat memecahkan masalah tersaebut sehingga dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA di SMA MARIA
BUNDA SEGALA BANGSA.
BAB III
METODE PENELITIAN