NADIA LARASATI
OCTAVINA CHITRA
Pengetahuan Peraturan
- Pengetahuan harus diciptakan, diatur, dan dimonitor untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif
dalam organisasi (Ford 1989).
- Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa, pengetahuan pegawai jadi faktor penting Love et al. (2008).
- Suatu kegiatan harus diketahui dan dipahami dengan cara tertentu yang akan diatur (Short 2013).
- Salah satu kegagalan peraturan adalah keterbatasan pengetahuan (Dorf 2004).
- Peraturan sebagai bentuk khusus dari kontrol yang menggunakan standar yang dikombinasikan dengan
pemantauan dan aktivitas penegakan aturan sebagai mekanisme kontrol James (2005).
- Pengetahuan menjadi kekuatan dalam mengintegrasikan peraturan yang ada dengan proses kognitif internal,
emosi, dan pengaruh lingkungan eksternal (Izard et al. 2011) dalam membuat keputusan kerja.
- Pengetahuan terkait peraturan berlaku dpt menerapkan praktik terbaik dlm pengadaan B/J (Weshah 2013).
Pengetahuan harus dimiliki oleh pegawai terlibat proses pengadaan barang/jasa karena memengaruhi pencapaian
penyerapan anggaran pengadaan barang/jasa.
H1: Pengetahuan peraturan berpengaruh positif thdp penyerapan anggaran pengadaan barang/jasa.
Komitmen Manajemen
- Anggaran OSP, isi komitmen atau kesanggupan manajemen mencapai sasaran ditetapkan (Halim & Kusufi 2012).
- Komitmen manajemen kegiatan melakukan dan mempertahankan perilaku yang membantu bawahan untuk
mencapai suatu tujuan (Cooper 2006).
- Komitmen manajemen yang tinggi dapat menjadi dasar untuk intervensi (Rodgers et al. 1993) sehingga
organisasi dapat mencapai penyerapan anggaran terkait pengadaan barang/jasa secara maksimal.
- Komitmen manajemen dapat memengaruhi kinerja organisasi (Babakus et al. 2003).
- Manajemen memberikan kontribusi berupa waktu yang diperlukan, sumber daya, dan pendekatan positif
sehingga perannya dalam memengaruhi keberhasilan organisasi dapat dipenuhi (Marsh et al. 1998).
- Komitmen manajemen dapat diwujudkan dengan penekanan oleh manajemen pada pelatihan, pemberdayaan,
dan penghargaan (Babakus et al. 2003).
- Dukungan manajemen puncak dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan implementasi (Argyris & Kaplan
1994; Shields 1995) karena para manajer dapat memfokuskan sumber daya, tujuan, dan strategi yang diperlukan.
- Komitmen seluruh SKPD dibutuhkan dalam pelaksanaan (UKP4 2012) pengadaan barang/jasa.
H2: Komitmen manajemen berpengaruh positif thp penyerapan anggaran terkait pengadaan barang/jasa
Lingkungan Birokrasi
- Birokrasi, mekanisme kesuksesan dan efisiensi pelaksanaan kegiatan untuk capai tujuan or sasaran (Eisenstadt)
- Birokrasi dapat dipandang sbg lambang rasionalitas dan implementasi yang efisien dari tujuan dan penyediaan
layanan (Eisenstadt 1959).
- Birokrasi memainkan peran ganda, yaitu menyediakan kemampuan pemberdayaan berbagai komponen dengan
berbagi wewenang dan menjamin penyediaan barang publik kepada masyarakat (Brousseau et al. 2010).
Pratik penyediaan barang/jasa pemerintah sering terkendala alasan birokratis dalam realisasinya sehingga anggaran
yang sudah dialokasikan untuk penyediaan barang/jasa pemerintah tidak terserap. Keadaan yang ada pada pemda
memengaruhi berjalan lacar atau tidak kegiatan mereka. Lingkungan birokrasi memengaruhi penyerapan anggaran
terkait pengadaan barang/jasa seperti perencanaan, aturan, prosedur, koordinasi, dan persyaratan dokumen.
H3: Lingkungan birokrasi berpengaruh positif thdp penyerapan anggaran terkait pengadaan barang/jasa.
AFI RAFIDAYANTI
NADIA LARASATI
OCTAVINA CHITRA
Model penelitian
IFRSS AND ACCOUNTING FOR INTANGIBLE ASSETS: THE TELECOM ITALIA CASE
- Giuseppe A. Busacca dan Paolo Maccarrone –
Dengan mengamati kategori sumber daya mana yang telah menunjukkan sifat tersebut, dapat diketahui bahwa proses
evolusi sumber daya strategis menuju immateriality telah terjadi. Kenyataannya, sumber daya ini beralih dari
peralatan produksi ke sistem distribusi, dan akhirnya ke kategori sumber daya terkait dengan pengetahuan teknologi
dan hubungan pelanggan: intangibles (Itami, 1987, dan Barney, 1991).
Namun, keadilan dan transparansi intangible resources seringkali buruk pada neraca. Alasan: kecepatan evolusi
sumber daya strategis, dan kesulitan akuntansi dalam menjaga kecepatan itu (Watts, 2003). Akibat: diperkirakan
proses evolusi akuntansi juga terjadi, yang bertujuan memungkinkan representasi sumber daya strategis mendekati
kenyataan. Proses digambarkan sebagai lingkaran kebajikan, terjadi melalui dua tahap utama:
1) Regulator (pembuat uu) mencari praktik terbaik dalam sistem evaluasi intangible resources seperti yang
dikembangkan secara internal oleh perusahaan, mereka menguji keandalan dan ketahanan dengan
membandingkan dengan teori akuntansi, tujuan akhir untuk mengembangkan standar akuntansi baru
2) Perusahaan mengasimilasi sistem baru ini karena mereka menjadi standar, dan, dengan memecahkan masalah
implementasi yang dihadapi, mereka menyempurnakannya, memberikan asal mula inovasi potensial lebih lanjut,
dan memperbaiki praktik terbaik.
AFI RAFIDAYANTI
NADIA LARASATI
OCTAVINA CHITRA
Perkembangan evolusi akuntansi di Eropa oleh IFRSs, jadi prinsip akuntansi resmi untuk Uni Eropa mulai 1 Jan 2005.
IFRSs memperkenalkan dua inovasi hebat, dampak pada intangibles terlihat sangat relevan.
1) Kemungkinan menilai sumber daya strategis dengan nilai wajar, sehingga memperhitungkan kemampuan
mereka menciptakan nilai. Menurut IFRSs, nilai wajar yang paling relevan adalah penentuan nilai aset yang
diperoleh dalam kombinasi bisnis; namun penerapannya pada aset yang dikembangkan secara internal, walau
saat ada pembatasan, tidak boleh diabaikan (Langendijk et al., 2003, Guatri dan Bini, 2003b, 2005);
2) Impairment test, bertujuan mengidentifikasi kerugian suatu nilai aset. Penggunaan Impairment memungkinkan
sebagai sistem pengendalian nilai, atau sebagai pengganti amortisasi, sehingga menghilangkan konsep masa
manfaat dan mengenalkan intangibles asset yang tidak terbatas (Harper, 2001; Guatri dan Bini, 2003a ).
Namun, prinsip akuntansi tidak dapat membuktikan kemampuan IFRSs untuk memperbaiki kualitas informasi
akuntansi. Akibatnya, hanya bisa ditunjukkan dengan mengamati aplikasinya. Namun, sebuah literatur kecil
mengenai dampak informasi keuangan beberapa inovasi dimasukkan ke dalam prinsip akuntansi Amerika Serikat,
US GAAP, yang sangat mirip dengan yang diperkenalkan di Eropa oleh IFRSs. Bens dan Heltzer (2004) dan Chen et al.
(2004) menunjukkan dampak keseluruhan dari inovasi informasi keuangan tentang intangibles asset telah positif.
Analisis empiris ini untuk memahami dampak IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi mengenai intangibles,
dalam mengukur perubahan proses akuntansi. Empat parameter mengukur kualitas informasi akuntansi:
1) Fairness, kedekatan dengan kenyataan: deskripsi struktur sumber nilai, (sifatnya) dan kemampuan penciptaan
manfaat ekonomi dari sumber tersebut (nilai mereka).
2) Transparency, tingkat informasi yang diungkapkan: struktur sumber nilai dan proses menentukan nilai.
3) Prudence, pemanfaatan, sepanjang proses evaluasi, input yang andal, dan akibat
4) Timeliness, kemampuan untuk melepaskan informasi sebelum kadaluarsa, yaitu tepat waktu agar berguna bagi
pengguna dlm mengambil keputusan.
Parameter, menurut US GAAP dan IFRSs, merupakan seperangkat indikator kinerja lengkap dari kualitas informasi
akuntansi. Maka, nilai yang diasumsikan mewakili trade-off informatif, yang menggambarkan tingkat kualitas
informasi akuntansi. Setelah itu, analisis beberapa kasus yang relevan, untuk identifikasi variasi dalam empat
parameter antara GAAP sebelumnya (ex: GAAP Italia) dan praktik akuntansi baru (ex: IFRS).