RIKI ARIWANDA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006
DIALISIS LARUTAN GARAM MENGGUNAKAN MEMBRAN
KITOSAN TERMODIFIKASI POLI(VINIL ALKOHOL)
DENGAN POLI(ETILENA GLIKOL) SEBAGAI POROGEN
RIKI ARIWANDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006
Judul : Dialisis Larutan Garam Menggunakan Membran Kitosan Termodifikasi
Poli(vinil alkohol) dengan Poli(etilena glikol) sebagai Porogen
Nama : Riki Ariwanda
NIM : G44201056
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul Dialisis
Larutan Garam Menggunakan Membran Kitosan Termodifikasi Poli(vinil alkohol)
dengan Poli(etilena glikol) sebagai Porogen. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Desember 2005 hingga Juni 2006 di Laboratorium Kimia Fisik dan Lingkungan
Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Ahmad Sjahriza dan Ibu Dra. Sri
Mulijani, MS selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukkan
serta pengarahan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
almarhumah Mama, Papa, Widya, Angga, dan seluruh keluarga atas segala dukungan
moril, materil, waktu, tenaga, doa, dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Budi Arifin, S.Si, Rahmat, dan Dwi atas diskusi-diskusi dan
bantuannya selama penelitian, Mas Heri, Pak Nano, Pak Mail, Mbak Ai, Pak Sabur, dan
semua laboran, teknisi atas bantuan dan kerjasamanya, rekan-rekan satu Lab: Manuara,
Dyah, dan Eka atas semangat dan kerjasamanya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kimia: Mas Indra, Dedy, Joe, Nazer, dan Peris atas dorongan dan
motivasinya bagi penulis. Terima kasih juga kepada Red House Permai Family (Anton,
Zaim, dan Wisnu) atas bantuan, kerjasama, dan keceriaan yang terjalin.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Halaman
DAFTAR TABEL...........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... ix
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
LAMPIRAN.................................................................................................................... 10
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
Glutaraldehida
Gambar 3 Struktur PVA (Csustan 1999).
Glutaraldehida (Gambar 2) merupakan
agen pertautan silang yang sering digunakan Poli(etilena glikol)
dalam polipeptida dan protein karena aktivi-
tasnya yang tinggi. Glutaraldehida juga digu- PEG (Gambar 4) merupakan molekul
nakan sebagai agen pertautan silang dengan sederhana dengan struktur molekul linear atau
PVA dan beberapa polisakarida lainnya seper- bercabang. Pada suhu ruang, PEG dengan
ti asam heparin, asam hialuronat, dan kitosan bobot molekul di bawah 700 berbentuk cair,
(Wang et al. 2004). Glutaraldehida merupakan sedangkan yang memiliki bobot molekul 700–
senyawa yang umum digunakan dalam modi- 900 berbentuk semipadat, dan PEG dengan
fikasi protein dan polimer. Glutaraldehida bobot molekul lebih dari 900 berbentuk
mempunyai rumus molekul C5H8O2 dengan padatan. PEG larut dalam air dan beberapa
bobot molekul sebesar 100.1 g/mol, titik didih pelarut organik seperti toluena, aseton,
sebesar 100 °C, titik lebur -15 °C, pH 3.2–4.2, metanol, dan metil klorida tetapi tidak larut
serta berupa larutan berwarna kuning yang dalam heksana dan hidrokarbon alifatik yang
larut dalam air, alkohol, dan benzena (BASF sejenis (Fadillah 2003).
1999). Interaksi konsentrasi PEG dengan selulosa
asetat menunjukkan pengaruh yang sangat
O O nyata terhadap ukuran pori-pori membran
(Fadillah 2003). Fluks membran akan bertam-
bah dengan bertambahnya konsentrasi PEG
H H dan dengan berkurangnya konsentrasi selulosa
asetat.
Gambar 2 Struktur glutaraldehida (Wang et
al. 2004).
Poli(vinil alkohol)
PVA (Gambar 3) memiliki struktur kimia Gambar 4 Struktur PEG (Wikipedia 2006).
yang sederhana dengan gugus hidroksil yang
tidak beraturan. Monomernya, yaitu vinil Membran
alkohol, tidak berada dalam bentuk stabil,
tetapi berada dalam keadaan bertautomerisasi Membran adalah lapisan semipermeabel
dengan asetaldehida (Wang et al. 2004). PVA berupa padatan polimer tipis yang menahan
industri biasanya merupakan campuran dari pergerakan bahan tertentu (Scott & Hughes
beberapa tipe stereoregular yang berbeda 1996). Menurut Osada & Nakagawa (1992),
(isotaktik, ataktik, dan sindiotaktik). Mutu membran merupakan lapisan semipermeabel
PVA industri yang baik ditentukan oleh tipis yang dapat digunakan untuk memisah-
derajat hidrolisisnya. Semakin tinggi derajat kan dua komponen dengan cara menahan dan
hidrolisis, kelarutannya akan semakin rendah melewatkan komponen tertentu melalui pori-
(Hassan & Peppas 2000). pori.
Dalam pembuatan hidrogel kitosan-PVA, Membran dapat disiapkan dengan
PVA dilarutkan dalam larutan kitosan pada menggunakan beberapa metode antara lain
pelelehan, pengepresan, track-etching, dan seperti osmosis balik (reverse osmosis) atau
pembalikan fase. Pembalikan fase adalah ultrafiltrasi, yang tergantung pada tekanan
proses pengubahan polimer dari bentuk yang diberikan.
larutan menjadi bentuk padatan secara Proses dialisis zat terlarut terjadi pada
terkendali. Proses pemadatan sangat sering permukaan membran, dengan perbedaan kon-
diawali dengan perpindahan polimer dari sentasi dari larutan yang berada di kedua sisi
suatu cairan (pelarut) ke cairan lainnya (non- membran. Proses ini dipengaruhi oleh bebera-
pelarut). Fase dengan konsentrasi polimer pa peubah seperti suhu, viskositas, dan tingkat
yang tinggi dalam larutan akan membentuk pencampuran larutan.
padatan atau matriks membran, sedangkan Pergerakan zat terlarut melewati membran
fase dengan konsentrasi polimer yang rendah semipermeabel adalah hasil dari gerakan mo-
akan membentuk pori-pori (Mulder 1996). lekul secara acak. Sebagai molekul terlarut
dalam gerakan larutan, maka akan terjadi tum-
Pencirian Membran bukan dari waktu ke waktu antara molekul zat
terlarut dan membran serta antar molekul zat
Membran dapat dicirikan berdasarkan
terlarut itu sendiri sampai mereka berdifusi.
struktur maupun fungsinya. Beberapa ciri
Tingkat perpindahan zat terlarut melewati
membran antara lain ketebalan, kandungan
membran semipermeabel sebagian besar ber-
air, permeabilitas, ukuran pori, distribusi
gantung pada bentuk, muatan, dan ukuran zat
ukuran pori, dan beberapa sifat fisik dan
terlarut. Ukuran zat terlarut sangat berhubung-
kimianya. Membran juga dapat dicirikan
an dengan bobot molekul. Permeasi zat terla-
berdasarkan koefisien difusi, rejeksi zat
rut melewati membran semipermeabel dalam
terlarut, fluks, potensial membran, jumlah
larutan berbanding terbalik dengan bobot mo-
pelarut yang dipindahkan melewati membran,
lekul. Faktor-faktor yang memengaruhi ting-
dan volume elektroosmotik.
kat permeasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Dialisis
Tabel 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Dialisis diartikan sebagai pergerakan zat tingkat permeasi
terlarut melewati membran semipermeabel Pengaruh terhadap tingkat
dari larutan berkonsentrasi tinggi pada salah Parameter permeasi
satu sisi membran menuju sisi lainnya yang Menaikkan Menurunkan
memiliki konsentrasi yang lebih rendah Perbedaan
(Baker 2004). Dialisis menggunakan Besar Kecil
konsentrasi
membran semipermeabel yang melewatkan Kecil, Besar,
ion dan molekul kecil, tetapi menghalangi Ukuran
berbentuk berbentuk
partikel koloid yang berukuran besar (Hunt molekul
bola serat
2003). Dialisis lazim digunakan pada bidang Temperatur Tinggi Rendah
kedokteran sebagai metode pencucian darah Ketebalan Tipis Tebal
pada pasien yang mengalami kerusakan ginjal. membran (<20 µm) (>20 µm)
Dialisis menggunakan suatu membran Luas
semipermeabel untuk memisahkan spesies permukaan Besar Kecil
berdasarkan perbedaan tingkat difusi pada membran
membran. Larutan umpan yang berisi zat Sumber: McPhie (1971).
terlarut yang akan dipisahkan dialirkan pada
satu sisi membran, dan pelarut dialirkan pada BAHAN DAN METODE
sisi membran yang lain. Beberapa pelarut
juga dapat berdifusi-silang melewati membran Bahan dan Alat
dengan arah yang berlawanan, yang akan
mengurangi kinerja dialisis karena terjadi Bahan-bahan yang digunakan dalam
pengenceran larutan umpan. penelitian ini antara lain kitosan dengan
Dalam praktiknya dialisis digunakan un- derajat deasetilasi 77.81%, akuades, asam
tuk memisahkan spesies yang mempunyai per- asetat 1% (v/v), larutan NaOH 1 M, PVA
bedaan ukuran dan juga mempunyai perbeda- (BM=72000), glutaraldehida 33.30 µM, PEG
an tingkat difusi yang besar. Fluks zat terlarut (BM=6000), NaCl, dan KCl. Alat-alat yang
bergantung pada perbedaan konsentrasi pada digunakan adalah alat-alat kaca, sel dialisis,
membran. Oleh karena itu, dialisis ditandai pompa, pengaduk magnetik, neraca analitik,
dengan tingkat fluks yang lebih rendah pemanas, lempeng kaca, dan plastik
dibandingkan dengan proses membran lain polietilena.
Metode Penelitian Pencetakan membran
Bagan alir penelitian ini dapat dilihat Setiap dope yang sudah terbebas dari
secara garis besar pada Lampiran 1. Penelitian gelembung-gelembung udara kemudian dice-
ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu tak di atas permukaan lempeng kaca yang
pembuatan larutan kitosan 3% (b/v) dalam berukuran 20 cm × 15 cm dengan cara dituang
asam asetat 1% (v/v), dilanjutkan dengan ke atasnya sampai diperoleh lapisan tipis yang
pembuatan dope membran yang terdiri dari rata. Cetakan tersebut kemudian diuapkan se-
campuran larutan kitosan tersebut, PVA (2.5 lama 12 jam lalu dicelupkan ke dalam NaOH
dan 5.0%), PEG (2.5 dan 5.0%), dan 1 M dalam wadah berukuran 30 cm × 20 cm
glutaraldehida 33.30 μM. Kemudian dilanjut- selama 2–3 jam. Membran yang telah tercetak
kan dengan pencetakan membran (metode dilepaskan dari permukaan lempeng kaca dan
pembalikan fase) dan proses dialisis larutan dicuci dengan akuades untuk menghilangkan
garam pada membran yang telah terbentuk. NaOH. Membran dibentuk dengan ukuran
20 cm × 5 cm kemudian disimpan dalam
Pembuatan larutan kitosan 3% (b/v) akuades sampai proses dialisis dilakukan.
Sebanyak 3 gram kitosan dilarutkan ke
Proses dialisis
dalam asam asetat 1% (v/v). Campuran diaduk
dengan pengaduk magnetik sampai seluruh Membran yang terbentuk ditempatkan
kitosan larut sampai menjadi larutan kental dalam alat dialisis. Larutan garam dengan
jernih kekuningan. konsentrasi 0.10 M dialirkan pada salah satu
sisi membran sebagai aliran umpan, sementara
Pembuatan dope pada sisi lainnya dialirkan larutan garam
dengan konsentrasi 0.01 M sebagai aliran per-
PVA dimasukkan ke dalam larutan kitosan
meat. Proses dialisis menyebabkan zat terlarut
3% (b/v) dalam gelas piala dan diaduk
akan berdifusi dari aliran larutan garam yang
dengan pengaduk magnetik sambil dipanaskan
konsentrasinya lebih tinggi melewati mem-
pada suhu 80 °C selama lima menit untuk me-
bran menuju aliran larutan garam yang kon-
larutkan semua PVA. Digunakan ragam kon-
sentrasinya lebih rendah. Dilakukan peragam-
sentrasi PVA 2.5 dan 5.0% (b/v). Selama
an terhadap laju alir larutan umpan (20 dan 40
pemanasan, gelas piala ditutup dengan plastik
× 10 mL/menit) dengan permeat dibiarkan te-
polietilena. Setelah didinginkan pada suhu
tap (20 × 10 mL/menit). Kemudian dilihat
ruang, ditambahkan PEG, juga dengan ragam
pengaruh peragaman terhadap proses dialisis
konsentrasi 2.5 dan 5.0% (b/v), ke dalam
yang berlangsung. Garam yang melintasi
campuran kitosan-PVA sambil diaduk selama
membran selama dialisis diperoleh dengan ca-
30 menit sampai semua PEG larut. Terakhir,
ra menghitung konsentrasi larutan garam yang
glutaraldehida 25% (v/v) ditambahkan ke
ada pada kedua sisi membran setiap lima me-
dalam setiap campuran dengan konsentrasi
nit selama satu jam dengan metode kondukto-
akhir glutaraldehida 33.30 μM, dan diaduk
metri. Gambar 5 dan 6 berturut-turut memper-
selama 30 menit sampai semuanya bercampur.
lihatkan sel dialisis dan rancangan percobaan
Setelah itu, setiap campuran (dope) ditutup
dialisis yang dilakukan.
dengan plastik polietilena dan didiamkan
selama 12 jam untuk menghilangkan gelem-
bung udara dari dalamnya. Komposisi PVA
dan PEG untuk setiap jenis membran ditun-
jukkan pada Tabel 3.
Konsentrasi (M)
jukkan bahwa sifat mekanik PVA mampu 0.06
pencetakan.
(a)
Tabel 4 Tebal membran berdasarkan jenis
Umpan
Jenis Membrana Tebal (μm) 0.10
Permeat
Konsentrasi (M)
MD1 74 0.08
MD2 79 0.06
MD3 86 0.04
MD4 92 0.02
a
MD = membran dialisis 0.00
0 10 20 30 40 50 60
0.06
5.0% (b/v). Ketebalan membran merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi dialisis.
0.04
Semakin tebal membran yang harus dilewati
0.02
zat terlarut pada proses dialisis, dialisis akan
0.00 berjalan lebih lambat. Sebagaimana terlihat
0 10 20 30 40 50 60
pada Gambar 8, penurunan konsentrasi larutan
Waktu (menit)
umpan dan kenaikan konsentrasi permeat
(a) NaCl lebih tajam pada MD1 dan MD2
dibandingkan dengan pada MD3 dan MD4.
0.10
Umpan Hal yang sama juga berlaku untuk larutan
Permeat KCl.
Konsentrasi (M)
0.08
Pengaruh penambahan PEG pada setiap
0.06
jenis membran untuk proses dialisis terlihat
0.04
jelas dengan membandingkan MD3 dengan
0.02
MD4. MD3 dan MD4 dibentuk dengan kon-
0.00 sentrasi PVA yang sama, tetapi dengan kon-
0 10 20 30 40 50 60
konsentrasi PEG yang berbeda. Dialisis pada
Waktu (menit)
MD3 [konsentrasi PEG lebih rendah 2.5%
(b) (b/v)] berlangsung lebih lambat dibandingkan
dengan MD4 [konsentrasi PEG 5.0% (b/v)].
0.10
Umpan Gejala ini dapat dilihat dari gradien kurva
Permeat
penurunan konsentrasi umpan atau kenaikan
Konsentrasi (M)
0.08
konsentrasi permeat untuk kedua membran
0.06
tersebut. MD3 (Gambar 8c) memiliki gradien
4.0×10-4 M/menit untuk penurunan konsentra-
0.04
0.02
si umpan dan 3.0×10-4 M/menit untuk kenaik-
0.00 an konsentrasi permeat, sedangkan MD4
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)
(Gambar 8d) memiliki gradien berturut-turut
5.0×10-4 M/menit dan 4.0×10-4 M/menit untuk
(c) kedua hal di atas.
Hal ini dapat terjadi karena PEG yang di-
Umpan
0.10
Permeat
tambahkan ke dalam dope pada saat pemben-
0.08 tukan membran akan hilang pada saat pence-
Konsentrasi (M)
0.06
cetakan dan pencucian membran, dengan
meninggalkan pori pada membran itu.
0.04
Semakin tinggi konsentrasi PEG yang ditam-
0.02
bahkan, pori yang terbentuk akan semakin
0.00 banyak. Semakin banyak pori yang terbentuk,
0 10 20 30 40 50 60
dialisis tentu saja akan berjalan lebih cepat
Waktu (menit)
karena zat terlarut akan mempunyai lebih
(d) banyak jalan untuk melewati membran.
Konsentrasi (M)
(x10 mL/menit) memiliki ukuran atau bobot molekul lebih
0.06 Umpan 40:20
(x10 mL/menit) besar akan lebih lambat melewati membran
0.04 Permeat 40:20 pada proses dialisis (Hunt 2003). Gambar 10
0.02
(x10 mL/menit)
menunjukkan perbandingan laju dialisis antara
0.00 dua larutan garam yang berbeda yaitu NaCl
0 10 20 30 40 50 60 dan KCl.
Waktu (menit)
Umpan
0.10
Gambar 9 Hubungan antara konsentrasi dan Permeate
Konsentrasi (M)
0.08
waktu dialisis KCl pada MD1
0.06
dengan beragam laju alir larutan
umpan dan permeat. 0.04
0.02
Kitosan (3 gram)
Pencetakan membran
Membran
Proses dialisis
Lampiran 2 Hasil pengukuran kurva standar larutan NaCl dan KCl
Standar NaCl
Konsentrasi NaCl (M) Konduktivitas (µmhos)
0.10 10000
0.08 8400
0.06 6300
0.04 3790
0.02 1980
0.01 1000
12000
Konduktivitas (μmhos)
10000
y = 102781x - 65.342
2
8000 R = 0.9967
6000
4000
2000
0
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
Konsentrasi (M)
Standar KCl
Konsentrasi KCl (M) Konduktivitas (µmhos)
0.10 11900
0.08 10000
0.06 7400
0.04 4450
0.02 2380
0.01 1210
14000
Konduktivitas (μmhos)
12000
10000 y = 122049x - 82.548
2
R = 0.9967
8000
6000
4000
2000
0
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
Konsentrasi (M)
Lampiran 4 Kurva data perubahan konsentrasi pada proses dialisis
umpan (20:20)
0.10
permeat (20:20)
0.09
umpan (40:20)
0.08
permeat (40:20)
Konsentrasi (M)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Hubungan antara waktu dan konsentrasi pada proses dialisis larutan NaCl pada MD1
dengan variasi laju alir
umpan (20:20)
0.10
permeat (20:20)
0.09
umpan (40:20)
0.08
permeat (40:20)
Konsentrasi (M)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Hubungan antara waktu dan konsentrasi pada proses dialisis larutan NaCl pada MD2
dengan variasi laju alir
umpan (20:20)
0.10
permeat (20:20)
0.09
umpan (40:20)
0.08
permeat (40:20)
Konsentrasi (M)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Hubungan antara waktu dan konsentrasi pada proses dialisis larutan NaCl pada MD3
dengan variasi laju alir
umpan (20:20)
0.10
permeat (20:20)
0.09
umpan (40:20)
0.08
permeat (40:20)
Konsentrasi (M)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Hubungan antara waktu dan konsentrasi pada proses dialisis larutan NaCl pada MD4
dengan variasi laju alir
umpan (20:20)
0.10
permeat (20:20)
0.09
umpan (40:20)
0.08
permeat (40:20)
Konsentrasi (M)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Hubungan antara waktu dan konsentrasi pada proses dialisis larutan KCl pada MD1
dengan variasi laju alir
umpan (20:20)
0.10
permeat (20:20)
0.09
umpan (40:20)
0.08
permeat (40:20)
Konsentrasi (M)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Hubungan antara waktu dan konsentrasi pada proses dialisis larutan KCl pada MD2
dengan variasi laju alir
umpan (20:20)
0.10
permeat (20:20)
0.09
umpan (40:20)
0.08
Konsentrasi (M) permeat (40:20)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Hubungan antara waktu dan konsentrasi pada proses dialisis larutan KCl pada MD3
dengan variasi laju alir
umpan (20:20)
0.10
permeat (20:20)
0.09
umpan (40:20)
0.08
permeat (40:20)
Konsentrasi (M)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Hubungan antara waktu dan konsentrasi pada proses dialisis larutan KCl pada MD4
dengan variasi laju alir