Anda di halaman 1dari 3

Dewi Anggraeni

3311161014
Farmasi A
Tugas Farmakologi-Toksikologi 1

Manfaat Penggunaan Diuretik


Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis)
melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis
dengan mempengaruhi ginjal secara tidak langsung tidak termasuk dalam definisi ini,
misalnya, zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar
volume darah (dekstran), atau merintangi sekresi hormon anti diuretik ADH.
Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut
Diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorbsi
Na+ dan ion lain seperti Cl- memasuki urin dalam jumlah lebih banyak dibandingkan
dalam keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk
mempertahankan keseimbangan osmotik. Perubahan Osmotik dimana dalam tubulus
menjadi meningkat karena Natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat air lebih
banyak didalam tubulus ginjal. Dan produksi urine menjadi lebih banyak. Dengan
demikian diuretik meningkatkan volume urine dan sering mengubah PH-nya serta
komposisi ion didalam urine dan darah.
Ada beberapa jenis Diuretik, yang sudah dikenal dan sering digunakan dalam
pengobatan klien dengan masalah gangguan cairan dan elektrolit. Jenis- jenis tersebut
adalah diuretik osmotik, diuretik penghambat karbonik anhidrase ginjal, diuretik derifat
tiasid, diuretik loop, diuretik hemat kalium, diuretik merkuri organik dan diuretik
pembentukan asam.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel
kembali menjadi normal.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik ini. Pertama, tempat
kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit,
akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan diuretik yang bekerja pada
daerah yang reabsorbsi natrium banyak. Kedua, status fisiologi dari organ. Misalnya
dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam keadaan ini akan memberikan
respon yang berbeda terhadap diuretik. Ketiga, interaksi antara obat dengan reseptor.
Sebagaimana umumnya diketahui, diuretik digunakan untuk merangsang terjadinya
diuresis.
Indikasi Diuretik:
1. Hipertensi
Digunakan untuk mengurangi volume darah seluruhnya hingga tekanan darah
menurun. Khususnya derivate-thiazida digunakan untuk indikasi ini. Diuretic lengkungan
pada jangka panjang ternyata lebih ringan efek anti hipertensinya, maka hanya digunakan
bila ada kontra indikasi pada thiazida, seperti pada insufiensi ginjal. Mekanisme kerjanya
diperkirakan berdasarkan penurunan daya tahan pembuluh perifer. Dosis yang diperlukan
untuk efek antihipertensi adalah jauh lebih rendah daripada dosis diuretic. Thiazida
memperkuat efek-efek obat hipertensi betablockers dan ACE-inhibitor sehingga sering
dikombinasi dengan thiazida. Penghetian pemberian obat thiazida pada lansia tidak boleh
mendadak karena dapat menyebabkan resiko timbulnya gejala kelemahan jantung dan
peningkatan tensi. Diuretik golongan Tiazid, merupakan pilihan utama step 1, pada
sebagian besar penderita.
Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat, bila ada bahaya
hipokalemia.
Payah jantung kronik kongestif
Diuretik golongan tiazid, digunakann bila fungsi ginjal normal.
Diuretik kuat biasanya furosemid, terutama bermanfaat pada penderita dengan gangguan
fungsi ginja. Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat bila ada
bahaya hipokalemia.
2. Udem paru akut
Biasanya menggunakan diuretik kuat (furosemid)
3. Sindrom nefrotik
Biasanya digunakan tiazid atau diuretik kuat bersama dengan spironolakton.
4. Payah ginjal akut
Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis berhasil, volume cairan tubuh yang hilang
harus diganti dengan hati-hati.
5. Penyakit hati kronik
spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau diuretik kuat).
6. Udem otak
Diuretik osmotik
7. Hiperklasemia
Diuretik furosemid, diberikan bersama infus NaCl hipertonis.
8. Batu ginjal
Diuretik tiazid
9. Diabetes insipidus
Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet rendah garam
10. Open angle glaucoma
Diuretik asetazolamid digunakan untuk jangka panjang.
11. Acute angle closure glaucoma
Diuretik osmotik atau asetazolamid digunakan prabedah.

Anda mungkin juga menyukai