Pembuatan Larutan
Pembuatan Larutan
Tujuan
- Mempelajari penyediaan zat dalam persen konsentrasi yang meliputi persen berat (% b/b), persen
volume (% v/v), dan persen berat/volume (% b/v).
- Mempelajari penyediaan zat dalam Parts Per Million (ppm) dan Parts Per Billion (ppb)
- Mempelajari penyediaan zat dalam konsentrasi molaritas, molalitas dan normalitas
Teori
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih
sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari
pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam
larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan
Kebanyakan reaksi-reaksi antara cairan dan padat lebih mudah terjadi bila zat-zat itu dilarutkan
dalam pelarut tertentu. Hal ini disebabkan karena, dalam larutan yang homogen partikel-partikel reaktan
dapat tercampur dan saling berdekatan satu sama lain dibanding keadaan padat, cair atau dalam campuran
heterogen.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat
dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.
Bila pelarutnya air dan jumlah zat terlarut sangat sedikit sehingga kerapatan larutan dapat
dianggap 1,00 g / ml, maka Parts Per Million (ppm) menyatakan mg zat terlarut dalam 1 kg atau 1 liter
larutan.
mg zat terlarut
ppm =
10−6 x mg larutan
mg zat terlarut
ppm =
liter larutan
Untuk lebih mudah memahami ppm dari definisinya yaitu bagian per satu juta bagian, bisa
membayangkan: ppm = mg/Kg (ingat 1 Kg = 1000.000 mg jadi bagian per sejuta), sedangkan ppb = µg/Kg.
Kandungan Cr dalam baja adalah 50 ppm artinya terdapat 50 mg Cr dalam 1 Kg baja
Kasus khusus berlaku untuk larutan yang pelarutnya adalah air, ppm bisa diartikan sebagai mg/L.
Hal ini karena densitas air = 1 g/mL maka 1 L air akan bermasa 1 Kg. Maka: ppm = mg/L dan ppb = µg/L.
Kandungan yodium dalam air minum adalah 150 ppm artinya tiap liter air minum memiliki 150 mg yodium.
Kandungan Pb dalam air sungai adalah 75 ppm artinya tiap liter air sungai memiliki kandungan Pb 75 mg.
Molaritas (M)
Konsentrasi yang dinyatakan dakam molaritas dan molalitas memiliki berbedaan dasar perhitungannya.
Molaritas didasarkan pada volume larutan (Liter), sedangkan molalitas didasarkan pada massa pelarut (kg).
Pada molaritas, larutannya diukur dalam satuan volume (volume zat terlarut + volume pelarut). Ketika
membuat larutan dengan satuan molar maka zat terlarut dimasukkan dalam labu takar kemudian
ditambahkan pelarut hingga volumenya sampai batas takar yaitu batas 1 L.
Molaritas (M): yaitu jumlah mol solut yang terlarut per liter larutan
mol solut
M=
L larutan
Molalitas (m)
Pada molalitas, 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1 kg pelarutnya. Untuk menyiapkan konsetrasi larutan
dalam molaritas maka pelarut ditakar sebanyak 1 kg atau 1 liter (kalau massa jenis pelarutnya 1 g/mL)
Molalitas (m): yaitu jumlah mol solut yang terlarut dalam 1 kg pelarut
mol solut
m=
1 kg larutan
Normalitas (N)
Normalitas (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang
dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter
larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan.
Normalitas: yaitu banyaknya gram ekivalen zat yang terlarut dalam 1 L larutan
g ekivalen solut
N=
L larutan
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding
dengan 1 mol ion OH-. Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan : N = M x valensi
Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi, sebagai berikut:
1. Reaksi asam basa (netralisasi)
Dalam reaksi netralisasi, setiap senyawa akan melepaskan atau menerima atom hidrogen. Jadi berat
ekivalen (BE) dapat ditentukan sebagai berikut:
Prosedur Kerja
Pembuatan konsentrasi zat dalam % berat (% b/b)
1. Timbang 2 g garam dengan timbangan analitis yang dialas kaca arloji.
2. Garam tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer sampai tidak tertinggal sedikitpun.
3. Akuades ditimbang seberat 48 g yang ditempatkan dalam beker gelas 100 mL.
4. Akuades ditambahkan ke dalam erlenmeyer sampai kira-kira setengah bagian dan erlenmeyer
digoyang sampai garam larut semua.
5. Setelah semua larut, akuades ditambahkan seluruhnya sambil diaduk hingga homogen.
6. Hitung % berat larutan garam