Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan

Pada pembuatan zat warna sintetik menggunakan komponen diazo p-nitroanilin dan komponen
kopling asam H pada pH 3 (asam) menghasilkan zat warna asam levelling karena molekulnya
yang kecil, memiliki gugus pelarut sulfonat dan merupakan garam natrium asam organik yang
anionnya berwarna. Proses diazotasi dilakukan pada suhu 0-50C sebab gugus nitro pada p-
nitroanilin yang merupakan gugus penarik elektron membuatnya lebih reaktif. Garam
diazoniumnya yang tidak stabil terutama pada suhu tinggi dan air dapat mengalami hidrolisis.
Proses kopling dilakukan pada suasana asam dengan pH < 3 agar komponen diazo bisa mengisi
posisi orto dari gugus anilin. Zat warna ini memiliki ketahanan luntur terhadap sinar dan gosok
baik tetapi ketahanan cucinya kurang bagus.

Pada proses pencelupannya yang dilakukan pada suasana asam (pH 4 dan pH 6) dengan persen
zat warna yang berbeda, ternyata terjadi hasil pencelupan kain poliamida yang berwarna
berbeda. Untuk kain dengan prosentase zat warna 1% OWF pada pH 4 maupun 6 kain berwarna
berbeda yaitu abu kehitaman dan hijau begitu pula dengan kain yang dicelup dengan prosentasi
zat warna 2% OWF. Hal ini dapat terjadi karena efek batokromik akibat pengaruh pelarut yang
digunakan dan reaksi substitusi yang terjadi saat proses kopling. Dapat dikatakan bahwa zat
warna yang dihasilkan memiliki sifat yang tidak stabil terhadap perubahan pH larutan sehingga
menimbulkan hasil pencelupan yang berbeda.

Kesimpulan

Zat warna yang terbentuk pada proses pengoplingan p-nitroanilin dengan asam H adalah zat
warna asam levelling yang seharusnya berwarna ungu.

Anda mungkin juga menyukai