Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SEMINAR

SIZE REDUCTION & SCREEN


ANALYSIS

OLEH:

Muhammad S Salman

Dosen Pembimbing:

Dr.T.Rihayat, ST.MT

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


BUKET RATA - ACEH UTARA
KATA PENGANTAR

“Jika engkau tak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka dirimu akan

disibukkan dengan yang bathil.”(Imam Syafi’ie)

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kita masih bisa
menghirup udara segar sehingga sehat wal’afiat seperti saat ini. Dan juga selawat beriring salam kita
persembahkan kepada penghulu alam Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti yang tengah kita rasa saat
ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah seminar yang berjudul “SIZE REDUCTION &
SCREEN ANALYSIS”.

Terima kasih tak terhingga penulis ucapkan kepada Bapak Dr.T.Rihayat, ST.MT. Dosen yang
telah membantu penulis. Dan kepada teman-teman seperjuangan penulis yang telah memberi motivasi dan
saran dalam pembuatan Makalah ini.

Penulis sangat menyadari dalam penyampaian Makalah ini baik tulisan maupun susunan kata-
kata masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman
dalam penyusunan Makalah, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan serta saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan Makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak terkait
yang telah mendukung pembuatan Makalah ini.

Lhokseumawe, 18 Mei 2015

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Tujuan
1.3.Rumusan Masalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Pengecilan Ukuran
2.2 Pengayakan (sieving)
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran
ayakan
2.3 Menghitung Dp dan Daya yang dibutuhkan

BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Prosedur kerja percobaan Crushing
3.2.2 Prosedur kerja percobaan Grinding

BAB IV. DATA PENGAMATAN

BAB V. PEMBAHASAN

BAB VI. PENUTUP


6.1 Kesimpulan
6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pengecilan ukuran merupakan suatu unit yang meliputi semua cara yang digunakan
dimana partikel zat padat dipotong dan dipecahkan menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil.
Pengecilan ukuran dilatarbelakangi untuk menghemat tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Pengecilan ukuran didasarkan atas pemecahan
kasar dan pengecilan ukuran (Grinding).
Bahan mentah sering berukuran lebih besar dari pada kebutuhan, sehingga ukuran bahan
ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi dua kategori utama, tergantung
apakah bahan tersebut bahan cair atau bahan padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan
tersebut dilakukan dengan cara penghancuran dan pemotongan, dan apabila bahan cair maka
dilakukan dengan cara emulsifikasi atau atomisasi.
Penghancuran dilakukan dengan penerapan gaya tekanan dan gaya pengguntingan yang
akhirnya menyebabkan bahan terpecah dan melepaskan sebagian besar energi yang dipergunakan
sebagai panas. Mesin untuk penghancuran beroperasi, pada umumnya baik secara tekanan
penggilingan ataupun pengasahan ataupun juga dengan penggilingan dengan
menggabungkan gaya pukulan dan gaya gunting.
Di dalam proses penggilingan, ukuran bahan yang besar diperkecil dengan
mengoyakkannya. Mekanisme pengoyakan ini adalah melakukan penekanan terhadap bahan oleh
gaya mekanis dari mesin penggiling, penekanan awal masuk ke tengah bahan sebagai energi
desakan.
Pengayakan merupakan suatu unit operasi dimana campuran suatu padatan yang
mempunyai ukuran yang bervariasi dipisahkan menjadi dua fraksi atau lebih dengan melewati
permukaan ayakan. Pengayakan digunakan untuk memisahkan campuran yang berbentuk butiran
atau bubuk dalam satu interval ukuran tertentu. Selain itu ayakan sering juga digunakan dalam
analisis ukuran partikel untuk menentukan ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana proses pengecilan ukuran dan pengayakan ?
2) Berapa besar daya yang dibutuhkan ?
3) Bagaimana cara menghitung fraksi berat partikel ?

1.3.Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahsiswa diharapkan dapat:
1) Menjelaskan dan mengoperasikan prinsip kerja alat pemecah (crusher), alat penggiling
(grinding) dan analisa ayakan (sieving)
2) Untuk memahami prinsip-prinsip pengecilan ukuran dan pengayakan
3) Memisahkan partikel-partikel berdasarkan ukuran fraksi-fraksi yang diinginkan dari suatu
material hasil proses penghancuran.
4) Mampu menentukan fraksi berat lolos ayakan, distribusi ukuran partikel, diameter
partikel rata-rata, dan daya yang dibutuhkan
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengecilan Ukuran

Pengecilan ukuran partikel merupakan salah satu operasi yang digunakan untuk
memecahkan partikel-partikel padatan besar dengan ukuran yang tidak seragam menjadi partikel-
partikel padatan kecil dengan ukuran yang lebih seragam. Pengecilan ukuran dibedakan atas
pengecilan kasar (crushing) dan pengecilan halus (grinding) tergantung dari besarnya bahan
padatan yang dihasilkan.
Dalam suatu industri, bahan-bahan yang dihasilkan pada umumnya harus memenuhi
spesifikasi yang sangat ketat dalam hal ukuran maupun bentuk partikelnya, hal ini menyebabkan
operasi pengecilan ukuran merupakan operasi yang sangat penting dalam memenuhi standar
kualitas suatu produk.
Dalam pengecilan ukuran meliputi tatacara pemecahan, pemotongan dan penggilingan.
Pengecilan ukuran dilakukan secara mekanis tanpa harus mengalami perubahan sifat-sifat
kimianya. Bahan mentah lebih sering besar dari pada kebutuhan sehingga ukuran bhan harus
diperkecil. Salah satu pengecilan ukuran tersebut dengan mengoyakkan atau mencincangnya.
Secara pasti didalam proses ini adanya penekanan dari gaya-gaya mekanis dari mesin penggiling
penekanan awal masuk ketengahan bahan sebgai energi desakan (Gillan, 1950).
Pengecilan ukuran padatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, ada beberapa metode
pengecilan ukuran dengan bantuan gaya-gaya mekanis, diataranya sebagai berikut :
1. Kompresi (Tekanan)
Secara umum digunakan untuk mereduksi padatan keras, setengah keras, rapuh dan lunak
menjadi padatan kasar.
2. Impak (Pukulan)
Digunakan untuk mereduksi yang keras, setengah keras dan rapuh menjadi padatan
dengan ukuran yang kasar, sedang dan halus.
3. Atrisi (Gesekan)
Untuk mereduksi padatan yang lunak menjadi padatan halus.
4. Pemotongan
Untuk mereduksi padatan yang lunak, kenyal dan berserat menjadi ukuran-ukuran
tertentu.

Berdasarkan ukuran zat padat yang akan dikecilkan (umpan), maka peralatan pemecah
atau pengecilan ukuran dibedakan atas :
 Pemecah kasar, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran umpan antara 2 sampai 96
inchi
 Pemecah antara, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran 1 sampai 3 inchi
 Pemecah halus , yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran 0,25 sampai 0,5 inchi
Untuk pengecilan halus digunakan alat penggilingan, beberapa operasi penggilingan yang
diterapkan yaitu :
 Penggilingan kasar (1-0,1 mm)
 Penggilingan halus (0,1-0,01 mm)
 Penggilingan sangat halus (0,01-0,001 mm)
 Penggilingan Koloidal (0,001 mm)

2.2 Pengayakan (Sieving)


Pengayakan (sieving) merupakan salah satu metode pemisahan sesuai dengan ukuran
yang dikehendaki. Pengayakan biasanya dilakukan terhadap material yang telah mengalami
proses penghancuran (grinding). Partikel yang lolos melalui ukuran saring tertentu disebut
sebagai undersize dan partikel yang tertahan diatas saringan tertentu diatas saringan disebut
oversize. Bebarapa ayakan yang sering digunakan atara lain :
 Grizzly, merupakan jenis ayakan dimana material yang diayak mengikuti aliran pada posisi
kemiringan tertentu.
 Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring, digerakkan pada
frekuensi 1000 – 7000 Hertz. Satuan kapasitas tinggi dengan efisiensi pemisahan yang baik,
digunakan untuk interval ukuran partikel yang luas.
 Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating screen
(100 – 400 Hz) dengan waktu yang lebih lama, lebih linier dan tajam.
 Recipracating screen, ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan mengoyangkan,
pantulan yang panjang (20 – 200 Hz).
 Shifting screen, ayakan dinamis yang dioperaiskan dengan gerakan memutar dalam bidang
permukaan ayakan. Gerakan aktual dapat berupa putaran atau getaran memutar. Digunakan
untuk pengayakan material basah atau kering.
 Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada kecepatan rendah (10
– 20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari material – material relatif kasar.

Pengayakan berarti memisahkan suatu bahan dengan menuangkan melalui ayakan


sehingga didapat butir-butir dengan berbagai daerah ukuran (kelas-kelas butir), proses ini disebut
juga klarifikasi. Tujuan dari pengayakan dimaksud untuk :
 Menghaluskan campuran butir dengan ukuran tertentu
 Agar dapat diolah lebih lanjut
 Agar diperoleh penampilan bentuk komersial yang diinginkan
 Agar diperoleh ukuran yang seragam (uniform)

Ayakan biasanya berupa ayaman dangan mata jala (mesh) yang berbentuk bujur sangkar
atau empat persegi panjang, berupa pelat yang berlubang-lubang bulat atau bulat panjang atau
juga berupa kisi. Mesh adalah rapat lubang ayak per inchi.
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada
proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel
yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan
ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak
lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengayakan, yaitu:
 Jenis ayakan
 Cara pengayakan
 Kecepatan pengayakan
 Ukuran ayakan
 Waktu pengayakan
 Sifat bahan yang akan diayak

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran


ayakan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan, yaitu :
1. Ukuran bahan ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.

2. Ukuran relatif partikel


Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan
memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu
yang satu melintang dan lainnya membujur.

3. Pantulan dari material


Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi screen sehingga
akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.

4. Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan menyumbat
screen.

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:


 kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan
 Kisaran ukuran ( size range)
 Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability
 Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan
 Ayakan kering atau basah

Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu:


 Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras.
 Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu, tembaga, atau
logam lainnya.
 Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel rods).
Sistem bukaan dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk lingkaran, persegi
ataupun persegi panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini tergantung dari ukuran, karakteristik
material, dan kecepan gerakan screen.

2.3 Menghitung Dp dan Daya yang dibutuhkan

Untuk mengukur diameter partikel yang diperoleh setelah dilakukannya pengecilan


ukuran dapat menggunakan persamaan berikut :

1
𝐷𝑝 = 𝑥
Σ( )
𝑑𝑝

Dimana:
Dp = diameter partikel rata-rata keseluruhan
X = fraksi massa tiap-tiap ukuran partikel
dp = diameter partikel

Daya yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan rumus :

1 1
𝑝 = 10 × 𝑊𝑖 × ( − )
√𝐷𝑝𝑏 √𝐷𝑝𝑎

Dimana:
P = Daya, Kwh/ton
Wi = Indeks kerja, Kwh/ton
Dpa = Diameter partikel rata-rata awal, 𝜇m
Dpb = Diameter partikel rata-rata akhir, 𝜇m
BAB III
METOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1. Alat yang digunakan :

1) Crusher
2) Grinding Mill
3) Sieve Shaker
4) Ayakan
5) Stopwatch
6) Timbangan

3.1.2. Bahan yang digunakan :

 Beras 400 gram

3.2. Prosedur Kerja

3.2.1 Prosedur kerja percobaan Crushing


1) Mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam percobaan
2) Hitung diameter awal sampel (Dpa)
3) Siapkan bahan atau sampel sesuai dengan tugas yang diberikan
4) Hidupkan mesin crusher
5) Masukkan bahan ke dalam alat crusher sedikit demi sedikit sampai habis
6) Matikan alat crusher
7) Timbang produk yang diperoleh (Wo)
8) Siapkan alat analisa ayakan
9) Set sesuai dengan tugas yang diberikan
10) Susun ayakan mulai yang terbesar diatas sampai yang terkecil dan penampung bawah
11) Timbang hasil ayakan tersebut sesuai dengan ukuran ayakan masing-masing dan
tabelkan datanya (Wi).

3.2.2 Prosedur kerja percobaan Grinding


1) Mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam percobaan
2) Siapkan bahan atau sampel sesuai dengan tugas yang diberikan
3) Masukkan bahan dengan berat (Wo) dan ukuran (Dpa) yang telah ditentukan ke dalam
alat Ball Mill yang telah diberikan sejumlah bola penggiling
4) Hidupkan alat grinding mill
5) Lakukan penggilingan selama 20 dan 30 menit
6) Timbang produk yang diperoleh (Wo)
7) Siapkan alat analisa ayakan
8) Set sesuai dengan tugas yang diberikan
9) Susun ayakan sesuai yang terbesar di atas sampai yang terkecil dan penampung bawah
10) Timbang hasil analisa ayakan tersebut sesuai dengan ukuran ayakan masing-masing dan
tabelkan datanya (Wi)
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Data Percobaan

4.1.1. Crushing

 Diameter Awal (beras) = 2 mm (Sebelum dicrushing)


 Berat Awal (Wo) = 400 gram
 Getaran = 1,00
 Interval (On/Off) = 15 detik
 Waktu = 10 Menit

Tabel 4.1.1 : Data Hasil Percobaan Crushing

Ukuran Partikel Berat Hasil Ayakan (wi) Fraksi Ukuran Partikel Dp


(mm) (gram) (Xi) (mm)
1,4 1 0,0063 2
1 3 0.019 1,2
0,63 155 0,975 0,815
Pan 241
Total 400 Gram

4.1.2 Grinding
 Diameter Awal (beras) = 0,815 mm (Sebelum digrinding)
 Berat Awal (wo) = 155 Gram
 Jumlah Bola Penggiling (Ball Mill) = 12 Buah
Tabel 4.1.2 : Data Hasil Percobaan Grinding

Ukuran Partikel Berat Hasil Ayakan (wi) Fraksi Ukuran Partikel Dp


(mm) (gram) (Xi) (mm)
0,63 15 0,12 0,815
0,355 70 0.56 0,4925
0,20 40 0,32 0,2775
Pan 30
Total 155 Gram

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Crushing

 Menghitung fraksi massa tiap ukuran

a
Xa =
a+b+c
1 gram
= = 0,0063
1 + 3 + 155(gram)

b
Xb =
a+b+c
3 gram
= = 0,019
1 + 3 + 155(gram)

c
Xc =
a+b+c

155 gram
= = 0,975
1 + 3 + 155(gram)
 Menghitung diameter partikel tiap kolom ayakan

Dpa = 2 mm

(1,4 + 1)𝑚𝑚
𝐷𝑝𝑏 = = 1,2 𝑚𝑚
2

(1 + 0,63)𝑚𝑚
𝐷𝑝𝑐 = = 0,815 𝑚𝑚
2

 Menghitung diameter partikel rata-rata (Dp)

1 1
𝐷𝑝 = 𝑥 =
Σ( ) ( 𝑋𝑎 ) + ( 𝑋𝑏 ) + ( 𝑋𝑐 )
𝑑𝑝 𝑑𝑝𝑎 𝑑𝑝𝑏 𝑑𝑝𝑐

1
=
0,0063 0,019 0,975
( 2 ) + ( 1,2 ) + ( )
0,815

= 0,823 mm

 Menghitung kebutuhan daya (P)


Diketahui :
Wi = 13,81 kwh/ton
Dpa = 2 mm → 2000 𝜇𝑚
Dpb = 1,2 mm → 1200 𝜇𝑚
Penyelesaian :
1 1
p = 10 × Wi × ( − )
√Dpb √Dpa
1 1
p = 10 × 13,81 × ( − )
√1200 √2000
= 1,1048 𝐾𝑤ℎ/𝑡𝑜𝑛
4.2.2 Grinding

 Menghitung fraksi massa tiap ukuran

a
Xa =
a+b+c
15 gram
= = 0,12
15 + 70 + 40(gram)

b
Xb =
a+b+c
70 gram
= = 0,56
15 + 70 + 40(gram)

c
Xc =
a+b+c

40 gram
= = 0,32
15 + 70 + 40(gram)

 Menghitung diameter partikel tiap kolom ayakan

Dpa = 0,815 mm

(0,63 + 0,355)𝑚𝑚
𝐷𝑝𝑏 = = 0,4925 𝑚𝑚
2

(0,355 + 0,02)𝑚𝑚
𝐷𝑝𝑐 = = 0,2775 𝑚𝑚
2
 Menghitung diameter partikel rata-rata (Dp)

1 1
𝐷𝑝 = 𝑥 =
Σ( ) ( 𝑋𝑎 ) + ( 𝑋𝑏 ) + ( 𝑋𝑐 )
𝑑𝑝 𝑑𝑝𝑎 𝑑𝑝𝑏 𝑑𝑝𝑐

1
=
0,12 0,56 0,32
( )+( )+( )
0,815 0,4925 0,2775

= 0,410 mm

 Menghitung kebutuhan daya (P)


Diketahui :
Wi = 13,81 kwh/ton
Dpa = 0,815 mm → 815 𝜇𝑚
Dpb = 0,4925 mm → 492,5 𝜇𝑚
Penyelesaian :
1 1
p = 10 × Wi × ( − )
√Dpb √Dpa
1 1
p = 10 × 13,81 × ( − )
√492,5 √815
= 1,381 𝐾𝑤ℎ/𝑡𝑜𝑛
 Rumus menghitung diameter partikel rata-rata
1
𝐷𝑝 = 𝑥
Σ( )
𝑑𝑝

Dimana :

Dp = Diameter partikel rata-rata

X = Fraksi massa tiap-tiap ukuran partikel

dp = Diameter partikel

 Daya yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan rumus :


1 1
p = 10 × Wi × ( − )
√Dpb √Dpa
Dimana :
P = Daya, Kwh/ton
Wi = Indeks kerja, Kwh/ton
Dpa = Diameter partikel rata-rata awal, 𝜇𝑚
Dpb = Diameter partikel rata-rata akhir, 𝜇𝑚
BAB V
PEMBAHASAN

Pengecilan ukuran partikel merupakan suatu operasi yang digunakan untuk memecahkan,
menggiling, memotong dan menggerus bahan baku atau partikel-partikel padatan besar dengan
ukuran yang tidak seragam menjadi partikel-partikel padatan kecil dengan ukuran yang lebih
seragam. Pengecilan ukuran dilakukan secara mekanis tanpa harus mengalami perubahan sifat-
sifat kimianya namun hanya terjadi perubahan bentuk saja. Selain itu pengayakan juga
merupakan suatu unit operasi dimana campuran suatu padatan yang mempunyai ukuran yang
bervariasi dipisahkan menjadi dua fraksi atau lebih dengan melewati permukaan ayakan.
Pengayakan digunakan untuk memisahkan campuran yang berbentuk butiran atau bubuk dalam
satu interval ukuran tertentu.

Dari percobaan yang telah dilakukan, bahan baku yang digunakan berupa beras dengan
berat awal sebanyak 400 gram dengan diameter 2 mm, yang selanjutnya bahan baku tersebut
akan di masukkan ke dalam alat crusher. Setelah di crusher bahan baku yang sebelumnya
berbentuk partikel-partikel padat di timbang kembali hingga mencapai berat 400 gram,
selanjutnya beras yang telah hancur tersebut dilakukan pengayakan tujuannya untuk memisahkan
beras yang masih terbentuk butir-butir kasar dengan ukuran yang tidak seragam menjadi ukuran
lebih seragam dan halus. Jenis ayakan yang digunakan berupa Vibrating Screen, dimana prinsip
kerjanya dengan ayakan dinamis yaitu permukaan horizontal dan miring, digerakkan pada
frekuensi 1000-7000 Hertz. Dengan interval (on/off) 15 detik selama 10 menit, dengan getaran
1,00.

Dari data diperoleh berat hasil ayakan (Wi) pada ukuran lubang ayakan yang paling kecil
sebanyak 155 gram dan berat bahan yang melewati penyaring atau ayakan yang kemudian
tertampung dibawah sebanyak 241 gram. Semakin kecil lubang suatu ayakan semakin besar
massa zat partikel tersebut yang tertahan pada penyaring/ayakan. Maka selanjutnya menghitung
fraksi massa dari tiap ukuran, sehingga diperoleh dari ukuran ayakan yang terkecil dengan berat
hasil ayakan sebanyak 1 gram dengan nilai fraksi (Xi) yang diperoleh yaitu 0,0063 dan yang
terbesar sebanyak 0,975. Dalam hal ini, daya yang dibutuhkan sebesar 1,1084 Kwh/ton.
Selanjutnya, yaitu proses penggilingan (grinding) merupakan salah satu metode dari
pengecilan ukuran dari bahan yang kasar menjadi bahan yang sangat halus dan koloidal. Pada
percobaan ini proses penggilingan yang dilakukan menggunakan alat Grinding Mill. Prinsip
kerja alat ini yaitu dengan menghancurkan material-material dengan sistem tumbukan bola pada
dinding. Mesin ini memiliki bentuk tabung dengan dua tempat penyimpanan dengan desain
horizontal. Untuk bagian luarnya, memiliki mesin berjalan pada dua roda yang terpasang di
kedua sisinya. Bahan material akan digilling secara spiral dan pada bagian tubuh barel akan
berputar.

Setelah percobaan Grinding yang dilakukan maka bahan akan diayak kembali, sehingga
bahan tersebut akan menjadi sangat halus. Maka urutan kolom ayakan yang disusun mulai dari
0.63 , 0.355 dan 0.20 dengan jumlah bola penggiling 12 buah . Bahan yang di grinding sebanyak
155 gram yang diperoleh dari hasil ayakan pada ukuran kolom 0,63. Dalam hal ini, jumlah
partikel yang tertahan dalam penampung sebanyak 30 gram. Dengan daya yang diperoleh yaitu
1,381 Kwh/ton.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1) Pengecilan ukuran partikel merupakan salah satu operasi yang digunakan untuk
memecahkan partikel-partikel padatan besar dengan ukuran yang tidak seragam menjadi
partikel-partikel padatan kecil dengan ukuran yang lebih seragam.
2) Semakin kecil lubang suatu ayakan semakin besar massa zat partikel tersebut yang
tertahan pada penyaring/ayakan..
3) Berat sampel awal (Wo) yaitu 400 gram
4) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:
 Jenis ayakan
 Cara pengayakan
 Kecepatan pengayakan
 Ukuran ayakan
 Waktu pengayakan
 Sifat bahan yang akan diayak

6.2 Saran
 Lakukan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
 Hindari kecelakaan pada saat bekerja
 Jaga kebersihan dan kenyaman pada saat bekerja
DAFTAR PUSTAKA

Earle, 1986. Satuan Operasi Dalam pengolahan Pangan. PT. Sastra Hudaya, Jakarta

Gillan, 1993. Extraction Dan Absorption. Product Line, Newyork

Karta Saputra. IC. A. G. 1986. Teknologi Benih. Rineka Cipta, Jakarta

Warven, MC, Cabe,1993. Operasi Teknik Kimia I. Erlangga, Jakarta


LAMPIRAN

Gambar 3 : Proses Penggilingan (Grinding)


Gambar 1 : Bahan Baku berupa Beras yang
untuk menghaluskan
digunakan sebagai pengecilan ukuran

Gambar 2 : Peralatan Crushing (penghancuran) Gambar 4 : Proses Pengayakan (Sieving) setelah


bahan dihancurkan dan digilling
Gambar 5 : Peralatan Ayakan dengan metode Gambar 6 : Beras yang telah dilakukan
vibrating screen pengecilan ukuran atau penggilingan dan
pengayakan menjadi halus dan ukuran
partikelnya menjadi seragam

Anda mungkin juga menyukai