Peledakan
Peledakan
BAB I
PENDAHULUAN
Pemboran dalam proses peledakan pada suatu lubang bor biasanya dilakukan
dilakukan secara mekanik dan kadang-kadang termik atau hidrolik. Dengan tujuan
untuk menempatkan bahan peledak atau keperluan yang lain yang memerlukan lubang
, sehingga akan menghasilkan fragmentasi batuan yang bertujuan untuk
menggemburkan dan memuat menjadi fragmen-fragmen suatu massa batuan, secara
konvensional dengan energy kimia pada peledakan tetapi ditambah secara mekanik
hidrolik, aplikasi baru dan energy.
1.2 Tujuan
Tujuan dari acara Alat Bor dan Kompresor antara lain:
1.3 Praktek
Sistem Pemboran
komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah sumber energi mekanik,
batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi
terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk
pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan sumber
energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu : rotari,
perkusif, dan rotari-perkusif.
Pada pemboran tumbuk (percusif), energi dari mesin bor diteruskan oleh batang
bor dan mata bor untuk meremukkan batuan. Komponen utama dari mesin bor ini
adalah piston yang mendorong dan menarik tungkai (shank) batang bor. Pada metode
perkusif yang terjadi adalah proses peremukan (crushing) permukaan batuan oleh mata
bor. Contoh alat bor yang menggunakan temper ini adalah hammer drill, churn drill.
b. Bor Putar-Tumbuk ( Rotary-Percussion Drill )
Top Hammer
Metode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2 kegiatan
dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gigi dan piston,
yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang bor menuju mata
bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan tumbukannya, metode ini dibagi menjadi
dua jeis yaitu : Hydrolic Top Hammer dan Pneumatic Top Hammer.
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber dasarnya
menggunakan udara bertekanan. DTH Hammer dipasang dibelakang mata bor, di
dalam lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat melewati
batang bor dan sambungan-sambungannya. Contoh dari alat bor dengan menggunakan
temper tumbuk putar adalah jack hammer.
Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotari terbagi menjadi 2 sysem tricone dan
drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan (crushing) dan drag bit jika
hasil penetrasinya berupa potongan. Sistem tricone digunakan untuk batuan sedang
hingga lunak, untuk system drag bit digunakan untuk batuan lunak. Contoh alat bor
dengan sistem ini adalah rotary drill.
2. Sistem Pemboran Manual
Prinsip kerja dari manual driven sangat sederhana karena hanya menggunakan tenaga
manusia sebagai tenaga penggerak. Contoh : Auger Drill, Bangka Bor, Churn Drill,
Bor Mesin Semprot ( BMS ).
Dalam kegiatan penambangan terbuka untuk pemboran, alat yang digunakan adalah
Down The Hole Drill, Rotary Driven, dan Top Hammer. Untuk kegiatan penambangan
bawah tanah alat yang digunakan diantaranya : Mechanic Jumbo dan Hand Held Rock
Drill (terdiri atas : stopper, shinker, difter).
Integral Drill Steels terdiri dari shank adaptors, batang bor, dan mata bor yang telah
terpasang menjadi satu. Pada umumnya integral drill steels digunakan jenjang relatif
rendah dengan diemeter lubang bor antara 22-41 mm.
Extension Drill Stells terdiri dari empat komponen utama yang dapat dipisahkan satu
sama lain yaitu:
Mesin bor
Mesin bor adalah alat yang mengubah energi potensial ( yang berupa udara bertekanan
dari kompresor ) menjadi energi mekanik penggerak piston dan drill rod.
Shank Adaptors
Shank adaptor adalah bagian tangkai yang digunakan untuk mentransmisikan energi
tumbukan dari piston ke batang bor, kemudian dilanjutkan ke mata bor. Shank adaptor
terdapat di dalam mesin bor dan dihubungkan oleh coupling ke batang bor yang
pertama.
Coupling
Coupling digunakan untuk menghubungkan batang bor yang satu dengan yang lainnya
sampai kedalaman lubang bor yang diinginkan.
Drill Rod
Drill rod merupakan bagian yang menggerakkan bit ( mata bor ) atau sebagai tempat
mata bor.
Mata Bor merupakan pengguna energi terakhir dari mesin bor yang langsung mengenai
batuan. Mata Bor (Bit) ada dua macam yaitu :
a. Deteacable Bit
Disebut Deteacable Bit apabila bitnya diganti-ganti tidak menyatu dengan Drill Rod.
Pada Jack Hammer, Deteacable Bit ini dikenal juga dengan Soket.
b. Forget Bit
Disebut Forget Bit apabila menyatu dengan drill rod dan bitnya tidak lepas. Pada Jack
Hammer, Forget Bit ini dikenal juga dengan nama Chiel.
BAB III
3.1 Hasil
Pemboran Peledakan
a. Top Hammer Drilling
Hydraulic self
Pneumatic drill dengan portable air compressor
b. Down the hole drilling
Pneumatic operated carrier dengan portable air compressor
Hydraulic operated self countanied carrier
c. Rotary drilling
Rotary crushing
Rotary cutting
3.1.1 Cara Kerja Bor ( Bor Putar )
Berdasarkan sistem penetrasiannya pada alat ini terbagi menjadi dua system di
antaranya sistem tricone dan drag bit. dimana pada alat tricone sendiri
di sebut sebagai alat penggerus ( crushing ), sistem tricone sendiri diguanakan untuk
batuan sedang dana batuan lunak, sedang kan denga drag bit di sebut sebagai
pemotong, maka sistem drag bit nya digunakan untuk batuan yang lunak saja.
3.2 Pembahasan
1. Sifat batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan
metode pemboran.
a. Kekerasan
b. Kekuatan ( Strength )
Sifat elatisiatas dinyatakan dengan modulus elatisitas atau modulus Young ( E ), dan
nisbah poisson (u) modulus elatisitas merupakan faktor kesebandingan antara tegangan
normal dengan regangan relatif, sedangkan nisbah poisson merupakan kesebandingan
regangan lateral dan reganagn aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung pada
komposisi mineralnya, porositas, jenis perpindahan dan besarnya beban yang
diterapkan. Nilai modulus elastisitas untuk batuan yang sangat rendah, hal ini
disebapkan komposisi mineral dengan tekturnya, seperti modulus elastisitas pada arah
yang sejajar bidang perlapisan selalu lebih besar dibandingkan dengan arah tegak lurus.
d. Plastisitas
e. Abrasitas
Abrasitas adalah sifat batuan yang menggores permukaan material lain, ini merupakan
suatu parameter yang mempengaruhi kehausan (umur) mata bor dan batang bor.
Kandungan kwarsa dari batuan biasanya petunjuk yang dipercaya untuk mengukur
kehausan mata bor.
b) Bentuk butir, bila bertuk butir tersebut tidak teratur atau lebih abrasive
disbanding dengan bentuk bulat.
c) Ukuran butir.
d) Porosita batuan.
e) Ketidaksamaan, batuan poli mineral sekalipun mempunyai kekerasan
sama akan abrasive karena meningkatakn permukaan kasar.
f. Tekstur
g. Struktur geologi
h. Karakteristik pecahan
Karakteristik pecahan dapat seperti tingkah laku apabila batu di kenai palu. Masing–
masing tipe batuan mempunyai karakteristik pembongkaran yang benareka ragam dan
derajat pembongkaran berhubungan dengan tektur, komposisi mineral struktur.
2. Rock Drillability
Drilabilitas batuan adalah temperatur mudah tidaknya mata bor melakukan penetrasi ke
dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan fungsi dari sifat batuan seperti komposisi
mineral, tekstur, ukuran butir dan tingkat pelapukan.
Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama umur alat bor maka
pemakaian kemampuan alat semakin turun.
4. Ketrampilan Operator
Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang dapat diperoleh dari
latihan dan pengalaman kerja.
5. Geometri pemboran
Geometri pemboran meliputi diameter lubang ledak, kedalaman lubang ledak, kemiringan
lubang ledak dan pola pemboran.