Anda di halaman 1dari 3

Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja

Selamat pagi
Salam sejahtera untuk kita semua

Yth. Ibu Rini Adiati Ekoputranti


Serta teman-teman sekalian yang saya cintai

Terima kasih saya ucapkan atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan kepada saya.
Pada kesempatan ini, saya hendak menyampaikan pidato mengenai kebebasan dalam
pergaulan bebas.
Sebelum saya menyampaikan pidato, saya ingin memberitahukan hadirin sekalin terkait fakta
tentang remaja saat ini. 20,9 persen remaja putri hamil di luar nikah. Dulu fenomena hamil di
luar nikah sangat jarang terjadi, tapi di masa sekarang yang seperti itu sudah cukup lazim.
Bahkan jumlahnya sendiri seolah makin naik tiap tahunnya. BKKBN beberapa waktu lalu
pernah membeberkan data soal hamil di luar nikah. Dan lagi-lagi hasilnya mengagetkan. Dari
semua kasus, remaja putri menyumbangkan sekitar 20,9 persen. Jumlah ini bisa dikatakan
sangat mengiris hati. Pasalnya, kalau dikonversikan, mungkin jumlahnya begitu banyak. Ini
jadi satu lagi bukti kuat kalau pergaulan remaja sekarang sudah sangat memprihatinkan.
Miris sekali jika melihat fakta ini. Padahal kita tinggal di Indonesia di mana adat dan
normanya masih begitu kuat. Entah apa jadinya jika Indonesia seperti negara-negara barat,
mungkin persentase dan jumlah di atas akan makin besar. Remaja di sini memang adalah
pelaku, tapi kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. Di balik mirisnya pergaulan
remaja, ada tanggung jawab semua orang di sana.

Pergaulan bebas adalah wabah dalam pergaulan remaja dan kawula muda. Wabah sporadis
yang tidak terkendali ini memberikan berbagai dampak negatif bagi masa depan bangsa
Indonesia. Pergaulan bebas dapat dilakukan dengan sadar oleh para kaum muda atau hanya
mengikuti tren saja.

Bagi mereka yang tidak mengetahui konsekuensi dari pergaulan bebas, berikut adalah
beberapa point penting yang menjadi pertimbangan untuk tidak melakukan pergaulan bebas.
Hal pertama yang mengenai pergaulan bebas adalah pihak perempuan adalah mahluk yang
paling dirugikan dan dikorbankan.

Bagi kaum perempuan muda, pergaulan bebas cenderung mengarah ke seks bebas di
bandingkan dengan penggunaan narkoba, pembangkangan dan sebagainya. Pertama-tama,
sadarlah bahwa kamu tinggal di Indonesia yang diapit oleh negara-negara asia lainnya yang
sarat dengan adat ketimuran. Mungkin kamu tidak menyadarinya saat ini, namun pikirkanlah
di masa mendatang, apakah pasangan kamu nanti bisa menerima kamu apa adanya?
Pernahkah kamu mendengar bahwa ‘pacar harus cantik sedangkan istri harus pantas’. Ketika
kamu sudah terjebak dalam pergaulan bebas, seberapa pantaskah kamu bagi pasangan kamu
kelak?

Jika kita berpikir bahwa kaum pria juga melakukannya. Itu benar, mereka memang
melakukannya namun mereka tidak menghormati kaum perempuan yang melakukannya dan
memandang mereka sebelah mata. Tidak adil memang, namun hal tersebut adalah kenyataan
yang harus kamu terima. Jadi kamu sebagai perempuan, pandai-pandailah menjaga diri.

Konsekuensi kedua dari pergaulan bebas adalah mereka tidak mungkin terbebas dari
penyakit. Dalam pergaulan bebas, sangatlah jelas bahwa nilai kepercayaan dan kejujuran
sudah tercacah-cacah. Penyakit yang diderita dari pergaulan bebas sangatlah variatif dari
yang bisa di sembuhkan sampai dengan yang sulit bahkan sampai tidak dapat disembuhkan
seperti AIDS, Herpes, kanker dan sebagainya. Penyakit umum yang menghinggapi para
pelaku pergaulan bebas adalah Clamydia. Memang dampak yang diberikan tidak sehebat
yang diberikan oleh HIV dan kanker namun penyakit oleh karena jamur ini sangatlah
mengganggu dan tidak nyaman.

Bagi kamu kawula muda kaum pria, janganlah kamu berbangga hati dengan bebasnya kalian
dari ciri-ciri fisik terlibat dalam pergaulan bebas seksual. Pernahkah terlintas di pikiran kamu
bahwa kaum perempuan adalah kaum pembanding yang sangat hebat? Perhatikanlah sekitar
kamu atau ketika kamu kecil, seberapa sering kamu mendengar kamu ataupun teman-teman
kamu di bandingkan dengan yang lainnya. Tentu saja jika kamu terlibat dalam pergaulan
bebas kemampuan kamu, bentuk dan segala macam teknik kamu akan diperbandingkan
dengan pasangan-pasangan wanitamu yang lainnya. Jika performa kamu bagus, tentu saja
kamu bisa merasa bangga. Kamu bisa saja menanyakannya langsung kepada pasangan kamu
secara langsung. Lalu apakah kamu yakin bahwa ia mengatakan yang sesungguhnya?
Mungkin juga ia berpura-pura hanya untuk mempertahankan kamu di sisinya untuk kegunaan
yang lainnya. Bagaimana jika suatu hari kamu mengetahui bahwa pasangan kamu
menyebarkan ketidakmampuan atau performa kamu yang sebenarnya bagi pasangan kamu
tidaklah sehebat yang kamu pikir. Tentu saja kamu bisa langsung memaki dengan kata-kata
kasar. Namun apakah hal itu akan mengubah harga diri kamu yang sudah terlanjur tegores
dan mendapat reputasi yang kurang baik?

Untuk itulah mari kita menghindari dan mencegah pergaulan bebas ini. Ada beberapa cara
yang dapat dilakuakan, diantaranya adalah membentengi diri kita dengan iman dan taqwa.
Jika kita selalu mengingat tuhan, maka kita tidak mungkin akan terpengaruh oleh perbuatan
itu karena kita mengetahui bahwa perbuatan itu merupakan dosa yang sangat besar. Yang
kedua adalah mari kita membantu remaja-remaja yang telah terjerumus ke dalam pergaulan
bebas dengan cara menyadarkan mereka.

Selanjutnya adalah marilah kita menciptakan lingkungan yang baik dengan cara melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif dan mengikutsertakan para remaja, sehingga akan
mencipatakan remaja yang berprestasi. Jika kita melakukan itu semua, tentunya para remaja
tidak akan terlibat dalam pergaulan bebas. Oleh karena itulah mari kita bersungguh-sungguh
untuk menjauhinya dan membantu teman-teman yang telah terjerumus ke dalam pergaulan
bebas ini. Apabila kita berani bertindak maka kita semua bisa terhindar dari pergaulan bebas.

Demikianlah pidato singkat yang dapat saya sampaikan kali ini. Semoga apa yang telah saya
sampaikan ini bisa menjadi pelajaran bagi kita. Saya mengucapkan terimakasih atas
perhatiannya dan juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan selama
menyampaikan pidato ini.

Selamat pagi

Anda mungkin juga menyukai