Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FISIKA TENTANG

KALOR

DI SUSUN :
NUR AJI PRIWANTORO
KELAS
XI. SURVEY PEMETAAN
KATA PENGANTAR
segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, serta salawat
dan salam kita kepada nabi besar MUHAMMAD SAW.
Karena kehendaknya jualah saya dapat menyusun
makalah sistem informasi geografis (sig). Dalam makalah
ini telah tersusun materi serta pembahasan tentang sistem
informasi geografis, dari pengertian, jenis jenisnya serta
contoh pengggunaan dari sistem informasi geografisyang
seluruhnya ada di dalam permasalahan dan pembahasan
pada makalah ini, serta telah di tampilkan gambar gambar
di setiap penjelasan yang bertujuan untuk memberi
kemudahan pemahaman pembaca.
Mungkin hanya itu kata sambutan dari saya lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan, serta salawat dan salam
demi kesempurnaan makalah ini terima kasih.

PENYUSUN

Nur aji p.
A.Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bagaimanakah cara kalor itu berpindah?
Kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi atau hantaran, konveksi atau aliran, dan
radiasi atau pancaran.

1. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel
zat tersebut.

gambar :Contoh terjadinya konduksi

Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:


1) Konduktor
Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contoh : besi, baja, tembaga, aluminium,
dll
2) Isolator
Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik. Contoh : kayu, plastik, kertas, kaca,
air, dll

RUMUS KONDUKSI :

Keterangan:

 T1= suhu lebih tinggi (Derajat Celcius).


 T2= suhu lebih rendah (derajat celcius).
 d= panjang atau tebal benda (m).
 A= luas penampang benda (m2).
 k= konduktifitas kalor (J/s m Derajat celcius)
 H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
 DT/L = gradien temperatur (ºK/m)
 K = koefisien konduksi
2. Konveksi
Perambatan kalor yang disertai perpindahan bagian-bagian zat, karena perbedaan massa jenis.
H = K . A . DT

H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu


K = koefisien konveksi
DT = kenaikan suhu (ºK)
3. Radiasi
Perambatan kalor dengan pancaran berupa gelombang-gelombang elektromagnetik.
Pancaran kalor secara radiasi mengikuti Hukum Stefan Boltzmann:
W = e . s . T4
W = intensitas/energi radiasi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu
s = konstanta Boltzman =5,672 x 10-8 watt/cm2.ºK4
e = emisivitas (o < e < 1) T = suhu mutlak (ºK)

.Kemampuan suatu bahan untuk menyerap radiasi dinamakan sebagai emisivitas (ε). Benda hitam
mempunyai emisivitas = 1 sedangkan benda mengkilap mempunyai emisivitas = 0.
besarnya intensitas radiasi yang dipancarkan benda bergantung pada sifat bahan (emisivitas) dan
suhunya. Secara matematis ditulis :

R = ε . σ . T4

R = Intensitas radiasi Keterangan :


ε = Emisivitas bahan
P = daya radiasi (watt = joule/s)
Rumus - Rumus Minimal
Daya Radiasi (Laju energi rata-rata) e = emisivitas benda
P = eσ T 4A e = 1 → benda hitam sempurna
Hukum Pergeseran Wien A = luas permukaan benda (m2)
λmaks T = C T = suhu (Kelvin)σ = Konstanta
Keterangan :
λmaks = panjang gelombang radiasi maksimum (m) Stefan-Boltzman = 5,67 x 10−8
C = Konstanta Wien = 2,898 x 10−3 m.K W/mK4
T = suhu mutlak benda (Kelvin)C, L = 0,05 m, dan k = 1,5

B. PEMUAIAN PADA ZAT PADAT

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat
umumnya akan memuai jika dipanaskan.Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas menunjukkan
karakteristik yang berbeda. Pemuaian dapat digambarkan sebagai berikut, jika sekelompok orang
berdiri dan tidak bergerak mereka dapat berdiri berdekatan, sehingga tidak membutuhkan ruang yang
besar, tetapi jika orang-orang tersebut mulai bergerak, maka akan dibutuhkan ruang yang lebih besar.

A. Pemuaian Zat Padat

Apabila sebuah benda padat dipanaskan, benda tersebut akan memulai kesegala arah. artinya muai
panjang, luas dan volume benda juga bertambah.

1. Muai Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi).

Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka digunakan persamaan sebagai berikut
: Rumus pemuaian panjang Δx= Lo. α. ΔT
contohsoalpemuaian panjang
Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian
menerima kalor dan suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien
muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang
ΔX= besarnya pemuaian panjang logam tersebut setelah suhunya naik?
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu
Pembahasan
L = Lo + Δx L = Lo (1 + α.ΔT)
L = 0,2. (1+0,001.40)
L = panjang setelah dipanaskan L = 0,2. (1+0,04)
Lo = panjang mula-mula L = 0,2.1,04 = 0,208 m

L = Lo (1 + α.ΔT)

2. Muai Luas
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis
logam Rumus Pemuaian Luas

Ao = Luas Sebelum dipanaskan


A = luas setelah pemanasan ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = penambahan luas A = Ao + ΔA
β = koefisien muai luas A = A0 (1+β.ΔT)
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)

contoh soal pemuaian luas

sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga suhunya naik
50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan
luas lempeng logam tersebut?

ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2

c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu
muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada
koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α

ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)

ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volumeContoh Soal Pemuaian Volume

Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus tersebut diberi kaalor
sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume akhir kubus
tersebut?
Pembahasan

ΔV = Vo.γ.ΔT
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
ΔV = 150 cm2
V= Vo + ΔV
V= 1000 + 50 = 1050 cm2

2. Pemuaian Zat Cair

Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini
terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang
ditempatinya.

rumus pemuaian zat cair

ΔV = Vo.b.ΔT

contoh soal pemuaian zat cair

Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di panaskan
sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci
tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC

Pembahasan

Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi

ΔV = Vo.b.ΔT
ΔV = 4 liter.0,004.80
ΔV = 1,28 liter

Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas

Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian
zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat
menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas

a. Hukum Gay Lussac

PV = nRT

P = tekanan (atm)
V = volume (L)
n = mol zat
R = 0,0082
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu gas mutlak
tersebut sehingga

V/T = nR/T = tetap

karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan sesudah
pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi

Vo V1
—- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1 T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin

b. Hukum Boyle

hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa hasil
perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya

PV = nRT = tetap

karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan
sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya

P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)

c. Hukum Boyle-Gay Lussac

Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac. Hukum ini
menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi suhu selalu tetap.

P1.V.1 P2.V2
——– = ———- = tetap
T1 T2

Contoh Soal Pemuaian Gas


Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127 berapakah
volume gas tersebut.

Pembahasan
Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle
Vo V1
—- = —-
T1 T2

200/(27+273) = V1/(127+273)
200/300 = V1/400
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3

Anda mungkin juga menyukai