TUGAS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Statistika Inferensial
Oleh
IPAN SEPTIAWAN
142151037
Kelas 2014 B
Teknik Sampling
Probability Non-Probability
Sampling Sampling
𝑁 = populasi
𝑛 = sampel
Contoh :
Misalnya jika kita memiliki populasi disebuah Madrasah Aliyah sebanyak 100
orang. Siswa kelas 1 = 25, kelas 2 = 60, kelas 3 = 15. Sedangkan besar anggota
sampel = 80. Sehingga besar masing – masing sampel untuk A, B, Cdapat
dihitung dengan berikut:
Untuk A = (25/100) x 80 =20 orang
Untuk B = (60/100) x 80 = 48 orang
Untuk C = (15/100) x 80 = 12 orang
Sehingga jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80 orang.
̅
𝑀 = rata – rata banyaknya satuan sampling sekunder
𝑍𝛼/2 = Konstanta (bilangan) yang diperoleh dari tabel norma baku
𝛿 = Bound of error yang bisa ditolelir / dikehendaki
𝑆 = Simpangan baku populasi
𝑛 = banyaknya cluster yang harus diambil secara simple random sampling
Contoh:
Kepala dinas pendidikan Kabupaten Tasikmalaya ingin mengetahui bagaimana
sikap guru SMP terhadap kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) besar
sampel adalah 300 orangkemudian ditentukan Cluster misal jumlah sekolah
SMP sebanyak 66 sekolah dengan rata – rata jumlah guru 50 orang. Maka jumlah
cluster yang diambil adalah 300/50 = 6. Kemudian dipilih secara acak 6 sekolah
dan dari 6 sekolah ini dipilih secara acak 50 guru sebagai anggota sampel.
2. Non-Probability Sampling
Non-Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, Accidental Random Sampling, Snow
Ball Random Sampling, Purposive Random Sampling dan Quota Sampling.
a. Accidental Random Sampling
Accidental Random Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Contoh:
Reporter televise mewawancarai warga yang kebetulan sedang lewat.
b. Snow Ball Random Sampling
Snow Ball Random Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama – lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel pertama – tama
dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Contoh:
Akan diteliti pendapat para ahli penyakit dalam senior Indonesia terhadap
pengobatan penyakit dalam menggunakan tenaga dalam, maka pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan snowball sampling. Pertimbangan tersebut
dikaitkan dengan kenyataan bahwa populasi yang berupa ahli penyakit dalam
senior di Indonesia sangat spesifik, jumlahnya sedikit dengan lokasi yang
tersebar dank arena profesi yang sama maka kemungkinan besar mereka saling
mengenal satu dengan yang lain. Pertama, dicari seorang ahli penyakit dalam
senior. Selanjutnya dari satu orang ini diminta menunjukan beberapa ahli lain
yang dapat diwawancarai, demikian seterusnya sehingga diperoleh sejumlah
responden yang diperlukan.
c. Purposive Random Sampling
Purposive Random Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Penarikan sampel yang dilakukan ini memiliki subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti
d. Quota Sampling
Quota Sampling adalah teknik untuk menentuklan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri – ciri tertentu samapi jurnal (kuota) yang diinginkan.
Contoh:
Akan melakukan penelitian tentang terhadap masyarakat terhadap pelayanan
masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang
ditentukan 250 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 250
tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi
kuota yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang
terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat
menghubungi 50 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat
mencari data dari 500 anggota sampel.