MAKALAH
EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
Disusun oleh :
Kelompok 2
LISDA AMELIA
ELA ELAWATI
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI S1 PGSD
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................2
C. TUJUAN................................................................................................2
1. LATAR BELAKANG...................................................................3
3. LANDASAN PSIKOLOGIS........................................................5
1. TUGAS (TASK)..........................................................................10
BAB 3 KESIMPULAN..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DASAR ASESMEN
MODUL 3 ALTERNATIF
PENGEMBANGAN
ASESMEN
ALTERNATIF KEGIATAN BELAJAR 2
BENTUK ASESMEN KINERJA
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Menjelaskan konsep dasar asesmen alternative
2. Menjelaskan berbagai bentuk asesmen kinerja
2
BAB 2
MODUL 3 : PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF
A. KEGIATAN BELAJAR 1
B. KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
1. LATAR BELAKANG
Kompetensi Dasar
Indikator
Tes
3
Tabel 3
Perbedaan Asesmen Tradisional dan Asesmen Alternatif
Asesmen Tradisional (Tes) Asesmen Alternatif
1. Penilaian dilakukan untuk menilai 1. Penilaian dilakukan untuk menilai
kemampuan siswa dalam kualitas produk dan unjuk kerja
memberikan jawaban yang benar siswa.
2. Tes yang diberikan tidak 2. Tugas yang diberikan berhubungan
berhubungan dengan realitas dengan realitas kehidupan siswa
kehidupan siswa. .
3. Tes terpisah dari pembelajaran yang 3. Ada integrasi antara pengetahuan
dilakukan siswa. dengan kinerja atau produk yang
dihasilkan.
4. Dapat diskor dengan reliabilitas 4. Sulit diskor dengan reliabilitas
tinggi. tinggi
5. Hasil tes diberikan dalam bentuk 5. Hasil asesmen alternative diberikan
skor. dengan bukti kinerja.
4
atau menilih jawaban yang tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa
dalam proses belajarnya
3. Authentic assessment
Authentic Assessment engages students in applying knowledge and skill in the
same way the are used in the “real world”. Authentic Asessment merupakan
asesmen yang menuntut siswa mampu menerapkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam kehidupan di luar sekolah. Tujuan dari outentik
Asesmmen adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti apakah siswa dapat
menggunakan pengetahuan dan keterampilannnya serta efektif dalam kehidupan
nyata dan dapat memberikan kritik terhadap upaya yang telah dilakukan. Dari
pengertian tersebut tampak authentic assessment didasarkan pada performance
assessment yang menuntuk siswa mampu unjuk kerja.
4. Portfolio Assessment (Asesmen portofolio).
Merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
mewujudkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari
waktu ke waktu. Portopolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang
menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasul belajar siswa. Portfolio is a
purposeful collection of student work that tells the story of student achievement or
growth. Portfolios are not folders of all work a student does.
5. Achievement Assessment
Merupakan pengertian umum terhadap semua usaha untuk mengukur,
mengetahui, dan mendeskripsikan hasil belajar siswa baik yang dilakukan dengan
tes tertulis, asesmen kinerja, portopolio dan semua usaha untuk memperoleh
informasi hasil dan kemajuan belajar siswa.
6. Alternative Assessment
Asesmen alternative merupakan asesmen yang tidak hanya tergantung pada tes
tertulis. Pada dasarnya asesmen alternative merupakan alternative dari asesmen
tradisional. Jadi performance assessment, portfolio assessment, authentic
assessment dan achievement assessment merupakan kelompok asesmen
alternative.
3. LANDASAN PSIKOLOGIS
5
Asesmen alternative dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari
aliran psikologis kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan
dalam pelaksanaan asesmen alternative adalah :
1. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)
Teori ini beranggapan bahwa hakiat bejar adalah kompleks dan tidak terstuktur.
Teori ini menjelaskan bahwa belajar akan menghasilkan kemampuan secara
spontan dalam melakukan restrukturisasi pengetahuan yang telah dimiliki untuk
merespon kenyataan atau situasi yang dihadapi. Belajar tidak akan pernah
berakhir, oleh karena itu diperlukan penyesuaian-penyesuaian dengan situasi yang
selalu berubah.
2. Teori Belajar Bruner (1996)
Menurut Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan siswa
dengan cara mengkonstruksi sendiri gagasan baru atau konsep baru atas dasar
konsep, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimiliki. Siswa memilih dan
mentrasnformasikan informasi yang diperolehnya, menyusun hipotesis dan
membuat keputusan-keputusan atas dasar struktur kognitif yang dimiliki. Menurut
Bruner pembelajaran harus diarahkan pada belajar penemuan (discovery
learning). Setelah guru mengajarkan berbagai konsep, informasi dan keterampilan
diharapkan anak dapat menerapkannya pada materi pembelajaran yang lebih luas.
Pembelajaran harus sesuai dengan minat anak. Anakharus didorong melakukan
eksplorasi dan belajar sendiri. Discovery learning dapat dilakukan dengan cara :
a. Anak dihadapkan pada suatu masalah
b. Anak akan membandingkan realita dengan model mental yang telah dimiliki
c. Dengan pengalamannnya anak akan mencoba menyesuaikan atau
mengorganisasikan kembali struktur idenya untuk mencapai kesimbangan
dengan cara melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi untuk menemukan
informasi baru dan membuang informasi yang tidak perlu.
3. Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983)
Inti dari generative learning model adalah bahwa otak tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi aktif membentuk dan menginterprestasikan informasi
serta menarik kesimpulan dari informasi-informasi tersebut.
4. Experiental Learning Theory dari C. Rogers (1969)
Teori ini membedakan 2 jenis belajar yaitu :
a. Cognitive learning yang berhubungan dengan pengetahuan
b. Experiential learning yang berhubungan dengan pengalaman.
Teori ini menarik karena melibatkan pribadi siswa, inisiatif siswa, penilaian diri
siswa dan dampak langsung yang terjadi pada diri siswa dalam proses
6
pembelajaran. Dalam teori ini siswalah yang aktif dalam belajar sedangkan guru
hanya sebagai fasilitator. Menurut Keeton dan Tate (Suciati dkk, 2002) belajar
melalui pengalaman mengacu pada learning in which the learners is directly in
touch with the reality being studied.
5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)
Menurut Gardner intelegensi didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang
yang digunakan untuk memecahkan masalah atau kemampuan untuk
menunjukkan suatu produk yang dihargai oleh satu atau lebih budaya. Menurut
Gardner ada delapan kemampuan pada setiap individu :
a. Linguistic Intelligence
Merupakan kemampuan seseorang dalam memahami bahasa. Anak yang
tinggi kemampuan linguistiknya akan mempunyai kemampuan penguasaaan
yang baik.
b. Logical-Mathematic Intelligence
Merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan logika-matematika.
Seorang anak yang logika matematikanya tinggi ia akan berkembang menjadi
anak yang rasional dengan logika matematika kuat.
c. Spatial Intelligence
Merupakan kemmapuan seseorang dalam memahami konsep tata ruang.
Apabila anak mempunyai kemampuan spatial yang tinggi maka pemahaman
terhadap tata ruangnya akan bagus. Ia dapat menjadi arsitek yang baik.
d. Musical Intelligence
Merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan menghayati seni
musik. Seniman biasanya kemampuan musikalnya berkembang lebih baik dari
kemampuan yang lain.
e. Bodily-Kinesthetic Intelligence
Merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa tubuh atau
olah tubuh termasuk keterampilan motoric. Anak yang mempunyai
kemampuan ini akan mempunyai psikomotor yang baik. Anak-anak tipe ini
akan berhasil jika pembelajaran diberikan dalam bentuk kegiatan yang
melibatkan secara langsung anak dengan objek yang dipelajari.
f. Interpersonal Intelligence
Merupaka kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri, refleksi diri
dan mengembangkan interesnya melalui belajar mandiri. Anak yang
kemampuan interpersonalnya tinggi akan berkembang menjadi pelajar
mandiri yang tangguh.
7
g. Naturalist Intelligence
Merupakan kemampuan seorang anak untuk mengenali dan mengklasifikasi
sejumlah spesies yang ada di lingkungannya. Ia akan mampu menunjukkan
mana spesies yang bermanfaat dan mana yang berbahaya.
4. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF
Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance
assessment, authentic assessment dan portfolio assessment mempunyai keunggulan
dan kelemahan.
a. Keunggulan Asesmen Alternatif
Antara lain :
1. Dapat menilai hasil belajar siswa yang kompleks dan keterampilan-
keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
Asesmen alternative menuntut siswa untuk menunjukkan kinerja yang nyta
meliputi proses dan hasil. Hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh tes tertulis.
Karena tes tertulis lebih menekankan apa yang diketahui siswa dengan
jawaban benar atau salah daripada apa yang dikerjakan siswa. Tes tertulis
hanya bisa mengukur kemampuan kognitif, sedangkan asesmen alternative
menuntut berbagai kemampuan.
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung dan lengkap.
Dengan melakukan asesmen alternatif tidak hanya menilai hasil belajar secara
kognitif saja tetapi semua ranah yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
3. Meningkatkan motivasi siswa.
Ketika kita menggunakan asesmen alternatif untuk menilai kinerja siswa,
maka kita harus menyampaikan dan mendiskusikan terlebih dahulu mengenai
perencaan yang telah kita buat kepada siswa. Sehingga anak mengetahui
dengan pasti tugas apa yang harus mereka kerjakan, bagaimana cara
mengerjakannya, kapan tugas tersebut harus dikumpulkan dan bagaimana cara
penilainnya. Sehinnga anak termotivasi untuk mendapatkan nilai yang baik.
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.
Asesmen alteernatif menekankan kepada apa yang dapat ditunjukkan atau
dikerjakan oleh siswa bukan apa yang diketahui siswa.
5. Memberi kesempatan kepad siswa untuk selfevaluation.
Dengan asesmen alternatif siswa mampu melalukan evaluasi diri terhadap
karyanya sendiri.
8
6. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Seorang guru yang baik selalu membandingkan perencanaan pembelajaran
yang dibuat dengan hasil belajar siswa. Dengan asesmen alternatif guru dapat
melihat keberhasilan siswa dalam unjuk kerja.. dari portopolio siswa guru
dapat melihat hasil belajar siswa dan perkembangan belajar siswa dari waktu
ke waktu melalui karya yang dikumpulkan dan disimpan dalam folder.
7. Mengkatkan daya transferabilitas hasi belajar.
Dengan asesmen diharapkan anak dapat menggunakan hasil belajar yang
diperolehnya di sekolah untuk membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kelemahan Asesmen Alternatif
Diantaranya :
a. Membutuhkan banyak waktu.
Pada tahap awal asesmen alternatif guru harus membuat perencanaan terlebih
dahulu yang kemudian didiskusikan dengan siswa. Diskusi tersebut
merupakan kontrak pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru dan
siswa. Pada saat pembelajaran, siswa harus mengerjakan tugas yang
diberikan. Guru harus aktif memonitoring dan memberikan umpan balik
terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan masukan guru,
setiap siswa memperbaiki tugasnya sampai hasil karnya baik. Jika hal tersebut
dilakukan secara konsekuen maka guru memerlukan waktu yang banyak.
b. Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran.
Cara pemberian penskoran dalam asesmen alternatif hampeir sama dengan
penilain tes uraian. Subjektifitas kita sebagai pemberi skor pasti ikut dalam
memberikan penilaian ketika kita memberi skor pada hasil karya siswa atau
ketika siswa sedang melakukan unjuk kerja.
c. Ketepatan penskoran rendah
Rendahnya ketepatan penskoran ini disebabkan karena kita tidak dapat
memberi skor yang sama untuk hasil karya beberapa siswa yang mempunyai
kualitas sama.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
BENTUK ASESMEN KINERJA
Berdasarkan strukturnya bentuk utama asesmen kinerja terdiri dari 2
komponen utama. Pertama tugas (task) yang harus diberikan dan dikerjakan siswa
dan yang kedua kriteria penskoran (rubic) yang digunakan untuk menilai kinerja
siswa.
9
1. TUGAS (TASK)
10
adalah menilai kualitas laporan yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan
tersebut.
Setiap tugas yang diberikan kepada siswa harus jelas sehingga siswa
mengetahui dengan tepat apa saja yang harus dikerjakan. Langkah-langkah yang
harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah :
1. Mengidentifikasi pengetahuia dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah
mereka mengerjakan tugas tersebut.
2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuannya
dalam berpikir dan keterampilan. Oleh karena itu hendak tugas disesuaikan
dengan perkembangan anak.
3. Menetapkan kritesia keberhasilan.
Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru selanjutnya adalah
menetapkan kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan untuk
menilai kinerja siswa. Kriteria tersebut diperlukan agar guru memberikan
penilaian yang objektif.
Bebarapa catatan penting yang harus diperhatikan guru pada saat merancang
tugas dalam asesmen kinerja :
1. Tugas-tugas yang disusun hendaknya merupakan bagian dari proses
pembelajaran.
2. Tugas yang baik adalah tugas yang berhubungan dengan kehidupan nyata yang
dihadapi siswa sehari-hari.
3. Tugas harus diberikan kepada semua siswa dengan adil. Dalam hal ini tidak
berarti tugas yang diberikan sama. Yang harus dijaga oleh guru jangan sampai ada
unsur subjektivitas dalam memberikan rugas kepada anak.
4. Jangan memberikan tugas yang terlalu mudan karena hal itu tidak akan
memotivasi siswa dan tidak akan memberikan tantangan kepada siswa untuk
melakukannya.
2. KRITERIA PENILAIAN (RUBRIC)
Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru selanjutnya adalah
menetapkan kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan untuk menilai
kinerja siswa. Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya cukup rinci sehingga dapat
menilai setiap kinerja yang diharapkan. Kriteria tersebut diperlukan agar guru dapat
memberikan penilaian yang objektif. Sebelum tugas dan rubik digunakan, kita perlu
menilai kualitas tugas rubik yang telah kita buat.
11
Rubrik adalah pedoman pemberian skor yang digunakan untuk menilai hasil
knerja siswa. Rubrik terdiri dari daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-
dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai disertai dengan
gradasi mutu untuk setiap kriteria tersebut, mulai dari tingkat yang paling sempurna
sampai dengan tingkat yang paling buruk. Dimensi-dimensi kinerja inilah yang
ditentukan mutunya atau diberi peringkat. Setiap dimensi harus didefinisikan dan agar
lebih jelas harus diberi contoh atau ilustrasi sehingga guru lebih mudah dalam
memberikan peringkat.
Berdasarkan kegunaanya rubric dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Holistic Rubric
Rubik yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum untuk menilai
berbagai jenis kinerja. Dimana aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
menilai kinerja siswa antara lain :
a. Kualitas pengerjaan tugas
b. Kreativitas dalam mengerjakan tugas
c. Produk tugas.
Aspek yang perlu juga diperhatikan dalam menilai kinerja siswa yang
berhubungan dengan keterampilan mengerjakan sesuatu antaranya :
a. Kemampuan menggunakan prosedur kerja
b. Kemampuan menunjukkan fungsi dari setiap langkah sesuai dengan prosedur
c. Kemampuan memodifikasi prosedur yang ada tanpa menyalahi fungsi.
Setiap aspek yang akan dinilai kemusian ditenukan gradasinya dari yang paling
sempurna sampai dengan paling jelek.
TABEL 4
GRADASI MUTU
Dimensi kinerja Skor Deskripsi
Kualitas pengerjaan 4 Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat.
tugas 3 Tugas dikerjakan dengan baik tetapi kurang akurat.
2 Kualitas pengerjaan tugas kurang baik dan kurang akurat.
1 Kualitas pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat.
Kreativitas dalam 4 Mampu memodifikasi prosedur dalam kondisi yang menantang
pengerjaan tugas 3 Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan instruktur
2 Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi contoh instruktur
1 Tugas hanya dikerjakan dengan prosedur baku
Produk tugas 4 Secara keseluruhan produk tugas sangat bagus.
3 Secara keseluruhan produk tugas bagus.
2 Secara keseluruhan produk tugas sedang.
1 Secara keseluruhan produk tugast idak bagus.
2. Analytic Rubric
Yang dimaksud dengan analytic rubric adalah rubric yang dimensi atau aspek
kinerjanya dibuat lebih rinci, demikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya.
12
Analytic rubric tepat digunakan untuk menilai kinerja tertentu. Dimensi kinerja
yang akan dinilai disesuaikan dengan kinerja yang akan diukur.
TABEL 5
DIMENSI KINERJA
Aspek kinerja Indikator Skor Deskripsi
Struktur a. Judul 4 Judul berupa frase, penulisannya tepat, judul sesuai
karangan isi karangan
3 Judul bukan frase, penulisannya tepat, judul sesuai
isi karangan
2 Judul bukan frase, penulisannya kurang tepat, judul
sesuai isi karangan
1 Judul bukan frase, penulisannya kurang tepat, judul
tidak sesuai dengan isi karangan
13
BAB 3
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Afani, M. Zainul. 2008. Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan
Kerja Karyawan Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Madiun.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi UMS
A, Roni Koesoema. 2011. Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Gramedia.
Suryanto adi, dan Djatmiko Tedjo (2021 ), Evaluasi pembelajaran di SD, Universitas
Terbuka, Tangerang Selatan
15