Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENILAIAN AUTENTIK

MENGEMBANGKAN PENILAIAN KETERAMPILAN


PROSES BIDANG STUDI IPA DI BIDANG STUDI IPA
TERPADU DI SMP

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. LAILA THURSINA ZAHRA (4203151029)


2. PASKAH VERONIKA SITOMPUL (4203351006)
3. VIRA ALYA RONADITA (4201151003)
4. YOLANDA ALPHANA GINTING (4203151041)
5. WILLY MALAU (4203151050)

MATA KULIAH: PENILAIAN AUTENTIK


DOSEN PENGAMPU: DEWI SYAFITRIANI, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena
berkat taufik dan hidayahnya, kami bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan baik.
Yang mana tugas ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas dari matakuliah Penilaian
Autentik. Terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan tugas ini, terutama kepada dosen pengampu matakuliah Penilaian
Autentik.

Terlepas dari itu semua, kami juga menyadari bahwa tugas yang kami kerjakan
ini masih ada kekurangan dan kesalahan baik dari segi penyusunan kalimat maupun
pembahasan materi yang kurang lengkap

Oleh karena itu, kami sangat berharap kepada pembaca agar memberikan saran
dan kritik yang membangun, agar kami lebih baik lagi dalam membuat Makalah.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, 13 April 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................i

Daftar Isi ...........................................................................................................................ii

Daftar Tabel .....................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II Pembahasan

2.1 Rubrik Asesmen .........................................................................................................3


2.2 Keterampilan Proses Sains .........................................................................................4
2.3 Merancang Rubrik Penilaian Proses Sains .................................................................6

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................16


3.2 Rekomendasi ............................................................................................................16

Daftar Pustaka .................................................................................................................17

ii
DAFTAR ISI

Tabel 2.1 Template Rubrik Asesmen ...............................................................................3


Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Uji Amilum..........................................................................9
Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Uji Glukosa........................................................................10
Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Uji Protein.........................................................................10
Tabel 2.5 Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains .................................................14
Tabel 2.6 Kriteria Penilaian.............................................................................................14
Tabel 2.7 Lembar Penilaian Keterampilan proses Sains.................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keterampilan proses sains adalah suatu keterampilan dalam pembelajaran IPA yang
beranggapan bahwa IPA itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang juga
harus dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman yang bermakna dan dapat
digunakan sebagai bekal perkembangan diri selanjutnya. Bundu (2006), mengemukakan
bahwa keterampilan proses sains (science process skill) adalah sejumlah keterampilan untuk
mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan
pengembangan ilmu itu selanjutnya. berinteraksi dengan sesama mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan keterampilan proses,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan (Oviana, 2013).
Keterampilan proses merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran. Menurut Oviana (2013), “pendekatan keterampilan proses merupakan
pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan sejumlah kemampuan fisik
dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri
mahasiswa.” Selain itu, “pendekatan keterampilan proses juga merupakan perlakuan yang
diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan untuk
memperoleh pengetahuan secara ilmiah (Oviana, 2013).” Keterampilan proses sains
memberikan keuntungan dalam proses pembelajaran. Azizahwati dkk (2009)
mengungkapkan bahwa tujuan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA adalah
mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar sehingga siswa secara aktif dapat
mengembangkan dan menerapkan kemampuannya. Selain itu, menurut Trianto, tujuan
melatih keterampilan proses pada pembelajaran IPA, yaitu meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa, karena dalam melatihkan ini siswa dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dan
efisien dalam belajar, menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak (Delismar dkk, 2013).

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penilaian keterampilan proses pada bidang studi IPA
Terpadu?
2. Apa konsep dari penilaian keterampilan proses pada bidang studi IPA Terpadu?
3. Bagaimana merancang rubrik penilaian keterampilan proses pada bidang studi
IPA Terpadu ?

1.3. Tujuan

1. Mampu mengetahui pengertian dari penilaian keterampilan proses pada bidang


studi IPA Terpadu.
2. Mampu memahami konsep dari penilaian keterampilan proses pada bidang studi
IPA Terpadu.
3. Mampu merancang rubric dari penilaian keterampilan proses pada bidang studi
IPA Terpadu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Rubrik Asesmen

Asesmen merupakan istilah umum yang didefinisikan sebuah proses yang ditempuh
untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
mengenai pada siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau
instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang
menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Abidin, 2016; Sandberg & Kecskes, 2014).

Sebuah penilaian pada dasarnya memiliki sebuah kriteria penilaian yang disebut
rubrik (Rustaman, 2006). Rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriteria
penilaian yang digunakan guru dalam menilai atau memberi tingkatan hasil pekerjaan siswa
(Centre for Teaching and Learning, 2014; Muri Yusuf, 2015).

Rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriterian yang digunakan


guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa (Eshun & Osei-poku,
2013). Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan
dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masingmasing
karakteristik tersebut (Rustaman, 2006).

Pemberian skor untuk membuat penilaian tentang kinerja (produk atau proses) secara
keseluruhan, terlepas dari bagian-bagian komponennya dapat dilihat pada tabel berikut.

Sko Deskripsi
r
5 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahannya. Seluruh
persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
4 Memperlihatkan pemahaman yang cukup tentang permasalahannya. Seluruh
persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
3 Memperlihatkan pemahaman parsial tentang pemahamannya. Kebanyakan
persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
2 Memperlihatkan pemahaman terbatas tentang permasalahannya. Banyak

3
persyaratan tugas yang tidak tampak dalam respons.
1 Memperlihatkan sama sekali tidak memahami permasalahannya.
Tabel 2.1 Template Rubrik Asesmen (Mertler, 2001)

2.2. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode


ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan (Susilawati,
Susilawati, & Sridana, 2015). Penilaian dilakukan tidak hanya terhadap produk, tetapi juga
proses. Penilaian proses IPA dilakukan terhadap keterampilan proses IPA, meliputi
keterampilan dasar IPA dan keterampilan terpadu tingkat awal. Keterampilan proses IPA
dasar meliputi observasi, inferensi, melakukan pengukuran, menggunakan bilangan,
klasifikasi, komunikasi, dan prediksi. Di samping itu, peserta didik mulai diperkenalkan
dengan kemampuan melakukan percobaan sederhana dengan dua variabel atau lebih untuk
menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel. Peserta didik juga dilatih
mengkomunikasikan hasil belajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat, diskusi,
presentasi, tulisan, dan bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai keterampilan proses ilmiah,
berikut adalah enam keterampilan dasar yang perlu dikuasai untuk peserta didik.

a. Observasi
Penilaian keterampilan melakukan observasi dinilai pada saat melakukan observasi
dalam rangka memperoleh data hasil penginderaan terhadap objek dan fenomena alam
menggunakan panca indera. Informasi yang diperoleh menimbulkan rasa ingin tahu,
pertanyaan, interpretasi, dan investigasi.
b. Komunikasi
Keterampilan berkomunikasi secara ilmiah menggunakan berbagai cara, seperti
menggunakan grafik, carta, peta, simbol, diangram, rumus matematis, dan
demonstrasi visual, baik secara tertulis maupun lisan.
c. Klasifikasi
Keterampilan melakukan klasifikasi diperlukan untuk mengelompokkan berbagai
objek untuk mempermudah mempelajarinya, berdasarkan persamaan, perbedaan, dan
saling keterkaitan obyek.
d. Pengukuran
Keterampilan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur standar untuk
melakukan observasi secara kuantitatif, membandingkan, dan mengklasifikasikan,

4
serta mengkomunikasikannya secara efektif. Alat pengukuran meliputi penggaris,
meteran, neraca, gelas ukur, termometer, pH meter, Higrometer, dan sebagainya.

e. Inferensi
Keterampilan melakukan interpretasi dan menjelaskan kejadian di sekitar kita.
Kemampuan ini dibutuhkan antara lain untuk menyusun hipotesis. Interpretasi
menghubungkan pengalaman lampau dengan apa yang sedang dilihat.
f. Prediksi
Keterampilan melakukan prediksi ditentukan oleh observasi yang teliti dan inferensi
untuk memprediksi apa yang akan terjadi untuk menentukan reaksi yang tepat
terhadap lingkungan.
g. Percobaan
Sederhana Keterampilan melakukan percobaan diawali dengan kemampuan
menyusun pertanyaan, mengidentifikasi variabel, mengemukakan hipotesis,
mengidentifikasi variabel kontrol, membuat desain percobaan, melakukan percobaan,
mengumpulkan data, dan interpretasi data.

Bentuk penilaian sumatif berbeda dengan penilaian formatif dalam beberapa hal.
Penialain yang dilakukan pada saat program tersebut berjalan yang ditujukan untuk
memperbaiki proses pembelajaran agar tercapai tujuan yang diharapkan disebut penilaian
formatif (Glover & Bruning, 1990). Penilaian formatif memerlukan feedback sehingga siswa
dapat memperbaiki kekurangannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pada penilaian
sumatif, penilaian dilakukan sebelum atau sesudah berlangsungnya suatu program dengan
tujuan untuk menilai prestasi tertentu dari seseorang.

Contoh bentuk penilaian yang digunakan untuk penilaian sumatif dapat berupa pre
dan post tes, tes diagnostik, tes penempatan, tes persiapan, dan tes untuk calon guru. Bentuk-
bentuk tes tersebut merupakan tes tertulis berpadu dengan gambar. Untuk dapat menyusun tes
sumatif untuk keterampilan proses sains dengan mudah, maka diperlukan penyusunan
indikator untuk tiap keterampilan proses sains yang akan dinilai. Menurut Patta Bundu, dalam
menyusun tes sumatif berbentuk pilihan ganda dapat menggunakan opsi-opsi pilihan dari
proses ketika melakukan praktikum yang diungkapkan dalam bentuk gambar-gambar (Bundu,
2006).

5
2.3. Merancang Rubrik Keterampilan Proses Sains

2.3.1. Lembar Kerja Peserta Didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN

KELAS VIII SEMESTER 1

ANGGOTA KELOMPOK:

1.
2.
3.
4.
5.

TUJUAN

Setelah melakukan berbagai proses pembelajaran, peserta didik dapat


mengidentifikasi kandungan bahan makanan dalam kehidupan sehari-hari melalui uji bahan
makanan dengan benar.

MATERI

Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam bahan makanan, maka


diperlukan uji makanan Uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
lemak dan vitamin dengan mengelompokannya sesuai dengan zat-zat yang terkandung di
dalamnya Pada percobaan ini, terdapat 3 uji yang dilakukan yaitu uji amilum, uji glukosa,
dan uji protein.

6
Uji amilum bertujuan untuk mengetahui adanya amilum atau pati pada makanan.
Amilum dikenal sebagai karbohidrat kompleks Pada uji amilum ditambahkan larutan kalium
jodida (KI) pada makanan untuk mengetahui adanya amilum dengan perubahan warna yang
ditunjukkan yaitu biru kehitaman.

Uji glukosa bertujuan untuk mengetahui adanya gula pada makanan Gula termasuk
dalam karbohidrat dan dikenal sebagai karboludrat sederhana. Pada uji glukosa, ditambahkan
larutan Fehling A+B pada makanan dengan perubahan warna menjadi merah, hijau hingga
merah bata.

Uji protein bertujuan untuk mengetahui adanya protein pada makanan. Protein
tersusun dari rantai panjang asam ammo. Protein dibagi menjadi dua, yaitu protein nabati
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan protein hewani yang berasal dari hewan. Pada u
protein, ditambalikan larutan buuret pada makanan akan menghasilkan perubahan warna
menjadi ungu.

ALAT DAN BAHAN

Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini yaitu sebagai
berikut.

1. Plat tetes (1 buah)


2. Tabung reaksi (11 buah)
3. Penjepit tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Termometer
6. Pipet tetes
7. Gelas kimia
8. Spatula
9. Kaki tiga
10. Pembakar spiritus
11. Kasa
12. Bahan makanan yang telah dihaluskan (nasi, roti, gula, papaya, tahu, tempe, kentang,
putih telur)
13. Kertas label
14. Korek api

7
15. Reagen KI
16. Reagen fehling A+B
17. Reagen biuret (larutan NaOH 10% dan larutan CuSO4 0.5%)
18. Aquades

CARA KERJA

1. Uji Amilum
a. Sediakan bahan makanan yang akan diuji (nasi, roti, gula, pepaya, tahu, tempe,
kentang, putih telur).
b. Siapkan plat tetes.
c. Berilah label bahan makanan pada masing-masing dekat lubang pada plat tetes.
d. Masukkan masing-masing 2 spatula ekstrak makanan ke dalam plat tetes sesuai
dengan labelnya.
e. Tambahkan 3 tetes reagen KI pada plat tetes.
f. Catat warna dasar dari bahan makanan dan warna dasar reagen KI.
g. Perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi pada hasil pengamatan.

2. Uji Glukosa
a. Sediakan bahan makanan yang akan diuji (nasi, gula, pepaya, tahu).
b. Siapkan 4 buah tabung reaksi.
c. Berilah label bahan makanan pada masing-masing tabung reaksi.
d. Masukkan masing-masing 3 spatula atau 3 pipet ekstrak makanan ke dalam
tabung reaksi sesuai dengan labelnya.
e. Tambahkan 2 pipet larutan Fehling A+B ke dalam masing-masing tabung reaksi
f. Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagen Fehling A+B.
g. Panaskan tabung reaksi dalam gelas kimia yang berisi air bersuhu 40-50°C selama
lima menit. Perhatikan, jangan arahkan mulut tabung reaksi pada temanmu, dan
gunakan penjepit tabung reaksi saat memindahkan tabung reaksi. Pastikan pula
kamu meminta gurumu melihat rangkaian percobaanmu sebelum kamu
menyalakan apinya
h. Perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi pada hasil pengamatan!

8
3. Uji Protein
a. Sediakan bahan makanan yang akan diuji (nasi, roti, gula, pepaya, tahu, tempe,
kentang, putih telur)
b. Siapkan 7 buah tabung reaksi.
c. Berilah label bahan makanan pada masing-masing tabung reaksi.
d. Masukkan masing-masing 3 spatula atau 3 pipet ekstrak makanan ke dalam
tabung reaksi sesuai dengan labelnya
e. Catat warna dasar bahan makanan dan warna reagen Biuret.
f. Dengan menggunakan pipet, secara hati-hati tambahkan 1 pipet larutan NaOH
10% dan 5-10 tetes larutan CuSO4, untuk masing-masing tabung. Kemudian aduk
Kocok perlahan-lahan untuk mencampur
g. Jangan terlalu kuat dalam mengocok untuk mencegah campuran tumpah ke luar
tabung, usahakan campuran bahan uji dan larutannya jangan sampai terkena
tangan secara langsung.

HASIL PENGAMATAN

1. Uji Amilum

No. Bahan Warna Perubahan Hasil Uji Keterangan


makanan Bahan Warna yang Makanan
Makanan Terjadi Terhadap
Amilum
1. Nasi
2. Roti
3. Gula
4. Papaya
5. Tahu
6. Tempe
7. Kentang
8. Putih telur
Tabel 2.2. Hasil Pengamatan Uji Amilum

2. Uji Glukosa

9
No. Bahan Warna Perubahan Hasil Uji Keterangan
makanan Bahan Warna yang Makanan
Makanan Terjadi Terhadap
Glukosa
1. Nasi
2. Roti
3. Gula
4. Papaya
5. Tahu
6. Tempe
7. Kentang
8. Putih telur
Tabel 2.3. Hasil Pengamatan Uji Glukosa

3. Uji Protein

No. Bahan Warna Perubahan Hasil Uji Keterangan


makanan Bahan Warna yang Makanan
Makanan Terjadi Terhadap
Protein
1. Nasi
2. Roti
3. Gula
4. Papaya
5. Tahu
6. Tempe
7. Kentang
8. Putih telur
Tabel 2.4. Hasil Pengamatan Uji Protein

PERTANYAAN

10
1. Apakah indikator positif makanan yang kamu uji mengandung amilum, mengandung
gula dan mengandung protein? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………....

2. Berdasarkan hasil percobaanmu, zat-zat apa sajakah yang terkandung dalam setiap
makanan yang kamu uji? Apakah mengandung amilum, gula atau protein?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………....

3. Apakah ada pada satu jenis makanan yang kamu uji mengandung amilum, gula, dan
protein sekaligus? Mengapa hal ini dapat terjadi?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………....

4. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut!


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………....

11
2.3.2. Rubrik Keterampilan Proses Sains

No. Sikap Indikator Keterampilan Proses Skor Maksimum


Sains
1. Merumuskan hipotesis 1. Merumuskan dugaan yang 4
masuk akal yang dapat diuji
tentang bagaimana atau mengapa
sesuatu terjadi.
2. Hipotesis sesuai teori artinya
siswa berpikir deduktif dengan
menggunakan konsep-konsep,
teori-teori, maupun hukum-hukum
yang ada.
3. Hipotesis sesuai dengan tujuan
percobaan
4. Menggunakan bahasa yang baik
dan benar serta logis
2. Melakukan percobaan 1. Memperhatikan kegunaan dan 4
tingkat ketelitian alat yang
digunakan
2. Melaksanakan prosedur
pengukuran yang telah dibuat
dengan baik dan benar
3. Mengumpulkan data
4. Melaksanakan prosedur
percobaan dengan baik dan benar

12
sesuai dengan yang telah dibuat
3. Observasi 1. Menggunakan sebanyak 4
mungkin indra (melihat,
mendengar, merasa, meraba,
membau, mengecap, menyimak,
mengukur, membaca)
2. Melakukan pengamatan dengan
teliti, memperhatikan dan
mengendalikan variabel tetap dan
variabel tidak tetap
3. Tepat waktu artinya siswa tidak
berlama-lama dalam melakukan
proses pengukuran
4. Melakukan pengamatan secara
terstruktur (sesuai prosedur
percobaan)
4. Menginterpretasikan 1. Menggabungkan informasi dari 4
atau menafsirkan data berdasarkan teori dengan hasil
percobaan
2. Menganalisis hasil,
menghubungkan variabel (mencari
pola hubungan yang ada)
3. Menemukan suatu pola dalam
satu seri pengamatan
4. Membuat kesimpulan dari data
yang ada
5. Memprediksi 1. Menghubungkan data percobaan 4
dengan tujuan percobaan
2. Menghubungkan data percobaan
dengan teori artinya siswa berpikir
induksi untuk menghubungkan
antara apa yang diamati, hasil
pengamatan dan hipotesis yang

13
diajukan
3. Menemukan hubungan antara
data percobaan dengan tujuan
percobaan
4. Membuat kesimpulan dari hasil
percobaan
6. Menerapkan konsep 1. Hasil interprestasi data sesuai 4
dengan teori yang ada
2. Mengejarkan pertanyaan diskusi
sesuai teori yang ada
3. Kesimpulan tepat sesuai dengan
tujuan percobaan dan teori yang
ada
4. Menunjukkan hubungan sebab
akibat, ada kesesuaian antara
percobaan yang dilaksanakan
dengan kesimpulan yang diambil
7. Mengkomunikasikan 1. Melaporkan hasil percobaan 4
dalam bentuk laporan yang
terstruktur
2. Isi laporan baik dan benar
(benar maksudnya isi laporannya
benar; baik maksudnya
penggunaan tulisan yang
digunakannya)
3. Mempresentasikan hasil
percobaan dengan bahasa yang
baik dan sopan
4. Memperlihatkan hubungan
antara hasil dengan tujuan dari
percobaan
Tabel 2.5. Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains

14
2.3.3. Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains

Skor Kriteria
4 Jika 4 indikator dilaksanakan oleh siswa
3 Jika 3 indikator dilaksanakan oleh siswa
2 Jika 2 indikator dilaksanakan oleh siswa
1 Jika 1 indikator dilaksanakan oleh siswa
0 Jika tidak ada indikator yang dilaksanakan oleh siswa
Tabel 2.6. Kriteria Penilaian KPS

2.3.4. Menentukan Nilai akhir

Berdasarkan penilaian pada setiap aspek, selanjutnya jumlahkan semua skor perolehan (N).
Sehingga, berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya tentukanlah nilai akhir (R) tiap hasil kinerja
(laporan) dihitung dengan menggunakan persamaan:

Skor total (N)


R= ×100
Jumlah rubrik

2.3.5. Lembar Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa

Sub Keterampilan
No. Nama Siswa Proses Sains Skor Nilai Akhir
1 2 3 4 5 6 7

Tabel 2.7. Lembar Penilaian Keterampilan Proses Sains

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penilaian dilakukan tidak hanya terhadap produk, tetapi juga proses. Penilaian proses
IPA dilakukan terhadap keterampilan proses IPA, meliputi keterampilan dasar IPA dan
keterampilan terpadu tingkat awal. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang rubrik penilaian keterampilan proses IPA, antara lain bentuk LKPD, aspek sikap
serta indikator yang ingin dicapai, serta kriteria sebagai pedoman dalam memberikan skor.

3.2. Rekomendasi

Penilaian autentik sangat direkomendasikan untuk diterapkan oleh guru IPA dalam
kegiatan belajar. Guru hendaknya menaruh perhatian yang besar pada proses belajar siswa,
beriringan dengan hasil belajarnya. Adapun dalam melakukan penilaian keterampilan proses
sains, guru harus memperhatikan kesesuaian bentuk LKPD sebelum melakukan penilaian,
dimana dalam kegiatan praktikum, LKPD yang digunakan sebaiknya LKPD berbasis
keterampilan proses sains sehingga siswa dapat menunjukkan sikap ilmiah selama proses
kerjanya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2016). Revitalisasi Penilaian Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Bundu, Patta. (2006) Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran
Sains SD. Dirjen Dikti Depdiknas.

Eshun, E. F., & Osei-poku, P. (2013). Design Students Perspectives on Assessment Rubric in
Studio-Based Learning. Journal of University Teaching & Learning Practice Volume,
10(1), 1–13.

Glover, John A., Bruning, Roger H. (1990). Educational Psychology: Principles and
Aplication. New York: Harper Collins Publisher

Maradona. (2013). Analisis Ketrampilan Proses Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma Islam
Samarinda Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Melalui Metode Eksperimen. Prosidium
Semniar Nasional Kimia 2013, 62–70.

Mertler, C. a. (2001). Designing Scoring Rubrics for Your Classroom. Practical Assessment
Research Evaluation, 7(25), 1–10.

Monika, Kazeni Mungandi Monde. (2005). Development and Validation of a test of


Integrated Science Process Skill for the Further Education and Training Learners,
(Disertasi pada University of Pretoria South Africa).

Muri Yusuf, A. (2015). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Putri,

17
Mike Anita, dkk. (2014). Pengembangan Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains. Jurnal
Pembelajaran Fisika Universitas Lampung, 15-26.

Rustaman, N. Y. (2006). Penilaian Otentik (Authentic Assessment) dan Penerapannya Dalam


Pendidikan Sains, 1–18. Retrieved from http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PR
ODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231 1979032- NURYANI_RUSTAMAN/PENILAI
AN_OTENTIK_Sgr%2706.pdf

Sandberg, B., & Kecskes, K. (2014). Rubrics as a Foundation for Assessing Student
Competencies : One Public Administration Program's Creative Exercise. Journal of
Public Affairs Education, 23(1), 637–652.

Susilawati, Susilawati, & Sridana, N. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Tadris IPA Biologi
FITK IAIN Mataram, 8(1), 27–36.

Wati&Novianti, W. (2016). Pengembangan Rubrik Asesmen Keterampilan Proses Sains Pada


Pembelajaran IPA SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 131-141.

Widayanti, E. Y. (2016). Pengembangan Tes Keterampilan Proses Sains Dasar SD/MI.


Dinamika Penelitian, 27-58.

18

Anda mungkin juga menyukai