“ASESMEN AUTENTIK”
OLEH
KELOMPOK 7
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penyusun panjatkan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sebab atas Rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi dengan judul asesmen
autentik.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
materi maupun penulisannya oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun
sangat penyusun harapkan sehingga menjadi acuan untuk bisa menjadi lebih baik
lagi pada masa mendatang.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan yang
memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang
memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu
macam pemecahan. Dengan kata lain, authenticassessment memonitor dan
mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan
masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Dalam suatu
proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua
aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran,
maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar
selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
Asesmen tradisional diartikan sebagai bentuk asesmen yang mana peserta didik
diminta untuk membuktikan pengetahuan yang didapatnya dari satu bidang studi
tertentu dalam bentuk pertanyaan benar atau salah, tes pilihan ganda dan
menjodohkan. Model asesmen ini tidak menunjukkan adanya proses berpikir
untuk mengarahkan peserta didik pada pilihan jawan yang benar. Justru
sebaliknya, asesmen autentik menggunakan cara yang lebih memiliki makna
dalam menilai penguasaan dalam satu bidang studi. Peserta didik akan dinilai dari
sisi pengetahuan yang telah dikuasai selama dan setelah pembelajaran yang
kemudian seberapa mampu mereka untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini tidak mengharuskan para pendidik untuk memilih salah satu
dari bentuk asesmen tersebut, karena dengan memadukan keduanya kemungkinan
4
akan menjadi format penilaian terbaik untuk mencapai tujuan asesmen
pembelajaran.
5
2.3 Identifikasi Jenis Asesmen Autentik
a. Pengamatan (Observasi)
Jenis asesmenini adalah penilaian yang dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung ataupun
setelahnya. Asesmenini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data
yang sesuai dengan kompetensi yang dinilai serta mampu dilaksanakan
baik dengan formal ataupun informal.
b. Penilaian diri
Penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan peserta didik terhadap
dirinya sendiri. Penilaian diri ini dapat memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk memperlihatkan kemampuannya sehingga akan
membentuk kemandirian, rasa percaya diri dan rasa hormat terhadap diri
sendiri.
c. Tes Lisan
Tes merupakan pemberian sejumlah tes dengan pertanyaan yang
jawabannya bisa benar atau salah. Tes ini merupakan tes yang dilakukan
melalui komunikasi secara langsung atau tatap muka antara guru dan
peserta didik, baik pertanyaan maupun jawaban disampaikan secara lisan.
d. Tes Tertulis
Tes tertulis ialah tes yang mewajibkan peserta didik agar menjawab
pertanyaan secara tertulis dapat berupa pilihan (opsi) dan atau isian.
Jawaban yang diberikan dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan dan
benar-salah. Adapun tes yang jawabannya berupa isian Bisa berbentuk
uraian ataupun isian singkat.
e. Asesmen Proyek
Asesmen proyek ialahasesmen terhadap tugas yang diselesaikan peserta
didik dalam suatu periode. Tugas tersebut diselesaikan dengan melakukan
6
eksplorasi secara sistematis dimulai dari tahap perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian, pengolahan, analisis hingga penyajian data.18
f. Asesmen Produk
Asesmen produk merupakan asesmen yang dilakukan dengan meminta
peserta didik untuk menghasilkan suatu hasil karya. Penilaiannya
dilaksankan pada saat persiapan, pelaksanaan ataupun proses pembuatan
dan hasil akhir karya.
g. Asesmen Portofolio
Asesmen portofolio merupakanasesmen yang bentuknya berupa sebuah
kumpulan karya peserta didik secara tersistem dan terkoordinir, kemudian
ditelaah dengan cermat untuk menampakkan perkembangan dari
pembelajaran peserta didik dari waktu ke waktu. Hal penting bagi peserta
didik dalam asesmen portofolio ialah memahami ketentuan untuk seleksi
karya yang disertakan dalam portofolio yang kemudian mengelola dan
menampilkan karya tersebut untuk dinilai.
h. Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja menurut Marsh (1996) dalam Florianus Dus Arifian
merupakan asesmen berdasarkan presentasi pada sesuatu yang dapat
dikerjakannya.Asesmen ini dapat direkam dengan checklist, narasi atau
catatan anekdot, serta skala penilaian.
2.4 Konstruksi Asesmen Autentik
Konstruksi asesmen autentik adalah proses merancang dan mengembangkan
tugas atau aktivitas evaluasi yang mencerminkan situasi nyata di dunia nyata.
Tujuan dari asesmen autentik adalah untuk mengukur pemahaman dan
penerapan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi siswa dalam konteks
yang relevan dan bermakna.
Berikut adalah beberapa langkah dalam konstruksi asesmen autentik:
1. Mengidentifikasi tujuan asesmen
Menentukan apa yang ingin diukur dan apa yang ingin ketahui
tentang pemahaman dan penerapan siswa terhadap materi
pelajaran.
7
2. Mengidentifikasi konteks autentik
Mengidentifikasi situasi atau konteks nyata di mana siswa akan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diukur.
Misalnya, jiikaseorang guru yang mengajar biologi, guru tersebut
mungkin ingin menciptakan tugas yang melibatkan pemecahan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Merancang tugas autentik
Membuat tugas atau aktivitas yang mencerminkan situasi nyata dan
memerlukan pemahaman dan penerapan pengetahuan dan juga
keterampilan yang diukur. Memastikan juga bahwa tugas tersebut
menantang dan relevan bagi siswa.
4. Menentukan kriteria penilaian
Menentukan kriteria yang jelas untuk menilai kinerja siswa
dalam tugas autentik. Kriteria ini harus mencerminkan tujuan
asesmen dan memungkinkan penilaian yang obyektif dan
konsisten.
5. Merancang instrumen penilaian
. Membuat instrumen penilaian yang sesuai dengan tugas
autentik dan kriteria penilaian. Instrumen ini dapat berupa rubrik
penilaian, daftar periksa, atau skala penilaian yang memungkinkan
penilaian yang terperinci dan objektif.
6. Uji coba dan revisi
Menguji coba tugas autentik dan instrumen penilaian dengan
sekelompok siswa untuk memastikan bahwa mereka dapat
mengukur pemahaman dan penerapan yang diinginkan. Revisi
tugas dan instrumen jika diperlukan berdasarkan umpan balik dan
hasil uji coba.
7. Implementasikan asesmen
Mengimplementasikan tugas autentik dan instrumen penilaian
dalam proses asesmen dengan siswa. Pastikan instruksi yang jelas
8
dan dukungan yang diperlukan untuk siswa dalam menyelesaikan
tugas.
8. Menganalisis dan interpretasi hasil
Menganalisis dan interpretasikan hasil asesmen untuk
mendapatkan pemahaman tentang pemahaman dan penerapan
siswa terhadap materi pelajaran. Kemudian hasil ini dapat
digunakan untuk memberikan umpan balik dan pengembangan
lebih lanjut.
A. Kinerja
Penilaian unjuk kerja dinamakan pula penilaian performansi, yaitu
asesmen yang menuntut siswa untuk melakukan unjuk kerja atau
9
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan asesment
portofolio adalah :
a) Pengumpulan
Siswa mengumpulkan hasil kerja sebagai bukti pertumbuhan
dan kemajuan belajarnya. Pengumpulan koleksi ini disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran atau standar kompetensi yang
dikembangkan. Tentu saja tidak semua standar kompetensi
dapat diases melalui portofolio, oleh karena itu perlu kejelasan
kompetensi yang dikembangkan siswa secara mandiri.
b) Pengorganisasian
Siswa mengorganisasikan berbagai hasil kerja mereka
berdasarkan pengelompokan standar kompetensi yang
dikembangkan atau berdasarkan aspek-aspek yang perlu dinilai
atau diketahui dari siswa sebagai hasil kerja siswa.
Pengelompokan ini dapat membantu guru dalam menentukan
penilaian terhadap kinerja siswa.
c) Merefleksi
Siswa melakukan refleksi terhadap bahan-bahan yang telah
dikoleksi, dikumpulkan, dan dikelompokan. Siswa harus
mempu menjawab manfaat dari pengumpulan portofolio itu
bagi pengembangan kompetensi dirinya.Siswa juga harus dapat
memberikan penilaian pada kualitas karya yang telah
dikumpulkan, sehingga mengetahui kekuatan dan kelemahan
serta bagaimana seharusnya memperbaiki karya tersebut.
d) Mempresentasikan
Siswa memajangkan atau menyajikan hasil kerjanya agar
diketahui yang lain. Pemajangan dilakukan di tempat-tempat
yang sudah disediakan.
C. Proyek
Proyek merupakan bentuk penugasan untuk menghasilkan karya tertentu
yang dilakukan secara berkelompok (misalnya tiga orang) dalam kaitannya
10
dengan penilaian hasil pembelajaran. Hasil kerja akhir proyek dapat
berbentuk laporan tertulis, rekaman video, gabungan keduanya, atau yang
lain.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penilaian proyek ini adalah:
1) Guru menetapkan kompetensi dasar yang perlu diakses melalui
penilaian proyek;
2) Guru menetapkan proyek yang harus dikerjakan siswa secara mandiri
dan yang harus dikerjakan secara berkelompok;
3) Guru menentukan kompetensi dasar yang harus diakses selama
kegiatan berlangsung (proses) atau diakses hanya pada hasil akhir;
4) Siswa merencanakan dan melakukan kegiatan proyek selama kurun
waktu yang ditentukan. Sewaktu-waktu guru dapat mengecek proyek
yang dikerjakan oleh siswa sebagai bentuk monitoring dan evaluasi.
5) Selama atau setelah kegiatan proyek dikerjakan, guru mengajak siswa
untuk menakar diri (mengakses secara mandiri) proses atau hasil
akhir(produk) yang dikerjakan.
6) Guru memvalidasi atau menilai ulang proses atau produk dari kegiatan
yang dilakukan siswa. Nilai guru merupakan pembanding dari asesmen
mandiri yang dilakukan siswa.
D. Penilaian diri sendiri
Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun rubrik instrumen
penilaian diri sendiri:
11
numerik (misalnya 1-5) atau deskriptif (misalnya sangat baik, baik,
cukup, perlu perbaikan). Pastikan level penilaian mencerminkan
tingkat pencapaian yang diharapkan untuk setiap kriteria.
3. Rancang struktur rubrik: Membuatlah struktur rubrik dengan
kolom untuk kriteria penilaian dan baris untuk level penilaian.
Pastikan setiap kriteria memiliki kolom tersendiri dan setiap level
penilaian memiliki baris tersendiri. Dapat juga menambahkan
kolom tambahan untuk memberikan umpan balik atau komentar.
4. Deskripsikan setiap level penilaian: Untuk setiap kriteria, berikan
deskripsi yang jelas dan spesifik untuk setiap level penilaian.
Deskripsi ini harus memberikan panduan yang jelas tentang apa
yang diharapkan dari diri sendiri pada setiap level penilaian.
Pastikan deskripsi tersebut objektif dan dapat diukur.
5. Tentukan bobot penilaian: Jika ada kriteria yang memiliki tingkat
kepentingan yang berbeda, tentukan bobot penilaian untuk setiap
kriteria. Bobot ini dapat berupa persentase atau angka yang
menunjukkan tingkat kepentingan relatif dari setiap kriteria dalam
penilaian diri sendiri.
6. Evaluasi diri sendiri: Gunakan rubrik instrumen penilaian diri
sendiri untuk mengevaluasi diri sendiri berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan. Berikan penilaian yang jujur dan objektif
terhadap diri sendiri.
7. Berikan umpan balik: Gunakan rubrik untuk memberikan umpan
balik yang spesifik dan konstruktif kepada diri sendiri tentang
kekuatan dan area yang perlu diperbaiki. Gunakan deskripsi pada
setiap level penilaian untuk menjelaskan pencapaian dan langkah-
langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan diri.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Authentic Assessment adalah suatu penilaian hasil belajar yang merujuk pada
konteks “dunia nyata” secara bermakna yang merupakan penerapan esensi
pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan berbagai macam pendekatan
untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah
bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Diantara beberapa perbedaan
antara asesmen autentik dan tradisional. Asesmen tradisional berorientasi pada
produk, sedangkan asesmen autentik berorientasi pada proses. Artinya, asesmen
tradisional digunakan untuk mengevaluasi pengetahuan dari mata pelajaran
dengan membandingkannya dengan standar atau kemampuan mahasiswa lainnya.
Asesmen autentik bertujuan untuk mengevaluasi kemahiran subjek dengan
meminta mereka untuk melakukan tugas-tugas kehidupan nyata.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14