Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

“ASESMEN AUTENTIK”

OLEH

KELOMPOK 7

LASTRI KARNINSY (A22121049)

YULISTIA NINGSI (A22121050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penyusun panjatkan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sebab atas Rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi dengan judul asesmen
autentik.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
materi maupun penulisannya oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun
sangat penyusun harapkan sehingga menjadi acuan untuk bisa menjadi lebih baik
lagi pada masa mendatang.

Kelompok 7

Palu, 17 November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian asesmen autentik 3

2.2 perbedaan asesmen autentik dan asesmen tradisional 4

2.3 Jenis-jenis asesmen autentik 6

2.4 Konstruksi asesmen autentik 7

2.5 Menyusun rubrik instrumen untuk penilaian kinerja, portofolio,

proyek dan penilaian diri sendiri 9

BAB III PENUTUP 13

3.1 Kesimpulan 13

3.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mengimplementasikan kurikulum penilaian autentik
(authenticassessment) sangat penting dilakukan oleh guru supaya penilaian atau
asesmen terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran kualitasnya semakin
meningkat. Penilaian autentik (authenticassessment) adalah pengukuran yang
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap
(afektif), keterampilan (psikomotorik) dan pengetahuan (kognitif). Istilah
assessment diartikan sama dengan pengukuran, pengujian atau evaluasi.
Dalam penerapan penilaian autentik untuk mengetahui prestasi belajar peserta
didik, Guru harus sudah menggunakan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi
pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum merdeka. Penilaian tersebut
mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam
rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring dan lain-lain.
Penilaian autentik cenderung terpusat pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi
mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan asesmen autentik?
1.2.2 Apa yang membedakan antara asesmen autentik dan asesmen tradisional?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis asesmen autentik?
1.2.4 Bagaiman konstruksi asesmen autentik?
1.2.5 Bagaimana menyusun. Rubrik instrumen untuk penilaian kinerja,
portofolio, proyek, dan penilaian diri sendiri?

1
1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu :

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian asesmen autentik


1.3.2 Untuk mengetahui perbedaan antara asesmen autentik dan asesmen
tradisional
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis asesmen autentik
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana konstruksi asesmen autentik
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana menyusun rubrik instrumen untuk penilaian
kinerja, portofolio, proyek dan penilaian diri sendiri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asesmen Autentik

Assessment merupakan proses yang dilakukan dalam kegiatan yang sistematis


dalam rangka mengumpulkan informasi tentang sesuatu, misalnya tentang
perkembangan anak dan kemajuan belajar yang dicapainya. Dalam kegiatan
assessment terkandung kegiatan mengukur dan menilai.

Dalam konteks pembelajaran, assessment atau penilaian dapat diartikan


sebagai penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
peserta didik. Penilaian dimaksudkan salah satunya untuk mengetahui sejauh
mana program berhasil diterapkan.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.

Menurut Pokey&Siders dalam Santrockauthenticassessmentmerupakan proses


penilaian terhadap siswa utamanya terhadap kompetensi yang telah diperoleh
siswa atau bentuk evaluasi pengetahuan atau keahlian siswa dalam konteks yang
mendekati dunia rill atau kehidupan nyata sedekat mungkin.

Sedangkan menurut Burhan Nurgiyantoroauthenticassessmentmenekankan


kemampuan peserta didik untuk mendemostrasikan pengetahuan yang dimiliki
secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekadar menanyakan atau
menyadap pengetahuan yang telah diketahui pembelajar, melainkan berkinerja
secara nyata dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai.

Sehingga dapat disimpulkan AuthenticAssessmentadalah suatu penilaian hasil


belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata” secara bermakna

3
yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan yang
memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang
memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu
macam pemecahan. Dengan kata lain, authenticassessment memonitor dan
mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan
masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Dalam suatu
proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua
aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran,
maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar
selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

2.2 Perbedaan AsesmenAutentik dan Tradisional

Beberapa perbedaan antara asesmen autentik dan tradisional. Asesmen


tradisional berorientasi pada produk, sedangkan asesmen autentik berorientasi
pada proses. Artinya, asesmen tradisional digunakan untuk mengevaluasi
pengetahuan dari mata pelajaran dengan membandingkannya dengan standar atau
kemampuan mahasiswa lainnya. Asesmen autentik bertujuan untuk mengevaluasi
kemahiran subjek dengan meminta mereka untuk melakukan tugas-tugas
kehidupan nyata.

Asesmen tradisional diartikan sebagai bentuk asesmen yang mana peserta didik
diminta untuk membuktikan pengetahuan yang didapatnya dari satu bidang studi
tertentu dalam bentuk pertanyaan benar atau salah, tes pilihan ganda dan
menjodohkan. Model asesmen ini tidak menunjukkan adanya proses berpikir
untuk mengarahkan peserta didik pada pilihan jawan yang benar. Justru
sebaliknya, asesmen autentik menggunakan cara yang lebih memiliki makna
dalam menilai penguasaan dalam satu bidang studi. Peserta didik akan dinilai dari
sisi pengetahuan yang telah dikuasai selama dan setelah pembelajaran yang
kemudian seberapa mampu mereka untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini tidak mengharuskan para pendidik untuk memilih salah satu
dari bentuk asesmen tersebut, karena dengan memadukan keduanya kemungkinan

4
akan menjadi format penilaian terbaik untuk mencapai tujuan asesmen
pembelajaran.

Mueller (2003) membandingkan asesmen tradisional dan autentik melalui


penggambaran gerak titik kontinum dari kiri ke kanan yakni dari asesmen
tradisional menuju asesmen autentik. Asesmen tradisional meminta peserta didik
untuk memilih jawaban yang benar saja pada sejumlah pilihan seperti pilihan
ganda a, b, c, d dan opsi benar-salah. Sedangkan, asesmen autentik meminta
peserta didik untuk mendemonstrasikan apa saja yang dipahami baik aspek
pengetahuan ataupun keterampilan serta kompetensi lainnya yang dimiliki
sehingga lebih aplikatif dan bermakna.

Tabel perbedaan asesmen tradisional dan autentik

Asesmen Tradisional (AT) Asesmen Autentik (AA)


Memakai standar kelompok Memakai standar individu/pribadi

Berpijak pada ingatan (memorisasi) Berpijak pada internalisasi


(penghayatan)
Mengungkap kecakapan Mengungkap proses
Mengajar guna keperluan ujian Mengajar guna kebutuhan
Periode waktu khusus Waktu ditentukan oleh guru dan
peserta didik
Mengukur kecakapan tingkat rendah Mengukur kecakapan tingkat tinggi

Menerapkan drill dan latihan Menerapkan strategi-strategi kritis


dan kreatif
Mengungkap fakta Mengungkap konsep
Mempunyai prespektif sempit Mempunyai prespektif yang
menyeluruh/luas
Hanya satu solusi yang benar Penyelesaian banyak (banyak solusi
yang benar)

5
2.3 Identifikasi Jenis Asesmen Autentik

Asesmen autentik ini memiliki beberapa jenis penilaian diantaranya sebagai


berikut.

a. Pengamatan (Observasi)
Jenis asesmenini adalah penilaian yang dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung ataupun
setelahnya. Asesmenini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data
yang sesuai dengan kompetensi yang dinilai serta mampu dilaksanakan
baik dengan formal ataupun informal.
b. Penilaian diri
Penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan peserta didik terhadap
dirinya sendiri. Penilaian diri ini dapat memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk memperlihatkan kemampuannya sehingga akan
membentuk kemandirian, rasa percaya diri dan rasa hormat terhadap diri
sendiri.
c. Tes Lisan
Tes merupakan pemberian sejumlah tes dengan pertanyaan yang
jawabannya bisa benar atau salah. Tes ini merupakan tes yang dilakukan
melalui komunikasi secara langsung atau tatap muka antara guru dan
peserta didik, baik pertanyaan maupun jawaban disampaikan secara lisan.
d. Tes Tertulis
Tes tertulis ialah tes yang mewajibkan peserta didik agar menjawab
pertanyaan secara tertulis dapat berupa pilihan (opsi) dan atau isian.
Jawaban yang diberikan dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan dan
benar-salah. Adapun tes yang jawabannya berupa isian Bisa berbentuk
uraian ataupun isian singkat.
e. Asesmen Proyek
Asesmen proyek ialahasesmen terhadap tugas yang diselesaikan peserta
didik dalam suatu periode. Tugas tersebut diselesaikan dengan melakukan

6
eksplorasi secara sistematis dimulai dari tahap perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian, pengolahan, analisis hingga penyajian data.18
f. Asesmen Produk
Asesmen produk merupakan asesmen yang dilakukan dengan meminta
peserta didik untuk menghasilkan suatu hasil karya. Penilaiannya
dilaksankan pada saat persiapan, pelaksanaan ataupun proses pembuatan
dan hasil akhir karya.
g. Asesmen Portofolio
Asesmen portofolio merupakanasesmen yang bentuknya berupa sebuah
kumpulan karya peserta didik secara tersistem dan terkoordinir, kemudian
ditelaah dengan cermat untuk menampakkan perkembangan dari
pembelajaran peserta didik dari waktu ke waktu. Hal penting bagi peserta
didik dalam asesmen portofolio ialah memahami ketentuan untuk seleksi
karya yang disertakan dalam portofolio yang kemudian mengelola dan
menampilkan karya tersebut untuk dinilai.
h. Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja menurut Marsh (1996) dalam Florianus Dus Arifian
merupakan asesmen berdasarkan presentasi pada sesuatu yang dapat
dikerjakannya.Asesmen ini dapat direkam dengan checklist, narasi atau
catatan anekdot, serta skala penilaian.
2.4 Konstruksi Asesmen Autentik
Konstruksi asesmen autentik adalah proses merancang dan mengembangkan
tugas atau aktivitas evaluasi yang mencerminkan situasi nyata di dunia nyata.
Tujuan dari asesmen autentik adalah untuk mengukur pemahaman dan
penerapan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi siswa dalam konteks
yang relevan dan bermakna.
Berikut adalah beberapa langkah dalam konstruksi asesmen autentik:
1. Mengidentifikasi tujuan asesmen
Menentukan apa yang ingin diukur dan apa yang ingin ketahui
tentang pemahaman dan penerapan siswa terhadap materi
pelajaran.

7
2. Mengidentifikasi konteks autentik
Mengidentifikasi situasi atau konteks nyata di mana siswa akan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diukur.
Misalnya, jiikaseorang guru yang mengajar biologi, guru tersebut
mungkin ingin menciptakan tugas yang melibatkan pemecahan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Merancang tugas autentik
Membuat tugas atau aktivitas yang mencerminkan situasi nyata dan
memerlukan pemahaman dan penerapan pengetahuan dan juga
keterampilan yang diukur. Memastikan juga bahwa tugas tersebut
menantang dan relevan bagi siswa.
4. Menentukan kriteria penilaian
Menentukan kriteria yang jelas untuk menilai kinerja siswa
dalam tugas autentik. Kriteria ini harus mencerminkan tujuan
asesmen dan memungkinkan penilaian yang obyektif dan
konsisten.
5. Merancang instrumen penilaian
. Membuat instrumen penilaian yang sesuai dengan tugas
autentik dan kriteria penilaian. Instrumen ini dapat berupa rubrik
penilaian, daftar periksa, atau skala penilaian yang memungkinkan
penilaian yang terperinci dan objektif.
6. Uji coba dan revisi
Menguji coba tugas autentik dan instrumen penilaian dengan
sekelompok siswa untuk memastikan bahwa mereka dapat
mengukur pemahaman dan penerapan yang diinginkan. Revisi
tugas dan instrumen jika diperlukan berdasarkan umpan balik dan
hasil uji coba.
7. Implementasikan asesmen
Mengimplementasikan tugas autentik dan instrumen penilaian
dalam proses asesmen dengan siswa. Pastikan instruksi yang jelas

8
dan dukungan yang diperlukan untuk siswa dalam menyelesaikan
tugas.
8. Menganalisis dan interpretasi hasil
Menganalisis dan interpretasikan hasil asesmen untuk
mendapatkan pemahaman tentang pemahaman dan penerapan
siswa terhadap materi pelajaran. Kemudian hasil ini dapat
digunakan untuk memberikan umpan balik dan pengembangan
lebih lanjut.

2.5 Menyusun rubrik instrumen untuk penilaian kinerja, portofolio, proyek


dan penilaian diri sendiri

A. Kinerja
Penilaian unjuk kerja dinamakan pula penilaian performansi, yaitu
asesmen yang menuntut siswa untuk melakukan unjuk kerja atau

perbuatan. Penilaian jenis ini mengukur kemampuan siswa berbahasa atau


bersastra, baik secara lisan maupun tulisan sesuai dengan konteks
berkomunikasi. Penilaian performansi dapat dilakukan guru, baik pada
saat atau setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Langkah-langkah yang ditempuh guru dalam melaksanakan penilaian
unjuk kerja ini adalah:
1) Mengidentifikasi aspek-aspek penting dari kompetensi yang harus
dinilai;
2) Menyusun kriteria sebagai deskriptor dari kemampuan yang diukur;
3) Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan aspek-aspek
yang penentu kemampuan tersebut;
4) Menentukan kualitas setiap kriteria dari aspek yang diamati
B. Portofolio
Portofolioadalah kumpulan dari berbagai keterampilan, ide minat dan
keberhasilan/prestasi siswa selama jangka waktu tertentu (Hart,1994).

9
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan asesment
portofolio adalah :
a) Pengumpulan
Siswa mengumpulkan hasil kerja sebagai bukti pertumbuhan
dan kemajuan belajarnya. Pengumpulan koleksi ini disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran atau standar kompetensi yang
dikembangkan. Tentu saja tidak semua standar kompetensi
dapat diases melalui portofolio, oleh karena itu perlu kejelasan
kompetensi yang dikembangkan siswa secara mandiri.
b) Pengorganisasian
Siswa mengorganisasikan berbagai hasil kerja mereka
berdasarkan pengelompokan standar kompetensi yang
dikembangkan atau berdasarkan aspek-aspek yang perlu dinilai
atau diketahui dari siswa sebagai hasil kerja siswa.
Pengelompokan ini dapat membantu guru dalam menentukan
penilaian terhadap kinerja siswa.
c) Merefleksi
Siswa melakukan refleksi terhadap bahan-bahan yang telah
dikoleksi, dikumpulkan, dan dikelompokan. Siswa harus
mempu menjawab manfaat dari pengumpulan portofolio itu
bagi pengembangan kompetensi dirinya.Siswa juga harus dapat
memberikan penilaian pada kualitas karya yang telah
dikumpulkan, sehingga mengetahui kekuatan dan kelemahan
serta bagaimana seharusnya memperbaiki karya tersebut.
d) Mempresentasikan
Siswa memajangkan atau menyajikan hasil kerjanya agar
diketahui yang lain. Pemajangan dilakukan di tempat-tempat
yang sudah disediakan.
C. Proyek
Proyek merupakan bentuk penugasan untuk menghasilkan karya tertentu
yang dilakukan secara berkelompok (misalnya tiga orang) dalam kaitannya

10
dengan penilaian hasil pembelajaran. Hasil kerja akhir proyek dapat
berbentuk laporan tertulis, rekaman video, gabungan keduanya, atau yang
lain.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penilaian proyek ini adalah:
1) Guru menetapkan kompetensi dasar yang perlu diakses melalui
penilaian proyek;
2) Guru menetapkan proyek yang harus dikerjakan siswa secara mandiri
dan yang harus dikerjakan secara berkelompok;
3) Guru menentukan kompetensi dasar yang harus diakses selama
kegiatan berlangsung (proses) atau diakses hanya pada hasil akhir;
4) Siswa merencanakan dan melakukan kegiatan proyek selama kurun
waktu yang ditentukan. Sewaktu-waktu guru dapat mengecek proyek
yang dikerjakan oleh siswa sebagai bentuk monitoring dan evaluasi.
5) Selama atau setelah kegiatan proyek dikerjakan, guru mengajak siswa
untuk menakar diri (mengakses secara mandiri) proses atau hasil
akhir(produk) yang dikerjakan.
6) Guru memvalidasi atau menilai ulang proses atau produk dari kegiatan
yang dilakukan siswa. Nilai guru merupakan pembanding dari asesmen
mandiri yang dilakukan siswa.
D. Penilaian diri sendiri
Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun rubrik instrumen
penilaian diri sendiri:

1. Menentukan kriteria penilaian: Identifikasi kriteria yang ingin


Anda gunakan untuk menilai diri sendiri. Kriteria ini harus
mencerminkan aspek-aspek yang ingin dievaluasi tentang diri .
Misalnya, kriteria penilaian dapat mencakup pencapaian tujuan,
kemampuan mengelola waktu, kualitas kerja, kemampuan
beradaptasi, dan sikap terhadap belajar.
2. Tentukan level penilaian: Tentukan level penilaian yang akan
digunakan dalam rubrik. Level penilaian ini dapat berupa skala

11
numerik (misalnya 1-5) atau deskriptif (misalnya sangat baik, baik,
cukup, perlu perbaikan). Pastikan level penilaian mencerminkan
tingkat pencapaian yang diharapkan untuk setiap kriteria.
3. Rancang struktur rubrik: Membuatlah struktur rubrik dengan
kolom untuk kriteria penilaian dan baris untuk level penilaian.
Pastikan setiap kriteria memiliki kolom tersendiri dan setiap level
penilaian memiliki baris tersendiri. Dapat juga menambahkan
kolom tambahan untuk memberikan umpan balik atau komentar.
4. Deskripsikan setiap level penilaian: Untuk setiap kriteria, berikan
deskripsi yang jelas dan spesifik untuk setiap level penilaian.
Deskripsi ini harus memberikan panduan yang jelas tentang apa
yang diharapkan dari diri sendiri pada setiap level penilaian.
Pastikan deskripsi tersebut objektif dan dapat diukur.
5. Tentukan bobot penilaian: Jika ada kriteria yang memiliki tingkat
kepentingan yang berbeda, tentukan bobot penilaian untuk setiap
kriteria. Bobot ini dapat berupa persentase atau angka yang
menunjukkan tingkat kepentingan relatif dari setiap kriteria dalam
penilaian diri sendiri.
6. Evaluasi diri sendiri: Gunakan rubrik instrumen penilaian diri
sendiri untuk mengevaluasi diri sendiri berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan. Berikan penilaian yang jujur dan objektif
terhadap diri sendiri.
7. Berikan umpan balik: Gunakan rubrik untuk memberikan umpan
balik yang spesifik dan konstruktif kepada diri sendiri tentang
kekuatan dan area yang perlu diperbaiki. Gunakan deskripsi pada
setiap level penilaian untuk menjelaskan pencapaian dan langkah-
langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan diri.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Authentic Assessment adalah suatu penilaian hasil belajar yang merujuk pada
konteks “dunia nyata” secara bermakna yang merupakan penerapan esensi
pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan berbagai macam pendekatan
untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah
bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Diantara beberapa perbedaan
antara asesmen autentik dan tradisional. Asesmen tradisional berorientasi pada
produk, sedangkan asesmen autentik berorientasi pada proses. Artinya, asesmen
tradisional digunakan untuk mengevaluasi pengetahuan dari mata pelajaran
dengan membandingkannya dengan standar atau kemampuan mahasiswa lainnya.
Asesmen autentik bertujuan untuk mengevaluasi kemahiran subjek dengan
meminta mereka untuk melakukan tugas-tugas kehidupan nyata.

Asesmen autentik terbagi menjadiasesmen pengamatan, tes lisan, tes tertulis,


portofolio, proyek, produk, kinerja dan penilaian diri. Konstruksi asesmen
autentik adalah proses merancang dan mengembangkan tugas atau aktivitas
evaluasi yang mencerminkan situasi nyata di dunia nyata. Beberapa langkah
dalam konstruksi asesmen autentik yaitu : 1) mengidentifikasi tujuan, 2)
mengidentifikasi konteks autentik, 3) merancang tugas autentik, 4) menentukan
kriteria penilaian, 5) merancang instrumen penilaian, 6) uji coba dan revisi, 7)
mengimplementasikan asesmen dan 8) menganalisis dan interpretasi hasil.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kekurangan


baik dari segi susunan katanya atau penulisannya dan pembahasan dalam makalah
ini, oleh karena hal demikian penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun mengenai makalah ini agar dapat menjadi acuan bagi penyusun untuk
lebih baik lagi dikemudian hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Putri, A. N, dkk. (2023). Efektifitasasesmen autentik dalam pembelajaran. Jurnal


pendidikan dan kebudayaan. 8 (1). 77-81

Romadi, S. (2022). Pentingnya penilaian autentik dalam implementasi kurikulum


merdeka. [Online] http://beritamagelang.id/kolom/pentingnya-penilaian-
autentik-dalam-implementasi-kurikulum-merdeka-ikm. Diakses pada 18
November 2023

Nisrokha. (2018). Authenticassessment (penilaian autentik). Jurnal madaniyah. 8


(2). 209-229

14

Anda mungkin juga menyukai