Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kata “dermatitis” berarti adanya inflamasi pada kulit. Eksim atau Dermatitis adalah
istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi.
Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan
dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis
atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka
berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan
bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya.
Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga
mengurangi angka kekambuhan.

Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien adalah
gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala
kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup
kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.

Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang
kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi
cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi
pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.

1
B. Rumusan masalah
 Apa itu penyakit Dermatitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,
pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan,
serta komplikasi Dermatitis?
 Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Dermatitis Kontak?

C. Tujuan
 Mahasiswa mampu memahami definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis
dan keperawatan, serta komplikasi Dermatitis.
 Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan kepada klien Dermatitis
kontak.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (
eritema, edema, papul,
vesikel, skuama) dan
keluhan gatal (
Djuanda, Adhi, 2007 ).
Dermatitis adalah
peradangan pada kulit (
imflamasi pada kulit )
yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan
Suddart 2000 ). Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal.

B. Klasifikasi
1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik
terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.
Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu :
 Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)
 Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)
 Dermatitis atopik
2. Dermatitis atopik
adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal dan
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
3
penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi
dan likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural.

3. Dermatitis numularis
Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran
sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
4. Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi,
hormon, kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit
dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.

C. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi
makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan
dengan alergi. ( Arief Mansjoer.1998.”Kapita selekta” )

Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

o Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ), fisik (
sinar matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).
o Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

D. Manifestasi klinis
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut
terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada
muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
1. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi
dan eksudasi sehingga tampak basah.
2. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi
kusta.

4
3. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.

Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu
dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium
kronis.

E. Pemeriksaan penunjang dan diagnostic


1. Pemeriksaan penunjang :
 Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin
1/5000).
 Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

2. Laboratorium
 Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin
 Urin : pemerikasaan histopatologi

F. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :
1. Terapi sitemik à Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi
antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada kasus berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Terapi topical à Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak
kocok bila kronik diberi saleb.
3. Diet à Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan,
kacang-kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain

5
Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik
1. Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang
menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk
tidak sering menggaruk area yang gatal.
2. Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga
kebersihan pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.
3. Instruksikan untuk menggunakan shampoo dan menghindari kebiasaan yang buruk
4. Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan
tidak tertutup kemungkinan untuk muncul lagi.
5. Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis.

G. Komplikasi
1. Infeksi saluran nafas atas
2. Bronkitis
3. Infeksi kulit

H. Fatofisiologi

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal.
Klasifikasi Dermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numularis dan
demertitis soboik. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu
alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Manifestasi klinis dermatitis adanya
tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema
misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia
eksterna. Pemeriksaan penunjang dan lab dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa medis
maupun keperawatan, komlikasi yang mungkin muncul pada penatalaksaan medis dan
keperawatan adalah infeksi.
Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, nyeri dan
gatal yang berhubungan dengan lesi kulit, perubahan pola tidur yang berhubungan dengan
pruritus, perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik,
kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan kulit, resiko
infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.

Anda mungkin juga menyukai