Anda di halaman 1dari 12

ULUMUL QURAN , KEMUKJIZATAN AL-QURAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.1. LATAR BELAKANG

Walaupun banyak para ulama, mengomentari kemukjizatan al-quran yang tidak habis-
habisnya, karena memang Al-Quran itu penuh dengan segudang rahasia yang tersembunyi,
kami sebagai mahasiswa STAIH Pare merasa ingin menganalisis walaupun menggunakan
kepustakaan demi tercapainya tugas yang di berikan kepada kami, maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Mukjizat itu adala suatu kejadian luar biasa yang disertai sikap penentangan
yang selamat dari penantangnya, mukjizat tersebut bisa berupa sesuatu yang bisa di jangkau
oleh indra dan bisa pula yang bersifat intelektual. Kebanyakan mukjizat Bani Israil bersifat
indrawi karena kedunguan dan keminiman pengetahuan mereka. Adapun mukjizat umat
islam bersifat intelektual karena kecerdasan, kesempurnaan memahaman mereka dan di
karenakan syari’at ini akan tertulis secara abadi sepanjang masa sampai hari kiamat kelak.
Oleh karena itu bagi mahasiswa khususnya harus mengetahui kenapa al-quran itu menjadi
mukjizat dan apa alsan-alasanya. Karena banyak para pemikir sekuler yang mengobrak-abrik
keimanan kita dengan sumber Al-Quran.

A.2. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah materi dalam makalah ini diarahkan pada pengertian Pembagian

Dan Sistem Penilaian I’jaz Al-Quran, Pembagian I’jaz Al-Quran, Pengertian I’jaz Al-
Quran, Dasar dan Urgensi Pembahasan I’jaz Al-Quran, Dasar pembahasan I’jaz Al-Quran
Urgensi pembahasan I’jaz Al-Quran, Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Quran,
Mu’jizat Al-Quran Berupa Gaya Bahasa, Ketelitian Redaksi, Perbedaan Pendapat tentang
aspek-aspek Mukjizat Al-Quran yang mana semua nanti akan di bahas pada bab-bab
berikutnya.

A.3. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan makalah ini untuk memahami pentingnya Kewajiban bagi umat islam karena
Al-Quran erat hubungannya dengan kewajiban dalam keimanan Tauhid. Karena dengan
mengetahui I’jaz Al-Quran, manusia (khusunya orang islam) mengetahui bahwa kalamullah
itu tetap terjaga walaupun ditunkan 15 abad yang lalu. Manfaat bagi kita adalah bahwa yang
mengatakan Al-Quran itu makhluk adalah orang-orang yang dungu yang tidak tahu
sebenarnya akan keeksisanya Al-Quran, karena Al-Quran diturunkan bagi orang-orang yang
mempunyai intelektual yang lebih maju. Yang mana tujuan dan manfaat utama nanti untuk
membentuk manusia seutuhnya dengan berlandaskan Al-Quranul Karim.

BAB II
PEMBAHASAN

B.1. Pembagian Dan Sistem Penilaian I’jaz Al-Quran


B.2. Pembagian I’jaz Al-Quran
a. Pengertian I’jaz Al-Quran
Kata i’jaz di ambil dari kata kerja a’jaza-i’jaz yang berarti melemahkan atau menjadikan
tidak mampu. Ini sejalan dengan firman Allah SWT. Yang berbunyi :
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya.
berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak
ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang
diantara orang-orang yang menyesal.
Pelakunya yang melemahkan dinamai mu’jiz, jika kemampuannya melemahkan pihak lain
amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, dinamai mukjizat. Tambahan ta’
marbuthoh pada akhir kata itu mengandung makna mubalighoh.
Unsur-unsur mu’jizat sebagaimana dijelaskan Quraish Shihab :
Hal atau peristiwa yang luar biasa
Terjadi atau di paparkan oleh seseorang yang mengaku nabi
Mengandung tantangan terhadap mereka yang meragukan kenabian
Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
b. Dasar dan Urgensi Pembahasan I’jaz Al-Quran
a. Dasar pembahasan I’jaz Al-Quran
Di antara faktor yang mendasari urgensi pembahasan I’jaz Al-Quran adalah kenyataan bahwa
persoalan ini merupakan salah satu diantara cabang-cabang pokok pembahasan ulumul
Qur’an.
b. Urgensi pembahasan I’jaz Al-Quran
Urgensi pembahasan I’jaz Al-Quran dapat di lihat dari dua tataran
1. Tataran teologis
Mempelajari i’jaz Al-Quran akan semakin menambah keimanan seseorang muslim. Terutama
kita isyarat-isyarat ilmiah, yang merupakan salah satu aspek I’jaz Al-Quran , sudah dapat di
buktikan.
2. Tataran akademis
Mempelajari I’jaz Al-Quran akan semakin memperkaya khasanah keilmuan keislaman.

B.3. Sistem Penilaian I’jaz Al-Quran


3.1. KONTEK LUGHOT ATAU BAHASA
Di sini penulis menjelaskan sedikit i’jaz Al-Quran dalam segi lughot atau bahasa yang
mana keakurantan yang di informasikan Al-Quran tidak bisa di sangkal oleh siapapun baik
ilmuan islam sendiri maupun ilmuan barat yang mempunyai sifat Rasionalis. Karena
keagungan dan kesempurnaan Al-Quran itu bukan hanya diketahui atau dirasakan oleh
mereka yang mempercayai dan mengharapkan petunjuk-petunjuknya, melainkan juga untuk
semua orang yang mengenal secara dekat dengan Al-Quran. Dan masih banyak lagi kei’jazan
Al-Quran ini walaupun diporak porandakkan para musuh islam tapi hasilnya tetap nol.

1.a. Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Quran


Al-Quran digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. Untuk menantang orang-orang pada
masanya dan generasi sesudahnya yang tidak mempercayai kebenaran Alquran sebagai
firman Allah dan risalah serta ajaranya yang di bawa.
Nabi meminta kepada mereka yaitu bangsa arab untuk menandingi Al-Quran dalam tiga
tahapan.
1. Mendatangkan semisal Al-Quran. Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Isra’ 88.
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
2. Mendatangkan sepuluh surat yang sama, Sebagai mana firman Allah dalam surat Huud 13.
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah:
"(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang
menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain
Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".

3. Mendatangkan satu surat saja, Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqoroh 23.

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan
ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
[31] Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al
Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa
karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
Sejarah telah membuktikan bahwa orang-orang arab ternyata gagal menandingi Al-
Quran. di bawah ini beberapa catatan sejarah yang memperlihatkan kegagalan mereka,
1. Pemimpin Quraisy mengutus abu Al-Walid. Seseorangsastra ulung yang tiada
bandingnya untuk membuat sesuatu yang mirip dengan Al-Quran, ketika Abu Al-Walid
menghadapan dengan Rasulullah yang membaca surat fusshilat , ia tercengang akan
kehalusan dan keindahan gaya bahasa Al-Quran dan iapun kembali ke kaumnya dengan
tangan hampa.
2. Musailamah bin habib al-khazdab mengaku menjadi nabi, mempunyai Al-Quran yang di
turunkan malaikat Rahman. Al-Qurannya antara lain sebagai berikut:
.‫الخ‬.......... .‫ت ث َ ْردًا‬
ِ ‫اردَا‬ ِ ‫ َو ْالخَا ِبزَ ا‬.‫عجْ نًا‬
ِ َّ ‫ َوالث‬.‫ت ُخب ًْزا‬ ِ ‫ َوال َع‬.ً‫طحْ نا‬
ِ َ ‫اجنا‬
َ ‫ت‬ َ ‫ت‬
ِ ‫احنَا‬ َّ ‫َو‬
ِ ‫الط‬
Artinya :
`` Demi perempuan penumpuk bahan roti dengan tumbukan yang keras, demi
pengadon roti dengan pengadon roti yang lembut, demi tukang roti dengan rotinya, demi
tukang bubur dengan buburnya………………………….. .``
ِ َ‫ َواللَّبَ ِن األ َ ْبي‬.‫اء‬
ٌ ‫ إِنَّهُ لَعَ َجبٌ َم ْخ‬.‫ض‬
‫ َوقَ ْد َح ُر َم‬.‫ض‬ ِ َ‫س ْود‬ َّ ‫ َوال‬.‫اء َوا َ ْلبَانِ َها‬
َّ ‫شاةِ ال‬ ِ َ‫س ْود‬
َّ ‫ع َجبِ َها ال‬َ ‫ َو‬.َ‫شاةِ َوا َ ْل َوانِها‬ َّ ‫َوال‬
. َ‫ْال َم ْذ ُق فَ َما لَ ُك ْم الَ تَجْ ت َِمعُ ْون‬
Artinya:
`` Demi kambing betina dan warna kulitnya, demi warna kulitnya yang hitam dan
mengagumkan dan air susunya, demi kambing betina yang hitam warnanya dan susunya
berwarna putih, sungguh ia mengagumkan [karena berkulit] bersih. Susunya tidak baik di
campur dengan air. Kenapa kalian tidak berkumpul [untuk melihatnya].``
Dan masih banyak lagi penanding-penanding Alquran, yang mana gubahan di atas tidak
mempunyai makna sama sekali.
3. Al-Aswad Al-Unsi, juga mengaku menjadi nabi di Yaman. Menduga bahwa wahyu turun
kepadanya.
4. Thulaikhah bin Khuailid Al-Asadi, juga mengaku sebagai nabi dan Zdun Annun sebagai
malaikatnya, salah satu ayat yang diterimanya adalah:
َّ ‫ فَإ ِ َّن‬.‫ فَا ْذ ُك ُروا هللاَ قِيَا ًما‬. ً ‫شيْأ‬
َّ ‫الر ْغوة َ فَ ْوقَ ال‬
.ِ‫ص ِريْح‬ ِ َ‫ َوقُبْحِ أ َ ْدب‬.‫صنَ ُع بِت َ ْع ِفي ِْر ُو ُجو ِه ُك ْم‬
َ ‫ار ُك ْم‬ ْ َ‫ِإ َّن هللا الَ ي‬
Artinya:
`` Sesungguhnya Allah tidak pernah menutupi wajah-wajah kalian; tidak pula
sedikit pun membuat bagian belakngmu jelek. Ingatlah allah ketika sedang berdiri.
Sesungguhnya buih itu berada di atas gumpalan air.``
Maksudnya untuk mengerjakan sholat itu tidak perlu rukuk dan sujud, cukup hanya
berdiri sambil mengingat Allah.
5. Abu Al-A’la Al-Mu’arari, Al-Mutanabbi, Dan Ibnu Al-Muqoffa, juga berusaha
menandingi Al-Quran. Namun sebelum memulai, mereka merasa malu kemudian
memecah pena serta merobek-robek kertasnya. Karena tiba-tiba anak kecil membaca
ayat:
`` Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit (hujan) berhentilah," dan
airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan[720] dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit
Judi[721], dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS.Huud,44)
[720] Yakni: Allah telah melaksanakan janjinya dengan membinasakan orang-orang yang
kafir kepada Nabi Nuh a.s. dan menyelamatkan orang-orang yang beriman.
[721] Bukit Judi terletak di Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia.
1.b. Bukti Mu’jizat Al-Quran Berupa Gaya Bahasa
Susunan gaya bahasa Al-Quran tidak sama dengan gaya bahasa manusia umumnya, karena
Al-Quran bahasanya bukan bentuk syair, ataupun puisi. Quraish Shihab menjelaskan ciri-ciri
gaya bahasa Al-Quran di lihat pada tiga poin.
1. susunan kata dan kalimat Al-Quran
Poin ini menyangkut:
a. Nada dan Langgamnya yang unik
Walaupun Al-Quran bahasanya bukan bentuk syair, ataupun puisi, tetapi terasa dan terdengar
mempunyai keunikan irama dan ritmenya. Karena hal ini huruf dari kata-kata Al-Quran
melahirkan keserasihan bunyi dan dan kumpulan kata-kata itu melahirkan keserasian irama:
bacalah contoh surat An-Naziat aayat 1-4.
b. Singkat dan Padat
contohnya simaklah surat Al-Baqoroh. 212.

Ayat ini dapat berarti:


1. Allah memberi rizqi kepada siapa yang di kehendakinya tanpa ada yang berhak mengatakan
mengapa.
2. Allah memberi rizqi kepada siapa yang di kehendakinya tanpa memperhitungkan pemberian
itu.
3. Allah memberi rizqi kepada seseorang yang tidak dapat menduga kehadiran rizqi tersebut.
4. Allah memberi rizqi kepada seseorang tanpa menghitung terlebih dahulu.
5. Allah memberi rizqi kepada seseorang dalam jumlah yang amat banyak sehingga yang
bersangkutan tidak mampu untuk menghitungnya.
c. memuaskan para pemikir dan orang awam
d. memuaskan akal dan jiwa
e. keindahan dan ketepatan maknanya
2. Keseimbangan Redaksi
a. Keseimbangan antara jumlah bilangan dengan antonimnya.
1. Al-Hidayah dan Al-Maut masing-masing sebanyak 145 kali.
2. An-Naf dan Al-Mudharah masing-masing sebanyak 50 kali.
3. Al-Har dan Al-Bard masing-masing sebanyak 4 kali.
4. dan lain-lain
b. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan sinonim atau makna yang di
kandungnya.
1. Al-Hars dan Az-Ziraah masing-masing 14 kali.
2. Al-Ushb dan Adh-Dhurur masing-masing 27 kali.
3. Adh-Dhallun dan Al-Mawta masing-masing 17 kali.
4. dan lain-lain.
c. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang
menunjukkan akibatnya
1. Al-Infaq dan Ar-Ridho masing-masing 73 kali.
2. Al-Bukhl dan Al-Basyarah masing-masing 12 kali.
3. Al-Kafirun dan An-Nar/Al-Ahraq masing-masing 154 kali.
4. dan lain-lain.
d. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
1. Al-Isyraf dan As-Surrah masing-masing 23 kali.
2. Al-Muawizdah dan Al-Lisan masing-masing 25 kali.
3. Al-Asra dan Al-Harb dan Al-Barokat masing-masing 6 kali.
4. As-Salam dan At-Thoyyibah masing-masing 60 kali.
e. Keseimbangan khusus.
1. Kata Yaum dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali Al-Ayyam bentuk jamak berjumlah 30.
kata sahr berjumlah 12 kali.
2. Al-Quran menjelaskan langit ada tujuh.
3. Kata-kata yang menunjukkan utusan tuhan baik rasul, nabi atau basyir atau nadzir semua
berjumlah 518.
f. Ketelitian Redaksi
Sebagai contoh kata As-Sama’ dan Al-Abshar dalam arti indra manusia
ditemukan dalam Al-Quran secara bergantian berjumlah tiga belas kali. Dari jumlah tersebut
bahwa kata as-sama’ selalu dalam bentuk mufrad dan selalu mendahului kata al-abshar yang
juga selau dalam bentuk jamak. Penggunaan bentuk demikian bukanlah suatu kebetulan. Tapi
pasti ada sesuatu dibalik penggandengan bentuk mufrad dan jamak tersebut.

1.c. Bukti Perbedaan Pendapat tentang aspek-aspek Mukjizat Al-Quran


Para ulama’ telah bebeda pendapat ketika menjelaskan aspek-aspek kemu’jizatan Al-Quran.
Antara lain;
c.1. Menurut Golongan Sharfah
Abu Ishaq Ibrahim An-Nizam dan pengikutnya kaum syiah berpendapat bahwa, kemukjizatan
Al-Quran adalah dengan cara sirfah [pemalingan] yang mana bahwa allah memalingkan
orang-orang arab untuk menantang Al-Quran, padahal sebenarnya mereka mampu untuk
menghadapinya.
Pendapat ini batil dan di tolak oleh Al-Quran sendiri dalam surat al-isra’ ayat 88.
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".(QS,Ai-Isra’.88 )
c.2. Imam Fahruddin
Kemukjizatan Al Quran terletak pada kefasihan dan keunikan redaksi dan kesempurnaanya
dari bentuk cacat.
c.3. Ibnu Athiyyah
Kemukjizatan Al Quran terletak pada runtutan makna-maknanya yang dalam, dan
kata-katanya yang fasih.
c.4. Ash-Shobuni
a. Susunannya indah dan berbeda dengan karya-karya yang ada dalam bahasa
orang-orang arab
b. Adanya uslub yang berbeda dengan uslub-uslub bahasa arab
c. Sifat keagungannya yang tak mungkin seseorang untuk mendatangkan yang
serupa denganya.
c.5. Quraish Shihab
a. Aspek Keindahan Dan Ketelitian Redaksi-Redaksinya
Keseimbangan antara jumlah bilangan dengan antonimnya, sebab akibatnya, dan
keseimbangan khusus lainya.
b. Berita Tentang Hal-Hal Yang Ghoib
seperti ceritanya Fir’aun mengejar-ngejar nabi musa. Peperangan romawi dengan persia, dan
lain-lain.
c. Isyarat-Isyarat Ilmiah
1. Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri dan cahaya bulan merupakan pantulan;
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak . Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui.(QS, Yunus,5)

2. Kurangya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan nafas;


Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki
Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia
sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman. (QS, Al-An’am125)
3. Perbedaan sidik jari manusia;
Bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan
sempurna. (QS, Al-Qiyamah, 75)
4. Aroma manusia berbeda-beda;
Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka: "Sesungguhnya
aku mencium bau Yusuf, Sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu
membenarkan aku)". (QS, Yusuf 64)
5. Adanya superego dan bawah sadar manusia;
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. 15. meskipun Dia mengemukakan
alasan-alasannya (QS. Al-Qiyamah 14-15)
6. Yang merasa nyeri adalah kulit;
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan
mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan
kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.(QS. An-Nisa’, 56)
c.6. Sebagian Ulama’ lainnya.
Al-Quran itu mukjizat dengan balghohnya, yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada
bandingnya, mengandung bermacam-macam ilmu dan hikmah yang sangat dalam. Antara
lain menyinggung masalah ilmu pengetahuan antara lain fisika, kimia, biologi, farmasi,
biologi, astronomi, geologi, psikologi, sosiologi, riset, demografi, ekonomi, perdagangan dan
lain-lain.
3.2. KONTEK I’JAZ DALAM SEGI KEGAIBAN
Gaib adalah sesuatu yang tidak di ketahui, tidak nyata atau tersembunyi. Jika anda
menyimpan sesuatu dalam saku anda, atau mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang
lain, dan sesuatu itu baik dalam saku anda ataupun dalam benak anda, itu adalah ghaib bagi
orang lain, tapi tidak bagi anda.

2.a. Informasi Ghaib masa lampau


Al-Quran mengisahkan banyak peristiwa masa lampau. Tapi harus diakui bahwa
sebagian dari kisah-kisahnya tidak atau belum dapat dibuktikan kebenarannya hingga kini.
Tetapi Al-Quran yang telah terbukti kebenarannya secara teperinci, dapat dijadikan indikator
guna mendukung kecendrungan untuk membenarkan kisah-kisah lainnya yang belum terbukti
dan yang sebagian lainnya telah terbukti, antara lain melalui penelitian Arkeologi.
Berikut ini contoh dari informasi kisah-kisahnya yang telah terbukti;
1. Kaum ’Ad Dan Tsamud Dan Kehancuran Kota Iram
Al-Quran berbicara tentang kaum Tsamud dan ’Ad kepada mereka di utus nabi
Sholeh dan Nabi Hud. Mereka dihancurkan Allah dengan gempa dan angin ribut yang sangat
dingin lagi kencang. Hal ini dilukiskan oleh Surat Al-Haqqoh (69):4-7
2. Tenggelam dan Selamatnya Badan Fir’aun
Dalam Al-Quran ditemukan sekitar 30 kali Allah Swt. Mengisahkan Musa dan
Fir’aun-, suatu kisah yang tidak dikenal masyarakat ketika itu, kecuali melalui kitab
Perjanjian Lama, tetapi satu hal yang menakjubkan adalah bahwa Nabi Muhammad melalui
Al-Quran, telah mengungkapkan suatu perincian yang sama sekali tidak diungkap oleh satu
kitabpun sebelumnya, peristiwa tersebut terjadi pada abad ke 12 SM sekitar 3.200 tahun yang
lalu. Hal ini dilukiskan oleh Surat Yunus (10): 90-92

3. Ashhab Al-Kahfi
Keraguan msyarakat Arab Makkah tentang kenabian Muhammad Aaw. Dan Al-
Quran terus berlanjut. Mereka mengutus tiga orang untuk menemui tokoh agama Najran guna
meminta tanggapan mereka tentang Muhammad. Maka tokoh yahudi mengusulkan agar
kaum musyrikin makkah bertanya kepada nabi tentang tiga hal. Jika menjwabnya baik, dia
seorang nabi dan jika menduga tahu, dia berbohong. Ketiga hal tersebuta adalah :
1. Kisah kelompok muda yang masuk berlindung dan tertidur sekian lama, berapa jumlah
mereka dan siapa atau apa yang bersama mereka?
2. Kisah musa ketika di perintahkan untuk belajar
3. Kisah seorang penjelajah ke timur dan ke barat
4. adapun yang keempat ini jika dia mengetahuinya berarti bohong. Adalah kapan hari kiamat
akan terjadi.
Keempat pertanyaan mereka itu terjawab melalui wahyu Al-Quran surat ke 18 (Al-
Kahfi)
Informasi yang disampaikan Al-Quran memang sulit di lacak tapi para ilmuan,
sejarawan dengan informasi ini yakin apabila para pemuda yang berlindung itu menghindar
dari ketetapan penguasa yang dikeluarkan apda 112 M itu, dan mereka tidur selama 300
tahun, ini berarti mereka terbangun dari tidur sekitar tahun 412, yakni pada masa pemerintah
Theodusius (408-451) yang membebaskan orang-orang kristen dari penindasan.
2.b. Al-Quran Jiplaan

2.c. Informasi Ghaib masa akan datang


1. Kemenangan Romawi atas Persia setelah kekalahannya

2. Kasus Al-Walid bin Mughirah

3. Kasus Abu Jahal

Demikian Pemaparan makalah Ulumul Quran semoga bisa bermanfaat bagi penyusun
umumnya bagi semua .

BAB III : PENUTUP

C.1. Kesimpulan
Dari penjabaran pembahasan diatas, kami penulis menyimpulkan beberapa poin sebagai
berikut:

1. Dengan mempelajari I’jaz Al-Quran akan semakin tahu tentang kemurnian Al-Quran
karena dilihat dari berbagai aspek. Baik secara penelitian, akademis, dan Historis.
2. Dengan adanya I’Jaz Al-Quran kita semakin tahu siapa yang benar dan siapa yang
dholim
3. Dengan adanya I’Jaz Al-Quran kita mengetahui mana yang dinamakan I’Jaz Al-
Quran dan mana yang tidak.
4. Dengan adanya ilmu I’Jaz Al-Quran kita bisa berfikir secara intelektual dan
transparan.
5. Dengan adanya I’Jaz Al-Quran, kemukjizatan Al-Quran tetap terjaga dan tidak
dikotori oleh orang-orang yang bertanggung jawab.

C.2. Saran

1. Pelajarilah ilmu I’Jaz Al-Quran mulai dari dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Dengan adanya I’Jaz Al-Quran akan terbentuklah mahasiswa dan masyarakat yang
mempunyai norma dan etika yang timbul dari pribadi masing-masing.
3. Supaya anak-anak kita mempunyai ilmu Al-Quran yang baik maka ajarilah mulai
sedini mungkin.
4. Yang terpenting lagi adalah bagaimana kita dan semua masyarakat mempunyai
kecintaan terhadap Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad dan disampaikan kepada kita.
5. Tanamkanlah selalu Al-Quran ada dalam hati kita.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon DR.M.Ag. Ilmu Tafsir cet. IV CV. Pustaka Setia, Bandung ; 2008
Al-Qattan, Mann’ Khalil diterjemahkan dari bahasa arab oleh Muzdaqir Drs. AS. Studi Ilmu-ilmu
Quran PT. Litera AntarNusa, Halim Jaya. Bogor 2009
Imam Jalaluddin As Suyuthi alih bahasa Farikh Marzuqi Ammar,Lc,MA. Imam Fauzi Jaiz, Lc,
Samudra Ulumul Quran Jilid IV PT. Bina Ilmu Surabaya ; 2006
Supiana, Drs. M.Ag. Karman. M.Ag. Ulumul Quran, Pustaka Islamika. Bandung; 2002

Anda mungkin juga menyukai