Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya
tulis ini. karya tulis ini saya buat dengan sederhana dan ringkas agar dapat
dipahami oleh semua pembaca, semoga karya tulis ini dapat memberikan ilmu
yang bermanfaat untuk saya dan semua pembaca.

Dan pada kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak. Tidak lupa juga saya haturkan terimakasih kepada
kedua orang-tua saya yang atas doanya dan dukungannya sehingga karya tulis ini
dapat diselesaikan tepat waktu, dan Semoga amal baik kita mendapatkan balasan
yang sepadan dari Allah SWT. Amin.

Malang , 10 Februari 2018


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I :PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II :PEMBAHASAN
A. Kondisi Wilayah Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia
B. Kendala Dalam Menjaga Keutuhan Wilayah Perbatasan NKRI
C. Makna Keutuhan Bangsa dan NKRI
D. Peran serta Pemuda dalam Menjaga Keutuhan NKRI
E. Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa
F. Strategi Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional

BAB III :PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Wilayah perbatasan yang meliputi wilayah daratan dan perairan
merupakan kedaulatan suatu negara. Letak strategis wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang berada diantara dua benua yaitu benua Australia
dan benua Asia serta diapit oleh dua samudera yaitu samudera Hindia dan
Samudera Pasifik merupakan kawasan potensial bagi jalur lalu-lintas antar negara.
Disamping itu Indonesia merupakan negara kepulauan, perairan yang saling
bersambung dengan karakteristik alamiah lainnya dalam pertalian yang erat
sehingga membentuk satu kesatuan.
Pemuda Indonesia diharapkan mengambil peran untuk
mengembangkan pengetahuan dan teknologi yang hingga saat ini masih tinggal
dengan negara lain. Jadi mari pemuda Indonesia bangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) ini menjadi negara yang maju.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Wilayah Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara)
pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT, melintang di
antara benua Asia dan Australia serta antara Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia (terbentang sepanjang 3.977 mil). Karena letaknya yang berada di antara
dua benua, dan dua samudera, ia disebut juga sebagai Nusantara.
Sebagai negara kepulauan Indoneia memiliki ±17.505 pulau yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia dengan perbandingan luas daratan dan perairan yaitu
1:3, Dengan jumlah pulau yang
banyak ternyata menimbulkan berbagai pemasalahan seperti kaburnya batas-batas
wilayah negara, penyelundupan barang dan jasa, pembalakan liar, Perdagangan
manusia dan lain-lain, Selain permasalahan diatas masih terdapat kekurangsigapan
Pemerintah RI dalam menjaga integritas wilayah kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) selama ini belum didukung oleh data secara resmi
mengenai nama dan posisi geografisnya. Terlebih informasi tentang data pulau-
pulau hingga saat ini berbeda-beda antara satu lembaga dengan lembaga lainnya.
LIPI menyebutkan ada 6.127 nama pulau pada tahun 1972, Pussurta (Pusat
Survey dan Data) ABRI mencatat 5.707 nama pulau pada tahun 1987, dan pada
tahun 1992, Bakosurtanal menerbitkan Gazetteer nama-nama Pulau dan
Kepulauan Indonesia sebanyak 6.489 pulau yang bernama. Perbedaan data
tersebut mencerminkan bahwa Indonesia masih lemah dalam pengelolaan wilayah
lautnya, karena dari 17.508 pulau yang diklaim Indonesia hanya beberapa persen
saja yang sudah memiliki nama.
Sebagai negara berdaulat, Indonesia harus segera mendepositkan data-data pulau
yang dimiliki sebagai bukti atau arsip negara. Hal ini penting mengingat bahwa,
pulau-pulau yang telah didepositkan akan menjadi salah satu acuan atau landasan
Indonesia dalam menyelesaikan sengketa perbatasan.
Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya
3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah
populasi Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan
luas 132.107 km², Sumatra dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas
539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas
421.981 km². Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata angin, yaitu:
· Utara: Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan
· Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia
· Barat: Samudera Hindia
· Timur: Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik

B. Kendala Dalam Menjaga Keutuhan Wilayah Perbatasan NKRI


Wilayah perbatasan suatu negara yang meliputi wilayah daratan dan
perairan merupakan kawasan tertentu yang mempunyai dampak penting serta
peran strategis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Wilayah tersebut
memiliki keterkaitan yang erat dengan kegiatan di wilayah negara lain yang
berbatasan dengan Indonesia, baik dalam lingkup nasional, regional (antar negara)
maupun internasional. Disamping itu wilayah perbatasan juga mempunyai
dampak politis dan fungsi pertahanan dan keamanan nasional. Oleh karena peran
strategis tersebut, maka penjagaan wilayah perbatasan Indoensia merupakan
prioritas penting pembangunan nasional untuk menjamin keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akan tetapi dalam praktek dilapangan
terdapat hambatan ataupun ancaman yang seringkali merugikan bagi kepentingan
bangsa Indonesia.
Permasalahan ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:
1. Aspek Sosial Ekonomi
Wilayah perbatasan merupakan daerah yang kurang berkembang
(terbelakang) yang disebabkan oleh lokasi yang terpencil dengan tingkat
aksesibilitas yang rendah, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan
masyarakat, rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah
perbatasan (banyaknya jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal), langkanya
informasi tentang pemerintah dan pembangunan yang diterima oleh masyarakat di
daerah perbatasan (blank spots).
2. Aspek Pertahanan Keamanan
Kawasan perbatasan merupakan wilayah pembinaan yang luas dengan
pola penyebaran penduduk yang tidak merata. Sehingga, menyebabkan rentang
kendali pemerintahan sulit dilaksanakan, serta pengawasan dan pembinaan sulit
dilaksanakan dengan mantap dan efisien.
3. Aspek Politik
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan umumnya
dipengaruhi oleh kegiatan sosial ekonomi di negara tetangga. Kondisi tersebut
berpotensi untuk mengundang kerawanan di bidang politik. Apabila kehidupan
ekonomi masyarakat daerah perbatasan mempunyai ketergantungan kepada
perekonomian negara tetangga, maka selain dapat menimbulkan kerawanan di
bidang politik juga dapat menurunkan harkat dan martabat bangsa. Oleh sebab itu
kawasan perbatasan merupakan salah satu aset negara yang harus dijaga dan
dipertahankan dari segala bentuk ancaman dan tantangan baik yang datang dari
dalam maupun dari luar negeri.
Beberapa permasalahan yang menonjol di daerah perbatasan adalah sebagai
berikut:
1. Belum adanya kepastian secara lengkap garis batas laut maupun darat.
2. Kondisi masyarakat di wilayah perbatasan masih tertinggal, baik sumber daya
manusia, ekonomi maupun komunitasnya.
3. Beberapa pelanggaran hukum di wilayah perbatasan seperti penyelundupan
kayu illegal, penyelundupan narkoba dan lain-lain.
4. Pengelolahan perbatasan belum seimbang, meliputi kelembagaan, kewenangan
maupun program.
C. Makna Keutuhan Bangsa dan NKRI
Pertama adalah anasir dari luar yang digambarkan oleh Negara tetangga kita,
Malaysia. Anasir kedua adalah anasir yang muncul dari dalam NKRI sendiri.
Anasir itu ada yang sudah berwujud gerakan yang secara terang-terangan berani
melakukan terorisme seperti Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku Selatan
dan Gerakan Papua Merdeka, ada juga yang berupa kelompok kecil yang belum
kelihatan. Kasus-kasus pesengketaan antar warga atau antar instansi pemerintah
patut juga diwaspadai. Sekecil apapun perselisihan tersebut akan menggangu
kerukunan dan persatuan bangsa jika tidak disikapi secara bijaksana.
Memperhatikan diskripsi dan pengalaman di atas terlihat bahwa pemahaman
tentang keutuhan NKRI mencakup makna keutuhan wilayah, meliputi seluruh
pulau dengan segenap tanah, air dan udara yang terbentang dari Sabang sampai
Meraukee, keutuhan budaya meliputi adat istiadat, karya cipta dan hasil pemikiran
Bangsa Indonesia dan suku-suku di seluruh wilyah NKRI, keutuhan sumber daya
alam, meliputi seluruh kekayaan alam berupa barang tambang, beserta flora dan
fauna, keutuhan penduduk atau sumber daya manusia, meliputi keutuhan
orangnya, statusnya, keselamatan bahkan kesejahteraannya. Menyadari luasnya
cakupan makna keutuhan NKRI maka menjadi berat dan luas pula tugas
menjaganya. Penjagaan atau pembelaan tidak cukup dilakukan dengan
menyampaikan aspirasi oleh pejabat negara atau demonstrasi oleh rakyat dan
mahasiswa, lebih penting dari itu adalah merenungkan apa penyebab kasus-kasus
ancaman tersebut terjadi, untuk kemudian melakukan langkah-langkah
pencegahannya.
D. Peran serta Pemuda dalam Menjaga Keutuhan NKRI
Pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda yang
memiliki pemikiran yang beragam. Mereka adalah generasi yang ditempatkan
sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan
kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan ilmu
pengetahuan untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibatannya secara aktif
bersama kekuatan efektif lainnya untuk penyelesaian masalah-masalah yang
dihadapi bangsa.
Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda sebagai objek
pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan bantuan, dukungan dan
pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke tingkat
yang lebih baik untuk dapat bersikap mandiri dan bijaksana.
Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk
memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran
yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan.
Sejarah memperlihatkan bahwa pemuda selalu mengikuti setiap tapak-tapak
penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses
modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para
pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain
semangat mudanya, sifat kritisnya, dan kematangan logikanya.
Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari kebangkitan bangsa-bangsa Asia
akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai
tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928, para pemuda berikrar untuk mengakui satu bangsa Indonesia. Angkatan
1945 menjadi angkatan yang mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia
melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Angkatan 1966 melakukan
koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang dipicu oleh pemberontakan PKI.
Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen
bangsa adalah sangat penting. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis
multidimensi ini belum berakhir. Pemuda yang menjadi penggerak pada setiap
zamannya, kembali dituntut untuk tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu
berbeda.
E. Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa
Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu
meningkatkan peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan
bangsa, bahkan menuju pada makin memudarnya semangat bangsa.
Berbagai gejala sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya
kehidupan masyarakat, memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai
kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan lagi sebagai amanah penderitaan
rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakkan keadilan dan masih
banyak lagi masalah sosial yang kita harus selesaikan.
Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki ilmu
pengetahuan, karena bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi masalah yang
serius, dan harus dituntaskan secara menyeluruh. Oleh karena itu, mari generasi
muda persiapkan dirimu untuk membangun dan menjaga nagara kesatuan republik
indonesia(NKRI) menjadi negara yang lebih maju dari sebelumnya.
F. Strategi Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional
Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang
berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan
berakhlak mulia adalah:
1. Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana,
menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh
kembangnya wawasan generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar
dengan generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan
pemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan rangkaian yang
berkelanjutan.
2. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang
bersifat lintas bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin
dari perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasanserta melibatkan peran serta masyarakat.
3. Menempatkan posisi generasi muda sebagai subjek dibanding sebagai
objek dan pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan
secara lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab
dan efektif.
Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan
kewajiban yang merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga
mencapai usia dewasa. Proses gradual ini secara sosiologis merupakan proses
penanaman nilai dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini
dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35
tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka
memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa
sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun),
diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu
menerapkannya dalam lingkungannya.
Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak
kematangan sebuah generasi. Pemuda, dan masyarakat umumnya, memerlukan
fasilitas untuk mencapai kemandirian. Pertama, harus diciptakan suasana yang
kondusif agar para generasi muda dapat mengaktualisasikan segenap potensi,
bakat, dan minat yang dimilikinya. Dengan pernyataan ini maka berarti kita
memiliki pandangan yang positif dan optimis tentang para generasi muda, yaitu
bahwa setiap generasi muda memiliki potensi, bakat, dan minat masing-masing.
Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi kebudayaan,
bukan strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus
menempatkan generasi muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagai
subyek. Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk melakukan proses
pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan diberdayakan.
Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk
mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos
kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk
menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama
ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan
bangsa, terutama persoalan yang menyangkut keutuhan NKRI, meski tidak
dipungkiri bahwa persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting
adalah kesadaran pemuda untuk mampu merubah dirinya dari objek pembangunan
menjadi subjek pembangunan dan mampu tampil untuk memajukan bangsa ini.
Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi
setidaknya dengan membangun kesadaran bagi pemuda, maka masalah keutuhan
NKRI memiliki harapan untuk makin diperkokoh.
Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain:
a. bangga sebagai bangsa Indonesia,
b. menjaga persatuan dan kesatuan wilayah bangsa,
c. menjaga kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa dengan saling
menghormati perbedaan,
d. menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi
bangsa di masa mendatang,
e. menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
B. Saran
Seorang pemuda mempunyai tugas untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan
NKRI diperlukan kesadaran yang tinggi. Rasa cinta Tanah Air perlu ditanamkan
sejak dini oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan sangat dibutuhkan untuk
membentuk karakter pemuda bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://sttmultimedia.multiply.com/journal/item/30/Peranan_Warga_Dalam_Memp
ertahankan_NKRI
http://rachmadrevanz.com/pentingnya-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai