Anda di halaman 1dari 3

Judul

Jurnal
Materials Research Bulletin

Volume & Halaman Volume 94, Hal. 77–84


Tahun 2017
Penulis
Reviewer
Tanggal 11 Januari 2018

Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian Serbuk Fe dengan kemurnian >99% dan serbuk Al >99% dengan
komposisi paduan Fe-50.%Al diproses milling dengan proses
mechanical alloying yang dilanjutkan dengan proses kompaksi,
sintering dan proses anil

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membuat
paduan dari serbuk Fe dan Al dengan proses mechanical alloying
yang kemudian di uji XRD dan SEM untuk melihat perubahan
struktur mikro yang terjadi

Variabel Proses Variabel proses dalam penelitian ini adalah waktu milling pada
proses MA dan temperatur pada proses aniling. Proses milling
dengan alat PBM menggunakan bola baja yang dikeraskan sebanyak
7 buah dan diameter 20 mm pada campuran serbuk sebanyak 4,67 gr
dengan putaran 300 rpm dengan variable waktu milling 15 menit, 1
jam dan 80 jam. Campuran kemudian dikompaksi dengan beban 30
kN. Paduan tersebut selanjutnya di poles dan di etsa dengan natal 2%
untuk menghilangkan kontaminasi dipermukaan. Struktur mikro
sampel yang dikompaksi dikarakterisasi dengan SEM. Paduan yang
dimilling selama 80 jam dip roses anil tungku Carbulite Furnace
sealed quartz tubes dengan tekanan kel;uar 10-3 torr selama satu jam
dengan temperatur 300, 500 dan 7000C. Setelah dianil kemudian
didinginkan di udara terbuka.

Tahapan Proses Tahapan proses penelitian ini adalah:


Pembuatan Paduan; Paduan di buat dengan proses MA menggunakan
alat PBM dalam kondisi gas argon. Serbuk Fe-50. %Al dicampur atau
dimilling pada kecepatan 300 rpm dengan waktu yang bervariasi dari
15 menit sampai 80 jam. Percobaan ini menggunakan 7 buah bola
baja yang dikeraskan (hardened steel balls) dengan diameter bola 20
mm untuk berat campuran serbuk 4,67 gr ( ratio 50:1) Kemudian
dilanjutkan dengan proses kompaksi pada tekanan 30kN yang
menghasilkan specimen yang berbentuk piringan dengan diameter 10
mm dan ketebalan 2 mm. Specimen tersebut kemudian dipoles dan
dietsa dengan nital 2%. Morfologi struktur mikro specimen tersebut
dikarakterisasi dengan menggunakan alat SEM (Leica Cambridge
model). Spesimen dengan waktu milling 80 jam kemudian di proses
anil di dalam tungku Carbulite Furnace selama 1 jam dengan
temperatur 300, 500 dan 7000C dan didinginkan di uadara. Pada
proses anil tersebut specimen diletakkan di dalam quartz tubes yang
tertutup dengan tekanan 10 – 3 torr. Perubahan fasa yang terjadi
selama proses milling dan aniling diuji dengan X-ray diffraction
(XRD) menggunakan alat Philips Analytical PC-APD with a CuK_
radiation (_ = 0.1542 nm). Variabel seperti the lattice parameter,
long-range order parameter, crystallite size and lattice strain
dihitung menggunakan data dari hasil XRD tersebut. Untuk menguji
keabsahan perhitungan ukuran kristal maka dilakukan penngujian
transmission electron microscopy (TEM).
Hasil Penelitian Hasil pengujian XRD menunjukkan jika waktu milling meningkat
samapai 50 jam intensitas puncak Al akan turun sementara sudut
puncak untuk Fe lebih rendah dan menjadi tidak simetris dan juga
muncuk puncak yang lain yang menunjukkan fasa baru yaitu Fe(Al).
Jika waktu milling di atas 50 jam maka puncak yang paling tinggi
(Al) menghilang dan puncak menjaimetris. Ini menunjukkan semua
puncak Al dan Fe digantikan oleh larutan padat Fe(Al) yang berarti
proses MA tidak menghasilkan sturktur ordered. Lattice parameter
untuk fasa Fe dan Fe(Al) merupakan fungsi dari waktu milling.
Semakin tinggi waktu milling maka lattice paramaeter fasa Fe dan
Fe(Al) semakin besar dan pada waktu milling 50 jam lattice
parameter mencapai nilai yang stabil sebesar 2,92 Å. Ukuran kristal
dan lattice strain dihasilkan dari analisa menggunakan Williamson–
Hall analyses menunjukkan ukuran kristal dan lattice strain
meningkat dari 11,3 nm untuk waktu milling 20 jam menjadi 23 nm
untuk waktu milling 50 jam kemudian turun menjadi 15 nm untuk 80
jam dan tetap sampai 100 jam. Micro graph untuk proses MA selama
1 jam menghasilkan struktur yang terdiri dari Fe dan Al sementara
pada MA 80 jam hanya larutan padat Fe(Al) yang terbertuk. Untuk
specimen dengan waktu milling 80 jam yang kemudian di anil pada
temperatur 300, 500 dan 7000C struktur B2 muncul yang berarti
larutan padat Fe(Al) berubah menjadi fasa intermetalik FeAl. Selama
proses aniling ukruan kristal dan long-range order parameter
meningkat sementara lattice parameter turun.

Kekuatan Penelitian Kekuatan penelitian ini adalah dapat membuat struktur micro-
sandwich yang terdiri dari permukaan Fe dan Al yang dapat
diperhalus dan dapat menurunkan the inter-layer spacing dengan cara
proses MA. Lattice parameter fasa Fe(Al) dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan waktu milling. Dengan proses anil larutan padat
Fe(Al) dapat diubah menjadi fasa intermetalik FeAl juga dapat
meningkatkan crystallite size and long-range order dan menurunkan
lattice parameter and strain .yang menunjukkan .

Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian ini adalah waktu milling 50 jam ke 80 jam
cukup jauh untuk menyimpulkan bahwa di atas 50 jam hanya puncak
Fe(Al) saja yang terbentuk. Kalau ada pembanding antara rentang
waktu 60 atau 70 jam itu akan menguatkan kejadian tersebut.
Proses transformasi dari larutan padat Fe(Al) menjadi fasa
intermetalik FeAl tidak dijelaskan secara detail termasuk meksnisme
perubahan tersebut dan factor apa saja yang mempengaruhi
perubahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai