Anda di halaman 1dari 5

Survey Manifestasi Daerah Panas Bumi Marana - Masaingi

a. Geomorfologi
Lokasi daerah penyelidikan terletak di desa Masaingi dengan koordinat 00 o35’
04,8” LS dan 119o48’43,0”. Dan daerah Marana dengan koordinat 00o34’43,4” LS
dan 119o47’27,4” Geomorfologi pada daerah penelitian Marana - Masaingi secara
umum didominasi oleh perbukitan bergelombang tajam, sedang hingga lemah
yang tersusun oleh kerucut intrusi batuan granit dengan ketinggian antara 200 –
1500 m dari permukaan laut. Secara umum bentuk topografi cenderung melandai
ke arah pantai yang juga mencerminkan penekukan topografi akibat struktur
maupun tingkat erosi kuat.
Pada hasil pengamatan lapangan di Stasiun 1 daerah Masaingi morfologi yang
terdapat merupakan pedataran dengan elevasi 48 m di atas permukaan laut,
daerah penelitian ini terdapat di pinggiran sungai, vegetasi daerah ini lebat.
Stasiun 2 di daerah Marana termasuk morfologi pantai dan arah morfologi sungai
menjorok kelaut. Tata guna lahan di daerah ini jalan dan perumahan warga. Jarak
antara sumber manifestasi dengan pantai hanya sekitar 15 meter.

b. Struktur Geologi
Struktur geologi yang ada di daerah penelitian secara regional dikarenakan sesar
Palu – Koro yang menyebabkan adanya manifestasi panas bumi Marana –
Masaingi. Proses yang terjadi ini disebabkan oleh adanya sumber panas berupa
dan dike – dike di bawah permukaan pada batuan beku berupa granit, dan adanya
air meteoric yang masuk ke dalam bumi selanjutnya ada lapisan penudung yang
bersifat impermeabel yang ada di bawah permukaan bumi yang memerangkap
panas ketika air meteoric bertemu dengan lapisan penudung maka panas dan air
meteoric menyebabkan manifestasi panas bumi ini keluar dari rekahan rekahan
yang terdapat di batuan.
c. Stratigrafi dan Litologi
Batuan penyusun stratigrafi daerah panas bumi marana – masaingi berdasarkan
geologi regional tersusun oleh batuan sekis hijau, granit genisan berumur Pra
Tersier (Kapur - Trias), sedangkan granit-granodiorit berumur Tersier (Mio-
Pliosen)
Pada hasil pengamatan yang dilakukan di daerah Masaingi terdapat batuan
penyusun yaitu batu lanau, batu lempung, batu pasir, konglomerat dan breksi
hidrotermal. Pada batuan breksi yang mengalami alterasi dicirikan dengan mineral
klorit yang terubahkan dari mineral – mineral yang mengandung Fe dan Mg yang
merupakan mineral – mineral bersifat basa. Menurut penciri ini dapat diketahui
jenis alterasinya yaitu alterasi propilitik.
Survey Manifestasi Daerah Panas Bumi Ombo - Lompio

a. Geomorfologi
Lokasi daerah penyelidikan terletak di desa Masaingi dengan koordinat 00o35’
04,8” LS dan 119o48’43,0”. Dan daerah Marana dengan koordinat 00o34’43,4” LS
dan 119o47’27,4” Geomorfologi pada daerah penelitian Marana - Masaingi secara
umum didominasi oleh perbukitan bergelombang tajam, sedang hingga lemah
yang tersusun oleh kerucut intrusi batuan granit dengan ketinggian antara 200 –
1500 m dari permukaan laut. Secara umum bentuk topografi cenderung melandai
ke arah pantai yang juga mencerminkan penekukan topografi akibat struktur
maupun tingkat erosi kuat.
Pada hasil pengamatan lapangan di Stasiun 1 daerah Masaingi morfologi yang
terdapat merupakan pedataran dengan elevasi 48 m di atas permukaan laut,
daerah penelitian ini terdapat di pinggiran sungai, vegetasi daerah ini lebat.
Stasiun 2 di daerah Marana termasuk morfologi pantai dan arah morfologi sungai
menjorok kelaut. Tata guna lahan di daerah ini jalan dan perumahan warga. Jarak
antara sumber manifestasi dengan pantai hanya sekitar 15 meter.

b. Struktur Geologi
Struktur geologi yang ada di daerah penelitian secara regional dikarenakan sesar
Palu – Koro yang menyebabkan adanya manifestasi panas bumi Marana –
Masaingi. Proses yang terjadi ini disebabkan oleh adanya sumber panas berupa
dan dike – dike di bawah permukaan pada batuan beku berupa granit, dan adanya
air meteoric yang masuk ke dalam bumi selanjutnya ada lapisan penudung yang
bersifat impermeabel yang ada di bawah permukaan bumi yang memerangkap
panas ketika air meteoric bertemu dengan lapisan penudung maka panas dan air
meteoric menyebabkan manifestasi panas bumi ini keluar dari rekahan rekahan
yang terdapat di batuan.
c. Stratigrafi dan Litologi
Batuan penyusun stratigrafi daerah panas bumi marana – masaingi berdasarkan
geologi regional tersusun oleh batuan sekis hijau, granit genisan berumur Pra
Tersier (Kapur - Trias), sedangkan granit-granodiorit berumur Tersier (Mio-
Pliosen)
Pada hasil pengamatan yang dilakukan di daerah Masaingi terdapat batuan
penyusun yaitu batu lanau, batu lempung, batu pasir, konglomerat dan breksi
hidrotermal. Pada batuan breksi yang mengalami alterasi dicirikan dengan mineral
klorit yang terubahkan dari mineral – mineral yang mengandung Fe dan Mg yang
merupakan mineral – mineral bersifat basa. Menurut penciri ini dapat diketahui
jenis alterasinya yaitu alterasi propilitik.

Anda mungkin juga menyukai