314 Ita Astit 233
314 Ita Astit 233
Abstrak. Pada anak-anak sekolah dasar yang tidak memiliki program UKGS kemungkinan
terjadinya karies gigi akan lebih besar apabila dibandingkan dengan anak-anak sekolah
dasar yang memiliki program UKGS. Penelitian ini untuk melihat perbedaan risiko terjadinya
karies baru pada anak usia 12 tahun murid SD UKGS dengan murid SD Non UKGS di
wilayah Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan menggunakan program Kariogram.
Pengambilan data untuk parameter dalam Kariogram sebagai variabel independen yang
terdiri dari data pengalaman karies, penyakit yang berpengaruh, kandungan makanan,
frekuensi makanan, banyaknya plak, program fluor, dan penilaian klinik dikumpulkan melalui
pemeriksaan oral dan wawancara menggunakan kuesioner. Variabel dependen berupa
risiko terjadinya karies baru diperoleh dengan menggunakan program komputer Kariogram.
Hasil penelitian dan analisis hubungan antara SD UKGS dan Non UKGS dengan Risiko
Karies sebanyak 71,7% SD UKGS mempunyai risiko karies tinggi, sedangkan SD Non
UKGS 72,6% mempunyai risiko karies tinggi. Dari hasil uji chi square dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan risiko terjadinya karies baru antara SD UKGS dan SD Non UKGS.
Abstract. Children in primary school who do not have school dental health effort (UKGS
program) likelihood of dental caries will be greater when compared with children of primary
school who have UKGS program. The research was to see the difference the risk of new
caries in children aged 12 years of primary school students with UKGS and Non UKGS in
subdistrict Cilandak of South Jakarta use Kariogram program. Retrieval of data for the
parameters as independent variables in Kariogram consisting of caries experience data, the
effect of disease, food content, food frequency, the amount of plaque, fluoride programs,
and assessment clinics were collected through oral examination and interview using a
questionnaire. Dependent variable in the form of a new caries risk obtained using a
computer program Kariogram. The analysis results on the relation between new caries risk
within UKGS elementary and Non UKGS elementary are shown that 71.7% have a high
caries risk, while at the Non UKGS elementary as much as 72.6% have a high caries risk.
From the chi square test results can be concluded there was no difference in the risk of new
caries between UKGS elemntary and Non UKGS elementary.
Key words: Kariogram parameters, the risk of caries, UKGS elementary, Non UKGS
elementary.
Variabel dependen dalam hal ini risiko orang (71,7%), sedangkan yang
karies, dari hasil prediksi berisiko rendah hanya 17 orang
menggunakan kariogram didapatkan (28,3%). Hal ini dapat dilihat pula pada
bahwa dari 60 responden, yang grafik di bawah ini:
mempunyai risiko tinggi sebanyak 43
Persentase
28.3
Rendah
Tinggi
71.7
Tabel 3. Gambaran risiko terjadinya karies baru pada anak usia 12 tahun
murid SD Non UKGS
Persentase
27.4
Rendah
Tinggi
72.6
Risiko Karies
Hasil analisis hubungan antara SD risiko karies tinggi. Hasil uji statistik
UKGS dan Non UKGS dengan Risiko diperoleh nilai p =1,047, maka dapat
Karies diperoleh ada sebanyak 43 disimpulkan tidak ada perbedaan risiko
(71,7%) SD UKGS mempunyai risiko karies antara SD UKGS dan SD Non
karies tinggi, sedangkan SD Non UKGS.
UKGS ada 45 (72,6%) mempunyai
Tabel 5. Gambaran Perbedaan Risiko Terjadinya Karies Baru Pada Anak Usia
12 Tahun Murid SD UKGS dan SD Non UKGS
60
50
40
30 SD UKGS
20
SD NON UKGS
10
0
PELUANG RISIKO
TERHINDAR TERJADINYA
KARIES KARIES
Dari tabel dapat terlihat bahwa baik UKGS) dan 53% (SD Non UKGS). Bila
SD UKGS maupun SD Non UKGS dilihat dari persentase peluang
keduanya mempunyai risiko tinggi terhindar dari karies baru pada SD
terhadap terjadinya karies baru, Non UKGS lebih besar 8% yang
mengingat persentase peluang berarti lebih baik dari SD UKGS.
terhindar karies < 60% yaitu 45% (SD
Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 228
PEMBAHASAN upaya yang lebih intensif pada
pelaksanaan UKGS utamanya pada
Pengalaman Karies upaya promotif dan preventif termasuk
Dari hasil penelitian pada SD aplikasi fluor maupun tindakan fissure
UKGS terlihat bahwa pengalaman sealing agar dapat menekan indeks
karies yang tertinggi adalah kelompok DMFT di masa datang.
lebih buruk dari normal (karies gigi ≥3)
yaitu sebesar 70%, sedangkan pada Penyakit yang Berpengaruh
SD Non UKGS pengalaman karies Dari hasil penelitian menunjukkan
yang tertinggi juga pada kelompok bahwa murid SD UKGS ada 3,3%
lebih buruk dari normal (karies gigi ≥3) yang menderita penyakit parah yang
sebesar 37,1%. berpengaruh seperti kejang, serta 15%
Target pencapaian gigi sehat yang menderita asma dan selebihnya
Indonesia tahun 2010 pada individu 81,7% sehat, sedangkan pada murid
usia 12 tahun untuk Indeks DMF-T SD Non UKGS ada 9,7% yang
adalah sebesar 1 (Depkes RI, 2008). menderita asma dan 90,3% sehat.
Pada penelitian ini batas normal Menurut Casamassimo (2000)
pengalaman karies gigi (DMFT) untuk seperti yang dikutip Supriyatno (2001)
anak usia 12 tahun yang dipergunakan dalam makalahnya yang berjudul
adalah 2, hal ini berdasarkan indeks Hubungan Antara Kesehatan Rongga
karies di Indonesia sebagai anggota Mulut Dengan Kesehatan Umum,
dari SEARO sebesar 2,2 dan hasil disebutkan ada beberapa keadaan
penelitian Tauchid (2010) pada murid yang dapat mempengaruhi perubahan
SD kelas enam di Kelurahan Lebak fisiologis rongga mulut diantaranya:
Bulus yang rata-rata mempunyai gigi Asma dapat menyebabkan
yang pernah karies sebanyak 2 gigi peningkatan karies gigi
per orang. Kejang dapat menyebabkan
Dari penelitian yang dilakukan penurunan aliran saliva
oleh Chemiawan (2004) di Jawa Barat, Dari teori di atas dapat dilihat
di dapatkan prevalensi karies gigi lebih bahwa penderita asma dari SD UKGS
tinggi pada anak tanpa program UKGS lebih besar, hal ini dapat
yaitu sebesar 97% dibandingkan anak mempengaruhi pengalaman karies
dengan program UKGS sebesar 79%. murid SD UKGS yang lebih tinggi
Indeks DMFT lebih tinggi pada anak dibandingkan SD Non UKGS,
tanpa program UKGS dibandingkan mengingat dari seluruh anak yang
anak dengan program UKGS. menderita asma (15 orang) hanya 3
Bila hasil penelitian ini anak (20%) yang bebas karies.
dibandingkan dengan penelitian-
penelitian di atas, maka terlihat bahwa Kandungan Makanan
jumlah karies rata-rata lebih tinggi, Hasil penelitian menggambarkan
baik pada anak usia 12 tahun murid persentase tertinggi dari murid SD
SD UKGS maupun SD Non UKGS UKGS adalah yang mengkonsumsi
yang tergolong pada kelompok lebih makanan dengan kandungan gula
buruk dari normal (karies gigi ≥3). Dari sedang 41,7%, hal ini berbeda dengan
hasil persentasenya bahkan lebih murid SD Non UKGS dengan
tinggi pada murid SD dengan program persentase sebesar 69,4% pada
UKGS dibandingkan murid SD Non kelompok yang sama. Namun
UKGS, keadaan ini sangat berbeda demikian bila dilihat dari persentase
dengan hasil penelitian Chemiawan. anak yang mengkonsumsi makanan
Hal ini dapat terjadi kemungkinan yang terlalu banyak mengandung gula,
karena pelaksanaan program UKGS maka murid SD UKGS lebih besar
yang tidak maksimal. Diperlukan
Saleh, M, 2004, Deteksi Faktor Utama Tauchid, S.N, Karmawati, I.A, Priharti, D, 2010,
Penyebab Karies Berdasarkan Hubungan Perilaku Menyikat Gigi
Cariogram Pada Anak Sekolah Dasar Di Dengan Status Karies Gigi Pada Murid
Kota Dan Desa (Kajian Di SD SD Kelas Enam Di Wilayah Kelurahan
Pujokusuman Iii Dan SD Lagaran Lebak Bulus – Cilandak Jakarta Selatan
Sanden Yogyakarta). Tesis. Program Tahun 2010. Poltekkes Kemenkes
Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. Jakarta I. Jakarta
Supriyatno, B, 2001, Hubungan Antara Wirakusumah, S.E, 2009, Jus Buah dan
Kesehatan Rongga Mulut Dengan Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kesehatan Umum. Seminar Sehari
PDGI Jakarta Selatan. Jakarta. World Health Organization, 1997, Oral Health
Surveys Basic Methode 4th edition.
Geneva.