Laporan Geotek
Laporan Geotek
PENDAHULUAN
Salah satu konstruksi material ruas jalan yang sering mengalami longsor
adalah pada ruas jalan Tawaeli-Toboli. Sebagian besar ruas jalan ini berada pada
daerah pegunungan dengan sudut lereng yang curam. Kondisi ruas jalan tersebut
semakin lama semakin parah, terlebih lagi masyarakat pada umumnya belum
mengetahui di mana saja yang merupakan daerah rawan terjadinya longsor. Pada
daerah ini terjadi pemotongan lereng guna memperlebar badan jalan, akibat
pemotongan lereng tersebut dapat mengurangi kestabilan lereng, sehingga pada
saat terjadi hujan lereng mudah mengalami longsor.
Gambat 1.1 Peta lintasan daerah Nupabomba jalan trans Tavaeili - Toboli
Sifat – sifat tanah berbutir (granular soil), sangat dipengaruhi oleh ukuran
butirannya. Salah satu metode untuk mengelompokkan jenis tanah adalah
berdasarkan distribusi ukuran butirannya (gradasinya). Analisa saringan adalah
cara mekanis untuk menganalisa distribusi ukuran butiran tanah berbutir kasar
(yaitu butiran yang tertahan saringan No. 200)
Wtertahan
Jadi, % Tertahan = × 100 %
Wtotal
D 60
CU =
D10
Nilai CU yang besar menunjukkan bahwa rentang ukuran D60 dengan D10
besar. Bentuk kurva antara D60 dan D10 ditandai oleh D30 dan koefisien
gradasi CC (coefficient of gradation) :
2
D30
CC =
D60 D10
CU > 6 (untuk pasir ) dan CC antara 1-3, tergolong bergradasi baik ( well
graded)
Bila contoh tanah mengandung butiran halus yang susah dipisahkan (misalnya
mengandung fraksi lempung).
Catatan :
Hasil percobaan analasi saringan yang telah dilakukan yaitu sebaai berikut :
Berat kering contoh sebelum di saring = 933.10 gram
Tabel Hasil Analisa Saringan
Kumulatif
Saringan Bukaan Berat Tertahan % %
Tertahan
No. (mm) (gr) Tertahan Lolos
(gr)
4 4.79 64.30 64.30 6.89 100.00
8 2.360 151.10 215.40 23.08 76.92
10 2.000 41.40 256.80 27.52 72.48
16 1.180 106.90 363.70 38.98 61.02
40 0.425 242.40 606.10 64.96 35.04
60 0.250 74.40 680.50 72.93 27.07
100 0.150 51.10 731.60 78.41 21.59
200 0.075 55.90 787.50 84.40 15.60
PAN 145.60 933.10 100.00 0.00
Grafik Gradasi
100
90
80
70
% Lolos
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.10 1.00 10.00
Ukuran Butir (mm)
1 Untuk menentukkan kadar air pada kondisi batas cair dari contoh tanah.
Batas cair (Liquid limit) yaitu kadar air batas dimana suatu jenis tanah
berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis
2 Untuk menentukan kadar air pada kondisi batas plastis dari contoh tanah.
Batas plastis ( plastic limit ) yaitu kadar air batas dimana suatu jenis
tanah berubah dari keadaan plastis menjadi keadaan semi padat
3 Untuk keperluan klasifikasi tanah
Sifat kosistensi tanah untuk beberapa variasi kadar air “w” , digambarkan
oleh Atterberg ( Swedia ) sebagai berikut :
Untuk menentukkan kondisi batas tersebut diatas, digunakan alat ukur sebagai
berikut:
1. Untuk batas cair, dipergunakan alat ciptaan Casagrande. Pada alat ukur
tersebut, batas cair (LL) merupakan kadar air contoh tanah pada saat massa
tanah bersinggungan sepanjang 0,5 in ( 12,7 mm ) tepat pada 25 ketukan
Casagrande
2 Untuk batas plastis (PL), dipergunakan alat berupa pelat kaca dengan batang
pembanding dengan diameter 3,2 mm. pada alat ukur tersebut, batas plastis
merupakan kadar air contoh tanah pada saat tanah dapat digulung sampai
mencapai 1/8 in (3,2 mm) baru retak – retak.
Indeks plastisitas PI = LL – PL
1 Mangkok Casagrande
8 Air suling
1 Pelat kaca
2 Batang pembanding diameter 3,2 mm
3 Spatula
4 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5 Oven laboratorium dilengkapi pengatur suhu 105ºc ± 5ºc
6 Cawan dan desicator
7 Air suling
BATAS
BATAS CAIR (LL) 15 X 28 X 37 X 49 X
PLASTIS
A. Nomor cawan 1 2 3 4 5 6
23,40 39.50 32.20 20.60 12.60 11.10
B. Berat cawan + contoh basah
20.70 35.70 28.80 19.16 12.40 11.00
C. Berat cawan + contoh kering
2.70 3.80 3.40 1.44 0.20 0.10
D. Berat air = B - C
9.50 18.10 10.90 9.90 10.60 9.50
E. Berat cawan
11.20 17.60 17.90 9.26 1.80 1.50
F. Berat contoh kering = C - E
Kadar Air (w) = (D.100) / F 24.11 21.59 18.99 15.55 11.11 6.67
G. %
24.11 21.59 18.99 15.55 8.89
Kadar Air Rata-rata (w) %
y = -6.953ln(x) + 43.602
50
40
Kadar Air (%)
30
10
0
1 10 100
Jumlah Ketukan
LL PL PI = LL - PL
Adapun simbol lain yang untuk klasifikasi tanah berbutir halus ini, yaitu :
W = Tanah dengan gradasi baik (well graded)
P = Tanah dengan gradasi buruk (poorly graded)
L = Tanah dengan plastisitas rendah LL < 50 (Low Plasticity)
H = Tanah dengan plastisitas tinggi LL > 50 (High Plasticity)
Pemboran tanah adalah pekerjaan yang paling umum dan yang paling
akurat dalam survey geoteknik lapangan. Pemboran tanah yang dimaksud
adalah pembuatan lubang pada tanah dengan menggunakan alat manual atau
bor mesin, dengan tujuan anatara lain :
1. Drilling ( pemboran )
2. Trial Pits ( sumur percobaan )
3. Sampling ( pengambilan contoh tanah )
4. Penetration Test ( percobaan penetrasi )
5. Vane Shear
digunakan pada tanah yang lunak, terutama pada lempung yang lunak.
Kita tidak mungkin melakukan Hand Boring dalam batuan lunak atau dalam
kerikil padat (dense gravel).
Gambar 3.9 HB. 1 Beberapa macam alat Bor Tangan (Hand Eugers)
Selain itu, melalui kegiatan ini dapat pula dibuat deskripsi dari
susunan lapisan tanah, serta untuk mengetahui tinggi muka air tanah.
Hasil percobaan Hand Boring yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut:
Kedalaman Letak
Boring Log Deskripsi Visual Tanah
(m) Sampel
0.00
Top Soil
0.20
0.40 Pasir halus berlanau, coklat keabu-
abuan, lembab.
0.60 Pasir sedang berlanau dengan sedikit
kerikil, abu-abu kecoklatan, lembab
0.80 Pasir sedang berlanau dengan
sedikit kerikil, coklat, lembab
1.00
1.20 Pasir sedang berlanau, banyak kerikil,
coklat gelap, lembab
1.40
1.60
1.80
2.00
2.20
2.40
2.60
2.80
3.00
Pasir
Foto 4.1 Lereng tanah pada sta.01 sebagai daerah rawan longsor
Foto 4.2 Lereng tanah pada sta.02 yang telah dipasangi geogrid
Vegetasi disekitar lereng terdiri dari ilalang dan rumput liar. Tata guna lahan
sebagai tebing jalan, dengan kenampakan visual kestabilan lereng rawan
longsor. Terdapat struktur geologi berupa kekar-kekar yang dapat
menyebabkan batuan pecah-pecah sehigga menyebabkan tingkat kestabilan
lereng tergolong ringan menengah, batuan atau material berjatuhan sedikit.
Jenis longsoran pada stasiun ini berupa longsoran rock fall.
Vegetasi disekitar lereng terdiri dari ilalang dan pohon jembolan. Tata guna
lahan sebagai tebing jalan, dengan kenampakan visual kestabilan lereng stabil.
Terdapat struktur geologi berupa patahan dan kekar-kekar yang dapat
menyebabkan batuan pecah-pecah.
Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah tak
terganggu. Kadar air tanah ( w ) diperlukan terutama dalam perhitungan yang
menggunakan komputer (terutama bila memerlukan data gdry atau bobot satuan
isi tanah kering, yaitu : gdry = g wet / ( 1 + w ). Pada lereng yang tidak
dipengaruhi oleh muka air tanah , nilai F (denga mtode sayatan Fellenius) adalah
sbb :
c L+ tan f S (W cos a )
F=
S (W sin a)
c = kohesi (kN/m2)
f = sudut geser dalam (derajat)
a = sudut bidang gelincir pada tiap sayatan (derajat)
m = tekanan air pori (kN/m2)
l = panjang bidang gelincir pada tiap sayatan (m);
L = jumlah panjang bidang gelincir
mi x li = tekanan pori di setiap sayatan (kN/m)
W = luas tiap bidang sayatan (M2) X bobot satuan isi tanah (g, kN/m3)
1 h1 x12
h12
x11
x1=L1
L12
Dari hasil perhitungan didapat nilai F = 0.9 maka dari nilai F sebesar itu artinya adalah
bahwa lereng labil atau sering mengalami longsor.
(3) Mencegah lereng jenuh dengan airtanah atau mengurangi kenaikan kadar air
tanah di dalam tubuh lereng Kadar airtanah dan mua air tanah biasanya
muncul pada musim hujan, pencegahan dengan cara :
Membuat beberapa penyalir air (dari bambu atau pipa paralon) di
kemiringan lereng dekat ke kaki lereng. Gunanya adalah supaya muka air
tanah yang naik di dalam tubuh lereng akan mengalir ke luar, sehingga
muka air tanah turun
Menanam vegetasi dengan daun lebar di puncak-puncak lereng sehingga
evapotranspirasi meningkat. Air hujan yang jatuh akan masuk ke tubuh
lereng (infiltrasi). Infiltrasi dikendalikan dengan cara tersebut.
Peliputan rerumputan. Cara yang sama untuk mengurangi pemasukan
atau infiltrasi air hujan ke tubuh lereng, selain itu peliputan rerumputan
jika disertai dengan desain drainase juga akan mengendalikan run-off.
Stasiun 04
Jumlah kekar (Jv) =8
Nilai Rating Massa Batuan (RMR), merupakan Sum (penjumlahan) dari rating
semua parameter diatas, sehingga total jumlah adalah :
7.2 Saran
Untuk pengembangan pembuatan laporan kedepan nya. Saran yang sangat dapat
membantu pembuatan Laporan Pratikum Geologi Teknik yang akan datang, yaitu:
1. Tingkat ketelitian dan kelengkapan data input yang digunakan dalam analisis
akan memberikan hasil analisis yang lebih akurat.
2. Untuk mengoptimalkan pada saat pembuatan laporan partikum di harapkan
sarana dan prasarana yang memadai.
Zakaria, Zufialdi. 2010. Analisis Kestabilan Lereng Tanah. Fakultas Teknik Geologi.
Laboratorium Geologi Teknik. Universitas Padjajaran, Bandung.
After, Beniawski. 1989. Practical Rock Engineering : Rock Mass Rating System.