A. Latar Belakang
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi.
Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa.
Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley Rossiter Benedict (17
Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati dan studi di University of
Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk mendalami Physiology dan
metabolisme di Department of Physiological Chemistry.
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam
gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula
pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah
menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict.
Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100 gram sodium
carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram copper (II) sulphate pentahydrate,
kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak 1 liter.
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample
makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam
waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa
adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa
tinggi).
Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua
monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak
bersifat pereduksi.
B. Rumusan Masalah
Menguji bahan untuk mengetahui kandungan yang terdapat didalamnya
C. Tujuan
Melakukan uji karbohidrat pada segar sari dengan uji benedict.
BAB II
TEORI DASAR
Percobaan benedict kali ini bertujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karakteristiknya tidak bisa larut atau bereaksi langsung dengan benedict,
contohnya semua golongan monosakarida, sedangakn gula nonpereduksi strukturnya berbentuk
siklik yang berarti hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada pada kesetimbangannya, contohnya
fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan
natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga
sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict.
BAB III
METODE KERJA
B. Cara kerja
1. Ambil 2 tabung reaksi masing-masing
- tabung I berisi larutan urine 2 ml
- tabung II berisi larutan segar sari 2 ml
2. Tambahkan preaksi benedict 2 ml
3. Panaskan pada bunsen selama 5 menit/sebelum mendidih
4. Jika (+) positif maka akan terbentuk endapan merah bata
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No
Uji
Sampel
Warna
Keterangan
1
Benedict
Segar sari
Merah bata
Positif (+)
B. Pembahasan
Uji benedict yang dilakukan untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi.
Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa. Pereaksi benedict mengandung CuSO4, Na2CO3, dan Na.Sitrat. Pada percobaan
dilakukan dengan 2 ml larutan uji yaitu larutan segar sari. Yang dimasukan 2 ml pereaksi benedict
ke dalam tabung reaksi dan campurkan dengan baik setelah itu dipanaskan pada bunsen delama 5
menit. Setelah dirasa cukup dipanaskan lalu setelah dingin perlahan-lahan akan terjadi perubahan
warna dan endapan yang terbentuk. Setelah diamati terjadi perubahan warna dan endapan itu
membuktikan adanya gula pereduksi. Pada uji benedict, teori yang mendarsarinya adalah gula
yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana
alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O(kupro oksida) berwarna merah bata.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji Benedict menunjukkan bahwa senyawa uji memiliki gugus fungsi aldehida atau gugus
fungsi hemiasetal yang dapat membuka menjadi aldehida maka karbohidrat tersebut merupakan
gula pereduksi. Cu2+ yang terkompleks dengan benedict dapat direduksi menjadi endapan merah
bata (Cu2O).
DAFTAR PUSTAKA
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graham Ilmu. Yogyakarta.
Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Hawab, HM. 2004.Pengantar Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.
MyBe di 11.22
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.
Cangkulmania
▼
Uji Benedict
Laporan Praktikum Biokimia
UJI BENEDICT
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Hardika Azmi Solin 1305101050117
Hanafi 1305101050052
Malikul Mulki 1305101050018
Nazia Ulfa 1305101050005
Ulva Sri Wahyuni 1305101050101
Teuku Setia Putra 0905101060003
LABORATORIUM BENIH
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2014
I. PENDAHULUAN
II.TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-
polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada senyawa-senyawa tersebut
mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn yaitu mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon
yang mengalami hidroksi. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa, warna, tekstur, dan lain-
lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme
lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan
biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. (Dawn B, 2000).
Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur
penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin (William,
1994). Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks.
Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh
Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah
sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya,
karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon
(Ramsden, 1994).
Alam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian lemak.
Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari,
terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat
dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis
dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno FG, 2004).
Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang
mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida.
Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua
golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang
berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya
fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium
karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga
sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict
(Zulfikar, A. 2010).
Gambar diatas tentang gula reduksi dengan larutan benedict akan reaksi reduksi oksidasi dan
dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksidasi.
Bahan uji berturut-turut dari kiri kenanan (aquades-glukosa-sukrosa-fruktosa).
Bahan Uji
Hasil uji (+/-)
Warna
Endapan
Fruktosa 1%
Positif (+)
Hijau-kuning
Merah bata
Sukrosa 1%
Positif (+)
Hijau-kuning
Merah bata
Glukosa 1%
Positif (+)
Biru
Merah bata
Aquades
Negatif (-)
Biru
-
Hasil pengamatan uji benedict dilakukan setelah dipanaskan pada suhu 1000 C selama 10 menit :
Pada Fruktosa, hasil uji benedict bersifat positif (+) menimbulkan warna hijau-kuning dan kupro
oksida yang diendapkan berwarna merah bata, memiliki endapan yang halus dan jumlahnya lebih
banyak.
Pada Sukrosa, hasil uji benedict bersifat positif (+), menimbulkan warna biru,tetapi kupro oksida
yang diendapkan berwarna merah bata,memiliki endapan yang halus dan jumlahnya banyak.
Pada Glukosa, hasil uji benedict bersifat positif (+) menimbulkan warna hijau-kuning, kupro yang
diendapkan berwarna merah bata, memiliki endapan yang kasar dan jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan fruktosa dan sukrosa.
Pada Aquades, hasil uji benedict bersifat negative (-), tidak menimbulkan warna (tetap), kupro
oksida yang di endapkan tidak ada karena aquades tidak ada zat yang mereduksinya.
4.2 Pembahasan
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya
adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran
molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang
tersederhana; mereka takdapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa
adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan. glukosa. dan satu satuan.
fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya terasa manis.
Gula reduksi dengan larutan benedict (campuran garam kupri sulfat, Natrium sitrat, Natrium
karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro
oksidasi.
Jika tidak ada zat yang mereduksi maka larutan benedict ini tetap jernih sesudah percobaan. Tetapi
apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali maka reaksi terlihat sebelum
dipanaskan.
Dari Praktikum yang kami lakukan salah satunya pada bahan fruktosa hasil uji benedictnya
bersifat positif (+) menimbulkan hijau-kuning dan kupro oksida yang diendapkan berwarna merah
bata serta memiliki endapan yang halus dan jumlahnya lebih banyak.Jadi bila kami hubungkan
dengan teori yang ada maka benar bahwa gula reduksi dengan larutan benedict terjadi reaksi
reduksi oksidasi dan dihasilka endapan berwarna merah dari kupro oksidasi.
V. KESIMPULAN
1. Urutan larutan berdasarkan kepekatannya adalah glukosa, laktosa, dekstrosa, sukrosa, dan
amilum.
2. Waktu pemanasan mempengaruhi larutan dalam mereduksi.
3. Perubahan warna disebabkan oleh terjadinya pemecahan molekul karbohidrat dari yang lebih
kompleks (polisakarida) menjadi lebih sederhana (monosakarida).
4. Larutan yang mengandung karbohidrat akan berwarna kemerahan.
5. Gula reduksi dengan larutan benedict (campuran garam kupri sulfat, Natrium sitrat, Natrium
karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro
oksidasi.
DAFTAR PUSTAKA