Anda di halaman 1dari 2

Nur Sri Syazana Binti Rahim

112016194

PR dr. Carlo, Sp.BA

1. Jelaskan perbedaan obstipasi dan konstipasi1


Konstipasi berarti bahwa perjalanan tinja melalui kolon dan rektum mengalami
penghambatan dan biasanya disertai kesulitan defekasi. Disebut konstipasi bila tinja yang
keluar jumlahnya hanya sedikit, keras, kering, dan gerakan usus hanya terjadi kurang dari
3 x dalam 1 minggu.
Pada tahun 1999 Komite Konsensus Internasional telah membuat suatu pedoman untuk
membuat diagnosis konstipasi. Diagnosis dibuat berdasar adanya keluhan paling sedikit 2
dari beberapa keluhan berikut, minimal dalam waktu 1 tahun tanpa pemakaian laksans
(kriteria Roma II), yaitu (Whitehead 1999):
 Defekasi kurang dari 3x/minggu
 Mengejan berlebihan minimal 25 % selama defekasi
 Perasaan tidak puas berdefekasi minimal 25 % selama defekasi
 Tinja yang keras minimal 25 %
 Perasaan defekasi yang terhalang, dan penggunaan jari untuk usaha evakuasi tinja
Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran
mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan
penyebabnya. konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi
karena adanya obstruksi intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras
dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat
adanya feses atau gas dalam perut. Sebab dari obstipasi ada 2 yaitu:
 Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker
dalam dinding usus
 Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus
oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan
rectum.
2. Kenapa pada aganglionik usus (penyakit Hirschsprung) mengalami konstraksi2
Penyakit Hirschsprung merupakan kelainan perkembangan komponen intrinsik
pada sistem saraf enterik yang ditandai oleh absennya sel-sel ganglion pada pleksus
myenterik dan submukosa di intestinal distal. Karena sel-sel ini bertanggung jawab untuk
peristaltik normal, pasien-pasien penyakit Hirschprung akan mengalami obstruksi
intestinal fungsional pada level aganglion.
Pada penyakit Hirschprung, kolon mulai dari paling distal sampai pada bagian usus
yang berbeda ukuran penampangnya, tidak mempunyai ganglion parasimpatis intramural.
Bagian kolon yang aganglionik ini tidak dapat mengembang sehingga tetap sempit dan
defekasi terganggu. Akibat gangguan defekasi ini kolon proksimal yang normal akan
melebar oleh tinja yang tertimbun, membentuk megakolon. Hirschprung segmen pendek,
daerah aganglionik meliputi rectum sampai sigmoid merupakan kelainan terbanyak (18%),
yang disebut hirschprung klasik. Hirschprung segmen panjang, daerah aganglionik meluas
lebih tinggi dari sigmoid Bila mengenai seluruh kolon disebut kolon aganglionik total.

Daftar pustaka
1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatik, Jakarta, EGC
2. Langer J C. Hirschsprung Disease. Dalam: Coran AG, Adzick NS, Krummel TM,
Laberge JM, Caldamone A, Shamberger R, editor. Pediatric Surgery. Edisi 7.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012.h. 1265-78

Anda mungkin juga menyukai