Pola nafkah ganda merupakan strategi akumulasi modal dan lebih bersifat
ekspansi usaha. Sedangkan pada lapisan menengah, pola nafkah ganda merupakan
upaya konsolidasi untuk mengembangkan ekonomi rumah tangga. Sebaliknya pada
lapisan bawah, pola nafkah ganda merupakan strategi bertahan hidup pada tingkat
subsistensi dan sebagai upaya untuk keluar dari kemiskinan (Sajogyo, 1983).
Agar kebutuhan tetap terpenuhi, maka dalam rumah tangga nelayan melakukan
strategi nafkah, salah satunya adalah munculnya peran perempuan. Perempuan nelayan
memegang peranan penting dalam mempertahankan ekonomi keluarga. Peran
perempuan juga menjadi salah satu harapan dalam pengembangan strategi nafkah
berkelanjutan. Perempuan dituntut untuk bisa melakukan kegiatan produktif mencari
nafkah tambahan di samping harus tetap memelihara rumah tangga dan anak.
Perempuan nelayan yang bekerja produktif mencari nafkah tambahan harus
mencurahkan waktu lebih banyak daripada laki-laki yang pergi melaut. Hal ini
dikarenakan perempuan harus tetap melakukan peran reproduktif dan peran sosialnya
untuk mempertahankan masyarakatnya. Banyak faktor yang mendorong perempuan
nelayan harus bekerja mencari nafkah tambahan bagi keluarganya, faktor-faktor
tersebut meliputi faktor sosial, ekonomi dan budaya. Nelayan bekerja berdasarkan
musim, sedangkan perempuan nelayan bekerja sepanjang tahun.
Strategi nafkah yang dilakukan oleh petani lahan sawah adalah dengan cara
diversifikasi usahatani. Diversifikasi usahatani ini sudah berkembang secara terbatas
dengan komoditas utama terutama di wilayah irigasi masih padi. Faktor yang
mempengaruhi apakah petani melakukan diversifikasi atau tidak antara lain adalah
pengairan, komoditas yang sesuai, pola tanam dan tingkat pendapatan. Usahatani
diversifikasi diperkirakan akan berkembang jika pemerintah memberikan pelayanan
modal, jasa informasi harga dan jaminan pasar yang dapat memberikan insentif
berproduksi pada petani secara berlanjut.