Bab II Pembahasan
Bab II Pembahasan
PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
I.2.1 Apakah Mycobacterium Tuberculosis itu dan Bagaimana Klasifikasi dari
Mycobacterium Tuberculosis?
I.2.2 Penyakit apa yang ditimbulkan akibat infeksi Mycobacterium
Tuberculosis dan Bagaimana gejala yang terjadi apabila seseorang telah
terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis?
I.2.3 Mengapa Mycobacterium Tuberculosis termasuk dalam Foodborne
infection?
I.2.4 Bagaimana mekanisme dari Mikrobacterium Tuberculosis sehingga bisa
mengkontaminasi makanan?
I.2.5 Bagaimana pencegahan terhadap penyebaran mycobacterium
tuberculosis?
I.3 Tujuan
I.3.1 Untuk mengetahui definisi tentang Mycobacterium Tuberculosis dan
Untuk mengetahui taksonomi dari Mycobacterium Tuberculosis.
I.3.2 Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan akibat kontaminsi
Mycobacterium Tuberculosis dan Untuk mengetahui gejala yang timbul
apabila seseorang telah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis.
I.3.3 Untuk mengetahui keterkaitan Mycobacterium Tuberculosis dalam
Foodborne infection.
I.3.4 Untuk mengetahui mekanisme Mycobacterium Tuberculosis dalam
mengkontaminasi makanan.
I.3.5 Untuk mengetahui cara pencegahan terhadap penyebaran
Mycobacterium Tuberculosis
I.4 Manfaat
I.4.1 Dapat mengetahui tentang Mycobacterium Tuberculosis dan dapat
mengetahui taksonomi dari Mycobacterium Tuberculosis.
I.4.2 Dapat mengetahui penyakit yang ditimbulkan akibat terinfeksi
Mycobacterium Tuberculosis. Dapat mengetahui gejala yang timbul
apabila seseorang telah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis.
2
I.4.3 Dapat mengetahui keterkaitan Mycobacterium Tuberculosis dalam
Foodborne infection.
I.4.4 Dapat mengetahui mekanisme Mycobacterium Tuberculosis dalam
mengkontaminasi makanan.
I.4.5 Dapat mengetahui cara pencegahan terhadap penyebaran
Mycobacterium Tuberculosis
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
paru-paru bagian atas pertama (Quast 2006). M. Tuberculosis adalah
bakteri gram positif dan nonspore pembentuk (North 2004). 2
Meskipun Mycobacterium dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya,
namun apabila diberi warna dengan zat warna basa, warna tersebut tidak
dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun telah diberi iodium. Karena hal
tersebut, Mycobacterium Tuberculosis termasuk dalam bakteri tahan asam
atau Basil Tahan Asam (BTA). Dalam pewarnaannya terlihat menyerupai
manik-manik atau seperti tidak terwarnai merata.3
Mycobacterium Tuberculosis lebih resistan terhadap faktor kimia bila
dibandingkan bakteri lain, karena sifat hidrofobik pada permukaan selnya
dan pertumbuhannya yang cenderung berkoloni.3
Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora, tidak
bersimpai dan dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP.
Kandungan Lemaknya sekitar 60%. Kandungan lemak pada dinding sel
Mycobacterium Tuberculosis berhubungan dengan arabinogalaktan dan
peptidoglikan terdapat di bawah arabinogalaktan. Dari struktur tersebut
dapat menyebabkan menurunnya permeabilitas dinding sel, dimana akan
mengurangi efektivitas dari antibiotik. Molekul yang terdapat dalam dinding
sel Mycobacterium yang disebut dengan Lipoarabinomannan, mempunyai
peran dalam interaksi diantara inangn dan patogen, sehingga
Mycobacterium Tuberculosis mampu bertahan hidup dalam makrofag. 3
Dinding sel yang tebal dengan kandungan zat lilin pada Mycobacterium
Tuberculosis berperan dalam pembentukan fase atau formasi granoluma
atau bintil yang dapat dilihat pada hasil rontgen paru-paru.
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus dan ada juga yang
agak bengkok, mempunyai panjang sekitar 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2
sampai 0,8 µ. Mycobacterium tidak selalu ditemukan dalam bentuk
berkelompok tetapi juga dapat ditemukan dalam bentuk sendiri.
Sifat-sifat biakan dari Mycobacterium Tuberculosis terdiri dari 3:
1. Mycobacterium Tuberculosis termasuk bakteri yang bersifat aerob,
dimana dalam proses metabolismenya membutuhkan ketersediaan
oksigen.
5
2. Pertumbuhan dari Mycobacterium Tuberculosis relatif lambat, yaitu
waktu generasinya sekitar 2 sampai 6 minggu, sedangkan kemunculan
dalam bentuk koloni pada pembiakannya sekitar 2 sampai 6 minggu.
3. Pertumbuhan dari Mycobacterium Tuberculosis terjadi pada suhu
optimal yaitu pada suhu 37˚C dan Ph optimum sekitar 6,4 sampai 7.
4. Mycobacterium Tuberculosis mampu tumbuh subur dalam biakan atau
eugonik. Perbenihannya dapat dilengkapi dengan penambahan telur,
gliserol, kentang, daging atau asparagin.
5. Berkembang biak dengan cara membelah diri setiap 16 sampai 20 jam.
6. Mycobacterium Tuberculosis bersifat parasit terhadap inangnya.
Mycobacterium Tuberculosis tahan terhadap desinfektan kimia dan juga
pengeringan. Meskipun demikian, apabila Mycobacterium Tuberculosis
berada pada suhu 60˚C selama 20 menit dan pada suhu 100˚C dengan
waktu yang lebih singkat, bakteri tersebut akan mati. Saat Mycobacterium
terkena sinar matahari, biakan kuman akan mati dalam waktu sekitar 2 jam.
Pada dahak, Mycobacterium Tuberculosis mampu bertahan sekitar 20
sampai 30 jan meskipun terkena sinar matahari. Kuman akan mati oleh
iodii, etanol 80% dan fenol 5%.3
6
2003). Penderia penyakit Tuberculosis paru akan mengalami malnutrisi
dengan berat badan hanya sekitar 30 sampai 50 kg terutama pada orang
dewasa. Kondisi daya tahan tubuh yang sangat rendah pada penderita
Tuberculosis paru akan menimbulkan Mycobacterium Tuberculosis
berkembang biak (Depkes, RI 2001:6).
7
- Hb turun/anemia
- LED meningkat/tinggi
- Eritrosit menurun jika kronis
- Sputum BTA+
- Faeses/urine basil positif
11. Pemeriksaan Radiologi menunjukkan adanya kesan :
- Koch Pulmonal aktif
- Adanya jaringan parut/ fibrosis
- Gambaran keruh
8
3. Batuk berdahak atau berdarah
4. Penurunan berat badan
5. Demam menggigil dan berkeringat pada malam hari, bahkan saat
cuaca dingin pengeluaran keringat yang berlebihan sudah menjadi
hal yang biasa terjadi.
6. Kelelehan dan kehilangan selera makan. Apabila kehilangan nafsu
makan, keadaan tubuh akan terlihat lebih kurus dan cenderung
merasa cepat lelah.
9
dengan ISPA. Gejala pneumonia yang biasa muncul
antara lain :
10
Gejala umum anak-anak yang menderia
Tuberculosis diantaranya :
11
Yang beresiko tinggi bisa tertular Tuberculosis diantaranya :
12
jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan
menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang
sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan 13lcoho imun yang baik, bentuk ini akan
tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan
13lcoho kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami
perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang
banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah
yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang
telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami
pertumbuhan tuberkel berlebih dan posistif terinfeksi TBC. Adapun
riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap
infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang
terpapar pertama kali dengan kuman TB. Infeksi dimulai saat kuman TB
berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru-paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfe akan membawa
kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang
masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada
umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan
perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan
menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang
daya tahan tubuh tidak mampu mengehentikan perkembangan kuman,
akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi
penderita Tuberkulosis.
13
dimana komplikasi ini sering terjadi pada penderita stadium lanjut. Pada
tahap komplikasi, bakteri dapat menyerang beberapa organ vital tubuh, di
antaranya adalah tulang, usus, otak serta ginjal. Bakteri TBC biasanya
akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh sedang lemah,
misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuhnya
menurun, sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya
14
sebagai media suatu bakteri untuk tumbuh. Oleh sebab itu susu perlu
dipanaskan untuk mengurangi populasi bakteri. Penyakit yang diakibatkan
oleh susu yang terkontaminasi diantaranya adalah TBC, dengan bakteri
yang mengkontaminasi yaitu Mycobacterium tuberculosis kompleks.
Dimana salah satu kerabatnya adalah M. bovis tuberculosis yang mampu
menyebabkan penyakit TBC pada sapi yang kemudian akan ditularkan
pada manusia melalui konsumsi susu sapi yang mentah. Kontaminasi susu
biasanya berasal dari lingkungan. Sapi perah menghabiskan banyak waktu
mereka merumput di padang rumput, dimana mereka 15lcoho dan
memungkinkan kontak dengan berbagai mikroba di lingkungan.
Kontaminasi 15lco karena udara yang dihirup, rumput yang dimakan, air
yang diminum, dan juga dari sumber pakan. Sapi yang sudah terinveksi
Mycobacterium bovis tuberculosis ini dapat menularkan kepada manusia
lewat susunya. Manusia 15lco tertular karena mengkonsumsi susu sapi
yang masih mentah. Untuk menghindarinya maka susu harus
dipasteurisasi dahulu sebelum dikonsumsi, yaitu dengan suhu 60˚C selama
20 menit atau pada suhu 100˚C dengan waktu yang lebih singkat.
15
asli bakteri Mycobacterium tuberculosis sendiri adalah paru-paru manusia.
Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati
16lcoho pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai
di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman 16lcohol16osis
berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di dalam paru-paru
16
itu, konsumsi makanan bergizi juga menghindarkan terjadinya
komplikasi berat akibat TBC.
2. Tidur dan istirahat yang cukup
3. Tidak merokok dan tidak minum-minuman yang mengandung
17lcohol.
4. Membuka jendela dan mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang
tidur dan ruangan lainnya.
5. Imunisasi BCG pada bayi
Dengan vaksinasi BCG yang benar , sel-sel darah putih menjadi
cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC. Meski
begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali dari
penyakit TBC, khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang
masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan menimbulkan
komplikasi. Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan
komplikasi pun bisa dihindarkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mycobacterium Tuberculosis adalah Bakteri patogen yang dapat
menyebabkan penyakit Tuberculosis. Mycobacterium Tuberculosis
termasuk bakteri yang bersifat aerob, pertumbuhan optimal pada suhu
37 C dan Ph optimum sekitar 6,4 sampai 7, berkembang biak dengan
cara membelah diri setiap 16 sampai 20 jam, bersifat parasit terhadap
inangnya, tahan terhadap desinfektan kimia dan juga pengeringan.
Penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri kompleks
Mycobacterium Tuberculosis atau Basal tahan asam adalah penyakit
TBC. Penyakit yang diakibatkan oleh susu yang terkontaminasi
diantaranya adalah TBC, dengan bakteri yang mengkontaminasi yaitu
17
Mycobacterium tuberculosis kompleks. Dimana salah satu kerabatnya
adalah M. bovis tuberculosis yang mampu menyebabkan penyakit TBC
pada sapi yang kemudian akan ditularkan pada manusia melalui
konsumsi susu sapi yang mentah.
Pencegahan agar tidak terinfeksi bakteri
1. Meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain dengan makan-
makanan
yang bergizi
2. Tidur dan istirahat yang cukup
3. Tidak merokok dan tidak minum-minuman yang mengandung
18lcohol.
4. Membuka jendela dan mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang
tidur dan ruangan lainnya.
5. Imunisasi BCG pada bayi
3.2 Saran
Sebaiknya sebelum mengkonsumsi susu perlu diperhatikan apakah susu
yang akan dikonsumsi telah mengalami proses pasteurisasi. Dan sebaiknya
jangan mengkonsumsi susu yang masih mentah.
18