Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Berbagai jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh
masyarakat tidak jarang salah satu dari makanan tersebut telah
terkontaminasi oleh pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan
mikroorganisme dapat mempengaruhi kualitas dan nilai gizi dari
makanan yang dikonsumsi, apabila makanan yang dikonsumsi
masyarakat telah terkontaminasi oleh pertumbuhan mikroorganisme, hal
tersebut menyebabkan masyarakat terinfeksi oleh salah satu jenis
mikroorganisme. Selain terinfeksi, makanan yang terkontaminasi
pertumbuhan mikroorganisme bisa juga menyebabkan sakit dan akan
menimbulkan berberapa macam penyakit. Tidak higienisnya makanan
ataupun minuman yang dikonsumsi masyarakat menjadi penyebab
penyebaran bakteri sulit untuk dikendalikan, apalagi lingkungan tempat
mereka tinggal juga mempengaruhi penyebaran bakteri yang sangat
membahayakan kesehatan masyarakat.
Terkadang masyarakat tidak mengetahui mengenai bahaya dari
makanan yang mereka konsumsi dan ketidakpahaman mereka tentang
beberapa jenis makanan yang mudah terkontaminasi pertumbuhan
mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme tersebut adalah Bakteri.
Bakteri yang bisa menyebabkan penyakit seperti Mycobacterium
Tuberculosis atau Bakteri TBC. Meskipun Mycobacterium Tuberculosis
dapat ditularkan secara langsung, namun ternyata bakteri ini juga bisa
mengkontaminasi susu. Akibat infeksi bakteri Mycobacterium
Tuberculosis dapat menjadi permasalahan yang serius, jika masayarakat
tidak mempunyai kesadaran terhadap pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan tempat mereka tinggal dan juga kesadaran pentingnya
mengomsumsi makanan ataupun minuman yang higienis dalam proses
pembuatannya

1
I.2 Rumusan Masalah
I.2.1 Apakah Mycobacterium Tuberculosis itu dan Bagaimana Klasifikasi dari
Mycobacterium Tuberculosis?
I.2.2 Penyakit apa yang ditimbulkan akibat infeksi Mycobacterium
Tuberculosis dan Bagaimana gejala yang terjadi apabila seseorang telah
terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis?
I.2.3 Mengapa Mycobacterium Tuberculosis termasuk dalam Foodborne
infection?
I.2.4 Bagaimana mekanisme dari Mikrobacterium Tuberculosis sehingga bisa
mengkontaminasi makanan?
I.2.5 Bagaimana pencegahan terhadap penyebaran mycobacterium
tuberculosis?
I.3 Tujuan
I.3.1 Untuk mengetahui definisi tentang Mycobacterium Tuberculosis dan
Untuk mengetahui taksonomi dari Mycobacterium Tuberculosis.
I.3.2 Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan akibat kontaminsi
Mycobacterium Tuberculosis dan Untuk mengetahui gejala yang timbul
apabila seseorang telah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis.
I.3.3 Untuk mengetahui keterkaitan Mycobacterium Tuberculosis dalam
Foodborne infection.
I.3.4 Untuk mengetahui mekanisme Mycobacterium Tuberculosis dalam
mengkontaminasi makanan.
I.3.5 Untuk mengetahui cara pencegahan terhadap penyebaran
Mycobacterium Tuberculosis
I.4 Manfaat
I.4.1 Dapat mengetahui tentang Mycobacterium Tuberculosis dan dapat
mengetahui taksonomi dari Mycobacterium Tuberculosis.
I.4.2 Dapat mengetahui penyakit yang ditimbulkan akibat terinfeksi
Mycobacterium Tuberculosis. Dapat mengetahui gejala yang timbul
apabila seseorang telah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis.

2
I.4.3 Dapat mengetahui keterkaitan Mycobacterium Tuberculosis dalam
Foodborne infection.
I.4.4 Dapat mengetahui mekanisme Mycobacterium Tuberculosis dalam
mengkontaminasi makanan.
I.4.5 Dapat mengetahui cara pencegahan terhadap penyebaran
Mycobacterium Tuberculosis

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi, Klasifikasi dan Morfologi Mycobacterium Tuberculosis

Mycobacterium Tuberculosis adalah Bakteri patogen yang dapat


menyebabkan penyakit Tuberculosis. Mycobacterium Tuberculosis pertama
kali dideskripsikan pada 24 Maret 1882 oleh Ilmuwan berkebangsaan
Jerman yang bernama Robert Koch.1 Mycobacterium Tuberculosis
termasuk dalam bakteri kompleks Mycobacterium Tuberculosis.

Gambar. Koloni bakteri M. Tuberculosis


Klasifikasi Ilmiah dari Mycobacterium Tuberculosis diantaranya 1 :
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Sub ordo : Corynebacterineae
Famili : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Spesies : Mycobacterium Tuberculosis
Mycobacterium Tuberculosis dapat diklasifikasikan sebagai bakteri
parasit fakultatif intraseluler yang ditransfer melalui udara, TBC muncul di

4
paru-paru bagian atas pertama (Quast 2006). M. Tuberculosis adalah
bakteri gram positif dan nonspore pembentuk (North 2004). 2
Meskipun Mycobacterium dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya,
namun apabila diberi warna dengan zat warna basa, warna tersebut tidak
dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun telah diberi iodium. Karena hal
tersebut, Mycobacterium Tuberculosis termasuk dalam bakteri tahan asam
atau Basil Tahan Asam (BTA). Dalam pewarnaannya terlihat menyerupai
manik-manik atau seperti tidak terwarnai merata.3
Mycobacterium Tuberculosis lebih resistan terhadap faktor kimia bila
dibandingkan bakteri lain, karena sifat hidrofobik pada permukaan selnya
dan pertumbuhannya yang cenderung berkoloni.3
Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora, tidak
bersimpai dan dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP.
Kandungan Lemaknya sekitar 60%. Kandungan lemak pada dinding sel
Mycobacterium Tuberculosis berhubungan dengan arabinogalaktan dan
peptidoglikan terdapat di bawah arabinogalaktan. Dari struktur tersebut
dapat menyebabkan menurunnya permeabilitas dinding sel, dimana akan
mengurangi efektivitas dari antibiotik. Molekul yang terdapat dalam dinding
sel Mycobacterium yang disebut dengan Lipoarabinomannan, mempunyai
peran dalam interaksi diantara inangn dan patogen, sehingga
Mycobacterium Tuberculosis mampu bertahan hidup dalam makrofag. 3
Dinding sel yang tebal dengan kandungan zat lilin pada Mycobacterium
Tuberculosis berperan dalam pembentukan fase atau formasi granoluma
atau bintil yang dapat dilihat pada hasil rontgen paru-paru.
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus dan ada juga yang
agak bengkok, mempunyai panjang sekitar 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2
sampai 0,8 µ. Mycobacterium tidak selalu ditemukan dalam bentuk
berkelompok tetapi juga dapat ditemukan dalam bentuk sendiri.
Sifat-sifat biakan dari Mycobacterium Tuberculosis terdiri dari 3:
1. Mycobacterium Tuberculosis termasuk bakteri yang bersifat aerob,
dimana dalam proses metabolismenya membutuhkan ketersediaan
oksigen.

5
2. Pertumbuhan dari Mycobacterium Tuberculosis relatif lambat, yaitu
waktu generasinya sekitar 2 sampai 6 minggu, sedangkan kemunculan
dalam bentuk koloni pada pembiakannya sekitar 2 sampai 6 minggu.
3. Pertumbuhan dari Mycobacterium Tuberculosis terjadi pada suhu
optimal yaitu pada suhu 37˚C dan Ph optimum sekitar 6,4 sampai 7.
4. Mycobacterium Tuberculosis mampu tumbuh subur dalam biakan atau
eugonik. Perbenihannya dapat dilengkapi dengan penambahan telur,
gliserol, kentang, daging atau asparagin.
5. Berkembang biak dengan cara membelah diri setiap 16 sampai 20 jam.
6. Mycobacterium Tuberculosis bersifat parasit terhadap inangnya.
Mycobacterium Tuberculosis tahan terhadap desinfektan kimia dan juga
pengeringan. Meskipun demikian, apabila Mycobacterium Tuberculosis
berada pada suhu 60˚C selama 20 menit dan pada suhu 100˚C dengan
waktu yang lebih singkat, bakteri tersebut akan mati. Saat Mycobacterium
terkena sinar matahari, biakan kuman akan mati dalam waktu sekitar 2 jam.
Pada dahak, Mycobacterium Tuberculosis mampu bertahan sekitar 20
sampai 30 jan meskipun terkena sinar matahari. Kuman akan mati oleh
iodii, etanol 80% dan fenol 5%.3

2.2 Penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi Mycobacterium Tuberculosis

2.2.1 Pengertian penyakit Tuberculosis

Penyakit yang disebabkan karena infeksi Mycobacterium Tuberculosis


atau Basal tahan asam adalah penyakit TBC. Penyakit TBC terutama
menyerang pada daerah parenkim paru-paru. 4 TBC juga disebabkan oleh
bakteri kompleks Mycobacterium Tuberculosis, Bakteri kompleks
Mycobacterium Tuberculosis meliputi Mycobacterium Tuberculosis,
Mycobacterium bovis, Mycobacterium africanum, Mycobacterium microti,
dan Mycobacterium canettii. 5

Selain merusak paru-paru, Mycobacterium Tuberculosis dapat mengenai


sistem saraf sentral atau meningitis, sistem lympatic, sistem sirkulasi atau
miliary tuberculosis, sistem genitourinary, tulang dan sendi (Arif Mansjoer,

6
2003). Penderia penyakit Tuberculosis paru akan mengalami malnutrisi
dengan berat badan hanya sekitar 30 sampai 50 kg terutama pada orang
dewasa. Kondisi daya tahan tubuh yang sangat rendah pada penderita
Tuberculosis paru akan menimbulkan Mycobacterium Tuberculosis
berkembang biak (Depkes, RI 2001:6).

2.2.2 Cara Penularan dan Gejala

Ada beberapa cara penularan penyakit TBC, diantaranya 4 :

1. Secara langsung, seperti:


- Berbicara berhadapan
- Air born/percikan air ludah
- Udara bebas (dalam satu kamar)
2. Secara tidak langsung atau melalui alat-alat yang tercemar basil,
seperti:
- Melalui makanan dan minuman
- Tidur
- Sapu tangan
- Mandi

Ada beberapa gejala yang ditemukan pada penderita Tuberculosis


diantaranya 4 :

1. Batuk-batuk kurang lebih selama 2 minggu


2. Keluar mukus/ dahak kurang lebih 2 minggu
3. Anoreksia/ nafsu makan menurun
4. Badan lemah, letih dan cepat lelah
5. Dada terasa sakit
6. Sering terjadi febris, temperature naik
7. Hiperpireksia kurang lebih 2 minggu
8. Bila sudah berat akan terjadi Carvene dan batuk darah
9. Kadang terjadi dispnoe sampai cyanosis.
10. Dengan pemeriksaan Laboratorium:
- Leukosistosis

7
- Hb turun/anemia
- LED meningkat/tinggi
- Eritrosit menurun jika kronis
- Sputum BTA+
- Faeses/urine basil positif
11. Pemeriksaan Radiologi menunjukkan adanya kesan :
- Koch Pulmonal aktif
- Adanya jaringan parut/ fibrosis
- Gambaran keruh

Seseorang yang terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis akan memiliki


pertahanan untuk melawan perkembangan bakteri. Sehingga bakteri
menjadi inaktif namun bakteri akan tetap tinggal di dalam tubuh
penderita. Hal ini yang disebut dengan Latent Tuberculosis.

Ciri-ciri penderita Latent Tuberculosis diantaranya:

1. Tidak mengalami gejala TBC


2. Tidak merasa sakit
3. Tidak dapat menyebarkan bakteri Tuberculosis
4. Biasanya pada PDD test memberikan hasil positif
5. Selain itu dapat mengalami perkembangan menjadi active
tuberculosis jika tidak diterapi.

Apabila tidak diterapi, penderita mengalami penurunan daya tahan


tubuh, sehingga mengakibatkan Latent tuberculosis yang akan
berkembang menjadi active tuberculosis. Active Tuberculosis
merupakan keadaan dimana sistem kekebalan tubuh penderita tidak
mampu untuk melawan bakteri tuberkulosis yang ada di dalam tubuh,
sehingga mengakibatkan infeksi terutama pada bagian paru-paru

Active tuberculosis mempunyai gejala seperti :

1. Batuk berkepanjangan selama 3 minggu atau lebih


2. Nyeri dada akan menyebabkan pernafasan terganggu.

8
3. Batuk berdahak atau berdarah
4. Penurunan berat badan
5. Demam menggigil dan berkeringat pada malam hari, bahkan saat
cuaca dingin pengeluaran keringat yang berlebihan sudah menjadi
hal yang biasa terjadi.
6. Kelelehan dan kehilangan selera makan. Apabila kehilangan nafsu
makan, keadaan tubuh akan terlihat lebih kurus dan cenderung
merasa cepat lelah.

Dalam keadaan aktif, penyakit tuberculosis membunuh sekitar 60 %


dari penderita yang tidak diobati maupun tidak tidak diterapi.3

Gejala yang timbul pada anak-anak maupun pada orang dewasa


cenderung berbeda. Jika pada penderita yang masih anak-anak yang
tidak menimbulkan gejala. Tuberculosis dapat dideteksi apabila adanya
kontak dengan penderita Tuberculosis dewasa. Sekitar 30 sampai 50 %
anak yang kontak dengan penderita Tuberculosis paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia sekitar 3 bulan
sampai 5 tahun yang bertempat tinggal serumah dengan penderita
Tuberculosis dewasa dengan Basil Tahan Asam positif, sekitar terinfeksi
berdasarkan dari pemeriksaan serologi atau pemerikasaan darah.

Pada anak-anak yang menderita tuberculosis seringkali tidak


menimbulkan gejala khusus. Gejala utama Tuberculosis pada penderita
dewasa diantaranya batuk berdahak yang terus menerus selama 3
minggu atau lebih. Sedangkan pada anak-anak, umumnya batuk dalam
jangka waktu lam bukan karena gejala uatam Tuberculosis. Batuk lama
bisa karena manifestasi dari alergi.4

Gejala pneumonia pada anak dan bayi biasanya muncul


secara tiba-tiba, tetapi kadang-kadang juga didahului
dengan infeksi saluran nafas atas atau yang dikenal

9
dengan ISPA. Gejala pneumonia yang biasa muncul
antara lain :

1. Pada anak pneumonia yang sudah agak besar penyakit


ISPA sering disertai badan menggigil, sedangkan pada
bayi bisa sampai kejang.
2. Suhu tubuh anak pneumonia bisa naik dengan cepat
mencapai 39º-40º C.
3. Anak mengalami sesak nafas sehingga nafasnya dangkal
dan cepat, serta nyeri pada dada.
4. Pada mulanya batuknya merupakan batuk kering, tetapi
lama kelamaan menjadi berdahak.
5. Anak pneumonia biasanya lebih suka tiduran pada dada
yang sakit.
6. Sianosis pada hidung dan mulut.
7. Kadang-kadang disertai muntah dan diare.
8. Pernafasan cuping hidung.

Anak pneumonia yang dirawat di rumah sakit biasanya


datang sudah dalam keadaan payah, sangat dipsnea,
pernafasan cuping hidung, dan gelisah. Yang perlu
diperhatikan untuk anak pneumonia adalah kelancaran
bernafas, istirahat yang cukup, kebutuhan nutrisi dan
cairan terpenuhi, mengontrol suhu tubuh, mencegah
terjadinya komplikasi, dan memberi pengetahuan pada
orang tua tentang penyakit pneumonia ini supaya
mereka tidak menyepelekannya.

10
Gejala umum anak-anak yang menderia
Tuberculosis diantaranya :

1. Berat badan dibawah garis merah atau bahkan


gizi buruk. Penurunan berat badan terjadi
selama 2 bulan berturut tanpa ada penyebab
yang jelas.
2. Demam lama atau berulang dengan waktu yang
lam yaitu lebih dari 2 minggu tanpa penyebab
yang jelas.
3. Pembesaran kelenjar getah bening yang tidak
sakit misalnya di leher, di ketiak dan lipatan
paha.
4. Gejala-gejala saluran pernafasan seperti batuk
kronis lebih dari 3 minggu (setelah disingkirkan
sebab lain dari batuk), nyeri dada ketika
bernafas atau batuk.

Mycobacterium Tuberculosis menyebar ke organ-organ tubuh yang lain,


gejala-gejala yang timbul akan berbeda, diantaranya :

1. Ada beberapa gejala yang membahayakn seperti kaku kuduk,


kejang, penurunan kesadaran dan kegawatan lain misalnya sesak
nafas.
2. Gibbus, koksitis
3. Foto thoraks menunjukkan gambaran milier, kavitas, efusi pleura.

11
Yang beresiko tinggi bisa tertular Tuberculosis diantaranya :

1. Orang-orang yang kontak fisik secara dekat dengan penderita


Tuberculosis.
2. Orang-orang tua.
3. Anak-anak.
4. Pengguna psikotropika.
5. Orang-orang bertaraf hidup rendah dan memiliki akses rendah
terhadap fasilitas kesehatan.
6. Pengidap HIV.
7. Orang-orang yang berada di negara yang terkena epidemi
Tiberculosis.
8. Orang-orang yang sedang sakit dan turun daya tahan kekebalan
tubuhnya.

2.2.3 Invasi Mycobacterium tuberculosis serta riwayat terjadinya tuberculosis.

Penyebaran penyakit TBC biasanya dimulai melalui udara yang


tercemar dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan
pada saat penderita TBC batuk. Pada anak-anak sumber infeksi umumnya
berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri tuberculosis ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan
dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh
sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi 12lcoho seluruh organ tubuh
seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering
terkena infeksi bakteri ini adalah paru-paru.

Saat Mycobacterium tuberculosis berhasil menginfeksi paru-paru, maka


dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular
(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini
akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri
itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat

12
jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan
menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang
sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Pada sebagian orang dengan 13lcoho imun yang baik, bentuk ini akan
tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan
13lcoho kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami
perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang
banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah
yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang
telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami
pertumbuhan tuberkel berlebih dan posistif terinfeksi TBC. Adapun
riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap
infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang
terpapar pertama kali dengan kuman TB. Infeksi dimulai saat kuman TB
berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru-paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfe akan membawa
kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang
masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada
umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan
perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan
menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang
daya tahan tubuh tidak mampu mengehentikan perkembangan kuman,
akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi
penderita Tuberkulosis.

Tahap kedua yaitu Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB)


biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi
primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV
atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari 13lcohol13osis pasca primer
adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi
pleura. Penderita penyakit tuberculosis dapat mengalami komplikasi

13
dimana komplikasi ini sering terjadi pada penderita stadium lanjut. Pada
tahap komplikasi, bakteri dapat menyerang beberapa organ vital tubuh, di
antaranya adalah tulang, usus, otak serta ginjal. Bakteri TBC biasanya
akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh sedang lemah,
misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuhnya
menurun, sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya

2.3 Keterkaitan antara Mycobacterium Tuberculosis dengan Foodborne


infection

Foodborne infection disebabkan oleh konsumsi dari makanan yang


mengandung bakteri patogen yang masih hidup. Sedangkan
M.Tuberculosis termasuk dalam bakteri kompleks Mycobacterium
Tuberculosis dimana dalam bakteri kompleks Mycobacterium selain
terdapat M. Tuberculosis juga terdapat M Bovis, M Africanum, M Microti,
dan M Canettii. Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium
africanmum, menginfeksi manusia; Mycobacterium microti, menginfeksi
tikus; Mycobacterium bovis, yang menginfeksi spesies mamalia lainnya
serta manusia; M. Bovis BCG, varian dari Mycobacterium bovis dan
Mycobacterium canettii, patogen yang menginfeksi manusia.6

2.4 Kontaminasi makanan oleh Mycobacterium tuberculosis 7

Jarang sekali makanan segar atau makanan mentah diperoleh dalam


keadaan bebas mikroorganisme. Jenis bakteri yang mengkontaminasi
dipengaruhi oleh sifat makanan, derajat keasaman, kadar zat cair,
temperatur lingkungan, prosedur penggarapannya dan sebagainya. Bahan
makanan yang sering terkontaminasi oleh mikroba salah satunya adalah
susu. Susu merupakan hasil sekresi dari kelenjar susu binatang yang
menyusui anaknya, seperti sapi, kambing, domba, kerbau, dan lain-lain.

Susu selalu diproses terlebih dahulu dengan pasteurisasi, namun susu


mudah rusak. Aroma susu mudah berubah akibat aktifitas bakteri. Susu
merupakan zat cair yang kaya akan nutrisi sehingga mudah digunakan

14
sebagai media suatu bakteri untuk tumbuh. Oleh sebab itu susu perlu
dipanaskan untuk mengurangi populasi bakteri. Penyakit yang diakibatkan
oleh susu yang terkontaminasi diantaranya adalah TBC, dengan bakteri
yang mengkontaminasi yaitu Mycobacterium tuberculosis kompleks.
Dimana salah satu kerabatnya adalah M. bovis tuberculosis yang mampu
menyebabkan penyakit TBC pada sapi yang kemudian akan ditularkan
pada manusia melalui konsumsi susu sapi yang mentah. Kontaminasi susu
biasanya berasal dari lingkungan. Sapi perah menghabiskan banyak waktu
mereka merumput di padang rumput, dimana mereka 15lcoho dan
memungkinkan kontak dengan berbagai mikroba di lingkungan.
Kontaminasi 15lco karena udara yang dihirup, rumput yang dimakan, air
yang diminum, dan juga dari sumber pakan. Sapi yang sudah terinveksi
Mycobacterium bovis tuberculosis ini dapat menularkan kepada manusia
lewat susunya. Manusia 15lco tertular karena mengkonsumsi susu sapi
yang masih mentah. Untuk menghindarinya maka susu harus
dipasteurisasi dahulu sebelum dikonsumsi, yaitu dengan suhu 60˚C selama
20 menit atau pada suhu 100˚C dengan waktu yang lebih singkat.

Cara mencegah susu yang terbawa infection diseases :

1 Jangan minum susu mentah.


2 Simpan produk susu dalam kondisi dingin dan perhatikan tanggal
kadaluwarsa yang tertera pada paket.
3 Hati-hati saat bepergian ke Negara-negara berkembang, ikuti tindakan
pencegahan sanitasi yang direkomendasikan Negara tersebut dan
tidak makan produk susu mentah.

2.5 Pencegahan terhadap penyebaran Mycobacterium tuberculosis 8

2.5.1 Penyebaran Mycobacterium tuberculosis

Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh manusia ke manusia lainnya


melalui saluran pernafasan, keluar melalui udara yang dihembuskan pada
proses respirasi dan terhisap masuk saat seseorang menarik nafas. Habitat

15
asli bakteri Mycobacterium tuberculosis sendiri adalah paru-paru manusia.
Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati
16lcoho pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai
di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman 16lcohol16osis
berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di dalam paru-paru

Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang dapat


menyebabkan penyakit tuberkolosis atau disingkat TBC. Sumber penularan
adalah penderita Tuberculosis (TB) yang dahaknya mengandung kuman
TB hidup (BTA (+)). Infeksi kuman ini paling sering disebarkan melalui
udara (air borne, droplets infection). Penyebaran melalui udara berupa
partikel-partikel percikan dahak yang mengandung kuman berasal dari
penderita saat batuk, bersin, tertawa, bernyanyi atau bicara. Partikel
mengandung kuman ini akan terhisap oleh orang sehat dan menimbulkan
infeksi di saluran napas. Bakteri aktif mikobakteria mencemari udara yang
ditinggali atau ditempati banyak manusia, karena sumber dari bakteri ini
adalah manusia. Bakteri ini dapat hidup selama beberapa jam pada udara
terbuka, dan selama itulah dia akan berterbangan di udara hingga akhirnya
menemukan manusia sebagai tempat hidup. (U-knee, 2008).Biasanya
pencemaran oleh bakteri ini terjadi pada rumah yang penuh dengan orang
namun memiliki ventilasi yang buruk. Juga ditempat-tempat ramai yaitu
sarana perhubungan seperti bis sekolah, kapal laut, juga pada asrama,
penjara, bahkan dari dokter yang kurang memperhatikan sanitasi tubuhnya.
Habitat asli dari bakteri ini adalah manusia, dan hanya menjadikan
lingkungan sebagai perantara (Tin-U, 2005).

2.5.2 Pencegahan agar tidak terinfeksi penyakit TBC 8

1. Meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain dengan makan- makanan


yang bergizi
Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan
meningkat. Produksi leukosit pun tidak akan mengalami gangguan,
hingga siap melawan bakteri TBC yang kemungkinan terhirup. Selain

16
itu, konsumsi makanan bergizi juga menghindarkan terjadinya
komplikasi berat akibat TBC.
2. Tidur dan istirahat yang cukup
3. Tidak merokok dan tidak minum-minuman yang mengandung
17lcohol.
4. Membuka jendela dan mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang
tidur dan ruangan lainnya.
5. Imunisasi BCG pada bayi
Dengan vaksinasi BCG yang benar , sel-sel darah putih menjadi
cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC. Meski
begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali dari
penyakit TBC, khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang
masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan menimbulkan
komplikasi. Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan
komplikasi pun bisa dihindarkan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mycobacterium Tuberculosis adalah Bakteri patogen yang dapat
menyebabkan penyakit Tuberculosis. Mycobacterium Tuberculosis
termasuk bakteri yang bersifat aerob, pertumbuhan optimal pada suhu
37 C dan Ph optimum sekitar 6,4 sampai 7, berkembang biak dengan
cara membelah diri setiap 16 sampai 20 jam, bersifat parasit terhadap
inangnya, tahan terhadap desinfektan kimia dan juga pengeringan.
Penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri kompleks
Mycobacterium Tuberculosis atau Basal tahan asam adalah penyakit
TBC. Penyakit yang diakibatkan oleh susu yang terkontaminasi
diantaranya adalah TBC, dengan bakteri yang mengkontaminasi yaitu

17
Mycobacterium tuberculosis kompleks. Dimana salah satu kerabatnya
adalah M. bovis tuberculosis yang mampu menyebabkan penyakit TBC
pada sapi yang kemudian akan ditularkan pada manusia melalui
konsumsi susu sapi yang mentah.
Pencegahan agar tidak terinfeksi bakteri
1. Meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain dengan makan-
makanan
yang bergizi
2. Tidur dan istirahat yang cukup
3. Tidak merokok dan tidak minum-minuman yang mengandung
18lcohol.
4. Membuka jendela dan mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang
tidur dan ruangan lainnya.
5. Imunisasi BCG pada bayi
3.2 Saran
Sebaiknya sebelum mengkonsumsi susu perlu diperhatikan apakah susu
yang akan dikonsumsi telah mengalami proses pasteurisasi. Dan sebaiknya
jangan mengkonsumsi susu yang masih mentah.

18

Anda mungkin juga menyukai