TOPIC : INTOKSIKASI
1. Definisi Intoksikasi
Kondisi klinis yang disebabkan oleh masuknya bahan-bahan kimia kedalam tubuh.
2. Penyebab intoksikasi
Organophosphat, carbamate
Methanol
nafza
3. Approaching pasien intoksikasi.
4. Penangan pertama pasien intoksikasi
a. First Aid (pre emergency room)
b. Resusitasi ABC target sistole >100mmHg, nadi <100 dengan Kristaloid 3-4x
cairan yang hilang
c. Eliminasi zat toksik
i. Emesis merangsang pusat muntah, meberikan ipekak setelah emesis
diberikan norit
ii. Kubah lambung jika racun yang tertelan dlm waktu < 4 jam kontraidijkasi
pada basa kuat (Korosif, minyak tanah), gangguan elektrolit.
iii. Laksansia jika racunnya bukan yang bisa terserap usus
iv. Force diuresis (int asam salisilat, fenobarbital)
v. Shower kontak
d. Antidotum
i. Carbamat SA
ii. Morfin Naloxon
iii. Racun Tikus Kumarin
iv. Methanol
b. NSTEMI
Aspilet
ISDN
Clorpidogrel
Kogulan LMWH (Aristra)
ACE Inhibitor
Diazepam
Laxadine
TOPIC : PJR
TOPIC : CHF
1. Definisi HF
Keadaan dimana jantung tidak lagi mampu memompa darah ke jaringan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
Sebagai sebuah pompa, faktor yang mempengaruhi kerja jantung antara lain :
kontraktilitas miokard,
denyut jantung (irama dan kecepatan/menit),
beban awal (preload) merupakan beban yang diterima ventrikel kiri saat akhir
diastol. Beban awal ini sama dengan volume akhir diastolik ventrikel kiri dan
tekanan pengisian akhir diastol ventrikel kiri
beban akhir (afterload) merupakan beban yang dihadapi oleh otot jantung saat
berkontraksi memompa darah keluar dari ventrikel kiri ke aorta, yaitu tahanan
perifer
2. Pembagian CHF (HF sistol-distol, High-lw output, Forward-backward)
a. HF Sistol –Diastol (Preload-Afterload )
i. HF Sistol yaitu gagal jantung akibat ketidakmampuan kontraksi otot jantung
pada fase sistolik sehingga curah jantung menurun.
ii. HF Diastol yaitu gagal jantung akibat gangguan relaksasi dan gangguan
pengisian ventrikel.
b. HF High-low Output
i. High output yaitu gagal jantung dimana curah jantung masih tetap lebih
besar dari keadaan normal. Misalnya pada penderita anemia berat, hipertiroid,
penyakit Paget metabolisme meningkat, jantung bekerja lebih kuat untuk
memenuhi kebutuhan tubuh, pada keadaan istirahat curah jantung sudah lebih
besar daripada normal. Apabila beban metabolisme melampaui kemampuan
fisiologis jantung maka akan terjadi gagal jantung curah tinggi
ii. Low output gagal jantung dengan penurunan curah jantung. Misalnya pada
hipertensi, kardiomiopati dilatasi, kelainan katup dalam keadaan istirahat
curah jantung mampu memenuhi kebutuhan tubuh meskipun lebih rendah dari
normal.
c. HF Forward-backward
i. HF Forward gagal jantung yang ditandai dengan ketidak mampuan jantung
dalam menyuplai darah menuju aorta dyspneu d’effort
ii. HF Backward gagal jantung yang ditandai dengan ketidak mampuan jantung
untuk memompa darah yang datang dari atrium dan vena pulmonalis sehingga
terjadi aliran balik edema paru
3. Kriteria CHF?
Gagal jantung kiri dalam jangka waktu panjang dapat diikuti gagal jantung kanan atau
sebaliknya. Bilamana kedua gagal jantung tersebut terjadi bersamaan maka disebut gagal
jantung kongestif (CHF).
HEMEL
3. Gastropati NSAID
4. Gastritis erosive
5. Keganasan gaster
6. Gg.faal hemostasis /
factor pembekuan
Sebaiknya puasa karena bisa memicu ensepalopati akibat produksi urea jadi
ammonia oleh darah yg dipecah.
1. Definisi SH?
Penyakit dimana sirkulasi mikroanatomi pembuluih darah dan system arsitektur hati
mengalami perubahan menjadi tdk teratuur dan terjadi penambahan jaringan ikat di
sekitar parenkim hati yg mengalami regenerasi (IPD UNAIR).
Kondisi klinis pada proses peradagan hepar yang ditandai denga pembentukan fibrosis
heptoselular.
2. Causa SH? Epidemiologi dari virus Hapatitis SH
SH terbanyak disebabkan oleh virus hepatitis terutama virus hepatitis B dan C. Selain itu SH
juga dapat disebabkan oleh alkoholik, kolestasis berkepanjangan, obat-obatan dll.
Diagnosa pasti BIOPSI HATI (tidak mutlak pada kondisi dekompensata / gejala
nyata)
6. Tatalaksana pasien SH
a. IVFD Asering atau NaCl jika nutrisi atau intake kurang pertimbangakn D5%
b. Diet H1 atau H2 bila telah terjadi Ensepalopati diet rendah protein
c. HEpatoprotektor curcuma
d. Eradikasi faktor penyebab Hepatitis viral tidak bermakna
e. Bila terjadi asites Spironolacton 100mg/ 24 jam bisa ditambahkan diuretik
(furosemide 1 amp/12 am) jika tidak ada komorbid alain seperti BSK, hemodiamik
tidak stabil
7. Komplikasi SH
a. Asites
b. SBP Spontaneous Bacterial Peritonitis
c. HRS Hepatorenal sindrom penurunan fungsi renal akibat sirosis
TOPIC : HEPATITIS
1. Definisi
Infeksi sistemik yg menimbulkan peradangan dan nekrosis sel hati yg mengakibatkan
terjadinya serangkaian kelainan klinik, biokimiawi, imunoserologi, dan morfologi.
2. Macam etiologi hepatitis
a. Infeksi (virus hepatitis : A, B, C, D, E)
b. Bakteri (S.Typhi)
c. Alkoholic
d. Drug-induced Hepatitis (OAT INH, rifampisin)
e. Bahan beracun (hepatotoksik)
3. Epidemiologi Virus hepatitis
a. Hepatitis Akut (vir. A)
b. Hep. B
c. Hep. C
4. Gejala klinis
a. Masa inkubasi (masa tunas)
Tergantung pd jenis virus.
b. Masa prodromal / preikterik
3-10 hari, rasa lesu, lemah, panas, mual, muntah, anoreksia, perut kanan nyeri.
c. Masa ikterik
Didahului urin berwarna coklat, sclera kuning, kemudian seluruh badan, puncak
ikterus dalam 1-2 mg, hepatomegali ringan dengan nyeri tekan.
d. Masa penyembuhan
Ikterus berangsur kurang dan hilang dalam 2-6 mg, demikian pula anoreksia, lemah
badan, dan hepatomegali. Penyembuhan sempurna dalam 3-4 bulan.
DSS DHF dengan ada adanya tanda-tanda Syok sistol <100, Nadi >100 lemah, Akral
dingin, capillary refill time menurun
TOPIC : MALARIA
1. Definisi Malaria
infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium.
2. Jenis Infeksi malaria
a. Malaria Tropicana P. palcifarum panas iregular, 12 jam bebas demam
b. Malaria P. Vivax 36 JAM BEBAS DEMAM
c. Malaria ovale p. Ovale 36 jam bebas demam
d. Malariae/ Quartana P. Malariae 60 jam bebas demam
3. Karakeristik Demam pada malaria
4. Kriteria diagnosa
Demam periodik, Anemia, Splenomegali
TRIAS MALARIA Demam, berkeringat, menggigil
Keluhan prodromal (mual muntah, lemah, nyeri kepala dll
DDR +
Hapusan Darah Tebal saat panas
5. Tatalaksana konvesional maupun yag ART pada simple malaria maupun pada complicated
malaria.
a. MALARIA tanpa KOMPLIKASI
Malaria klinis Non ACT
Klroquin terbagi menjadi 3 hari 25 mg basa/ kg BB sedian : 150 mg basa . misal
berat 50kg (hari I: 10mg/KgBB 3 tab, hari II; 10 mg/kgBB 3 tab , Hari III: 5
mg 1,5 tab )
Sulfadoksin-pirimetamin 3 tablet dosis tunggal
3. Kriteria diagnosa
Demam tipe bertangga (7 hari makin naik)
Gg.saluran cerna
Anemia jarang
LED, SGOT, SGPT, alkali fosfatase meningkat
Biakan darah S.typhi (+) 75-85% pada minggu pertama, dan (+) berkurang pd minggu2
berikutnya.
Biakan tinja (+) minggu ke 2-3
Pada rx widal, titer agglutinin O dan H meningkat sejak minggu ke 2 dan tetap (+)
selama beberapa bulan/tahun.
Widal dinyatakan (+) jika titer O widal I = 1/320 atau titer O widal II naik 4x lipat
ATAU titer O widal I (-) tetapi titer O widal II (+) berapapun angkanya.
Dapat pula dilakukan tes PCR S.typhii.
TOPIC : BSK
TOPIC : GGA
1. Definisi GGA
2. Kategori GGA
a. Prerenal
b. Renal
c. Postrenal
3.
TOPIC : ANEMIA
Topic : Leukemia
Diagnosa Anemia aplastik ALL
Hipersplenisme
TOPIC : TIROID
1. Fisiologisnya
TRH (hiptalamus TSH (disekresi oleh hipofisi anterior ) Tiroid T3, T4
Autoimune, obat-obatan Hipertiroid
2. Hipotiroid, Hipertiroid dan tiroksitosis
a. HIPOTIROID Efek hormon dijaringan yang berkurang TSH meningkat, fT4
menurun atau normal muka bulat, berat bertambah, suara parau, rambut rontok,
dll pengobatan dengan pemberian tiroksin
b. HIPERTIROID efek tiroksin yang berelbihan akibat kelnejar tiroid yang hipereraktif
TSH menurun, fT4 meningkat metabolisme meningkat, tidak taha panas,
berdebar-debar, tremor, hiperdefekasi, von muler’s paradox. Eksoptalmus, lidlag dll.
wayne index, new castle
Wayne index A score greater than 19 implies toxic hyperthyroidism, while a score less than 11
implies euthyroidism, A score between 11 and 19 is equivocal.
c. TIROTOKSIKOSIS manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid disirkulasi.
biasanya akibat grave;s disease. pengobatan PTU dosis 100,g/hari selama 1-2
tahun
TOPIC : DM
SEMUA
Ulkus Diabetikum adalah luka pada kaki yang merah kehitam hitaman dan berbau busuk akibat
sumbatan yangterjadi di pembuluh darah tungkai bawah.
Komplikasi akut adalah Kronik hipoglikemia, Ketoasidosis untuk DM tipe I dan Koma
hiperosmolar nonketotik untuk DM Tipe II
Komplikasi kronik: (1) Makroangiopati mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah
jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak (2) Mikroangiopati mengenai pembuluh
darah kecil retinopati diabetik dan nefropati diabetik (3) Neuropati diabetik (4) Rentan infeksi
seperti tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih dan (5) Ulkus diabetikum
Patofisiologi
Ulkus terjadi karena arteri menyempit dan selain itu juga terdapat gula berlebih pada jaringan yang
merupakan medium yang baik sekali bagi kuman, ulkus timbul pada daerah yang sering mendapat
tekan-an ataupun trauma pada daerah telapak kaki ulkus berbentuk bulat biasa berdiameter lebih dari
1 cm berisi massa jaringan tanduk lemak, pus, serta krusta di atas.
Terdapat tiga proses yang berbeda berperan pada masalah kaki diabetik :
Manifestasi Klinis
Gejala menunjukkan neuropati perifer mungkin atau insufisiensi arteri perifer.
TOPIC : CKD
1. Definisi CKD