Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi yang berdasarkan
pada data keruangan dan mempresentasikan objek di Bumi. Sistem informasi tersebut
terdiri dari software, hardware, data dan personil untuk menganalisis dan menyajikan
informasi tersebut menjadi sebuah peta tematik.
Penggunaan sistem informasi geografis (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-
an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi di kalangan pemerintah, militer, akademis,
atau bisnis terutama di negara-negara maju. Perkembangan teknologi digital sangat besar
peranannya dalam perkembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang. Hal ini
dikarenakan teknologi SIG banyak mendasarkan pada teknologi digital sebagai alat
analisisnya. Misalnya untuk melihat persebaran lokasi strategis dan fungsional untuk
dijadikan objek wisata alam dan lain-lain.
Pada penggunaan sistem informasi geografis (SIG) ini terdapat rangkaian–
rangkaian yang harus dilakukan untuk dapat menjawab dan menyelesaikan permasalahan
yang terdapat dalam ruang geografis tersebut. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi
pengumpulan, penataan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian data-data atau fakta-
fakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi tertentu. Data atau fakta yang ada
atau terdapat dalam ruang muka bumi tersebut sering juga disebut sebagai data geografis
atau data spasial dan hasil analisisnya disebut informasi geografis atau informasi spasial.
Pada makalah ini akan membahas secara singkat, padat dan jelas mengenai
pengertian dari SIG, jenis dan struktur data SIG.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi geografis?
2. Apa saja jenis data SIG?
3. Bagaimana struktur data spasial dalam SIG?
II. ISI

2.1 Sistem Informasi Geografis


Pada dasarnya Sistem Informasi Geografis merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi ruang muka bumi atau informasi
tentang ruang muka bumi yang diperlukan untuk dapat menjawab atau menyelesaikan
suatu masalah yang terdapat dalam ruang muka bumi yang bersangkutan. Rangkaian
kegiatan tersebut meliputi pengumpulan, penataan, pengolahan, penganalisisan dan
penyajian data-data atau fakta-fakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi
tertentu. Data atau fakta yang ada dan terdapat dalam ruang muka bumi tersebut sering
juga disebut sebagai data atau fakta spasial, dimana hasil analisisnya disebut sebagai
informasi geografis. Dari perjabaran tersebut Sistem Informasi Geografis atau SIG adalah
rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan dan penganalisisan data atau
fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau
menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu (Sugandi et al., 2009).
Sedangkan menurut Indarto (2013) Sistem Informasi Geografis atau SIG adalah
system yang digunakan untuk memasukkan, ,menyimpan, memanggil kembali,
mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau geospatial,
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Secara teknis SIG
mengorganisasikan dan memanfaatkan data dari peta digital yang tersimpan dalam basis
data. Dalam SIG dunia nyata dijabarkan dalam data peta digital yang menggambarkan
posisi dari ruang (space) dan klasifikasi, atribut data, dan hubungan antar item data.
Kerincian data dalam SIG ditentukan oleh besarnya satuan pemetaan terkecil yang
dihimpun dalam basis data. dalam Bahasa pemetaan kerincian itu tergantung dalam skala
peta dan dasar acuan geografis yang disebut sebagai peta dasar.
Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari
software dan hardware, data dan pengguna serta institusi untuk menyimpan data yang
berhubungan dengan semua fenomena yang ada dimuka bumi. Data-data yang berupa
detail fakta, kondisi dan informasi disimpan dalam suatu basis data dan akan digunakan
untuk berbagai macam keperluan seperti analisis, manipulasi, penyajian dan sebagainya
(Hamidi, 2009).
2.2 Jenis Data SIG
Data dalam SIG terdiri atas dua komponen yaitu data spasial yang berhubungan
dengan geometri bentuk keruangan dan data attribute yang memberikan informasi
tentang bentuk keruangannya.

2.2.1 Data Spasial


Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek di bumi.
Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi
seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan
buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan
representasi dari obyek di muka bumi. Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya
merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi
representasi obyek diatas muka bumi (di udara) dan dibawah permukaan bumi. Data
spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis
atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster menampilkan, dan
menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang
membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan
peruntukan dan kebutuhannya.

2.2.2 Data Attribute atau Data Non Spasial


Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-
informasi yang dimiliki oleh objek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data
tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada. Data atribut atau tabular
menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk struktur data
vektor, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sementara pada struktur
data raster nilai data grafisnya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut.
Pada data non spasial atau data atribut ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif.

2.3 Struktur Data Spasial


Secara sederhana struktur dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial
dapat direpresentasikan dalam dua struktur, yaitu data raster dan data vector.
2.3.1 Data Raster

Gambar 1. Penampila data raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari
sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Satuan elemen data raster
biasa disebut dengan pixel, elemen tersebut merupakan ekstrasi dari suatu citra yang
disimpan sebagai digital number (DN). Meninjau struktur model data raster identik
dengan bentuk matriks. Pada model data raster, matriks atau array diurutkan menurut
koordinat kolom (x) dan barisnya (y).
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya.
Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi
yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah,
kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data
raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula
ukuran file-nya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.
Entity spasial raster disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas direlasikan
dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber-sumber entity spasial raster adalah citra
satelit (misalnya NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, dll), citra radar, dan model ketinggian
dijital (DTM atau DEM dalam model data raster). Data raster dapat menggambarkan
objek geografi yang mempunyai satuan luas karena ukuran raster berkaitan erat dengan
ukuran sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua sehingga muda; disimpan,
dimanipulasi, dan ditampilkan.
Data raster memiliki beberapa karakteristik khusus, antara lain :
1. Resolusi suatu data raster akan merujuk pada ukunan permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh setiap piksel. Makin kecil ukuran atau luas permukaan bumi
yang dapat direpresentasikan oleh setiap pikselnya, makin tinggi resolusi
spasialnya.
2. Piksel-piksel di dalam zone atau area yang sejenis memiliki nilai (isi piksel atau ID
number) yang sama.
3. Pada umumnya, lokasi di dalam model data raster, diidentifikasi dengan
menggunakan pasangan koordinat kolom dan baris (x,y).
4. Nilai yang merepresentasikan suatu piksel dapat dihasilkan dengan cara sampling
yang berlainan:
a. Nilai suatu piksel merupakan nilai rata-rata sampling untuk wilayah yang
direpresentasikannya.
b. Nilai suatu piksel adalah nilai sampling yang berposisi di pusat (atau di tengah)
piksel yang bersangkutan.
c. Nilai suatu piksel adalah nilai sample yang tertetak di sudut-sudut grid.
Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari model data raster :

No Kelebihan Kekurangan
1 Memiliki struktur data yang Secara umum, mernenlukan ruang
sederhana. atau tempat penyimpanan (disk)
yang besar di komputer. Banyak
terjadi redudancy data baik untuk
setiap layer-nya maupun secara
keseluruhan.
2 Mudah dimanipulasi dengan Penggunaan ukunan grid yang lebih
menggunakan fungsi-fungsi besar untuk menghemat ruang
matematis sederhana (karena penyimpana akan rnenyebabkan
strukturnya sederhana seperti kehilangan informasi dan ketelitian
matrik bilangan biasa
3 Teknologi yang digunakan cukup Sebuah citra raster hanya
murah dan tidak begitu kompleks mengandung satu tematik saja —
sehingga pendapat membuat sulit digabungkan dengan atribut
sendiri program aplikasi yang atnibut tainnya dalam satu layer.
menggunakan citra raster.
4 Compatible dengan citra-citra Tampilan atau representasi, dan
satelit pengindraan jauh dan akurasi posisinya sangat bergantung
semua image hasil scanning data pada ukuran pikselnya
spasial.
5 Overlay dan kombinasi data Sering mengalami kesalahan dalam
spasial raster dengan data menggambarkan bentuk dan ganis-
inderaja mudah dilakukan. garis batas-batas suatu objek sangat
bergantung pada resolusi spasialnya
dan toleransi yang diberikan.
6 Metode untuk mendapatkan citra Sangat sulit untuk
raster lebih mudah (baik melalui merepresentasikan hubungan
scanning dengan scanner segala topologi (juga network).
ukuran yang sudah beredar luas,
maupun dengan menggunakan
citra satelit atau konversi dan
format
7 Gambaran permukaan bumi Metode untuk mendapatkan format
dalam bentuk citra raster yang data vektor melalui proses yang
didapat dan radar atau satelit lama, cukup melelahkan dan relatif
pengindraan jauh mahal.
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan data raster
2.3.2 Data Vektor

Gambar 2. Penampilan Data vector

Data vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan


menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya.
Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor, di
defenisikan oleh sistem data koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Di dalam model data
spasial vektor, garis-garis atau kurva (busur atau ares) merupakan sekumpulan titik -titik
terurut yang dihubungkan. Sedangkan luasan atau poligon juga disimpan sebagai
sekumpulan list titik-titik tetapi dengan catatan bahawa titik awal dan titik akhir poligon
memiliki nilai koordinat yang sama (poligon tertutup sempurna). Secara umum model
data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan :
1. Titik-titik.
Entity titik meliputi semua objek grafis atau geografis yang dikaitkan dengan
koordinat. Di samping koordinat-koordinat, data atau informasi yang diasosiasikan
dengan ‘titik’ tersebut juga harus disimpan untuk menunjukkan jenis titik yang
bersangkutan.
2. Garis-garis atau kurva.
Entity garis dapat didefinisikan sebagai semua unsur-unsur linier yang dibangun
dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat
atau lebih.
3. Poligon/luasan beserta atribut-atributnya.
Cara yang paling sederhana untuk merepresentasikan suatu poligon adalah
pengembangan dari cara yang digunakan untuk merepresentasikan arc yang sederhana
yaitu merepresentasikan setiap poligon sebagai sekumpulan koordinat (x,y) yang
membentuk segmen garis, dimana mempunyai titik awal dan titik akhir segmen garis yang
sama (memiliki nilai koordinat yang sama).
Data vektor memiliki beberapa karakteristik khusus, antara lain :
a. Titik distrukturisasi dan disimpan (direcord) sebagai satu pasang koordinat (x,y).
b. Garis distrukturisasi dan disimpan sebagai suatu susunan pasangan koordinat (x,y)
yang berurutan.
c. Luasan distrukturisasikan dan disimpan sebagai suatu susunan pasangan koordinat
(x,y) yang berurutan yang menyatakan segmen-segmen garis yang menutup
menjadi suatu poligon.
Keuntungan utama dari struktur data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa
yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster.
Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari
beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam
mengakomodasi perubahan gradual. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari
model data vektor :
No Kelebihan Kekurangan
1 Memerlukan ruang tempat Memiliki struktur data yang komplek
penyimpanan yang lebih sedikit
di computer.
2 Satu layer dapat dikaitkan Datanya tidak mudah dimanipulasi.
dengan atau mengandung
banyak atribut sehingga dapat
rnenghernat ruang penyimpanan
secara keseluruhan.
3 Dengan banyak atribut yang Pengguna tidak mudah berkreasi
dapat dikandung oleh satu layer, untuk mernbuat programnya sendiri
banyak peta tematik lain yang untuk memenuhi kebutuhan
dapat dihasiikan sebagai peta aplikasinya. Hal ini disebabkan oleh
turunannya. struktur data vektor yang lebih
kompleks dan prosedur-prosedur
fungsi dan analisisnya memerlukan
kemampuan yang tinggi karena lebih
sulit dan rumit.
4 Hubungan topologi dan network Tidak compatible dengan data citra
dapat dilakukan dengan mudah. satelit pengindraan jauh
5 Representasi grafis data Memerlukan perangkat lunak dan
spasialnya sangat mirip dengan perangkat keras yang lebih mahal
peta garis buatan tangan
manusia.
6 Memiliki batas-batas yang teliti, Overlay beberapa layer vektor secara
tegas dan jelas sehingga sangat simultan memerlukan waktu yang
baik untuk pembuatan pela-peta relatif lama.
administrasi dan persil tanah
milik.
7 Memiliki resolusi spasial yang Tidak compatible dengan data citra
tinggi. satelit pengindraan jauh.
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan data vector
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari
software dan hardware, data dan pengguna serta institusi untuk menyimpan data
dan menganalisis serta menyajikan informasi yang berhubungan dengan semua
fenomena yang ada dimuka bumi.
2. Data dalam SIG terdiri atas dua komponen yaitu data spasial dan data non spasial.
3. Data spasial memiliki struktur tersendiri dalam pengolahannya yang diambil dari
beberapa sumber seperti peta analog, data sistem penginderaan jauh, data hasil
pengukuran lapangan dan data GPS. Data spasial terdiri dari data raster dan data
vector yang masing-masing data tersebut mempunya kelebihan dan kekurangannya.
REFERENSI

Aronoff, S.. 1989. Geographic Information Systems: A Management Perspective.


Canadan, Ottawa : WDL Publication.
Hamidi.2009. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Penyebaran Dana
Bantuan Operasional Sekolah. Jurnal Masyarakat Informatika Vol. 2 No. 3 ISSN
2086-4930.

Indarto. 2013. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Prahasta, Eddy. 2001. Konsep – Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi. Bandung :
Penerbit Informatika.

Sugandi, Dede, Lili Somantri dan Nanin Trianawati Sugipto. 2009. Sistem Informasi
Geografis (SIG). Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai