Anda di halaman 1dari 16

KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR

PANTAI SARANG TIUNG, DESA GEDAMBAAN


KABUPATEN PULAU LAUT, KOTABARU

OLEH :
KELOMPOK 2 IPS
MUHAMMAD ERIAWAN RINANDA
MUHAMMAD FITRIANSYAH
MUHLISIN
NINA NURUL LITA
SRI HARTINI

MADRASAH ALIYAH PANGERAN ANTASARI


KEMENTRIAN AGAMA
KABUPATEN BANJAR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR
PANTAI SARANG TIUNG, DESA GEDAMBAAN
KABUPATEN PULAU LAUT, KOTABARU

Oleh :
Kelompok 2

1. Muhammad Eriawan Rinanda NIS 2528


2. Muhammad Fitriansyah NIS 2578
3. Muhlisin NIS 2576
4. Nina Nurul Lita NIS 2561
5. Sri Hartini NIS 2541

MADRASAH ALIYAH PANGERAN ANTASARI


KEMENTRIAN AGAMA
KABUPATEN BANJAR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI
SARANG TIUNG, DESA GEDAMBAAN
KABUPATEN PULAU LAUT, KOTABARU

Makalah Ini Telah Mendapat Persetujuan Untuk Dijadikan


Laporan Penelitian Lapangan Siswa Kelas XII IPS

Mengetahui Pembimbing
Kepala M.A Pangeran Antasari Martapaura

Drs Helman, M.pd Ririn Septia Ningsih


Nip. 19660614 199303 1 004

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah

kami dapat menyesaikan penulisan laporan ini, laporan ini disusun berdasarkan hasil penilitian

yang kami lakukan di Desa Gedambaan dan Pantai Sarang Tiung, Kotabaru.

Laporan ini disusun guna menambah wawasan dan memenuhi tugas dari mata pelajaran

Sosiologi dan Geografi.

Selesainya laporan ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami

dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas segala

bimbingan, nasihat serta bantuan baik moral maupun material sehingga menunjang dalam

penyelesaian laporan ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan, terutama :

1. Bapak Muhammad, selaku ketua RT 04, Desa Gedambaan.

2. Bapak Drs. Helman, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Pangeran Antasari Martapura, yang

telah memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan penelitian ini.

3. Ibu Ririn Septia Ningsih, S.Pd. guru mata pelajaran Sosiologi dan Geografi M.A Pangeran

Antasari Martapura, yang telah membimbing dalam menyelesaikan laporan ini.

4. Ibu Rezeki Kamalia, S.Pd. selaku wali kelas XII IPS serta guru mata pelajaran Seni Budaya

yang telah membina dan mendampingi kami.

5. Bapak Misran, S.pd. guru mata pelajaran Bahasa Arab yang telah membina dan

mendampingi kami.

6. Bapak Muhammad Huzaifah selaku guru yang telah membina dan mendampingi kami.

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu selama

penelitian dan penulisan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan

penulisan laporan ini di masa yang akan datang.

Martapura, Januari 2014

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER………………………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………... iii

KATA PENGANTAR……………………………………………….…………….…. iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….….... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…..........………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 2

C. Batasan Masalah……….………………………………………………. 3

D. Tujuan Penelitian….…………………………………………………….... 3

E. Penegasan Istilah

BAB II HASIL PENELITIAN

A. Ekonomi……………………………………………………………….. 5

B. Adat Istiadat dan Budaya………………………………………………. 5

C. Keadaan Alam di Pantai Sarang Tiung………………………………… 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………... 7

B. Saran-Saran…………………………………………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 8

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehubungan dengan diadakannya Penelitian Lapangan ke Pantai Sarang Tiung, Desa

Gedambaan, Kotabaru, yang dilaksanakan guna menambah pemahaman siswa kelas XII IPS

pada akhir semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 atas materi pelajaran Sosiologi dan Geografi,

kami bermaksud membuat laporan hasil penelitian.

Kami memilih Kotabaru dalam penelitian karena Kotabaru masih terdapat banyak suku

seperti yang ada di Desa Gedambaan, Selain itu desa tersebut juga berdekatan dengan pantai

Sarang Tiung (Pantai Gedambaan) yang sangat indah. Pantai tersebut sangat terjaga seperti

masih adanya hutan mangrove yang merupakan tempat berlindung dan berkembang biaknya

ikan,

 Biografi Kotabaru

Kabupaten Kotabaru adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan,

Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Kotabaru.

Letak Kotabaru dis ebelah Timur Laut provinsi Kalimantan Selatan, yaitu :

Sebelah Utara : Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur

Sebelah Selatan : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa

Sebelah Barat : Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Banjar, dan Tanah Laut

Sebelah Timur : Selat Makassar

Kabupaten Kotabaru memiliki luas wilayah 9.442,46 km² dan berpenduduk sebanyak

290.142 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dengan nelayan laut sebanyak 15.961

jiwa. Motto daerah ini adalah "Sa-ijaan" (bahasa Banjar) yang memiliki arti: Semufakat, satu

hati dan se-iya sekata.

Kabupaten Kotabaru memiliki sekitar 110 pulau kecil, 31 di antaranya belum bernama.

Kelumpang Tengah memiliki 21 pulau kecil, Kecamatan Pulau Sebuku memiliki 10 pulau

kecil, Kecamatan Pulau Laut Selatan memiliki 23 pulau kecil dan lain-lain.Pulau-pulau di

Kotabaru diantaranya adalah Kepulauan Laut Kecil, Kepulauan Samer Gelap, Pulau Laut,

Pulau Sebuku,

1
Pulau Kerayaan, Pulau Kerayaan Kecil, Pulau Kerasian, Pulau Kerumputan, Pulau Serudung,

Pulau Birah-birahan, Pulau Semut (Kalsel), Pulau Kelambau di Desa Labuan Barat, Pulau

Sembilan, Kotabaru, Pulau Manti, Pulau Manti Kecil, Pulau Keluang, Pulau Perdamaian Besar,

Pulau Perdamaian Kecil, Pulau Haur, Pulau Samer Gelap, Pulau Nangka, Pulau Nangka Kecil,

Pulau Tabuan, Pulau Tanah Merah, Pulau Lari Larian, berjarak 60 mil dari pulau Sebuku dan 80

mil dari Sulawesi Barat, karena itu pulau ini sempat diklaim Sulawesi Barat.

Di Kotabaru juga terdapat beberapa Tanjung. Diantaranya Tanjung Dewa, Tanjung

Pamukan, Tanjung Lolak, Tanjung Pengujan, Tanjung Kandang Haur dan Tanjung Urang.

Selain itu di Kotabaru juga terdapat beberapa suku yang mendiami daerah tersebut.

Diantaranya adalah Suku Banjar, Bugis, Mandar, Baju, Dayak Bukit, Dayak Samihim, Jawa,

dan Suku Tionghoa-Indonesia.

 Biografi Desa Gedambaan

Desa Gedambaan terletak di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Provinsi
Kalimantan Selatan.

Di Desa Gedambaan terdapat tiga suku yang menetap disana yaitu suku Banjar, Mandar,
dan Bugis.

B. Rumusan Masalah

Adapun judul dari laporan penelitian ini adalah “Kondisi Alam dan Kehidupan

Masyarakat di Pesisir Pantai Sarang Tiung, Desa Gedambaan, Kotabaru”. Berdasarkan judul

laporan diatas, dapat kita ungkapkan variabel-variabel penelitiannya, yaitu kondisi alam di

pesisir Pantai Sarang Tiung sebagai variabel pengaruh dan kehidupan masyarakat Desa

Gedambaan di sekitar Pantai Sarang Tiung sebagai variabel terpengaruh. Hubungan antar

variabel dapat dilihat sebagai berikut :

Kehidupan masyarakat yang dekat dengan laut membuat masyarakat di Desa

Gedambaan mayoritas penduduknya memilih bekerja sebagai nelayan.

1. Apakah masyarakat sekitar hanya memanfaatkan laut sebagai sumber mata pencaharian ?

2. Apakah ikan yang diperoleh langsung dipasarkan atau di proses lebih lanjut ?

3. Bagaimana keadaan alam di Pantai Sarang Tiung Kotabaru ?

2
C. Batasan Masalah

Dengan melihat beberapa hal, baik yang ada di dalam latar belakang maupun rumusan,

kami merasa perlu membatasi masalah yang akan dilaporkan mengingat pengetahuan dan

pengalaman kami dalam membuat laporan yang sangat terbatas sehingga masih terdapat

banyak kekurangan. Untuk itulah, agar pembahasan dalam laporan ini tidak menyimpang dari

tujuan semula, maka kami membatasi masalah yang dibahas sekitar keadaan Pantai Sarang

Tiung dan Kehidupan Masyarakat Desa Gedambaan sekitar pantai.

D. Tujuan

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui salah satu program sekolah.

2. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Sosiologi dan Geografi.

3. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan siswa tentang kehidupan masyarakat di

Desa Gedambaan, Kotabaru.

4. Mengembangkan daya nalar dan kreativitas siswa dalam pengamatan dan penelitian.

5. Mempererat tali silaturahmi antar siswa kelas XII IPS M.A Pangeran Antasari Martapura

dengan masyarakat Desa Gedambaan, Kotabaru.

E. Penegasan Istilah

1. Kondisi adalah kategori filosofis yang mengungkapkan hubungan objek dengan fenomena-

fenomena sekitar. Dalam hubungan ini, objek merupakan sesuatu yang dibatasi. Sedangkan

kondisi mewakili keanekaan dunia obyektif di luar obyek.

2. Alam adalah segala materi hidup dan materi bukan hidup yang berada secara alami di bumi.

dalam pengertian yang paling murni, alam adalah lingkungan yang tanpa kegiatan manusia.

3.
3

BAB II

HASIL PENELITIAN

A. Ekonomi

Masayarakat di Desa Gedambaan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian

sebagai nelayan. Hal itu didukung oleh letak permukiman yang dekat dengan pantai. Selain itu,

letak permukiman warga yang juga dekat gunung membuat sebagian warganya juga

memanfaatkannya sebagai lahan untuk bertani. Namun, ada juga sebagian warga yang bermata

pencharian sebagai pedagang.

Dan hasil tangkapan ikan yang diperoleh nelayan biasanya langsung mereka jual kepada

pengumpul ikan, tanpa diolah lebih lanjut.

B. Adat Istiadat dan Budaya

Desa Gedambaan merupakan desa yang dihuni oleh suku banjar, mandar, dan bugis.

Ketiga suku tersebut hidup rukun meskipun di awal kedatangannya diawali ddengan konflik.

Seperti konflik masalah tanah dan sebagainya. Perkawinan antar suku yang berbeda membuat

ciri khas masing-masing suku yang menetap di Desa Gedambaan mulai pudar. Hal itu terlihat

dari upacara perkawinan yang mulai sama (tidak ada ciri khas yang membedakan) antara satu

suku dan lainnya. Dan yang menjadi pembeda masing-masing suku sekarang hanyalah

bahasanya.

Mayoritas agama masyarakat di Desa Gedambaan adalah agama islam. Namun, mereka

masih melakukan sebuah perayaan pesta pantai “Mapandretasi” yang di maksudkan untuk

memberi makan penunggu laut. Dulu, Maprendetasi dilakukan dengan membuang kepala sapi

kelaut, sekarang hal tersebut sudah tidak dilakukan, karena agama islam yang mereka anut

menyatakan hal tersebut mubazir dan sekarang mereka menganggap perayaan Maprendetasi

yang mereka lakukan sekarang merupakan selamatan atas perolehan lautnya.

Di sana, mayoritas suku biasanya lebih mendapat kekuasaan. Seperti pemilihan

pembakal yang dimenangkan oleh salah seorang suku mandar karena suku mandar

berpenduduk lebih banyak.


4

C. Keadaan Alam di Pantai Sarang Tiung

Pantai Sarang Tiung terletak tidak jauh dari permukiman warga di Desa Gedambaan.

Pantai ini dinamakan Sarang Tiung karena dulu banyak burung Tiung disana. Namun sekarang,

pantai ini sering di sebut dengan nama Pantai Gedambaan karna lokasinya yang termasuk

dalam Desa Gedambaan. Di pinggiran pantai ini banyak ditumbuhi pohon-pohon, seperti pohon

ketapang, petai cina, dan bakau yang menjadi tempat ikan berkumpul, mencari makan, dan

berkembang biak. Selain itu, di pantai ini juga telah dibuat pemecah ombak. Tumbuhan yang

banyak dan dibuatnya pemecah ombak sangat bermanfaat untuk melindungi pantai dari

terjadinya abrasi.
5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai pekerjaan yang menjadi mata pencaharian warga di Desa Gedambaan,

sebagian besar warganya menggantungkan hidupnya dengan menjadi nelayan dan petani. Dan

meskipun disana terdiri dari berbagai suku, mereka tetap dapat hidup rukun berdampingan.

Keadaan Pantai Sarang Tiung yang menjadi objek wisata disanapun sangat

diperhatikan, dengan dijaganya tumbuhan-tumbuhan dipinggir pantai dan dibuatnya pemecah

ombak untuk melindungi pantai dari terjadinya abrasi.

B. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini antara lain

ditujukan kepada Kepala Sekolah, Penduduk Desa, dan Siswa yang mengadakan penelitan,

yaitu :

 Bagi pihak sekolah agar lebih mendukung dan lebih membantu baik dari segi dana

maupun administrasi yang kami perlukan.

 Bagi siswa kelas XII IPS M.A Pangeran Antasari yang akan mengadakan penelitian

hendaknya menyiapkan diri baik dari segi materi maupun kesehatan sejak dini.
6

DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, Ririn Septia, dkk. 2006. Laporan Penelitian Pengaruh Industri Kerajinan Kayu

dan Batu Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat Desa Singapadu Kaler Kecamatan

Sukawati Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Martapura. SMA Negri 1 Martapura.


7

Anda mungkin juga menyukai