INSTRUMENTASI
Oleh:
Dian Novitasari
NIM AIH010006
dengan kenaikan nilai tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat
ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi
suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan
tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu
permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika
suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan,
maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .
IC LM35 adalah pengindera suhu yang memberikan tegangan keluaran
berbanding lurus dengan suhu yang diukurnya dalam derajat celcius. IC LM35
mempunyai resolusi sebesar 10mV/0C, ini berarti bahwa kalau suhu 00C tegangan
keluarannya sebesar 0V. Dan jika suhu 250C, maka tegangan keluarannya
10mVx25 = 0,25V. Jangkauan suhu yang dapat di ukur adalah –55 0C s/d 1500C
dimana konsumsi arusnya adalah < 60 mikro Ampere. Rugi – rugi kalor internya
sangat kecil, sehingga kesalahan yang diadakan oleh kalor intern pun kurang dari
0,080C dengan tegangan catu daya 4 V s/d 30 V.
IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke
besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60
µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-
heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah
yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh
interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan
sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan di
dalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengoreksi pada kasus
yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk
ditanahkan.
Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC
pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA
8. Memiliki ketidak linieran hanya sekitar ± ¼ ºC
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran panas yang
ditangkap menjadi besaran tegangan. Jenis sensor suhu yang digunakan dalam
sistem ini adalah IC LM35, sensor ini memiliki presisi tinggi. Sensor ini sangat
sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Kaki pertama IC LM35 dihubung
kesumber daya, kaki kedua sebagai output dan kaki ketiga dihubung ke ground.
Adapun gambar dan karakteristik dari IC LM35 adalah sebagai berikut:
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Sensor LM35
2. Thermometer standar : air raksa
3. Multimeter
4. Elemen pemanas (Solder)
5. Power supply
6. Stopwatch
B. Prosedur Kerja
1. Mengambil sebuah sensor LM35, menggambar dan mecatat bentuk fisik serta
konfigurasi kaki/pin-nya pada lembar data.
2. Mengambil sebuah unit power supply dan mengatur pada tegangan 5 volt
(mencatat besarnya tegangan keluaran power supply).
3. Mematikan power supply terlebih dahulu dan memasang kabel konektor
sesuai dengan posisi pin LM35 dengan power supply, yaitu :
a. Kaki 1 dengan (+) power supply
b. Kaki 2 dengan probe merah multimeter (output)
c. Kaki 3 dengan (-) power supply dan probe hitam multimeter
4. Meletakkan sensor LM35 dan termometer standar dekat dengan sumber panas
(solder). Mengukur dan mencatat besarnya keluaran LM35 dan suhu yang
terbaca pada thermometer standar sebelum menghubungkan sumber panas ke
PLN.
5. Mengubungkan sumber panas ke PLN dan ukur besarnya keluaran LM35 dan
suhu yang terbaca pada thermometer standar tiap 5 detik selama 3 menit.
Mencatat data pengukuran pada lembar data.
1 2 3 3 2 1
Tampak Atas: Tampak Bawah:
2. Data Pengukuran
Tegangan supply = 4,98 volt
No Waktu Keluaran LM35 (volt) Suhu Standar (C)
1 0 detik 0,46 32
2 5 detik 0,33 32
3 10 detik 0,29 32
4 15 detik 0,33 32
5 20 detik 0,29 32
6 25 detik 0,34 32
7 30 detik 0,31 32
8 35 detik 0,31 32
9 40 detik 0,34 32
10 45 detik 0,33 32
11 50 detik 0,33 32
12 55 detik 0,32 32
13 60 detik 0,32 32
14 65 detik 0,36 32
15 70 detik 0,38 32
16 75 detik 0,39 32
17 80 detik 0,37 32
18 85 detik 0,38 32
19 90 detik 0,40 32
20 95 detik 0,39 32
21 100 detik 0,42 32,5
22 105 detik 0,41 33
23 110 detik 0,40 33
24 115 detik 0,42 33
25 120 detik 0,43 33,5
26 125 detik 0,44 33,5
27 130 detik 0,47 34
28 135 detik 0,45 34
29 140 detik 0,47 34
30 145 detik 0,49 34,5
31 150 detik 0,46 34,5
32 155 detik 0,47 35
33 160 detik 0,49 35
34 165 detik 0,51 35,5
35 170 detik 0,49 35,5
36 175 detik 0,52 36
37 180 detik 0,53 36
B. Pembahasan
Sensor suhu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah besaran
panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan
cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik
sesuai dengan suhunya.
Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum instrumen
mengenai karakteristik dan kalibrasi sensor suhu LM35 :
1. Sensor suhu LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki
fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran
impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan
mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat
mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt,
sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa
LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35
mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang
dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5
ºC pada suhu 25 ºC. Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu
menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35
mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai
pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan
menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka
(interface) rangkaian control yang sangat mudah. Sensor ini sangat sederhana
dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Kaki pertama IC LM35 dihubung
kesumber daya, kaki kedua sebagai output dan kaki ketiga dihubungkan ke
ground.
Pengertian catu daya secara umum adalah suatu sistem filter penyearah
(rectifier-filter) yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC murni.
Banyak rangkaian catu daya yang berlainan yang dapat digunakan untuk
pekerjaan tersebut. Komponen dasar yang digunakan untuk rangkaian yang
lebih sederhana adalah transformator, penyearah (dioda), resistor, kapasitor,
dan induktor. Catu yang diatur secara lebih kompleks dapat menambahkan
transistor atau trioda sebagai pengindra tegangan dan pengontrolan tegangan,
ditambah dengan dioda zener atau tabung VR untuk menyediakan tegangan
acuan (reference). Sistem penyearah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu
penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
3. Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM
(Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan
(ohm-meter), maupun arus (ampere-meter). Ada dua kategori multimeter
yaitu multimeter digital atau DMM (digital multi-meter) dan multimeter
analog. Multimeter digital imi merupakan multimeter baru dan lebih akurat
hasil pengukurannya. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC
maupun listrik DC.
Multimeter yang digunakan dalam praktikum ini digunakan untuk mengukur
tegangan dari keluaran sensor LM35. Jenis yang dipakai adalah multimeter
analog.
Gambar 4.5. Kabel koaksial dengan BNC dan probe kait + jepit buaya
Kabel ini adalah aksesori Osiloskop. Pada konektor BNC dan probe kait
terdapat fasilitas adjustment.
Gambar 4.6. (dari kiri) konektor BNC dengan skrup adjusment (lubang),
probe jepit dengan adjusment redaman dan cepit buaya (untuk
dihubungkan ke Ground)
5. Termometer alkohol
Termometer ini menggunakan alkohol. Jika cairan bertambah panas maka
alkohol akan memuai sehingga skalanya bertambah. Agar termometer sensitif
terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar
peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat
setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.
1 2 3 3 2 1
Tampak Bawah: Tampak Atas:
Keterangan :
Pin 1 = sumber tegangan kerja
Pin 2 = tegangan keluaran
Pin 3 = ground
Lalu mengambil sebuah power supply dan mengatur pada tegangan 5 volt.
Kemudian mematikan power supply dan memasangkan kabel konektor sesuai
posisi pin LM35 dengan power supply, yaitu : kaki 1 dengan (+) power supply,
kaki 2 dengan probe merah multimeter (output), dan kaki 3 dengan (-) power
supply dan probe hitam multimeter. Setelah itu meletakkan sensor LM35 dan
termometer dekat dengan sumber panas. Pada praktikum kali ini praktikan
melakukan pengamatan selama 3menit dengan interfal waktu 5detik. Berikut ini
adalah data hasil dari pengamatan.
No Waktu Keluaran LM35 (volt) Suhu Standar (C)
1 0 detik 0,46 32
2 5 detik 0,33 32
3 10 detik 0,29 32
4 15 detik 0,33 32
5 20 detik 0,29 32
6 25 detik 0,34 32
7 30 detik 0,31 32
8 35 detik 0,31 32
9 40 detik 0,34 32
10 45 detik 0,33 32
11 50 detik 0,33 32
12 55 detik 0,32 32
13 60 detik 0,32 32
14 65 detik 0,36 32
15 70 detik 0,38 32
16 75 detik 0,39 32
17 80 detik 0,37 32
18 85 detik 0,38 32
19 90 detik 0,40 32
20 95 detik 0,39 32
21 100 detik 0,42 32,5
22 105 detik 0,41 33
23 110 detik 0,40 33
24 115 detik 0,42 33
25 120 detik 0,43 33,5
26 125 detik 0,44 33,5
27 130 detik 0,47 34
28 135 detik 0,45 34
29 140 detik 0,47 34
30 145 detik 0,49 34,5
31 150 detik 0,46 34,5
32 155 detik 0,47 35
33 160 detik 0,49 35
34 165 detik 0,51 35,5
35 170 detik 0,49 35,5
36 175 detik 0,52 36
37 180 detik 0,53 36
B. Saran
Sebaiknya untuk praktikum kedepannya alat yang akan digunakan untuk
praktikum diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan untuk praktikum. Selain
itu sebaiknya asisten lebih menguasai materi untuk praktikum, agar tidak bingung
dalam memberikan penjelasan kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Saplie, Soedjana, DR., Nishino, DR. 1986. Pengukuran dan Alat-alat Ukur
Listrik. Pradnya Paramita: Jakarta.
Zuhal. 2000. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. PT Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
LAMPIRAN