Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI

KARAKTERISTIK DAN KALIBRASI SENSOR SUHU LM35

Oleh:
Dian Novitasari
NIM AIH010006

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas
menjadi besaran fisik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan cara
menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik sesuai
dengan suhunya.
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi
untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
Sensor suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki
keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor
suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan
linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan
rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
LM35 merupakan IC yang digunakan sebagai sensor suhu. IC tersebut
mengubah kondisi suhu lingkungan disekitarnya menjadi sinyal listrik. Sinyal
listrik keluaran LM35 ini memiliki nilai yang sebanding dengan suhu lingkungan
dalam bentuk derajat celcius (ºC). Karakteristik dari sensor suhu LM35 ini adalah
perubahan nilai tahanannya akan semakin besar apabila suhu lingkungannya
semakin rendah dan nilai tahanannya akan menjadi kecil apabila suhu
lingkungannya semakin tinggi.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60
µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-
heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah
yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
B. Tujuan
1. Mengenal dan mengetahui karakteristik (linieritas) sensor LM35.
2. Mendapatkan persamaan kalibrasi LM35.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran


fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik
tertentu. Suhu adalah salah satu gejala alam yang diukur dalam sebuah sistem
kontrol. Derajat atau tingkat kepanasan sesuatu atau obyek yang diukur.
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas
menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan
cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik
sesuai dengan suhunya.
Logam akan bertambah besar hambatannya terhadap arus listrik jika
panasnya bertambah. Hal ini dapat dijelaskan dari sisi komponen penyusun
logam. Logam dapat dikatakan sebagai muatan positif yang berada di dalam
elektron yang bergerak bebas. Jika suhu bertambah, elektron-elektron tersebut
akan bergetar dan getarannya semakin besar seiring dengan naiknya suhu. Dengan
besarnya getaran tersebut, maka gerakan elektron akan terhambat dan
menyebabkan nilai hambatan dari logam tersebut bertambah.
Bahan semikonduktor mempunyai sifat terbalik dari logam, semakin besar
suhu, nilai hambatan akan semakin turun. Hal ini dikarenakan pada suhu yang
semakin tinggi, elektron dari semikonduktor akan berpindah ke tingkat yang
paling atas dan dapat bergerak dengan bebas. Seiring dengan kenaikan suhu,
semakin banyak elektron dari semikonduktor tersebut yang bergerak bebas,
sehingga nilai hambatan tersebut berkurang.
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi
untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan
dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Dalam keadaan normal, keluaran sensor dapat membaca kompresi suhu 1 C o

dengan kenaikan nilai tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat
ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi
suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan
tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu
permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika
suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan,
maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .
IC LM35 adalah pengindera suhu yang memberikan tegangan keluaran
berbanding lurus dengan suhu yang diukurnya dalam derajat celcius. IC LM35
mempunyai resolusi sebesar 10mV/0C, ini berarti bahwa kalau suhu 00C tegangan
keluarannya sebesar 0V. Dan jika suhu 250C, maka tegangan keluarannya
10mVx25 = 0,25V. Jangkauan suhu yang dapat di ukur adalah –55 0C s/d 1500C
dimana konsumsi arusnya adalah < 60 mikro Ampere. Rugi – rugi kalor internya
sangat kecil, sehingga kesalahan yang diadakan oleh kalor intern pun kurang dari
0,080C dengan tegangan catu daya 4 V s/d 30 V.
IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke
besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60
µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-
heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah
yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh
interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan
sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan di
dalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengoreksi pada kasus
yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk
ditanahkan.
Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC
pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA
8. Memiliki ketidak linieran hanya sekitar ± ¼ ºC
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran panas yang
ditangkap menjadi besaran tegangan. Jenis sensor suhu yang digunakan dalam
sistem ini adalah IC LM35, sensor ini memiliki presisi tinggi. Sensor ini sangat
sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Kaki pertama IC LM35 dihubung
kesumber daya, kaki kedua sebagai output dan kaki ketiga dihubung ke ground.
Adapun gambar dan karakteristik dari IC LM35 adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Sensor suhu LM35


Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak
bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1
berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan
sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan
antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap
derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV Gambar 2.1. Sensor Suhu LM35

Berikut ini adalah jenis-jenis IC Temperatur Sensor LM35 :


Gambarpengukuran
2.2. Jenis-jenis
Sensor dalam teknik dan LM35
pengaturan ini harus memenuhi
persyaratan-persyaratan kualitas yakni :
1. Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus
linier.
2. Tidak tergantung temperatur
Keluaran konverter tidak boleh tergantung pada temperatur di
sekelilingnya, kecuali sensor suhu.
3. Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai
masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup
besar.
4. Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk
mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara
mendadak. Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai masukan pada
sistem tempat sensor tersebut berubah.
5. Batas frekuensi terendah dan tertinggi
Batas-batas tersebut adalah nilai frekuensi masukan periodik terendah dan
tertinggi yang masih dapat dikonversi oleh sensor secara benar. Pada
kebanyakan aplikasi disyaratkan bahwa frekuensi terendah adalah 0Hz.
6. Stabilitas waktu
Untuk nilai masukan (input) tertentu sensor harus dapat memberikan
keluaran (output) yang tetap nilainya dalam waktu yang lama.
7. Histerisis
Gejala histerisis yang ada pada magnetisasi besi dapat pula dijumpai pada
sensor. Misalnya, pada suatu temperatur tertentu sebuah sensor dapat
memberikan keluaran yang berlainan.
Setiap sensor membutuhkan uji kalibrasi atau proses verifikasi bahwa
suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Oleh karena itu karakterisasi
sangat diperlukan sehingga dapat mengetahui apakah sensor tersebut layak pakai
atau mempunyai tingkat presisi yang tinggi dalam membaca besaran suhu.
Alat ukur perlu diteliti kalibrasinya sebelum dipergunakan agar hasil
ukurnya dapat dipercaya. Saat kalibrasi harus selalu menempatkan jarum
penunjuk pada titik nol yang sesungguhnya, saat alat ukur akan digunakan. Sering
pada sebuah alat ukur jarum penunjuk tidak berada pada titik nol yang semestinya
sehingga saat digunakan nilai baca selalu lebih besar atau lebih kecil dari yang
seharusnya sehingga menyumbang apa yang disebut ralat sistematis.
Secara umum pengertian kalibarasi di sini adalah membandingkan alat
ukur kita dengan referensi. Referensi (standar) yang digunakan dapat berupa:
1. Standar Primer
Apabila ada standar primer maka sebaiknya acuan ini yang digunakan
untuk mengecek kalibrasi alat. NIST (National Institute of Standard and
Technology) dalam hal ini termasuk yang memiliki wewenang untuk selalu
memelihara dan menyediakan standar-standar yang diperlukan dalam pengukuran,
misalnya temperatur, massa, dan waktu.
2. Standar Sekunder
Biasanya apabila standar primer tidak dapat ditemukan maka dapat
menggunakan standar sekunder berupa alat ukur lain yang diyakini mempunyai
akurasi yang lebih baik. Sebagai contoh, voltmeter Anda pada waktu digunakan
menunjukkan pembacaan 4,5 volt. Alat lain yang diyakini akurasinya (standar
sekunder) menghasilkan nilai 4,4 volt. Dengan ini berarti voltmeter dapat
dikalibrasi 0,1 volt lebih kecil.
3. Standar Lain yang Diketahui
Apabila standar sekunder juga tidak dapat diperoleh, dapat menggunakan
acuan lain, misalnya nilai hasil perhitungan teoretik.

III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Sensor LM35
2. Thermometer standar : air raksa
3. Multimeter
4. Elemen pemanas (Solder)
5. Power supply
6. Stopwatch

B. Prosedur Kerja

1. Mengambil sebuah sensor LM35, menggambar dan mecatat bentuk fisik serta
konfigurasi kaki/pin-nya pada lembar data.
2. Mengambil sebuah unit power supply dan mengatur pada tegangan 5 volt
(mencatat besarnya tegangan keluaran power supply).
3. Mematikan power supply terlebih dahulu dan memasang kabel konektor
sesuai dengan posisi pin LM35 dengan power supply, yaitu :
a. Kaki 1 dengan (+) power supply
b. Kaki 2 dengan probe merah multimeter (output)
c. Kaki 3 dengan (-) power supply dan probe hitam multimeter
4. Meletakkan sensor LM35 dan termometer standar dekat dengan sumber panas
(solder). Mengukur dan mencatat besarnya keluaran LM35 dan suhu yang
terbaca pada thermometer standar sebelum menghubungkan sumber panas ke
PLN.
5. Mengubungkan sumber panas ke PLN dan ukur besarnya keluaran LM35 dan
suhu yang terbaca pada thermometer standar tiap 5 detik selama 3 menit.
Mencatat data pengukuran pada lembar data.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Bentuk Fisik LM35
Tampak Atas: Tampak Belakang:

1 2 3 3 2 1
Tampak Atas: Tampak Bawah:

2. Data Pengukuran
Tegangan supply = 4,98 volt
No Waktu Keluaran LM35 (volt) Suhu Standar (C)
1 0 detik 0,46 32
2 5 detik 0,33 32
3 10 detik 0,29 32
4 15 detik 0,33 32
5 20 detik 0,29 32
6 25 detik 0,34 32
7 30 detik 0,31 32
8 35 detik 0,31 32
9 40 detik 0,34 32
10 45 detik 0,33 32
11 50 detik 0,33 32
12 55 detik 0,32 32
13 60 detik 0,32 32
14 65 detik 0,36 32
15 70 detik 0,38 32
16 75 detik 0,39 32
17 80 detik 0,37 32
18 85 detik 0,38 32
19 90 detik 0,40 32
20 95 detik 0,39 32
21 100 detik 0,42 32,5
22 105 detik 0,41 33
23 110 detik 0,40 33
24 115 detik 0,42 33
25 120 detik 0,43 33,5
26 125 detik 0,44 33,5
27 130 detik 0,47 34
28 135 detik 0,45 34
29 140 detik 0,47 34
30 145 detik 0,49 34,5
31 150 detik 0,46 34,5
32 155 detik 0,47 35
33 160 detik 0,49 35
34 165 detik 0,51 35,5
35 170 detik 0,49 35,5
36 175 detik 0,52 36
37 180 detik 0,53 36

B. Pembahasan
Sensor suhu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah besaran
panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan
cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik
sesuai dengan suhunya.
Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum instrumen
mengenai karakteristik dan kalibrasi sensor suhu LM35 :
1. Sensor suhu LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki
fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran
impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan
mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat
mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt,
sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa
LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35
mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang
dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5
ºC pada suhu 25 ºC. Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu
menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35
mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai
pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan
menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka
(interface) rangkaian control yang sangat mudah. Sensor ini sangat sederhana
dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Kaki pertama IC LM35 dihubung
kesumber daya, kaki kedua sebagai output dan kaki ketiga dihubungkan ke
ground.

Gambar 4.1. IC LM35

Gambar 4.2. Bentuk fisik LM35


Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35 :
a. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara
tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi
langsung dalam celcius.
b. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25
ºC seperti terlihat pada gambar 2.2.
c. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai
+150 ºC.
d. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
e. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
f. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu
kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
g. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban
1 mA.
h. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
2. Power Supply
Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang
mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua
peralatan elektronik membutuhkan catu daya agar dapat berfungsi.

Gambar 4.3. Power Supply

Pengertian catu daya secara umum adalah suatu sistem filter penyearah
(rectifier-filter) yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC murni.
Banyak rangkaian catu daya yang berlainan yang dapat digunakan untuk
pekerjaan tersebut. Komponen dasar yang digunakan untuk rangkaian yang
lebih sederhana adalah transformator, penyearah (dioda), resistor, kapasitor,
dan induktor. Catu yang diatur secara lebih kompleks dapat menambahkan
transistor atau trioda sebagai pengindra tegangan dan pengontrolan tegangan,
ditambah dengan dioda zener atau tabung VR untuk menyediakan tegangan
acuan (reference). Sistem penyearah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu
penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
3. Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM
(Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan
(ohm-meter), maupun arus (ampere-meter). Ada dua kategori multimeter
yaitu multimeter digital atau DMM (digital multi-meter) dan multimeter
analog. Multimeter digital imi merupakan multimeter baru dan lebih akurat
hasil pengukurannya. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC
maupun listrik DC.
Multimeter yang digunakan dalam praktikum ini digunakan untuk mengukur
tegangan dari keluaran sensor LM35. Jenis yang dipakai adalah multimeter
analog.

(a) Digital (b) Analog


Gambar 4.4. Multimeter
4. Jepit buaya

Gambar 4.5. Kabel koaksial dengan BNC dan probe kait + jepit buaya
Kabel ini adalah aksesori Osiloskop. Pada konektor BNC dan probe kait
terdapat fasilitas adjustment.

Gambar 4.6. (dari kiri) konektor BNC dengan skrup adjusment (lubang),
probe jepit dengan adjusment redaman dan cepit buaya (untuk
dihubungkan ke Ground)

5. Termometer alkohol
Termometer ini menggunakan alkohol. Jika cairan bertambah panas maka
alkohol akan memuai sehingga skalanya bertambah. Agar termometer sensitif
terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar
peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat
setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.

Gambar 4.7. Termometer Alkohol

6. Solder (elemen pemanas)


Solder merupakan salah-satu perkakas yang utama bagi teknisi, solder
berguna untuk memanaskan logam dan melelehkan timah solder. Penyolderan
merupakan proses penyambungan dua logam dengan menggunakan logam
campuran yang disebut timah solder, secara umum solder dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu (1) solder dengan pemanas gas (2)
solder Listrik. Tetapi disini hanya akan dibahas solder listrik saja, sedangkan
solderdengan pemanas gas tidak. Solder listrik (selanjutnya disebut solder
saja) terdiri atas 3 komponen utama, yaitu (1) Elemen pemanas, (2) Besi
solder, dan (3) Gagang.

Gambar. 4.8. Solder


7. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam kegiatan. Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai
dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu waktu detik
ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Pada praktikum ini, jenis stopwatch
yang digunakan yaitu stopwatch yang ada pada handphone.

Gambar 4.9. Stopwatch


Setelah semua alat yang digunakan dalam praktikum telah tersedia, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan praktikum. Mengambil sebuah sensor
LM35, menggambar dan mencatat bentuk fisik serta konfigurasi kaki/pin-nya
pada lembar data.
Tampak Atas: Tampak Belakang:

1 2 3 3 2 1
Tampak Bawah: Tampak Atas:

Keterangan :
Pin 1 = sumber tegangan kerja
Pin 2 = tegangan keluaran
Pin 3 = ground
Lalu mengambil sebuah power supply dan mengatur pada tegangan 5 volt.
Kemudian mematikan power supply dan memasangkan kabel konektor sesuai
posisi pin LM35 dengan power supply, yaitu : kaki 1 dengan (+) power supply,
kaki 2 dengan probe merah multimeter (output), dan kaki 3 dengan (-) power
supply dan probe hitam multimeter. Setelah itu meletakkan sensor LM35 dan
termometer dekat dengan sumber panas. Pada praktikum kali ini praktikan
melakukan pengamatan selama 3menit dengan interfal waktu 5detik. Berikut ini
adalah data hasil dari pengamatan.
No Waktu Keluaran LM35 (volt) Suhu Standar (C)
1 0 detik 0,46 32
2 5 detik 0,33 32
3 10 detik 0,29 32
4 15 detik 0,33 32
5 20 detik 0,29 32
6 25 detik 0,34 32
7 30 detik 0,31 32
8 35 detik 0,31 32
9 40 detik 0,34 32
10 45 detik 0,33 32
11 50 detik 0,33 32
12 55 detik 0,32 32
13 60 detik 0,32 32
14 65 detik 0,36 32
15 70 detik 0,38 32
16 75 detik 0,39 32
17 80 detik 0,37 32
18 85 detik 0,38 32
19 90 detik 0,40 32
20 95 detik 0,39 32
21 100 detik 0,42 32,5
22 105 detik 0,41 33
23 110 detik 0,40 33
24 115 detik 0,42 33
25 120 detik 0,43 33,5
26 125 detik 0,44 33,5
27 130 detik 0,47 34
28 135 detik 0,45 34
29 140 detik 0,47 34
30 145 detik 0,49 34,5
31 150 detik 0,46 34,5
32 155 detik 0,47 35
33 160 detik 0,49 35
34 165 detik 0,51 35,5
35 170 detik 0,49 35,5
36 175 detik 0,52 36
37 180 detik 0,53 36

Maka berdasarkan tabel di atas didapatkan persamaan kalibrasi sebagai


berikut :

Gambar 4.9. Grafik hubungan tegangan dengan suhu


Dari persamaan grafik di atas mempunyai gradien sebesar 4,556, ini
membuktikan bahwa setiap kenaikan suhu sebesar 10C nilai tegangan naik sebesar
4,556 mV(4,556 mV/0C). Hasil ini kurang sesuai dengan nilai karakterisasi dari
sensor LM35 yaitu setiap kenaikan suhu sebesar 10C maka nilai tegangan akan
naik sebesar 10 mV (10 mV/0C). Hal ini dikarenakan kerusakan alat yang dipakai
dalam praktikum, selain itu saat praktikum terjadi ketidaktepatan dalam
pembacaan skala pada termometer.
Berikut ini adalah (linieritas) karakteristik dari sensor LM35 melalui plot
grafik hubungan antara keluaran LM35 terhadap suhu termometer :
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC
pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC
LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor
(TO-92). Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu
hingga 100 derajad Celcius. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear
dengan suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad Celcius, maka komponen ini
sangat cocok untuk digunakan sebagai teman eksperimen kita, atau bahkan untuk
aplikasi-aplikasi seperti termometer ruang digital, mesin pasteurisasi, atau
termometer badan digital. LM35 dapat disuplai dengan tegangan mulai 4V-30V
DC dengan arus pengurasan 60 mikroampere.

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
1. Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas
menjadi besaran listrik.
2. Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
3. Karakteristik sensor ini meliputi :
a) Dapat dikalibrasi langsung ke dalam besaran Celcius.
b) Faktor skala linier + 10mV/ °C.
c) Tingkat akurasi 0,5°C saat suhu kamar (25°C).
d) Jangkauan suhu antara -55°C sampai 150°C.
e) Bekerja pada tegangan 4 volt hingga 30 volt.
f) Arus kerja kurang dari 60µA.
g) Impedansi keluaran rendah 0,1 W untuk beban 1 mA.
h) Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
4. Persamaan kalibrasi LM35 yang didapat dari praktikum kali ini adalah
Y=4,556X-110,43 .Jadi gradiennya sebesar 4,556 yang artinya perubahan
suhu setiap 1 0C diikuti perubahan tegangan keluaran LM35 sebesar 4,556
mV. Sementara itu karakteristik LM35 adalah 10 mVolt/ 0C.

B. Saran
Sebaiknya untuk praktikum kedepannya alat yang akan digunakan untuk
praktikum diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan untuk praktikum. Selain
itu sebaiknya asisten lebih menguasai materi untuk praktikum, agar tidak bingung
dalam memberikan penjelasan kepada praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. 2011. Karakteristik Sensor Suhu. http://id.wikipedia.org/wiki/


Karakteristik-Sensor-Suhu . Diakses pada tanggal 09 Mei 2012, pukul
23:00.

Anonim B. 2011. Rangkaian Sensor Suhu LM35. http://id.wikipedia.org/wiki/


Rangkaian-sensor-suhu-LM35. Diakses pada tanggal 10 Mei 2012,
pukul 00:00.

Anonim C. 2011. Sensor LM35. http://id.wikipedia.org/wiki/sensor-lm35 .


Diakses pada tanggal 09 Mei 2012pukul 22.45 .

Dennis Roody, J. Coolen. 1986. Komunikasi Elektronika. Erlangga: Jakarta.

Erwin, Robert M. 1986. Pengantar Telekomunikasi. Elex Media Komputindo:


Jakarta.
Hayt, Wiliam dkk. 1998. Rangkaian Listrik. Erlangga: Jakarta.

Lister. 1988. Mesin dan Pengkajian Listrik. Erlangga: Jakarta.

Saplie, Soedjana, DR., Nishino, DR. 1986. Pengukuran dan Alat-alat Ukur
Listrik. Pradnya Paramita: Jakarta.

Zuhal. 2000. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. PT Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai