Berdasarkan data who, pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta jiwa meninggal karena
penyakit kanker. Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan
jaringan tidak normal pada tubuh manusia karena factor perilaku dan pola makan yang tidak sehat. Di Indonesia, penderita kanker bertambah banyak setiap tahunnya. Hal itu menjadi masalah yang harus diselesaikan bukan hanya oleh pemerintah tetapi juga pihak lain yang berkaitan dengan pengobatan kanker. Pengobatan kanker dapat dilakukan pada instalasi radioterapi rumah sakit. Dalam instalasi radioterapi terdapat fisikawan medis yang bekerja mengkalkulasi dosis di TPS (Treatment Planning system) dengan advance teknologi.. Oleh karena itu, sesuai dengan pendidikan yang sedang Saya tempuh yaitu magister fisika medis. Saya memiliki tujuan untuk berkontribusi menciptakan metode dosimetri baru dalam advance teknologi dengan menjadi fisikawan medis di rumah sakit yang mempunyai tanggung jawab terhadap perhitungan serta verifikasi dosis pasien kanker. Verifikasi dosis pasien perlu dilakukan agar besarnya dosis yang direncanakan sesuai dengan dosis yang diterima pasien. Ketidaksesuaian nilai dosis yang diterima akan berdampak pada organ sehat pasien sehingga dapat memicu timbulnya kanker baru pada tubuh pasien. Hal tersebut harus dihindarkan dengan cara meningkatkan metode dosimetri yang sudah ada serta menciptakan metode dosimetri baru yang lebih optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, Saya dan pembimbing mengusulkan metode baru menggunakan film Gafchromic EBT3 dan Polarizer dalam perhitungan dosis pasien. Pemilihan metode dosimetri polarisasi adalah karena metode ini memfokuskan pada fenomena optical properties serta efek lateral yang diakibatkan oleh film gafchromic sehingga dapat diketahui proses fisis yang terjadi di dalamnya. Dengan mengetahui proses fisis diharapkan perhitungan dosis pada pasien semakin akurat dan presisi. Adapun advance teknologi yang digunakan yaitu teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) karena teknik ini lebih konformal dalam pemberian dosis volume target dibandingkan dengan teknik konvensional. Pembimbing Saya adalah Bapak Suprianto Arjo Pawiro, beliau memiliki pengalaman menjadi pengurus IAEA (Internasitional Atomic Energy Agency) dan telah menghasilkan banyak karya ilmiah yang berkaitan dengan film gafchromic EBT3. Penelitian terbaru beliau adalah tentang aplikasi film Gafromic EBT3 untuk lapangan kecil yang dilakukan pada beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia, khususnya wilayah Jakarta. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di seluruh dunia menjelaskan bahwa film gafchromic merupakan dosimeter yang paling banyak digunakan dalam perhitungan dosis advance teknologi khususnya IMRT karena memiliki karakteristik ekuivalen dengan jaringan tubuh manusia, tidak bergantung dengan energy yang digunakan serta memiliki resolusi yang tinggi sehingga memudahkan dalam menganalisa hasil dosimetri. Keakuratan dosimetri menjadi tanggung jawab utama seorang fisikawan medis karena menyangkut keselamatan kondisi pasien. Output dari penelitian ini adalah dapat membantu fisikawan medis dalam melakukan verifikasi dosis pasien, selain itu dapat digunakan sebagai referensi dosimetri oleh seluruh instalasi radioterapi rumah sakit yang ada di Indonesia. Dengan adanya metode dosimetri polarisasi menggunakan film gafchromic EBT3 ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan fisika medis terhadap pasien kanker. Peningkatan pelayanan pasien akan berdampak baik terhadap rumah sakit dan pasien itu sendiri karena secara psikologis akan membantu mempercepat proses pemulihan. Cita-cita Saya adalah dapat ikut serta berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kesehatan radioterapi sehingga dapat mempermudah pekerjaan fisikawan medis serta mengurangi jumlah penderita kanker yang ada di Indonesia dengan kemampuan yang Saya miliki