Publik
OLEH :
KELOMPOK 1
I Made Praya Gusadi (1215351159)
Pande Kd. Ary Raditya P. (1215351188)
I Gusti Made Linggar Tanaya (1215351189)
Jasa Penjamin
Jasa penjamin (assurance services) adalah jasa professional independen untuk
memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Orang-orang yang bertanggung
jawab untuk melakukan pengambilan keputusan membutuhkan jasa penjamin guna membantu
memperbaiki keandalan dan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Jasa penjamin memiliki nilai karena pemberi jaminan bersifat independen dan tidak
bias dengan informasi yang diperiksanya.
Jasa Atestasi
Jasa atestasi adalah jenis jasa penjaminan yang dilakukan kantor akuntan publik dengan
menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan
tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu: audit atas laporan
keuangan historis, review atas laporan keuangan historis, dan jasa atestasi lainnya.
Audit Atas Laporan Keuangan Historis
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakuan
auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi
pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsi-
prinsipauntansi yang berlaku umum. Audit merupakan bentuk pemberian jasa
penjaminan yang paling banyak dilakukan oleh kantor-kantor akuntan publik
dibandingkan dengan jasa penjamin lainnya.
Review atas Laporan Keuagan Historis
Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi yang diberikan
kantor-kantor akuntan publik.
Jasa Atestasi Lainnya
Kantor-kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai macam jasa atestasi.
Kebanyakan dari jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari audit atas laporan
keuangan, karena pemakai laporan keuanagan membutuhkan jaminan independen tentang
informasi lainnya (selain informasi dalam laporan keuangan).
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi.
Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang
umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat dalam laporan hasil audit tidak
lagi merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses
pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih auditor tidak banyak,
dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor tinggal
memilih jenis laporan yang dirncang untuk menyatakn pendapat tersebut.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama
dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di
pasar modal untuk memliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan yang
terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas
laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke
bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu
perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan
publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik. Pada tahun yang sama
lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkatkan peran akuntansi dan
pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal
(perusahaan publik).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam dunia
usaha, dengan tetap mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi
akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan
standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk IAI
secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang
terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian
nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali
yang diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai
pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerinkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja
mengenai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetap juga mengenai
perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan oleh seorang auditor.
Definisi Pengauditan
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara aseri tersebut dengan criteria yang
telah ditetapkan dam mengkomunikasikan hasilna kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Namun dalam sebagian besar audit dan lebih – lebih dalam audit laporan keuangan,
terdapat hubungan yang erat dan banyak melibatkan data akuntansi. Sebagaiman diketahui
akuntansi diidefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pihak – pihak yang berkepentingan. Pelaporan laporan keuangan
yang merupakan tahap pengkomunikasian dalam akuntansi adalah penyampaian informasi
akuntansi dalam bentuk laporan keuangan, meskipun konsep pelaporan keuangan tidak terbatas
hanya pada laporan keuangan.
Subyek suatu audit biasanya berupa data akuntansi yang ada dalam buku – buku, catatan,
dan laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Kebanyakan bukti yang dikumpulkan dan
dievaluasi auditor terdiri dari data yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Asersi – asersi tentang
tindakan – tindakan dan kejadian – kejadian ekonomi yang menjadi perhatian utama auditor
seringkali merupakan asersi tentang transaksi – transaksi akuntansi dan kejadian akuntansi
lainnya, serta saldo – saldo rekening yang merupakan hasil dari transaksi dan kejadian tersebut.
Selain itu, kriteria yang ditetapkan untuk asersi akuntansi pada umumnya adalah
kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu seorang akuntan pada
suatu perusahaan tidak harus mengerti tentang pengauditan, tetapi seorang auditor harus
memahami tentang akuntansi. Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting
lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan
meningkatkan nilai informasi yang digasilkan proses akuntansi dengan cara dilakukan penilaian
secara kritis atas tersebut kepada pihak – pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan berisi banyak asersi spesifik tentang unsur – unsur individual. Sebagai
contohm dalam kaitannya dengan persediaan, manajemen menyatakan bahwa persediaan benar –
benar ada, merupakan dari entitas yang membuat laporan, dinilai dengan tepat sesuai metoda
harga terendah di antara harga perolehan dan harga pasar. Dalam pengauditan laporan, auditor
harus yakin bahwa asersi – asersi individual bisa diverifikasi (atau bisa diperiksa) dan
dimungkinkan untuk mencapi suatu kesimpulan tentang kewajaran laporan sebagai keseluruhan
dengan memeriksa rekening- rekening yang membentuk laporan. Digunakan dan pentingnya
laporan keuangan auditan merupakan bukti bahwa asumsi bisa diverifikasi merupakan dasar
yang tepat.
Jenis-Jenis Audit
Audit pada umumnya dikelompokkkan menjadi tiga golongan, yaitu : audit laporan
keuangan, audit kesesuaian, dan audit operasional. Pengertian ketiga jenis audit tersebut dibahas
dibaah ini :
2. Audit Kesesuaian
Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Hasil audit kesesuaian bisanya dilaporka kepada seseorang atau pihak tertentu yang lebih
tinggi yang ada dalam organissi yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak
diluar perusahaan.
3. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan
metoda yang diterapakan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi
dan aktifitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa rekomendasi
kepada manajemen untuk perbaikan operasi.
Jenis-Jenis Auditor
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : auditor pemeritah, auditor intern, dan
auditor independen atau akuntan publik. Berikut akan dijelaskan masing-masing jenis auditor
tersebut.
Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara
pada instansi-instansi pemerintah.
Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya
berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya
terutama ditunjukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
Auditor Independen atau Akuntan Publik
Tanggung jawab utama auditor indpenden atau lebih umum disebut akuntan publik
adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan
perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu
perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-
perusahaan besar, dan juga pada perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi yang
bertujuan mencari laba.
Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah
sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis. Dewasa ini di seluruh Indonesia
terdapat 448 kantor akuntan publik yang dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar,
sedang, dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan
umumnya bekerja sama dengan kantor-kantor akuntan besar yang berskala internasional.
Sebagian besar terdiri dari kantor-kantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang
terbatas.
Pengalaman kerja
Di Indonesia setiap calon akuntan public harus telah memiliki pengalaman bekerja di
kantor akuntan publik sekurang – kurangnya tiga tahun dan pengalaman di bidang pengauditan
sekurang – kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik. Setelah seseorang mendapat ijin praktik,
ia masih memiliki kewajiban untuk terus memelihara dan meningkatkan kemampuan dan
pengetahuannya melalui pendidikan formal maupun tidak formal yang disebut pendidikan
professional berkelanjuntan. Tujuan ketentuan ini adalah agar akuntan public selalu mengikuti
perkembangan mutahir di bidang akuntansi, pengauditan, dan bidang – bidang terkait lainnya.
Di Amerika Serikat berlaku ketentuan persyaratan pengalaman kerja yang berbeda pada
berbagai Negara bagian. Sejumlah Negara bagian tidak mensyaratkan pengalaman kerja,
sedangkan sejumlah Negara bagian lain mensyaratkan pengalaman kerja di bidang pengauditan
(tidak perlu di kantor akuntan public, misalnya sebagai tenaga pembukuan di perusahaan) selama
satu hingga dua tahun.
Sebagai salah satu kompertemen dari IAI, Kompartemen Akuntan Publik memiliki tujuan
utama membina para anggotanya agar dapat melaksanakan fungsi dan perannya sebagai akuntan
public yang professional dan selalu memutahirkan pengetahuannya terutama di bidang akuntansi
dan pengauditan. Selain itu Kompartemen Akuntan Publik juga membentuk Badan Peradilan
Profesi Akuntan Publik (BPPAP) yaitu suatu badan peradilan yang bertugas mengadili kasus –
kasus pengaduan yang melibatkan para anggotanya.
Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik
antara output dengan biaya (input). Karena output dan biaya diukur dalam unit yang berbeda
maka efisiensi dapat terwujud ketika dengan sumber daya yang ada dapat dicapai output yang
maksimal atau output tertentu dapat dicapai dengan sumberdaya yang sekecil-kecilnya. Audit
ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan: (1) apakah suatu entitas telah memperoleh,
melindungi, dan menggunakan sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan
kantor) secara ekonomis dan efisiensi; (2) penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak
ekonomis atau tidak efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi dalam mengelola sistem
informasi, prosedur administrasi, dan struktur organisasi.
Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkan output yang optimal
dengan sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai
pada periode yang bersangkutan dengan; 1) Standar yang telah ditetapkan sebelumnya, 2)
Kinerja tahun-tahun sebelumnya, 3) Unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi
yang berbeda. Berkaitan dengan standar yang telah ditentukan, harus diakui bahwa aktivitas
sektor publik tidak dapat sepenuhnya dipertanggungjawabkan dengan sistem biaya standar.
Audit Efektifitas
Kelemahan dalam melakukan audit pemerintah di Indonesia adalah pertama kelemahan bersifat
melekat (inherent) karena tidak adanya indikator/kriteria kinerja yang memadai sebagai dasar
untuk mengukur kinerja pemerintah, dan belum adanya standar akuntansi keuangan pemerintah
yang baku. Kedua, terkait dengan masalah struktur lembaga audit pemerintah pusat dan daerah-
daerah di Indonesia karena banyaknya lembaga pemeriksa fungsional yang overlapping satu
dengan lainnya sehingga menyebabkan pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan efektif. Oleh
sebab itu, perlu reposisi lembaga pemeriksa dengan adanya auditor internal dan eksternal untuk
membedakan peran masing-masing. Reposisi akan efektif jika masing-masing menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik.