1. Faktor Intern
Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia saat itu; pendidikan di
surau/langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan
pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran
umum lainnya juga mulai disentuh.
Bahasa Melayu sudah lama menjadi bahasa pergaulan umum (Lingua Franca).
Dalam perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan
nasional Indonesia. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu
menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan
nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India = Hindia dan kata nesos = kepulauan,
sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch
dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh
kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck
Hurgronje dll.
2. Faktor Ekstern
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum bahwa keperkasaan Eropa
menjadi simbol
Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Pada tahun 1904-1905 terjadi
peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata Jepang (bangsa Asia yang
Cebol) keluar sebagai pemenang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap
para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal
Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya
pembaruan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan
Turki Muda mem- berikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia
sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
1. Melawan Portugis
Portugis pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia tahun 1511 yang di pimpin
oleh Alfonso d’ Alburqueque di Malaka.
Pada tahun 1511 dibawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I rakyat Malaka
melakukan perlawanan terhadap Portugis namun Malaka dapat di taklukan.
Akhirnya Malaka jatuh ke portugis pada akhir 1511.
Pelawanan terus berkobar hingga mencapai puncaknya pada masa Sultan Iskandar
Muda.
Raden Patah seorang Sultan di Demak mengutus putranya yaitu Dipati Unus
untuk membantu Malaka melawan Portugis pada tahun 1512-1523. Dibantu oleh
armada Aceh, Palembang, dan Bintan. berusaha merebut kembali Malaka namun
tidak berhasil.Pertolongan ini dilandasi rasa solidaritas antar umat Islam. Setelah
menaklukan malaka. Portugis menuju daerah Banten dan melakukan monopoli
dan bekerja sama dengan kerajaan Padjajaran.
Khawatir karena ekspansi Portugis ke Padjajaran, Demak lebih dahulu mengawali
pernyerangan, karena takut Portugis akan menguasai Pulau Jawa. Tahun 1527
tanpa mengetahui terjadi perubahan kekuasaan di Sunda Kelapa Portugis datang
untuk membangun sebuuah benteng, namun oleh demak yang dipimpin oleh
Fatahillah Portugis berhasil diusir dari Sunda Kelapa.
Fatahillah seorang ulama dari Demak yang menyebarkan agama Islam di Jawa
Barat memimpin rakyat melakukan perlawanan terhadap Portugis. Tahun 1527
Fatahillah menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil
mengalahkannya. Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh Fatahillah.
Beliau berhasil memimpin rakyat sehingga tahun 1575 Portugis berhasil diusir
dari tanah Maluku.
1. Melawan Inggris
Tahun 1600 Inggris telah membentuk sebuah kongsi dagang di India berpusat di
Calcuta yang bernama EIC (East India Company) Dari India, Inggris memperluas
wilayahnya ke Asia Tenggara termasuk Indonesia yang saat itu dikuasai oleh
Belanda. Lord Minto Gubernur Jendral Inggris memerintahkan pengambilan
wilayah Indonesia dari Belanda. Tahun 1811 Indonesia dapat direbut dan
diangkatlah Raffles sebagai gubernur jendral di Indonesia.Inggris secara resmi
menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang 1811 dimana perjanjian Tuntang
memuat tentang kekuasaan Belanda atas Indonesia diserahkan oleh Janssens
(gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris.
Terjadi pada saat akhir kekuasaan Inggris di Pulau Jawa. Pemerontakan itu dipicu
oleh adanya persekongkolan yang terjadi diantara pasukan Sepoy dan
Pakubuwono IV. Pasukan Sepoy adalah orang India yang masuk dalam tentara
Inggris yang dikirim ke Indonesia untuk membantu Ingris dalam mengambil alih
Indonesia dari tangan Belanda.
Raffles mengirim tiga orang utusan dipimpin oleh Richard Philips ke Palembang
untuk mengambil alih kantor sekaligus benteng Belanda di Palembang dan
meminta hak kuasa sultan atas tambang timah di Pulau Bangka.
1. Melawan Belanda
Belanda datang pertama kali di Indonesia pada tahun 1595 dipimpin oleh Cornelis
de Houtman yang mendarat di Banten. Tujuan awal kedatangan Belanda adalah
membeli rempah-rempah secara langsung pada masyarakat Indonesia namun
akhirnya Belanda melakukan monopoli. Beberapa tahun memonopoli
perdagangan di Banten, Belanda diiusir oleh rakyat karena sikap semena-mena
dan sombong. Selain praktek monopoli yang dilakukan karena sifat itulah
akhirnya banyak timbul perlawanan rakyat terhadap Belanda.
Raja dari Mataram yang bercita-cita menguasai seluruh Pulau Jawa tetapi
terhalang oleh Belanda.
Oleh karena itu Sultan Agung melakukan penyerangan ke Batavia sebanyak tiga
kali namun gagal. Diantara penyebabnya adalah :
Dipimimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa yang anti VOC kemudian mengangkat
putranya yang bernama Sultan Haji.
Setelah diangkat Sultan Haji lalu menjalin hubungan dengan Belanda. Oleh
karena itu ia diturunkan kembali dari tahtanya.
Perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Nuku (1780-1084). Saat Tidore
dikuasai oleh Sultan Paku Alam, rakyat yang setia pada Sultan Nuku menyingkir
ke Kep. Kolano Flat. Sultan Nuku memilih daerah Waru sebagai markas untuk
menyerang Belanda. Sultan Nuku baru berhasil mengusir Belanda pada tahun
1801. Akhirnya Portugis pergi ke daerah Timor-Timur.
Makasar adalah daerah perdaganagan yang ramai yang didukung oleh factor-
faktor :
Kerajaan Gowa menjadi salah satu yang ekonominya maju karena letaknya yang
strategis.
Sistem perdagangan yang terbuka dianggap merugikan VOC, karena VOC ingin
mejadi satu-satunya penyalur dan pembeli di Maluku. Belanda mulai melakukan
pemaksaan, dan pembajakan kapal. Perang pecah pada tahun 1654-1655.
Belanda menggunakan siasat “adu domba” antara Sultan Hasannudin denga Aru
Palaka. Belanda dipimpin oleh Speelman menyerang Kerajaan Gowa dan
memakan banyak korban berakhir dengan kekalahan di pihak Makasar.
Perlawanan ini dipimpin oleh Pattimura dari Saparua. Sebab perlawanan adalah
karena penindasan, pemaksaan, dan sifat semana-mena Belanda. Mula-mula
Pattimura membakar perahu-perahu Belanda yang ada di pelabuhan selanjutnya
mengepung dan menduduki benteng Duurstede
Disebut juga perang Jawa, terjadi di Jawa Tengah dipimpin oleh Pangeran
Dipponegoro. Penyebabnya adalah penderitaan rakyat akibat ulah Belanda,
keikutcampuran belanda dalam Istana, Belanda tidak menghormati tradisi,dan
pembangunan jalan melalui makam leluhur tanpa izin . Pangerana
Diponegoro menggunakan siasat gerilya dalam berperang. Siasat inilah yang
menmbuat Belanda kewalahan. Wilayah gerilyanya adalah daerah
Kalisoko,Selarong,Dekso,Plered,Gawok,Pengasih, Kedu (DIY dan sekitarnya)
Perlawanan Diponegoro sangat menyulitkan Belanda. Dalam usahanya melawan
Diponegoro, Belanda banyak sekali mengeluarkan dana dan kewalahan. Akhirnya
Politik Benteng stelsel diberlakukan oleh Jendral de Kock untuk mempersempit
gerak Diponegoro dan pasukannya. De Kock menawarkan sebuah perundingan
perdamaian di rumah residen Kedu di Magelang.Apabila perundingan gagal
Diponegoro diperbolehkan kembali ke pasukan.
Kesadaran Nasional
Bersifat Kedaerahan
Pemimpin sentris
Menggunakan senjata tradisional.
Dipelopori oleh kaum bangsawan tradisional.
Belum ada persatuan dan kesatuan
Tujuannya kurang jelas.
Kalah dalam hal taktik/kepandaian
Bersifat Nasional
Pemimpin kolektif.
Menggunakan senjata yang sudah modern.
Dipelopori oleh kaum intelektual.
Mengadakan perjanjian dan diplomasi dengan organisasi
Tujuan sudah jelas yaitu Indonesia Merdeka