Isi Makalah
Isi Makalah
PENDAHULUAN
Dengan demikian pada saat ini merupakan masa persiapan dan peralihan bagi
instansi pemerintah untuk melakukan perubahan penggunaan basis akuntansi
dalam pencatatan dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang Keuangan Negara.
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
2. Apa pebedaan SAP basis kas menuju akrual dengan SAP berbasis akrual
secara penuh?
2. Mengetahui perbedaan antara SAP berbasis kas menuju akual dengan SAP
berbasis akrual secara penuh
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan atas diterapkannya SAP berbasis
akrual
BAB II
PEMBAHASAN
• Bentuk dan isi LPJ pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
2. Neraca;
Masyarakat
Pihak yang memberi atau beperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman
Pemerintah
a. Akuntabilitas
b. Manajemen
c. Transparans
d. Keseimbangan Antargenerasi
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas
dana berbasis akrual. Basis kas menuju akrual ini melakukan pencatatan dengan
cara menggunakan basis kas pada periode pelaksanaan anggaran (yaitu
pendapatan diakui pada saat kas diterima ke Kas Negara dan belanja diakui
pada saat kas dikeluarkan dari Kas Negara). Dan pada akhir periode diperlukan
penyesuaian-penyesuaian untuk mencatat belanja harta tetap yang dilakukan
pada periode pelaksanaan (dengan menggunakan metode kolorari), serta
mencatat hak ataupun keawajiban Negara.
Basis kas untuk pendapatan dan belanja yang dilakukan pada periode anggaran,
akan menghasilkan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan
Laporan Arus Kas (LAK), sedangkan pencatatan pada akhir periode (dengan
jurnal kolorari) akan diperoleh Neraca. Aset, kewajiban, dan ekuitas merupakan
unsur neraca sedangkan pendapatan, belanja, dan pembiayaan merupakan unsur
Laporan Realisasi Anggaran. Dengan kata lain, Neraca disajikan dengan basis
akrual dan Laporan Realisasi Anggaran disajikan dengan basis kas.
Rp100.000.000
Cr. Kas
Rp100.000.000
Jurnal Korolari
Dr. Kendaraan
Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000
Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan SAP karena telah menyajikan
akun Neraca dengan basis akrual dan menyajikan akun Laporan Reliasasi
Anggaran dengan basis kas. Jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang
melibatkan akun riil selain kas bisa tetap disajikan dalam Neraca dan disisi lain
komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti pendapatan, belanja, dan
pembiayaan tetap dapat pula disajikan. Jurnal korolari digunakan agar transaksi
yang mempengaruhi akun Neraca (selain kas) dan Laporan Realisasi Anggaran
dapat dicatat pada waktu yang sama.
Kelebihan Akuntansi Berbasis kas dapat diuraikan sebagai berikut:
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam
Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Penerapan SAP
Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan memperhatikan urutan
persiapan dan ruang lingkup laporan. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas Menuju Akrual tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Secara rinci pengakuan atas item-item yang ada dalam neraca dengan penerapan
basis akrual adalah :
1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi
apabila memenuhi salah satu kriteria:
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable). Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai
pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan
realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka
panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
3. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud
dan memenuhi kriteria
KDP dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini
terpenuhi:
• Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya
sehingga dapat mengurangi pendapatan
• Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat mengurangi
pendapatan
• Tidak ada perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan oleh pihak
lain dapat diterima
PP No 24 Tahun 2005
PP No 71 Tahun 2010
(Basis Akrual)
• Neraca
• (LRA)
• Neraca
• Laporan Arus kas
Tabel 2
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.Unsur yang dicakup oleh neraca
terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Aset. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
d. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang
terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa,tidak
diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh
entitas bersangkutan
b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Negara/Daerah.
Dari uraian di atas, perbedaan yang paling mendasar dari komponen laporan
keuangan antara PP no 4 tahun 2005 dengan PP no 71 tahun 2010 terletak pada
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LSAL) dan Laporan Operasional
(LO).
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih sebenarnya bukan hal yang baru,
sebab laporan ini, dulunya (ketika akuntansi pemerintahan masih menggunakan
basis kas) merupakan bagian dari Laporan Surplus / Defisit, khususnya yang
terkait dengan pembiayaan.
Perubahan basis akuntansi dari kas menuju akrual menjadi akrual penuh
membawa dampak terhadap perubahan tahapan pencatatan dan jenis laporan
keuangan yang dihasilkan. Namun karena akuntansi pemerintahan merupakan
pencatatan atau akuntansi anggaran, maka penerapan basis kas untuk transaksi-
transaksi tertentu tetap harus dilakukan, penyusunan anggaran tetap dilakukan
dengan menggunakan basis kas. Hal ini berarti proses pelaporan penganggaran
akan menghasilkan laporan realisasi anggaran yang tetap mengunakan basis kas,
sedangkan untuk pelaporan keuangan lainnya akan menggunakan basis akrual.
Dari beberapa studi yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa
penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual belum sepenuhnya teruji
manfaatnya. Basis akrual hanya bermanfaat apabila digunakan pada
instansi/perusahaan yang bermotif komersial (mencari keuntungan). Hal ini
disebabkan karena basis akrual sangat kental dengan prinsip
mempertemukan/menandingkan (Matching Principles), yaitu mempertemukan
pendapatan yang diperoleh pada satu periode akuntansi dengan biaya yang
digunakan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Disamping itu, keuangan yang disusun dengan basis akrual akan mempermudah
para pemakai untuk membandingkan secara berimbang antara alternatif dari
pemakaian sumber daya, menilai kinerja, posisi keuangan, dan arus kas dari
entitas pemerintah, melakukan evaluasi atas kemampuan pemerintah untuk
mendanai kegiatannya serta kemampuan untuk pemerintah untuk memenuhi
kewajiban dan komitmennya, melakukan evaluasi atas biaya, efisiensi, dan
pencapaian kinerja pemerintah, memahami keberhasilan pemerintah dalam
mengelola sumber daya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apabila diperbandingkan antara SAP Kas menuju Akrual (PP Nomor 24 Tahun
2005) dengan SAP Akrual (PP Nomor 71 Tahun 2010) terdapat beberapa
perbedaan. Perbedaan yang paling memerlukan perhatian adalah pada
jenis/komponen laporan keuangan, khususnya mengenai Laporan Operasional.
Entitas pemerintah melaporkan secara transparan besarnya sumberdaya
ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang ditanggung untuk
menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus/defisit operasional merupakan
penambah atau pengurang ekuitas/kekayaan bersih entitas pemerintahan
bersangkutan.
efisiensi, efektivitas, dan kehematan merupakan suatu keharusan; Hal ini bisa
dipenuhi dengan diterapkankannya basis akrual dalam pencatatan akuntansinya.
Perubahan basis kas menuju akrual tidaklah mudah, sebab diperlukan kesiapan
perangkat dan sumber daya manusia yang tidak mudah. Namun hal ini pasti bisa
dicapai apabila ada etikat dan komitmen yang kuat dari pemerintah pusat
maupun daerah
3.2 Saran