Anda di halaman 1dari 1

STROKE IGD

Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin, 2009).
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa
tahun (Smeltzer et al, 2002). Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan
aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun
(Artiani, 2009).
Etiologi
1. Trombosis cerebral
a. Atherosklerosis/arterioskerosis, Hypercoagulasi pada polysitemia, Arteritis (radang pada arteri)
2. Emboli -> penyumbatan pembuluh darah otak oleh darah, lemak dan udara.
3. Haemortolog -> Perdarahan intrakranial atau intra serebral
4. Hypoksia Umum:Hipertensi yang parah, Cardiac pulmonary arrest, CO akibat aritmia
5. Hypoksia setempat: Spasme arteri serebral yang disertai perdarahan sub aradinoid
Manis
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak.
3. Tonus otot lemah atau kaku, Menurun atau hilangnya rasa
4. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”, Afasia (kesulitan memahami ucapan)
5. Disartria (bicara pelo atau cadel), Gangguan persepsi, Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.
Komplikasi
1. immobilisasi infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. paralisisnyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3. kerusakan otak  epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus
Penatalaksanaan
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering,
oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien
harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
6. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
7. Pengobatan Pembedahan
8. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri
karotis di leher.
9. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling
dirasakan oleh pasien TIA.
10. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
11. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
Penunjang
1. Rontgen kepala dan medulla spinalis
2. Elektro encephalografi
3. Fungsi lumbal
4. Angiografi
5. Computerized tomografi scaning (CT scan)
6. Magnetik Resonance Imaging (MRI)

Anda mungkin juga menyukai