P
PENDAHULUAN
engetahuan bernavigasi sebenarnya merupakan pengetahuan yang
sejak jaman dulu dilakukan oleh nenek moyang kita, suatu contoh
bagaimana nenek moyang kita melakukan suatu perjalanan dengan
menggunakan perahu layar mengarungi lautan luas namun pada akhirnya
mereka dapat kembali ke kampung halamannya. Suatu hal yang menarik dari
masalah di atas bagaimana nenek moyang kita bernavigasi dilaut ?
Sebagai ilustrasi, penduduk dipedalaman melakukan perburuan untuk
kebutuhan makan sehari-hari, mereka pergi jauh ke tengah hutan belantara
menuruni lembah dan menaiki bukit, kadang-kadang mereka sampai
menginap di tengah hutan atau terpaksa harus melakukan perjalanan malam,
namun tetap mereka dapat kembali ke kampung halamannya, bagaimana
mereka bernavigasi?
Dari kedua ilustrasi di atas, navigasi merupakan pengetahuan yang
pada prakteknya hampir dilakukan oleh semua orang. Jadi sebetulnya apa
yang dimaksud navigasi ? Apabila dilihat dari kejadian di atas navigasi dapat
diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan kedudukan sendiri maupun
orang lain serta menentukan lintasan dari mulai berangkat sampai tujuan
dengan tepat dan benar serta menggunakan sarana yang sesuai dengan
kebutuhan.
Istilah navigasi biasa kita kenal dalam kegiatan pelayaran atau
penerbangan yang berarti mengemudikan atau ilmu mengemudikan serta
menentukan arah lintasan kapal. Sedangkan kata darat sebagai petunjuk
bahwa materi pelajaran ini lebih dititikberatkan pada penggunaan praktis di
darat. Jadi pengertian Navigasi Darat adalah suatu teknik untuk menentukan
kedudukan kita maupun suatu objek, serta arah lintasan kita di peta, sehingga
dapat memberikan gambaran terhadap daerah yang sedang dan akan kita tempuh
secara tepat.
1
Sedangkan orang yang melakukannya disebut navigator, Kunci untuk
memahami navigasi adalah mampu merekam dan membaca gambaran fisik
bumi pada peta serta dapat menggunakan pedoman arah yaitu Kompas.
Dengan kemajuan teknologi saat ini sudah tersedia banyak fasilitas navigasi
yang modern dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi sehingga alangkah
ironisnya apabila masih ada yang tersesat dalam melakukan suatu perjalanan
atau penjelajahan.
UTARA SEBENARNYA
Bentuk bumi kita tidaklah seperti bola melainkan lebih menyerupai
ellipsoida yang dapat dianggap sebagai bentuk ruang yang terjadi memutar
suatu ellips dengan sumbu pendek sebagai sumbu putar.
= Sumbu panjang ellipsoid 6.378.160.000 meter
= Sumbu pendek ellipsoid 6.356.774.516 meter
Bumi kita berputar (rotasi) pada porosnya sehingga kita merasakan
adanya siang dan malam, poros tersebut merupakan sumbu putar bumi. Jadi
kutub bumi merupakan titik khayal sebagai titik tembus dari sumbu putar
bumi di dua tempat yang kita kenal dengan Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Kutub-kutub bumi ini dinamakan Geographic Pole (Kutub Geografi
atau kutub sebenarnya). Dengan demikian yang dimaksud dengan True
North adalah Geodetic North yang mengacu kepada Kutub Utara bumi.
Pada ellipsoid ditetapkan garis-garis khayal yang kita kenal dengan
garis Lintang dan Garis Bujur.
Kutub Utara Geografik
4Lingkaran untuk Kutub Utara Sebenarnya
menyatakan Lintang GEODETIC NORTH
TRUE NORTH
(Latitude) disebut
Lingkaran Paralel.
GARIS KHAYAL
4Lingkaran untuk SUMBU PUTAR BUMI
menyatakan Bujur
(Longitude) disebut Kutub Selatan Geografik
Kutub Selatan Sebenarnya
Lingkaran Meridian. GEODETIC SOUTH
TRUE SOUTH
2
Gbr. 2 Garis bujur (longitude) Garis Lintang (latitude)
Apabila Lintang dan Bujur diproyeksikan pada bidang datar akan tetap
merupakan garis yang melengkung, garis-garis lintang dan bujur yang
digambarkan pada bidang proyeksi disebut Graticule.
UTARA MAGNETIK
Dalam kegiatan Navigasi kita mengenal istilah True North sebagaimana
telah diuraikan diatas, selain True North (Utara Sebenarnya) Juga dikenal
istilah Magnetic North (Utara Magnetik), yaitu Utara yang mengacu kepada
Kutub Magnet Bumi.
4 Kutub Utara Magnet Bumi berada sekitar 1400 Mil atau sekitar 2250 KM
sebelah selatan dari kutub utara sebenarnya, tepatnya di pulau Bathurst di
Utara Kanada.
4 Kutub Magnet kedudukannya MERIDIAN GEOGRAPHIC POLE
tidak berada pada satu titik NORTH
GEOGRAPHIC
- SOUTH
LINE
dengan kutub bumi, dengan
MAGNETIC POLE
demikian dapat dikatakan
bahwa Utara Magnet dengan
Utara Sebenarnya tidak
berimpit.
4 Dengan adanya Kompas
maka kita dapat menentukan
arah garis yang menunjukan
letak Kutub Utara Magnet, hal
ini dijadikan acuan untuk
mengukur besarnya sudut Gbr. 3 Kutub Utara magnetik Bumi
mendatar.
3
IKHTILAP PETA
Jika pada satu bidang datar terdapat dua sistem koordinat (Grid North
dan Map Grid), maka akan ada penyimpangan antara sumbu ordinat peta
(sumbu Y) dengan garis meridian, atau dengan pengertian bahwa kedudukan
Utara Peta tidak berimpit dengan kedudukan Utara Sebenarnya (True North),
penyimpangan tersebut dikenal dengan istilah Ikhtilap Peta atau Konvergensi
Meridian.
4Sudut penyimpangan dapat ke arah Timur (East) atau ke arah Barat
(West) dari Utara Peta tergantung pada kedudukan si navigator.
4Sebagai patokan adalah arah Utara sebenarnya.
SUMBU Y GARIS MERIDIAN
UTARA PETA UTARA SEBENARNYA
UP UP
US
US
IKHTILAP MAGNETIK
4Dari gambar diatas (gbr.5) kita dapat melihat bahwa kutub Utara
magnet dan Kutub Utara sebenarnya tidak berada pada satu titik,
sehingga terjadi penyimpangan dengan besar sudut tertentu.
4Penyimpangan ini disebut Ikhtilap Magnetik (Deklinasi).
4Sudut penyimpangan dapat ke arah Timur (East) atau ke arah Barat
(West) dari Utara Sebenarnya.
4
NORTH POLE
MAGNETIC
NORTH
POLE GREENLAND
ALASKA
CANADA
UNITED STATED
TRUE
MAGNETIC NORTH
NORTH
MAGNETIC
TRUE MEXICO NORTH
NORTH Compass Needle
Longitude 120O W
Santa Barbara
VARIASI MAGNETIK
4Pada setiap saat kedudukan Kutub Utara Magnet berubah-ubah atau
kutub Magnet selalu berada pada titik yang berbeda.
4Hal ini disebabkan masa (volume) bumi dipengaruhi oleh adanya
Rotasi dan Revolusi.
4Perubahan ini disebut Variasi Magnetik.
5
4Variasi Magnetik akan menjadikan besarnya sudut Ikhtilap Magnetik
berubah, sesuai dengan geraknya ada yang bertambah (Increase)
atau berkurang (Decrease) dari sudut Ikhtilap Magnetik pada waktu
peta tersebut dibuat.
GRID NORTH
GRID NORTH
RTH
NO
NORTH POLE
E
TRU
GRID NORTH
TRUE NORTH
X
TRU
E NO GRID NORTH
RTH
MAGNETIC VARIATION
H
MAGNETIC NORTH POLE
RT
NO
IC H
ET RT
N NO
AG IC GRID NORTH
M NET
G
MA
RTH X
TIC NO
MAGNE
6
K O M P A S
“... dan kompas adalah kunci dari jendela itu yang bisa digunakan
untuk membuka jalan menuju tempat tersebut…”
K
ompas adalah alat yang digunakan sebagai pembantu untuk
penunjuk arah Kutub Utara Magnet bumi dan alat pengukur sudut
mendatar. Kompas akan bekerja berdasarkan medan magnet, jika
dua batang magnet saling dipertemukan ujung-ujungnya maka magnet
ujung yang mempunyai kutub senama akan saling menolak demikian pula
sebaliknya. Ketentuan dasar tersebut dijadikan dasar pemanfaatan kompas.
Umumnya Kompas terdiri dari tiga bagian utama
1. Jarum magnet (Needle)
2. Skala lingkaran (Dial Graduation/360 Protactor)
3. Bagian penyangga (Base Plate)
Sistim satuan yang yang dipakai dalam kompas adalah sistem satuan
lingkaran. Ada beberapa macam jenis dari satuan lingkaran yaitu :
/ Sistem Sexagesimal
1 lingkaran = 360O (derajat)
1 derajat = 60' (menit busur)
1 menit = 60” (detik busur)
/ Sistem Sentisimal
1 lingkaran = 400 gon
1 gon = 10 centigon
1 centigon = 10 miligon
/ Sistem Waktu
1 lingkaran = 24h (jam)
1 jam = 60' (menit waktu)
1 menit = 60” (detik waktu)
/ Sistem Altileri
1 lingkaran = 6400 mil
7
Bermacam-macam Kompas yang dapat digunakan untuk
menentukan arah Kutub Utara Magnet. Untuk keperluan praktis dan
disesuaikan dengan kegiatan navigasi darat maka Kompas yang sering
dipergunakan adalah :
Kompas PRISMA
Lidah Penutup
Garis rambut/pisir
pembidik obyek
Skrup pengunci
Kaca pelindung
5
4
6
3
7
2
8
1
9
10
N
13
Garis penunjuk orentasi 32
14
31 15 Lensa Prisma/
16
Pembaca skala kompas
S
30
W
29
Piringan skala kompas
28
27
19
26
25
20
24
21
22
23
Prisma
Cincin pegangan
8
Kompas Plate
PENGGUNAAN KOMPAS
Agar didapat sudut lintasan yang tepat, maka kita perlu
memperhatikan urutan dasar dalam mempergunakan Kompas.
1. Pastikan jarum/piringan skala bacaan magnit kompas bergerak bebas
2. Jauhkan dari atraksi lokal (pengaruh dari benda logam atau benda
mengandung listrik) yang dapat mempengaruhi kerja Kompas.
3. Atur Kompas agar posisinya dalam keadaan mendatar.
4. Bacalah bacaan skala kompas dengan benar.
9
Mencari Titik Sasaran 4 3 2 1
1
4Ingat sudut Kompas yang akan
2
dicari arahnya
3
340
N 20
0 40
32
4
00
60
260W280 3
5
80
4Letakan Kompas dihadapan
E
100
6
0
12
24
0
anda
14
7
0
22 0
160
200
S
8
4Baca besar yang dihadapan anda,
jika belum sama dengan besar
sudut yang anda kehendaki maka
putarlah Badan anda (dengan
poros yang tetap) ke Kiri atau ke
Kanan (sudah pasti bersamaan
dengan Kompasnya, jadi bukan
Kompasnya yang diputar-putar)
sehingga didapat besar sudut
yang dikehendaki.
4Amatilah apa yang terdapat
dihadapan anda, yang satu
garis dengan sudut sasaran.
4Itulah sasaran perjalanan
Anda. Gbr. 9 Mencari titik sasaran
10
PETA
U
ntuk mendefinisikan Peta secara umum, banyak kesukaran yang
dijumpai karena adanya perbedaan antara Peta satu dengan yang
lainnya, tetapi dapat dijabarkan bahwa :
4Peta berisi informasi.
4Informasi tersebut disajikan dalam bentuk grafis.
4Mempunyai perbandingan tertentu (Skala).
4Semua Peta bertujuan memberi informasi kepada sipemakai.
Dalam penyajian suatu Peta, isi Peta mempunyai karakteristik dan
fungsi tertentu, yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
4Peta merupakan gambaran dalam bentuk 2 (dua) dimensi.
4Gambaran yang disajikan adalah dalam bentuk hasil reduksi dari
keadaan yang sebenarnya.
4Informasi/data yang disajikan merupakan suatu bentuk penegasan dari
unsur-unsur yang ada.
Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa Peta adalah sejumlah
informasi/ data dari suatu daerah tertentu (sebagian dari permukaan fisik
bumi) yang disajikan dalam bentuk grafis 2 dimensi (bidang datar) dengan
perbandingan tertentu (skala).
KLASIFIKASI PETA
Tidak ada klasifikasi Peta yang bersifat universal. Secara garis besar,
Peta dapat dibedakan berdasarkan skala, pada bentuk penyajiannya isi atau
informasi utama pada Peta dan kegunaan dari Peta tersebut.
Berdasarkan Skala Peta
4Peta Teknis : dengan skala dibawah 1:10.000.
4Peta Topografi : atau Peta detail dengan skala lebih kecil,
diantaranya 1:10.000 sampai dengan 1:100.000.
11
4Peta Geografi : atau Peta Ikhtisar dengan skala lebih kecil dari
1:100.000.
12
PETA TOPOGRAFI
Peta yang dipergunakan dalam Navigasi Darat adalah Peta Topografi
yang dipandang paling lengkap dalam penyajian informasinya. Perkataan
Topografi berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata yaitu TOPO =
Lapangan, GRAFOS = Penjelasan tertulis, jadi Topografi berarti penjelasan
tertulis tentang lapangan. Peta Topografi sering juga disebut sebagai Peta yang
bersifat umum, karena dalam penyajiannya tidak ada satu unsurpun yang
lebih dipentingkan atau dengan perkataan lain, semua unsur pada Peta
Topografi diperlakukan sama.
Dengan kata lain definisi dari Peta Topografi adalah peta yang
menyajikan data dan informasi keadaan lapangan secara menyeluruh (sifatnya
umum), baik itu unsur alam (sungai, gunung, danau, laut, dll) maupun unsur
buatan (jalan, jembatan, perkampungan, bendungan, dll) dengan garis bayangan
ketinggian (garis kontur ketinggian) dalam perbandingan tertentu (skala).
Dalam lembaran Peta Topografi ada beberapa informasi di tepi Peta
sebagai penunjang dalam pembacaan Peta yang harus diketahui oleh seorang
Navigator.
13
4Angka latin ditambah abjad latin besar tiap 10 x 10 (skala 1:50.000).
4Angka latin ditambah abjad latin kecil tiap 5 x 5 (skala 1 : 25.000).
Contoh penomoran pada Peta edisi Belanda HIND 1090 :
36/XXXIX (19) untuk Peta 20 skala 1 : 100.000
36/XXXIX (19-A) untuk Peta 10 skala 1 : 50.000
36/XXXIX (19-a) untuk Peta 5 skala 1 : 25.000
20`
10`
5`
a b c d
5`
A
10`
B
e f g h
19
20`
j k l m
C D
n o p q
14
30`
Penomoran Peta AMS
15`
(U.S.Army Map Service) 7,5`
7,5`
IV I IV I
dipetakan dengan skala
4412
15`
1:100.000, 4422
III II III II
4Empat angka latin pertama
ditambah angka romawi
30`
mewakili daerah seluas 15 x IV I IV I
10 dipetakan dengan skala
4413 4423
1:50.000
III II III II
15
Gbr. 13 Penomoran Peta Bakosurtanal
16
4. Legenda Peta
Menerangkan simbol-simbol yang tergambar pada Peta baik unsur
alam maupun buatan (gunung, sawah, jalan, kampung, titik trianggulasi,
titik ketinggian, dll) sehingga memudahkan pengguna peta untuk
mempergunakannya, Bentuk serta ukuran dari simbol-simbol ini tidak
dipengaruhi oleh skala (generalisasi), contoh simbol dalam legenda :
17
Kantor Pemerintah
Gubernur, Walikota
Bupati, Camat
Desa, Lurah
Rumah Sakit/Puskesmas
Pasar
Polisi, Sekolah
Pelayanan Pos, Pelayanan Telepon
Menara, Sumur Bahan Bakar
Sumber Gas Alam, Sumber Air Panas
Tambang
Tempat/Bangunan Bersejarah
Tempat yang Menarik
18
Gbr. 14 Legenda Peta
Contoh : Gbr. 15 o
06 52’30’’
o o o o
107 30’00’’ 107 37’30’’ 107 45’00’’ 107 52’30’’
19
6. Skala Peta
Menerangkan perbandingan antara jarak di Peta dengan jarak
sebenarnya dilapangan. Ada beberapa jenis skala Peta yang tercantum yaitu
Skala Numeris, Skala Grafis, dan Skala Pernyataan.
4Skala Numeris, yaitu skala Peta yang disajikan dalam bentuk nomor/angka
seperti 1:50.000, artinya setiap perbandingan 1 cm di peta sebanding
dengan 50.000 cm = 500 m = 0,5 km dilapangan.
4Skala Grafis, yaitu skala Peta yang disajikan dalam bentuk grafis garis. Skala
grafis ini berfungsi untuk mengantisipasi dari pemuaian atau pengerutan
pada bahan kertas Peta yang digunakan, yang disebabkan oleh pengaruh
panas dari alat pencetak atau pengaruh dari suhu udara, sehingga dapat
diketahui pergeseran akibat perubahan tersebut.
7. Sistim Koordinat
Yaitu sistim untuk memudahkan dalam menentukan posisi suatu
titik/tempat dipeta, sistim koordinat Peta ini disajikan dalam bentuk grid (garis
pembantu sistim koordinat). Ada dua sistim koordinat yang disajikan didalam
Peta Topografi wilayah Indonesia yaitu:
4Sistim Koordinat Graticule (geografis), yaitu sistim koordinat yang
menggunakan proyeksi polynder grid yang digunakan adalah grid
dengan satuan lingkaran, lintang (ϕ), dan bujur (λ).
20
Contoh: koordinat Kuningan (06O58’56” LS ; 108O28’34” BT)
06 57’
O
grid
58’
60”
59’
60”
07O 00’
LS
21
grid
Beberapa cara sistim koordinat
lokal yaitu:
8 Cara 6 angka (Puluh ribuan, 30
Pembulatan
1000 m
28
22
Titik Garis Ketinggian (kontur)
Ketinggian Judul Peta Nomor Peta
G. MANGLAYANG 38/XXXVIII - D
79
78
77
76
75
74
83 84 85 86 87 88 89
1 ¾ ½ ¼ 0 1 2 3 4 5
REPRO : DIREKTORAT GEOLOGI 1976
Scale of kilometer DARI : US. ARMY WASHINGTON DC, 1943
1 ¾ ½ ¼ 0 1 2
PROYEKSI : LAMBERT CONICAL ORTHOMORPHIC
Scale of miles
UP
U
US
UM
Keterangan
Pembagian Data Legenda Peta Pembuatan
Lembar Peta Harga Sudut Sistim
(lembar Derajat) Penyimpangan Skala Peta Koordinat
23
ALTIMETER
A
ltimeter adalah alat untuk pengukur ketinggian relatif suatu tempat/titik
terhadap bidang referensi terentu (misal muka air laut). Alat ini dalam
kerjanya sama dengan sistem barometrik yaitu menggunakan sistem
tekanan udara dengan mengkonvesikan sistem mekanisasi milibar ke dalam
penunjuk skala metrik. Jenis dari alat ini bermacam-macam baik dari tingkat
ketelitian dan skala terkecil dari bacaannya. Dalam kegiatan navigasi altimeter
dibutuhkan sebagai alat penunjang dalam penentuan posisi. Ketelitian
altimeter untuk keperluan navigasi darat tidak memerlukan ketelitian yang
tinggi, karena kaitan dengan peta yang digunakan. Interval kontur dari peta
yang kita gunakan berkisar 10 25 meter, jadi untuk keperluan praktis di
lapangan altimeter yang mempunyai skala bacaan terkecil 10 - 20 meter
cukup memadai untuk dipergunakan dalam kegiatan navigasi darat tapi kalau
ada yang lebih presisi tentunya akan lebih baik. Karena peta yang kita
gunakan mengacu pada datum muka air laut rata-rata maka setiap
penggunaan altimeter tersebut harus dikalibrasi (dicek dan disamakan
dengan suatu referensi tertentu misalnya di titik triangulasi, di stasiun kereta
api atau ditempat-tempat lain yang mempunyai nilai ketinggian definitif dari
muka air laut rata-rata) terlebih dahulu sebelum digunakan dalam kegiatan.
Gbr. 21 Altimeter
24
INTERPRETASI PETA
D
engan melihat peta Topografi, seorang Navigator harus mampu
menginterprestasi peta, yaitu mampu merekam dan membayangkan
relief permukaan bumi yang tergambar di peta ke keadaan medan yang
sebenarnya di lapangan. Dalam menginterprestasikan peta ada beberapa hal
yang harus di pahami antara lain Simbol-simbol peta, kontur ketinggian,
karakteristik kontur.
IN PLAN
GARIS RELIEF DAN CONTOUR
10 20 30 40 50 60
Gambaran tinggi rendahnya
permukaan bumi dan garis ketinggian
yaitu:
METERS
1. Garis pembatas bidang yang 60
IN SECTION
merupakan tempat 50
tertentu. 10
2. Garis ketinggian
menggambarkan bentuk tiga
dimensi yang mempunyai
unsur panjang, lebar, dan
LEVEL 4
tinggi. KO N T U R 4
2 KO N T U R 2
rendahnya (relief)
LEVE Le
permukaan bumi. vel 1
1
L1 NTU
R1 Kontur
KO
25
5. Dari gambaran diatas kita dapat menarik kesimpulan jika garis ketinggian
yang lebih tinggi mengelilingi garis ketinggian yang lebih rendah dapat
dipastikan bahwa daerah tersebut terdapat cekungan (mungkin kawah).
6. Garis Ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak akan bercabang.
7. Pada darah yang landai Garis Ketinggian akan berjauhan, pada daerah
yang terjal Garis Ketinggian akan berdekatan (merapat)
8. Garis Ketinggian yang menjorok keluar seperti bentuk huruf U, merupakan
punggung Bukit/Gunung.
9. Garis Ketinggian yang menjorok kedalam seperti Bentuk huruf V,
merupakan lembah.
10.Garis ketinggian pembantu menyatakan ketinggian antara (tengah-
tengah) dua garis ketinggian yang berurutan, digambar dengan garis
putus-putus.
11.Dalam peta berwarna garis ketinggian berwarna coklat, sedangkan untuk
garis ketinggian pembantu berwarna coklat atau kuning tuan.
12.Dalam peta terdapat garis ketinggian yang ditebalkan yang disebut
dengan istilah kontur indeks (per 5, 10, 20, 30 kontur dsb).
13.Perbedaan tinggi (Interval Kontur) antara dua garis ketinggian yang
berurutan adalah setengah dari ribuan bilangan skala (1/2000 x 50.000 =
25 meter) kecuali ada ketentuan lain.
26
ORIENTASI PETA
Adalah suatu upaya untuk menggunakan peta dengan benar dan
untuk mengenali daerah disekitarnya serta menyesuaikan antara Utara Peta
dengan Utara Kompas. Langkah-langkah orientasi peta :
1. Bukalah peta dan letakkan di tempat yang datar
2. Letakan kompas di atas peta, kemudian sejajarkan arah utara yang
ditunjukan jarum kompas dengan arah utara peta
27
PENENTUAN POSISI PADA PETA
Mengetahui kedudukan pada peta maupun di lapangan merupakan
aplikasi dari penggunaan peta dan kompas, sebelum kita menentukan
posisi pada peta ada beberapa hal yang harus dipahami antara kain :
1. Sudut Kompas
Sudut Kompas biasa disebut Azimuth adalah sudut jurusan yang
dimulai dari salah satu ujung harum magnit (utara magnetis) dan diakhiri
pada ujung objektif garis bidik terhadap utara magnetis dan yang besarnya
sama dengan angka bacaan pada skala Kompas. Dengan kata lain sudut
kompas sama dengan angka yang ditunjukkan oleh skala bacaan kompas ke
suatu objek yang kita bidik.
U
UTARA UTARA 20
40 60
80
E
4 3 2 1
N
10
1
0
340
2
120
B
TL
3
320
N
L
340 20
0 40
32
4
1
140
0
1
60
4
30
2
260 W 280
300
80
3
2
E
3
100
2
3
160
4
12
24
4
1
0
N N
0
5
20 20
14
7
340 340
0 0
28
22
0 40 160 0 40
32 200 32
S
6
W
0
0
8
60
60
30
30
S
7
0
260 W 280
260 W 280
80
80
26 200
E
E
8
3
100
100
240 220
4
0
0
12
12
24
24
0
0
5
14 0 14
220 0 22 0
160 160
200 200
S S
6
7
8
S 200 220
0 24
16 0
1 2 3 4 5 6 7 8
340
N 20 260 W 280 300
0
0 40 24
32
1
4
220
32
26
0
0
0
60
30
14
200
340
0W
260 W 280
B T
3
2
80
N
E
100
280
120
2
3
160
20
0
12
24
40
14
140
4
0
1
22 0 60
200
160 12 80
S
100
E
300
100
8 7 6 5 4 3 2 1
E
32
80
0
8
34
7
340
N 20 340
N 20
60 0
6
32
0 40
32
0 40
40
N
5
20
60
60
30
30
4
260 W 280
260 W 280
80
80
E
E
3
8
100
100
2
7
0
0
12
12
24
24
8
0
N
1
14
340 20 14
6
0 0 0 0
22 22
160 0 40 160
200 32 200
S S
7
5
0
60
30
1
4
4
260 W 280
6
80
3
2
3
100
2
3
2
240
12
4
1
0
14
1
0
4
22 0
160
200
S
D
TG
3
B
2
1
1 2 3 4
ARAH 55O
SELATAN SELATAN PERJALANAN
S UTARA
MAGNETIK
Sedangkan back azimuth (BAZ) adalah kebalikannya yaitu arah dari objek
terhadap pembidik. Back Azimuth dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
BAZ = Sudut Kompas (Az) + 180O (Bila Az < 180O)
BAZ = Sudut Kompas (Az) - 180O (Bila Az > 180O)
28
Contoh : AZ = α A B = 45O
BAZ = α A B + 180O UTARA PETA
= 45O + 180O
= 225O = β B - A
UTARA PETA
AWAL PERJALANAN
Y UTARA PETA
2. Sudut Peta
Sudut Peta yaitu sudut B (570, 540)
yang dibentuk dari garis utara
peta dengan garis yang
Sumbu Ordinat Peta
29
Fungsi Douglas sebenarnya sama dengan busur derajat merupakan alat yang
digunakan untuk menentukan sudut peta. Perbedaannya dengan busur
derajat, douglas dilengkapi dengan skala pembagian karvak pada sistem
koordinat, sehingga memudahkan untuk penentuan koordinat maupun
pengoplotan koordinat suatu titilk dipeta, selanjutnya douglas selalu dipakai
dalam penentuan koordinat serta penentuan sudut peta/arah lintasan di peta.
30
Cara menghitung sudut peta dengan menggunakan douglas :
1. tempatkan pusat douglas dititik A, putar douglas sehingga garis 0 busur
berhimpit dengan garis utara peta.
2. Amati garis garis benang douglas yang berhimpit dengan dengan AB, dan
lihat bacaan skala douglas, digaris berapakah garis AB itu berhimpit.
3. Bacaan itulah yang menunjukan besarnya sudut peta terhadap utara peta.
60
O
108 29’ 32” BT 50
60”
40
30
20
29’
60 50 40 30 20 10
O
A
06 59’ 15” LS
60”
07O 00’
LS
31
4Untuk mencari detik letakan douglas di atas peta dan tempatkan sudut
mistar graticule dititik A (lihat gambar 30)
4Lihat garis lintang di atas titik A, berimpi dengan angka berapa, angka yang
ditunjukan oleh douglas tersebut itulah detik dari koordinat lintang titik A
4Lihat garis bujur dikiri titik A, berhimpit dengan angka berapa garis
tersebut, angka yang tunjukan oleh douglas tersebut itulah detik dari
koordinat bujur titik A
4Jadi koordinat titik A adalah : A (06059'15” LS ; 108029'32'' BT)
32
4Jadi koordinat untuk titik A adalah :
A (221500 ; 9229800) : Universal Transverse Mecator
A (2150 ; 2980) : Lokal cara delapan angka
A (215 ; 298) : Lokal cara enam angka
33
5. Perpotongan ke Muka (Intersection)
Intersection adalah suatu cara untuk mencari atau menentukan posisi
objek lain yang akan kita tuju pada peta. Syarat dari intersection ini yaitu harus
ada minimal dua objek/tempat atau lebih yang kita kenal di lapangan serta
tergambar di peta dan dari kedua tempat tersebut dapat melihat
objek/tempat yang akan kita tuju.
Langkah-langkah Intersection :
4 Lakukan orentasi
4 Cari dua tempat yang dapat kita ketahui kedudukannya baik di peta
maupun sebenarnya di lapangan, jika belum diketahui maka lakukan
resection.
Misal titk A (XA, YA) dan titik B (XB, XB)
4 Dari titik A kita hitung sudut
kompas ke arah objek yang
dituju (titik C), dengan
demikian kita akan b a
mendapatkan besar Sudut
Peta AC (SPAC) C(XC,YC)
34
MENGUKUR JARAK
Langkah-langkah mengukur Jarak Datar di lapangan :
4 Ketahui Skala Peta
4 Ketahui Jarak di Peta (JP)
35
D
PERENCANAAN PERJALANAN
alam melaksanakan suatu kegiatan perjalanan sangat penting disusun
rencana perjalanan terlebih dahulu, sehingga persiapan perlengkapan
dan perbekalan dapat dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan dari rencana yang yang telah disusun. Dengan disusunnya suatu
perencanaan perjalanan diharapkan dapat memberikan gambaran dan
informasi petugas SAR bilamana terjadi sesuatu musibah. Sehingga dalam
pemberian bantuan dan pertolongan dapat dilaksanakan dengan cepat.
Lembar formulir isian seperti di bawah ini sangatlah penting meskipun
kelihatan sederhana, dari isian formulir tersebut dapat menjadikan tolak ukur
apakah orang/kelompok yang akan melaksanakan kegiatan perjalanan
tersebut mengetahui/paham Navigasi atau tidak.
TANGGAL 2. 5.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
36
Keterangan cara pengisian formulir Rencana Perjalanan
1. Kegiatan : Nama dan Tujuan kegiatan
Misalnya Pendakian Gunung Gede
2. Hari dan Tanggal : Pelaksanaan kegiatan
3. Lama Perjalanan : Lama waktu yang direncanakan
4. Nama Kelompok : Pramuka, PA atau Sekolah
5. Nama Anggota : Semua anggota yang turut serta
6. Alamat Kelompok : Alamat jelas dan lengkap yang bisa dihubungi
bilamana terjadi musibah
7. No. Telephone : Nomor telephone yang bersangkutan/nomor
lainnya yang bisa dihubungi
8. Urutan : Urutan serta tahapan selama waktu perjalanan
yang direncanakan
9. Tempat : Nama tempat Start Pemberangkatan
10. Koordinat : Koordinat titik Start Pemberangkatan
11. Arah : Arah dari setiap tahapan/titik satu ke titik yang lain
12. Jarak : Jarak dari setaip tahapan
13. Elevasi : Ketinggian tanah dari setiap titik/point
14.Waktu Start : Titik awal perjalanan
15. Waktu Jalan : Perkiraan waktu tempuh bisa dengan patokan 1
jam = 5 km untuk jalan normal, 1 jam = 3 km
untuk jalan naik, 1 jam = 1,5 km untuk jalan
terjal
16.Waktu Istirahat : Perkiraan waktu istirahat dalam setiap tahapan
perjalanan
17.Total waktu : Waktu yang dibutuhkan dari seluruh kegiatan
perjalanan
18.Waktu Tiba : Perkiraan waktu kedatangan/tiba ditujuan terakhir
perjalanan
19.Detail Perjalanan : Diisi semua data yang didapat setelah membaca
rute perjalanan dari Peta, (situasi daerah, tingkat
kesulitan, perjalanan dan kemungkinan lainnya)
37
disarankan diisi oleh orang yang sudah
berpengalaman pada daerah tersebut dalam
masing-masing tahapan/rute seluruh perjalanan
20.Waktu Hubungan : Waktu yang disepakati untuk berhubungan/
komunikasi dengan petugas dalam melaporkan
kondisi dan kemungkinan adanya informasi yang
perlu didapat baik dari kelompok pelaksana
kegiatan maupun dari petugas pengawasan
ANALISA PERJALANAN
Langkah-langkah untuk melakukan analisa perjalanan adalah sebagai
berikut :
4Tentukan titik awal pemberangkatan dan titik akhir tujuan
4Perhatikan/periksa dengan teliti keadaan lingkungan yang akan
ditempuh, misalnya sungai, tebing, lembah, punggungan dlsb
4Dalam suatu perjalanan kita perlu memperhatikan bentuk-bentuk
medan yang sudah dilalui, berapa sungai dilalui, bukit, lembah
dilewati dan selalu buatlah tanda jejak yang dapat digunakan sebagai
patokan jika kita perlu kembali lewat jalan yang sama.
4Semakin kita sering melakukan orientasi medan semakin cermat pula
perjalanan kita
4Usahakan untuk berjalan di punggung, selain mudah dilewati juga
mudah untuk orientasi peta.
4Patut diingat jarak lintasan yang ditempuh di lapangan pasti lebih
panjang dari jarak peta kali skala, hal ini disebabkan relief permukaan
bumi.
4Satu hal yang PENTING :
“RENCANAKAN PERJALANAN ANDA
SEBAIK-BAIKNYA”
38
5
4
6
3
2
7
1
8
Gbr. 35 Analisa Perjalanan dan Pergerakan
39