ROCK CLIMBING
Kegiatan memanjat cukup banyak mandapat perhatian kalangan pencinta
alam, pendaki gunung, masyarakat dan mass-media. Sebagian besar kelompok
mereka akan merasa ketinggalan jaman jika tidak memberikan mata pelajaran
memanjat tebing. Padahal kegiatan merambah tebing terjal ini sebenarnya
sudah lama dilakukan oleh penduduk dibanyak desa di Indonesia.
Dalam pemanjatan para pendaki gunung umumnya menghadapi dinding
atau tebing terjal, dengan sudut kemiringan antara 60 dan 90 derajat atau
bahkan lebih. Pendakian seperti ini jelas lebih sulit karena pendaki dituntut
untuk mampu memanfaatkan tonjolan atau rekahan sebagai tumpuan dalam
pemanjatan. Fungsi tangan menjadi mutlak, baik untuk tumpuan maupun untuk
penyeimbang beban tubuh sewaktu melakukan gerakan-gerakan memanjat.
Ada dua jenis pemanjatan : pemanjatan tanpa pengaman atau merayap
bebas dan pemanjatan menggunakan pengaman. Pada yang pertama, pendaki
mengandalkan kekuatan jemari tangan sepenuhnya dan keterampilan mengatur
keseimbangan tubuh. Motivasi pemanjatan tanpa pengaman adalah ingin
menghadapi tantangan yang lebih besar. Kini di tanah air lebih berkembang
pemanjatan dengan pengaman. Pemanjatan yang melibatkan berbagai macam
pengaman dan tali ini minimal harus dilakukan oleh dua orang. Orang pertama
bertugas sebagai pencari atau pembuka jalan, sekaligus memasang pengaman
pada jarak-jarak tertentu. Orang kedua sebagai “penambat” (belayer) atau
orang yang mengamankan orang pertama melalui tali yang terikat di pinggang
atau sabuk pengamannya masing-masing.
Meskipun sudah memakai pengaman, tidak berarti pemanjatan ini
menjadi mudah. Kedua cara pemanjatan itu tetap bertumpu pada kekuatan dan
keterampilan dalam memanjat kecuali jika alat pengaman juga digunakan
sebagai alat bantu penambah ketinggian. Dalam artificial atau aid climbing, alat
pengaman dimanfaatkan sebagai tumpuan atau pijakan sewaktu pemanjat
berusaha meraih pegangan yang ada di atasnya. Kalau alat pengaman semata-
mata dipakai sebagai pengaman, pemanjatannya disebut free climbing.
LEMDIKANAS
KNOWLEDGE OF ROPES
Tali dan simpul merupakan dua hal yang sering kita jumpai dan kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi dalam kegiatan di alam bebas
(outdoor activity) yang merupakan suatu keutamaan dalam menjaga keamanan
pelaku kegiatan. Hakekat dari penggunaan tali dan simpul sendiri adalah untuk
keamanan, keselamatan, kekuatan serta kemudahan melakukan kegiatan.
Dengan menguasai tali temali serta mengetahui dan mengerti kegunaannya
maka kegiatan kita yang mengutamakan keamanan dapat berlangsung dengan
baik.
Untuk latihan diperlukan perlengkapan memanjat seperti tali, dulu
digunakan tali alami dari serat tumbuhan. Kini dengan ditemukannya serat
sintetis seperti nylon polyamide, kekuatan dan daya redam tali menjadi lebih
besar. Tali yang dianjurkan digunakan dalam pemanjatan harus mampu
menahan beban tarik statis sekitar 2000 kg untuk yang berdiameter 11 mm dan
1750 kg untuk yang berdiameter 9 mm, dan mampu meredam beban jatuh
dinamik dibawah 2000 kg, sesuai dengan ketetapan Union des Assocoations
d’Alpinisme. Alat-alat lain seperti sabuk pengaman (harness), cincin kait
(carabiner), pengaman pasak (piton), pengaman sisip (chock), meskipun ringan
namun sangat kuat, karena terbuat dari bahan ringan seperti aluminium,
chrome molybdenum atau titanium.
PEMELIHARAAN TALI
Hal yang patut diperhatikan dari tali dari bahan nilon adalah rendahnya
titik leleh dari serabut nilon tersebut. Panas yang dapat melelehkan tali terjadi
dari daya gesek pada saat penggunaan (gesekan dari tali dengan static loop).
Tali nilon juga akan mudah dipotong pada saat tegang, batuan tajam dan
permukaan yang kasar dapat membuat kerusakan yang membahayakan.
Kerusakan pada Tali dapat menyebabkan perasaan tidak aman pada saat
digunakan. Penampilan dari Tali haruslah dapat meyakinkan pengguna untuk
merasa bahwa tali yang digunakan adalah alat yang sangat-sangat aman.
Tidak ada seseorangpun yang akan menanggung tanggung jawab dari
penggunaan tali, jangan pernah menggunakan tali basah (washing line) atau
tali penderek kendaraan (dosa terbesar dari penggunaan tali). Jika tali kotor,
cuci tali untuk menghilangkan pecahan kecil yang dapat merusak serabut/serat.
Penggunaan mesin cuci dengan air dingin tanpa detergent merupakan cara
paling baik untuk mencuci tali. Setelah itu tali disimpan dalam keadaan harus
tergulung
Beberapa point penting dalam pemeliharaan tali sintetis :
Bila tidak digunakan, tali harus tetap dalam keadaan tergulung rapih
dan sebaiknya digantung.
Jangan digunakan melebihi kekuatannya.
Jangan pernah menginjak, menduduki atau meletakkan benda yang
berat diatas tumpukan tali.
Simpan tali dalam ruangan yang berventilasi baik.
Biasakan menyimpan tali dalam keadaan kering, bila lembab, jangan
digulung atau disimpan, tunggu sampai tali benar-benar kering.
Jauhkan dari bahan kimia dan sinar matahari langsung.
Untuk tali yang dipergunakan dalam caving dan rock climbing
usahakan memperlakukan tali dengan lembut dan jauhkan dari batu
atau benda tajam lain. Pakailah simpul yang benar karena hal ini juga
mempengaruhi usia tali.
Periksalah tali secara teratur, terutama setelah dipergunakan atau
sewaktu akan dipakai.
Jangan pernah meminjam dan meminjamkan tali jika tidak yakin dengan
keadaan tali tersebut dan jangan memakai tali yang diduga sudah
kurang baik.
Periksa tali setiap saat dengan teliti dan luangkan waktu sebanyak
mungkin. Perhatikan kerusakan tali seperti sobeknya lapisan luar/pembungkus
serat. Jauhkan tali dari benda-benda panas dan simpan pada tempat yang
teduh.
Kapan waktunya untuk mempensiunkan tali ??? adalah saran yang sangat
sulit. Tetapi sebagai panduan adalah seberapa sering tali tersebut digunakan
dan bagaimana perlakuan terhadap tali tersebut. Tak pelak lagi penggunaan tali
oleh para penjelajah akan lebih awet dibanding dengan penggunaan tali oleh
pemanjat tebing.
KNOTS (SIMPUL)
Jenis-jenis Simpul
Dalam tali-temali perlu dikuasai teknik membuat simpul dan
penggunaannya secara tepat, sebab kekuatan tali ditentukan juga oleh kekuatan
simpulnya. Simpul yang baik akan kuat, tetapi mudah diuraikan kembali,
sebaliknya simpul yang buruk akan mudah lepas, tidak kuat dan mungkin sulit
diuraikan.
Penggunaan simpul sangat diperlukan dalam kegiatan-kegiatan di alam
bebas. Untuk dapat menguasai simpul-simpul yang sangat banyak jenisnya,
perlu latihan dan kebiasaan.
Sebagai dasar, inilah beberapa simpul-simpul dasar yang harus dikuasai :
Simpul Delapan Ganda Untuk mengikat tali pada suatu lintasan dan
(double figure eight) dapat menjadikan suatu tambatan.
Gambar-gambar Simpul
Simpul merupakan alat penting dalam kegiatan alam bebas.
Penggunaan simpul yang baik dan tepat akan mengamankan kegiatan kita.
Buat simpul 8 pada tali tunggal kemudian sisakan ujung yang agak panjang,
sisipkan seputar pegangan kemudian ikuti tali terdahulu tapi dengan urutan
terbalik dari simpul 8. Simpul ini merupakan simpul yang baik untuk sosok
pinggang pohon dan thread belay dimana tidak ada kemungkinan untuk
memasukan/menyisipkan simpul dari atas pegangan.
Figure 8 loop adalah simpul yang efektif daripada overhand loop untuk
membentuk pegangan pada pinggang Simpul yang baik untuk pemula karena
jika terdapat kesalahan masih merupakan simpul yang aman digunakan. Simpul
ini sangat mudah dilepas.
Single Bow Line merupakan simpul standar. Jangan mengikat tali terlalu ketat
pada pinggang, ukuran yang baik adalah seukuran lingkar bawah tulang iga,
sisakan sekitar 30 - 50 cm dan ikat dengan simpul overhand pada sosok
pinggang.
Simpul terbaik untuk menyatukan dua ujung tali. Setiap ujung tali yang satu,
dua kali melewati ujung tali yang lain dan kembali melewati sosok yang telah
dibuat sebelumnya. Sisakan setiap ujung 15 - 23 cm.
Sering kali digunakan untuk menyatukan pita untuk membuat sling atau tali
tubuh.
Simpul ini digunakan dalam teknik pemanjatan dengan cara meniti pada tali.
Simpul ini akan ”menegang” apabila mendapat beban dan akan mengendur
apabila tarikan dikurangi.
Simpul pangkal sangat dikenal oleh semua aktivitas alam bebas karena simpul
ini sangat mudah dan banyak kegunaannya dan selalu digunakan untuk sebuah
penambatan pada pemanjatan.
Simpul italian hitch digunakan sebagai fungsi belaying pada sebuah aktivitas
alam bebas terutama pada kegiatan pemanjatan bahkan sebelum ada belay
equipment dan rappling equipment seperti sekarang ini
IKATAN
Tali dapat juga dipergunakan untuk menyatukan benda-benda yaitu
dengan menggunakan ikatan. Macam-macam ikatan adalah tergantung
bagaimana posisi benda yang akan disatukan tersebut. Mengikat dua buah
benda kayu dengan posisi diagonal tentu berbeda dengan cara mengikat tiga
buah patok yang bertumpuk (standard kaki tiga). Ikatan banyak gunanya,
antara lain untuk membuat kerangka shelter/bivouac, menyatukan tumpukan
kayu/barang berat agar mudah dibawa/diangkat, membuat tangga kayu dan
sebagainya.
Biasakanlah membuat ikatan dengan rapih seperti halnya membuat simpul,
karena akan mempengaruhi kekuatan dan daya tahan persatuan benda-benda
tersebut.
SEAT HARNESS
Tipe ini sering digunakan untuk kegiatan olah raga panjat tebing karena
mempunyai kenyamanan untuk posisi pinggang dan paha serta lebih praktis
untuk digunakan oleh siapa saja, ada berbagai macam model serta merk yang
dapat kita jumpai dan dapat kita miliki sesuai selera masing-masing.
Untuk lebih jelas bagaimana perbedaannya dengan seat harness dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Model Pull Body harness yang ini mempunyai lingkar paha dengan beckle dan
lingkar pinggang serta lingkar pada punggung yang bertemu pada satu titik
pada bagian badan, lebih mudah untuk aktifitas turun tebing atau rappelling
serta ascending dengan pemasangan alat di depan tubuh kita dengan ukuran
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
TALI TUBUH
Generasi sebelum Seat
Harness kita kembali ke peralatan
sebelum itu untuk aktifitas alam
bebas dan sampai sekarang masih
banyak digunakan oleh penggemar-
nya karena mempunyai banyak
kelebihan antara lain; dilihat dari
nominal harga jauh lebih murah,
dapat dijumpai dibanyak tempat,
ukuran dapat disesuaikan dengan
keinginan pemakai atau selera dan
mempunyai warna yang bermacam-
macam.
Untuk ukuran panjang webbing yang dapat digunakan untuk tali tubuh
sekurang-kurangnya dengan panjang 4,5 meter dengan bahan nylon yang
berbentuk melingkar, dan untuk tambahan guna membuat pull body dapat
ditambah sesuai ukuran tubuh pengguna untuk standar adalah 2 x tali tubuh
dengan ukuran 4,5 meter.
Other Equipment
Peralatan yang sering digunakan untuk kegiatan alam bebas sangat
banyak sekali baik dari jenis, bentuk serta modelnya. Kita harus dapat memilah
dan memilih peralatan mana yang cocok untuk kegiatan yang akan kita lakukan,
jadi keberangkatan kita pada suatu tempat sudah terencana dan membawa
peralatan sesuai dengan yang direncakan.
ANCHOR (Pengaman)
Pemilihan tambatan yang baik adalah hal pertama yang penting dalam
pemasangan sistem belay. Tidak menjadi pertimbangan dalam isolasi,
walaupun demikian merupakan hal yang menentukan dalam penentuan lokasi
dari pem-belay-an. Tipe terbaik dalam menentukan tambatan adalah tempat
yang dapat menerima tarikan dari berbagai sudut, termasuk tarikan dari arah
atas seperti pohon dan rekahan/galur. Seringkali tambatan harus dibuat dari
paku hal ini cukup baik pada saat tali yang tertambat pada tambatan mendapat
tarikan dari arah bawah. Idealnya tambatan tidak terlalu jauh dari posisi
belayer dan lebih tinggi dari belayer.
Thread belay
Tambatan thread adalah lobang alam atau celah diantara batu dimana
tali dapat dilewatkan untuk mendapatkan tambatan yang dapat menahan
tarikan dari beberapa arah. Pada kenyataannya tambatan tersebut terbuat dari
batuan atau tonjolan kecil pada rekahan dan harus diperiksa dan dicoba apakah
cukup kuat. Tambatan ini merupakan tambatan yang paling aman. Terdapat
beberapa jenis cara untuk menggunakan tambatan tersebut.
BELAYING (Penambat)
Mem-belay adalah untuk menyediakan perlindungan pemanjatan bagi
anggota kelompok pendaki dengan menggunakan tali. Prinsipnya adalah pada
saat yang sama hanya satu orang yang melaksanakan pendakian yang
mana proses pendakian tersebut diamankan dengan tali yang diatur oleh
belayer. Sementara itu belayer sendiri telah mengamankan dirinya dengan
menambatkan tubuhnya dengan sosok tali yang diikatkan pada tebing.
Pemanjatan dilaksanakan
dengan cara membagi lintasan
kedalam beberapa pitch
(tahapan pemanjatan) dimana
setiap tahapan dimulai dan
selesai pada belay. Pada kasus
ini bila anggota pemanjat
terjatuh maka dia akan dapat
diamankan oleh belayer.
Pada situasi di gunung
pemimpin kelompok harus
selalu berada pada posisi
dimana dia harus dapat
menahan kemungkinan terjatuh
dari atas. Meskipun demikian selalu bersiap terhadap kemungkinan yang buruk
dan memiliki pengalaman menghadapi kejatuhan pemimpin. Kemungkinan yang
terbesar adalah mengamankan kelompoknya dengan melakukan pemanjatan
pendek-pendek (short rock pitch) atau menyeberangi punggungan terbuka.
Pada kasus tersebut dia harus dapat menyediakan tali yang aman
walaupun dengan resiko menanggung beban anggota dan menurunkan anggota
tersebut ke dasar tahapan pendakian.
Harus disadari bahwa sistem belay memiliki beberapa komponen yang
saling tergantung. Peralatan yang buruk, simpul yang tidak kuat, kurang
perhatian dari kelompok, tambatan yang buruk, dan tali yang kuat membuat
semua persiapan menjadi tidak berharga.
SCAMBLING
Bentuk dataran pada pegunungan seringkali menimbulkan keuntungan
tersendiri. Berbagai bentuk dari tonjolan batuan sering dapat menjadi alat
menuruni bukit. Sayangnya tidak semua lereng menyengkan seringkali lereng
dapat menyebabkan terkilirnya kaki dan kondisi lebih parah dari itu bagi
kelompok yang terlalu semangat untuk turun.
Terdapat dua bahaya yang perlu diwaspadai : batuan yang mudah lepas
dan tebing yang tersembunyi. Bahaya ini dapat dihidari dengan cara menjaga
kelompok tetap bersama-sama atau memberikan jarak perorangan secara
horizontal. Yang penting adalah menghindari lepasnya reruntuhan batuan.
Kadang-kadang lerengan diakhiri dengan tebing dimana hal Ini sulit untuk
diamati dari atas, terutama bila terdapat lereng lanjutan setelah tebing tersebut.
MANTELSHELL TECHNIQUE
Pertahankan tiga posisi pada batuan/tebing dan
1 posisi mencari pijakan (Tiga kuat satu
mencari).
Jaga tangan tetap rendah dan hindari tangan
yang terlalu membentang.
Jaga tumit tetap rendah dengan engkle yang
lentur amati dimana tempat akan menempat-
kan kaki.
Uji Pegangan yang meragukan.
Gunakan logika dalam menterjemahkan prinsip-
prinsip tersebut.
LAYBACKING
UNDERCUT HANDHOLDS
ABSEILING
Terdapat kecenderungan pada beberapa orang untuk mengangap
remeh abseiling. Tercatat setiap tahun pemanjat berpengalaman, jatuh karena
abseiling, dan sering kali karena kesalahan yang dasar sepele. Sebagai teknik
untuk menuruni tebing sulit seperti di Alpen dan pegunungan di Inggris yang
merupakan hal yang biasa untuk menuruni puncak tebing. Juga dapat
digunakan oleh leader kelompok penjelajah, menuruni tebing untuk membantu
seseorang yang terjatuh dimana tidak ada jalan lain untuk mencapainya.
Pada saat lain abseil digunakan oleh leader untuk menuruni pitch
untukmenyelesaikan masalah gawat-darurat. Harus menjadi penekanan adalah
jika di kelompok penjelajah/pejalan kaki maka abseil hanya dilakukan oleh
leader dari kelompok dan bukan oleh anggota kelompok. Hal ini dikarenakan
tidak adanya tali penyelamat dan beberapa pelaku harus melakukan tanpa tali
cadangan dari atas.
ABSEIL KLASIK
Ini merupakan cara dasar dari
penggunaan tali dan semua pelaku
harus terbiasa melakukannya. Tidak
diragukan lagi cara ini memang
memiliki banyak kekurangan dan bukan
satu-satunya pilihan, tapi cara ini cara
yang sangat sederhana. Cari tambatan
yang baik, bila mungkin setinggi kepala
dan harus memungkinkan tali bergerak
dengan bebas bila ujung tali yang satu
ditarik, hal ini memungkinkan tali
ditarik jika proses abseiling selesai. Uji
kekuatan tambatan sebelum abseiling
dimulai dengan cara memberikan
beban seluruh tubuh pada tali. Salah
satu kekurangan dari cara ini adalah
dapat merusak pakaian kita dan tubuh
jika kurang hati-hati. Gunakan sweater
untuk melapisi anorak, tambahkan
bahan-bahan yang empuk pada bagian
dimana tali akan lewat dan yang
terpenting gunakan sarung tangan.
Memulai abseiling ini agak sedikit sulit terutama pada langkah awal.
lakukan satu-dua langkah sampai didapat posisi luncur yang baik. Gesekan pada
tubuh biasanya membuat lambat pergerakan. Lakukan perlahan-lahan, jangan
mencoba menahan berat tubuh dengan cara menahan tali pada tangan atas,
Untuk mengurangi kecepatan luncur gunakan tangan bawah. Penting juga untuk
mengulur tali yang melintasi tubuh untuk mengurangi gesekan pada tubuh.
Tahan keinginan untuk dengan segera meluncur turun. Perhatikan Batuan yang
gugur karena tali dan kaki.
Bagi yang telah terbiasa dengan tehnik pemanjatan, biasanya
penggunaan tali tubuh/ seat harness dan carabiner screw gate/ Figure of
8 memudahkan proses abseiling, cara ini hampir sama dengan abseiling klasik
hanya saja kaitan tali bukan pada tubuh tapi pada carabiner.
TRAVESING
RIVER CROSSING
PENDAHULUAN
Pengetahuan mengenai sungai, arus, penyeberangan dan lain-lain
merupakan pengetahuan yang sangat penting, yang lebih penting lagi adalah
kemampuan menilai situasi termasuk alternatif lain untuk menyebrang. Hal ini
penting karena pada beberapa kejadian terdapat kecelakaan terutama pada saat
penyebrangan sungai yang menunjukan kurang pengetahuan mengenai arus
dari para Leader.
PERENCANAAN
Di pegunungan sebagai konsekuensi tipisnya lapisan tanah subur dan
tutupan tumbuhan, arus seringkali naik dengan cepat dan seringkali tidak dapat
disebrangi sebaliknya jika hujan berhenti maka jumlah air akan menurun
dengan cepat. Hal ini cukup bernilai untuk digunakan sebagai suatu acuan
dalam menilai sungai.
Sangat bijaksana untuk mengantisipasi kenaikan jumlah air, rencanakan
jalur yang akan ditempuh dengan cara memperhatikan ramalan cuaca, berapa
kali terjadi banjir dalam setahun dan kapan jadwal pelepasan air dari dam-dam.
kedalaman air, warna air, arus dan gerakan putaran arus dan bentuk
dari dasar sungai. Selain hal tersebut, pertimbangan lain adalah kondisi fisik
dari anggota kelompok dan buatlah pertanyaan : “Seberapa aman
penyebrangan bagi kebanyakan anggota” .
Alternatif
Pertimbangan pertama adalah seterpencil apa lokasi penyebrangan.
Periksa peta dengan seksama, baik kebagian hulu maupun hilir. Apakah
ada jembatan dekat dengan lokasi sehingga tidak perlu menyeberangi
sungai secara langsung.
Jika memang harus menyebrang, perhatikan ramalan cuaca apakah
terdapat kemungkinan untuk menunggu sampai air turun ? jika tidak
apakah kelompok harus tidur dengan membuat bivak ?
Jika kelompok dalam keadaan sehat dan waktu cukup lapang maka dapat
dipilih alternatif mengikuti sungai kearah hulu dan menyeberangi sungai
pada tempat yang volume airnya lebih kecil/dangkal. Permasalahannya
adalah seberapa jauh kelompok akan berjalan dan bagaimana daerah
yang akan dilalui, apakah dibagian lain masih ada lokasi penyebarangan
yang lebih baik? Dan apakah stamina menunjang untuk melakukan
kegiatan tersebut. Hal itu adalah beberapa pertanyaan yang harus
dijawab.
Tidak perlu ditekankan lagi bahwa menyebrangi sungai dengan metoda
apapun terdapat resiko yang cukup tinggi. Menyeberang sungai adalah
prosedur darurat, yang hanya dapat dilakukan apabila alternatif lain tidak ada.
PEMERIKSAAN
Jika ternyata sungai terlihat dapat disebrangi dengan aman, pemimpin
kelompok harus memeriksa sungai untuk dapat menemukan titik penyebrangan
paling aman. Kemampuan membaca gerak arus dipermukaan air merupakan
bantuan yang sangat menolong untuk dapat menentukan bentuk dasar sungai.
Aliran air yang biasanya ditandai dengan bentuk “V” halus yang panjang
menunjukan arus bawah, “Ombak berdiri” bisanya menandakan adanya batuan
pada dasar sungai yang mana memantulkan air keatas. Bentuk seperti ini tidak
begitu berbahaya, tetapi menggambarkan dasar sungai yang tidak teratur
sehingga menyulitkan untuk disebrangi. Pada permukaan seperti batuan
membentuk ulakan / pusaran kebawah dimana arus berputar sebaliknya dari
arus utama. Jika halangannya besar dan undakan arus tegak seringkali
membentuk arus bawah terhadap halangan. Arus vertikaL (stopers) dapat
sangat berbahaya jika kita masuk kedalamnya karena akan sulit untuk
melepaskan diri halangan yang terlihat atau tidak terlihat seperti cabang pohon
juga membahayakan
Daerah yang dipilih harus bebas dari hambatan baik itu hambatan yang
terlihat maupun tidak seperti batu besar atau pohon tumbang yang mana
dapat menghambat tali atau menjebak perenang. Hindari tepian yang
tinggi dan yakinkan daerah tujuan mudah dicapai dengan akses yang
mudah.
PERSIAPAN
Pada saat titik penyebrangan telah ditentukan maka saatnya memilih
metoda dengan situasi dan kondisi fisik anggota. Diskusikan dengan kelompok
mengenai prosedur penyebrangan, bagaimana mengikat pada tali, bagaimana
mengatur pakaian, bagaimana cara berdiri dan prosedur jika terjatuh yakinkan
setiap orang mengetahui tanggung jawab mereka. Atur kelompok dalam
kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan ukuran tubuh dan
kekuatannya. Cobalah cara penyebrangan ditepi sungai sehingga kita yakin
semua anggota mengetahui cara mengoperasikan alat. Cara terbaik dalam
berkomunikasi adalah menggunakan komunikasi visual,
With Stick
Penyebrangan dapat dilakukan tanpa tali jika tinggi muka air cukup
rendah dimana konsekuensi yang duhadapi jika jatuh hanya basah.
The Huddle
Tiga orang dengan tinggi yang sama berpelukan dengan 3 tangan
berhubung-hubungan. Orang yang terkuat harus menghadap arus, kelompok ini
berpegangan satu dengan yang lainnya dengan menyebrang. Jika dasar sungai
tidak rata disarankan untuk bergerak satu persatu, kelompok harus bergerak
atas perintah pemimpin behati-hatilah pada saat memasuki atau meninggalkan
sungai karena pada saat itu salah satu anggota harus melepaskan pegangannya
In Line Astern
Tiga orang dalam satu kelompok mengambil posisi seperti pada gambar,
semua anggota menghadap arus dan berpegangan pada pinggang dari anggota
yang didepan. Pemimpin jika mungkin memegang tongkat. Kelompok ini
bergerak kesamping secara bersama-sama yang daitur oleh komando pemimpin
kelompok
In Line Abreast
Cara ini dilakukan oleh tiga orang atau lebih yang bergandengan dan
memegang tongkat panjang.
PENDULUM SYSTEM
Pada sistem pendulum ujung tali dipegang dari posisi hilir untuk
menyediakan bantuan bagi yang menyebrang seperti sistem continous loop
harus orang yang terbesar dan terkuat.
Tensioned Rope
C kemudian terikat pada pertengahan tali ke2 yang dipegang oleh A dan
B. C menggunakan tali tubuh yang dikaitkan pada tali pengaman. Untuk
stabilitas dia dapat berpegangan pada tali pengaman dan dibantu oleh B untuk
menyebrang dengan cara diagonal. Sisa dari anggota melakukan hal yang sama
kecuali anggota terakhir menyebrang seperti B.
Cara ini sangat efektif dan aman hanya sangat tergantung pada tambatan
yang tersedia pada posisi yang tepat dan mempunyai ketinggian yang cukup.
Regu atau kelompok harus membawa karabiner dan sling
Jika terjatuh
Hal paling parah adalah jika anda kehilangan pijakan dan hanyut jangan
panik jika anda terikat pada tali maka anda akan mengayun kesisi, atau anda
akan ditarik kepinggir oleh arus. Jika anda tidak terikat tali lepas ransel anda
tetapi tetap pegang kuat-kuat usahakan mengambang dengan kaki terlebih
dahulu.
Jangan coba untuk melawan arus tapi usahakan untuk mencari batuan
sebagai pijakan yang bebas dari pohon tumbang.
Di Seberang
Menyeberang sungai dengan tetap kering merupakan hal yang diinginkan.
Menyeberang sungai kadang-kadang merupakan pengalaman yang menakutkan.
Jika kelompok sudah selamat sampai diseberang keringkan tubuh anda gunakan
kaos kaki kering dan pakai pakaian cadangan. Minuman hangat dapat menolong
menaikan semangat kembali.
KESIMPULAN
Arus dan sungai merupakan bagian dari pegunungan, belajar untuk
menyeberang sungai yang aman merupakan hal yang penting. sungai kadang
dapat menjadi teman sekaligus musuh. Perhatikan hal ini dalam perencanaan
anda dan hindari kelompok anda pada situasi dimana anda harus melakukan
penyebrangan. menyebrang sungai harus merupakan alternatif terakhir yang
dapat dilakukan. Pengalaman dan pengetahuan atas berbagai teknik dan
keterbatasan teknik tersebut merupakan kunci dari keberhasilan. Lebih baik
berjalan jauh memutar daripada mengambil resiko mempertaruhkan nyawa
untuk melakukan penyebrangan sungai yang sulit.