Anda di halaman 1dari 34

ROCK and ROPE SKILLS

ROCK CLIMBING
Kegiatan memanjat cukup banyak mandapat perhatian kalangan pencinta
alam, pendaki gunung, masyarakat dan mass-media. Sebagian besar kelompok
mereka akan merasa ketinggalan jaman jika tidak memberikan mata pelajaran
memanjat tebing. Padahal kegiatan merambah tebing terjal ini sebenarnya
sudah lama dilakukan oleh penduduk dibanyak desa di Indonesia.
Dalam pemanjatan para pendaki gunung umumnya menghadapi dinding
atau tebing terjal, dengan sudut kemiringan antara 60 dan 90 derajat atau
bahkan lebih. Pendakian seperti ini jelas lebih sulit karena pendaki dituntut
untuk mampu memanfaatkan tonjolan atau rekahan sebagai tumpuan dalam
pemanjatan. Fungsi tangan menjadi mutlak, baik untuk tumpuan maupun untuk
penyeimbang beban tubuh sewaktu melakukan gerakan-gerakan memanjat.
Ada dua jenis pemanjatan : pemanjatan tanpa pengaman atau merayap
bebas dan pemanjatan menggunakan pengaman. Pada yang pertama, pendaki
mengandalkan kekuatan jemari tangan sepenuhnya dan keterampilan mengatur
keseimbangan tubuh. Motivasi pemanjatan tanpa pengaman adalah ingin
menghadapi tantangan yang lebih besar. Kini di tanah air lebih berkembang
pemanjatan dengan pengaman. Pemanjatan yang melibatkan berbagai macam
pengaman dan tali ini minimal harus dilakukan oleh dua orang. Orang pertama
bertugas sebagai pencari atau pembuka jalan, sekaligus memasang pengaman
pada jarak-jarak tertentu. Orang kedua sebagai “penambat” (belayer) atau
orang yang mengamankan orang pertama melalui tali yang terikat di pinggang
atau sabuk pengamannya masing-masing.
Meskipun sudah memakai pengaman, tidak berarti pemanjatan ini
menjadi mudah. Kedua cara pemanjatan itu tetap bertumpu pada kekuatan dan
keterampilan dalam memanjat kecuali jika alat pengaman juga digunakan
sebagai alat bantu penambah ketinggian. Dalam artificial atau aid climbing, alat
pengaman dimanfaatkan sebagai tumpuan atau pijakan sewaktu pemanjat
berusaha meraih pegangan yang ada di atasnya. Kalau alat pengaman semata-
mata dipakai sebagai pengaman, pemanjatannya disebut free climbing.
LEMDIKANAS

KNOWLEDGE OF ROPES
Tali dan simpul merupakan dua hal yang sering kita jumpai dan kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi dalam kegiatan di alam bebas
(outdoor activity) yang merupakan suatu keutamaan dalam menjaga keamanan
pelaku kegiatan. Hakekat dari penggunaan tali dan simpul sendiri adalah untuk
keamanan, keselamatan, kekuatan serta kemudahan melakukan kegiatan.
Dengan menguasai tali temali serta mengetahui dan mengerti kegunaannya
maka kegiatan kita yang mengutamakan keamanan dapat berlangsung dengan
baik.
Untuk latihan diperlukan perlengkapan memanjat seperti tali, dulu
digunakan tali alami dari serat tumbuhan. Kini dengan ditemukannya serat
sintetis seperti nylon polyamide, kekuatan dan daya redam tali menjadi lebih
besar. Tali yang dianjurkan digunakan dalam pemanjatan harus mampu
menahan beban tarik statis sekitar 2000 kg untuk yang berdiameter 11 mm dan
1750 kg untuk yang berdiameter 9 mm, dan mampu meredam beban jatuh
dinamik dibawah 2000 kg, sesuai dengan ketetapan Union des Assocoations
d’Alpinisme. Alat-alat lain seperti sabuk pengaman (harness), cincin kait
(carabiner), pengaman pasak (piton), pengaman sisip (chock), meskipun ringan
namun sangat kuat, karena terbuat dari bahan ringan seperti aluminium,
chrome molybdenum atau titanium.

“KECELAKAAN JUSTRU TERJADI AKIBAT KESALAHAN DALAM MENGAMBIL


KEPUTUSAN, BUKAN KESALAHAN PERLENGKAPAN”
(Royal Robbins, Advance Rockcraft)

Tali Hawser Laid Kernmantel

Gambar 1. Jenis Tali

2 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

PEMELIHARAAN TALI
Hal yang patut diperhatikan dari tali dari bahan nilon adalah rendahnya
titik leleh dari serabut nilon tersebut. Panas yang dapat melelehkan tali terjadi
dari daya gesek pada saat penggunaan (gesekan dari tali dengan static loop).
Tali nilon juga akan mudah dipotong pada saat tegang, batuan tajam dan
permukaan yang kasar dapat membuat kerusakan yang membahayakan.
Kerusakan pada Tali dapat menyebabkan perasaan tidak aman pada saat
digunakan. Penampilan dari Tali haruslah dapat meyakinkan pengguna untuk
merasa bahwa tali yang digunakan adalah alat yang sangat-sangat aman.
Tidak ada seseorangpun yang akan menanggung tanggung jawab dari
penggunaan tali, jangan pernah menggunakan tali basah (washing line) atau
tali penderek kendaraan (dosa terbesar dari penggunaan tali). Jika tali kotor,
cuci tali untuk menghilangkan pecahan kecil yang dapat merusak serabut/serat.
Penggunaan mesin cuci dengan air dingin tanpa detergent merupakan cara
paling baik untuk mencuci tali. Setelah itu tali disimpan dalam keadaan harus
tergulung
Beberapa point penting dalam pemeliharaan tali sintetis :
ƒ Bila tidak digunakan, tali harus tetap dalam keadaan tergulung rapih
dan sebaiknya digantung.
ƒ Jangan digunakan melebihi kekuatannya.
ƒ Jangan pernah menginjak, menduduki atau meletakkan benda yang
berat diatas tumpukan tali.
ƒ Simpan tali dalam ruangan yang berventilasi baik.
ƒ Biasakan menyimpan tali dalam keadaan kering, bila lembab, jangan
digulung atau disimpan, tunggu sampai tali benar-benar kering.
ƒ Jauhkan dari bahan kimia dan sinar matahari langsung.
ƒ Untuk tali yang dipergunakan dalam caving dan rock climbing
usahakan memperlakukan tali dengan lembut dan jauhkan dari batu
atau benda tajam lain. Pakailah simpul yang benar karena hal ini juga
mempengaruhi usia tali.
ƒ Periksalah tali secara teratur, terutama setelah dipergunakan atau
sewaktu akan dipakai.
ƒ Jangan pernah meminjam dan meminjamkan tali jika tidak yakin dengan
keadaan tali tersebut dan jangan memakai tali yang diduga sudah
kurang baik.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 3


LEMDIKANAS

PERHATIKAN TALI ANDA


DAN TALI ANDA AKAN MENYELAMATKAN ANDA !!!!!!

BUTTERFLY COILS MONTAINER’S COILS

Gambar 2. Merawat Tali

Periksa tali setiap saat dengan teliti dan luangkan waktu sebanyak
mungkin. Perhatikan kerusakan tali seperti sobeknya lapisan luar/pembungkus
serat. Jauhkan tali dari benda-benda panas dan simpan pada tempat yang
teduh.
Kapan waktunya untuk mempensiunkan tali ??? adalah saran yang sangat
sulit. Tetapi sebagai panduan adalah seberapa sering tali tersebut digunakan
dan bagaimana perlakuan terhadap tali tersebut. Tak pelak lagi penggunaan tali
oleh para penjelajah akan lebih awet dibanding dengan penggunaan tali oleh
pemanjat tebing.

PANDUAN PALING TEPAT,


“BILA RAGU PADA TALI ANDA, BUANG SAJA”

4 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

KNOTS (SIMPUL)

Jenis-jenis Simpul
Dalam tali-temali perlu dikuasai teknik membuat simpul dan
penggunaannya secara tepat, sebab kekuatan tali ditentukan juga oleh kekuatan
simpulnya. Simpul yang baik akan kuat, tetapi mudah diuraikan kembali,
sebaliknya simpul yang buruk akan mudah lepas, tidak kuat dan mungkin sulit
diuraikan.
Penggunaan simpul sangat diperlukan dalam kegiatan-kegiatan di alam
bebas. Untuk dapat menguasai simpul-simpul yang sangat banyak jenisnya,
perlu latihan dan kebiasaan.
Sebagai dasar, inilah beberapa simpul-simpul dasar yang harus dikuasai :

NAMA SIMPUL KEGUNAAN

Simpul Ujung Tali :


ƒ Simpul Delapan Ganda Menjaga agar pintalan tali tidak mudah lepas.
(double figure eight) Dapat digunakan sebagai pengikat pada
tubuh (seat harness) leader atau orang
yang kita belay/amankan.

ƒ Simpul Tubuh (Bowline Sering kita sebut simpul kambing berguna


on the Bight) sebagai pengikat pada tubuh (seat
harness).

ƒ Simpul Nelayan Sebagai simpul sambung tali yang sama


(fisherman knot) besar.

ƒ Simpul Pita (tape knot) Sebagai simpul sambung pita/webbing,


sebagai simbul tali tubuh dan simpul pada
sling.

ƒ Simpul Tambat Sebagai ikatan/tambatan pertama pada


ANCHOR untuk suatu lintasan High Rope
Element.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 5


LEMDIKANAS

NAMA SIMPUL KEGUNAAN

Simpul Tengah Tali :

ƒ Simpul Delapan Ganda Untuk mengikat tali pada suatu lintasan dan
(double figure eight) dapat menjadikan suatu tambatan.

ƒ Simpul Rem Tambat Mengikatkan tali pada pengaman dan dapat


(Clove hitch) digunakan sebagai fixrope suatu lintasan.

ƒ Simpul Jerat Tambat Mengikatkan tali pada tiang atau untuk


(Italian hitch) mengikat kayu atau barang berat lainnya
yang akan diangkut atau dibawa juga sebagai
penambat.

ƒ Simpul Jerat Geser Dapat digunakan sebagai alat turun/rappling


(Prussik) dan belayer/penambat.
Digunakan untuk meniti tali untuk menambah
ketinggian, menarik atau menahan beban dan
dapat digunakan sebagai pengunci.

Gambar-gambar Simpul
Simpul merupakan alat penting dalam kegiatan alam bebas.
Penggunaan simpul yang baik dan tepat akan mengamankan kegiatan kita.

Gambar 3. FIGURE 8 REWOVEN KNOTS (Simpul Delapan Ganda Ujung Tali)

6 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

Buat simpul 8 pada tali tunggal kemudian sisakan ujung yang agak panjang,
sisipkan seputar pegangan kemudian ikuti tali terdahulu tapi dengan urutan
terbalik dari simpul 8. Simpul ini merupakan simpul yang baik untuk sosok
pinggang pohon dan thread belay dimana tidak ada kemungkinan untuk
memasukan/menyisipkan simpul dari atas pegangan.

Gambar 4. FIGURE 8 LOOP KNOTS (Simpul Delapan Ganda Tengah Tali)

Figure 8 loop adalah simpul yang efektif daripada overhand loop untuk
membentuk pegangan pada pinggang Simpul yang baik untuk pemula karena
jika terdapat kesalahan masih merupakan simpul yang aman digunakan. Simpul
ini sangat mudah dilepas.

Gambar 5. BOWLINE KNOTS (Simpul Kambing)

Single Bow Line merupakan simpul standar. Jangan mengikat tali terlalu ketat
pada pinggang, ukuran yang baik adalah seukuran lingkar bawah tulang iga,
sisakan sekitar 30 - 50 cm dan ikat dengan simpul overhand pada sosok
pinggang.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 7


LEMDIKANAS

Gambar 6. DOUBLE FISHERMAN KNOTS (Simpul Nelayan Ganda)

Simpul terbaik untuk menyatukan dua ujung tali. Setiap ujung tali yang satu,
dua kali melewati ujung tali yang lain dan kembali melewati sosok yang telah
dibuat sebelumnya. Sisakan setiap ujung 15 - 23 cm.

Gambar 7. TAPE KNOTS (Simpul Pita)

Sering kali digunakan untuk menyatukan pita untuk membuat sling atau tali
tubuh.

Gambar 8. PRUSSIK KNOTS (Simpul Jerat Geser)

8 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

Simpul ini digunakan dalam teknik pemanjatan dengan cara meniti pada tali.
Simpul ini akan ”menegang” apabila mendapat beban dan akan mengendur
apabila tarikan dikurangi.

Gambar 9. CLOVE HITCH (Simpul Pangkal/Kacamata)

Simpul pangkal sangat dikenal oleh semua aktivitas alam bebas karena simpul
ini sangat mudah dan banyak kegunaannya dan selalu digunakan untuk sebuah
penambatan pada pemanjatan.

Gambar 10. ITALIAN HITCH (Simpul Tambat)

Simpul italian hitch digunakan sebagai fungsi belaying pada sebuah aktivitas
alam bebas terutama pada kegiatan pemanjatan bahkan sebelum ada belay
equipment dan rappling equipment seperti sekarang ini

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 9


LEMDIKANAS

IKATAN
Tali dapat juga dipergunakan untuk menyatukan benda-benda yaitu
dengan menggunakan ikatan. Macam-macam ikatan adalah tergantung
bagaimana posisi benda yang akan disatukan tersebut. Mengikat dua buah
benda kayu dengan posisi diagonal tentu berbeda dengan cara mengikat tiga
buah patok yang bertumpuk (standard kaki tiga). Ikatan banyak gunanya,
antara lain untuk membuat kerangka shelter/bivouac, menyatukan tumpukan
kayu/barang berat agar mudah dibawa/diangkat, membuat tangga kayu dan
sebagainya.
Biasakanlah membuat ikatan dengan rapih seperti halnya membuat simpul,
karena akan mempengaruhi kekuatan dan daya tahan persatuan benda-benda
tersebut.

HARNESSES and OTHER EQUIPMENT


Harness merupakan alat pribadi yang harus dimiliki oleh semua aktivitas
alam bebas terutama untuk beberapa kegiatan tertentu yang sangat spesifik
membutuhkan pengaman, misalnya untuk kegiatan olah raga panjat tebing,
caving (penelusuran gua), rappling (turun tebing), river crossing dan lain
sebagainya.
Untuk para pemula yang ingin berkecimpung dalam dunia olah raga
tersebut di atas, yang dituntut harus memiliki perlengkapan pribadi antara lain
harness yang jelas dilihat dari sisi nominal harganya relatif mahal, maka akan
dijelaskan beberapa jenis harness yang mudah-mudahan dapat memper-
mudah memilikinya.

SEAT HARNESS
Tipe ini sering digunakan untuk kegiatan olah raga panjat tebing karena
mempunyai kenyamanan untuk posisi pinggang dan paha serta lebih praktis
untuk digunakan oleh siapa saja, ada berbagai macam model serta merk yang
dapat kita jumpai dan dapat kita miliki sesuai selera masing-masing.

10 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut :

Model Seat harness yang menggunakan Beckle


dan dapat digunakan oleh beberapa ukuran paha
yang berbeda dapat diperbesar dan diperkecil
lingkarannya.

Gambar 11. ALPINE CONTROL

Model Seat harness yang ini pada lingkar


pahanya tidak menggunakan Beckle dan
penggunanya lebih jelas dengan ukuran pahanya
masing-masing yang berbeda lingkarannya.

Gambar 12. APOLLO

Full Body Harness


Jenis harness ini sering digunakan untuk
kegiatan penelusuran gua (caving), karena
mempunyai bentuk yang mengamankan tubuh
secara keseluruhan dan lebih aman untuk aktifitas
casing atau rappelling yang vertikal, dan
harness ini relatif jarang digunakan oleh kalangan
petualang atau kalangan penggemar outdoor
activity di Indonesia.

Gambar 13. EVEREST LIGHT

Untuk lebih jelas bagaimana perbedaannya dengan seat harness dapat dilihat
pada gambar berikut ini :

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 11


LEMDIKANAS

Model Pull Body harness yang ini mempunyai lingkar paha dengan beckle dan
lingkar pinggang serta lingkar pada punggung yang bertemu pada satu titik
pada bagian badan, lebih mudah untuk aktifitas turun tebing atau rappelling
serta ascending dengan pemasangan alat di depan tubuh kita dengan ukuran
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

TALI TUBUH
Generasi sebelum Seat
Harness kita kembali ke peralatan
sebelum itu untuk aktifitas alam
bebas dan sampai sekarang masih
banyak digunakan oleh penggemar-
nya karena mempunyai banyak
kelebihan antara lain; dilihat dari
nominal harga jauh lebih murah,
dapat dijumpai dibanyak tempat,
ukuran dapat disesuaikan dengan
keinginan pemakai atau selera dan
mempunyai warna yang bermacam-
macam.

Gambar 14. SEAT HARNESS dengan Tali Tubuh

Adapun kekurangan dari tali tubuh


yaitu untuk kenyamanan memang tidak
bisa dijamin karena tidak menggunakan
bantalan lagi seperti seat harness, untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar di
bawah berikut ini :

Gambar 15. FULL BODY dengan Tali Tubuh

12 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

Untuk ukuran panjang webbing yang dapat digunakan untuk tali tubuh
sekurang-kurangnya dengan panjang 4,5 meter dengan bahan nylon yang
berbentuk melingkar, dan untuk tambahan guna membuat pull body dapat
ditambah sesuai ukuran tubuh pengguna untuk standar adalah 2 x tali tubuh
dengan ukuran 4,5 meter.

Other Equipment
Peralatan yang sering digunakan untuk kegiatan alam bebas sangat
banyak sekali baik dari jenis, bentuk serta modelnya. Kita harus dapat memilah
dan memilih peralatan mana yang cocok untuk kegiatan yang akan kita lakukan,
jadi keberangkatan kita pada suatu tempat sudah terencana dan membawa
peralatan sesuai dengan yang direncakan.

Gambar 17. CARABINER SCREW GATE (Lock)

Perlunya mengetahui peralatan merupakan bekal dari kita untuk


melangkahkan kaki di dunia petualangan, karena perbedaan kecil tapi
mempunyai kegunaan yang berbeda pasti bakal ditemui untuk peralatan yang
digunakan antara panjat tebing (rock Climbing) dengan penelusuran gua
(caving) dan lain sebagainya.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 13


LEMDIKANAS

Gambar 18. CARABINER SNAP GATE (Non Lock)

Gambar 19. ASCENDING EQUIPMNET Gambar 20. DESCENDING EQUIPMENT

Gambar 21. BELAY EQUIPMENT Gambar 23. PULLEY

14 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

Gambar 22. HELMET

ANCHOR (Pengaman)
Pemilihan tambatan yang baik adalah hal pertama yang penting dalam
pemasangan sistem belay. Tidak menjadi pertimbangan dalam isolasi,
walaupun demikian merupakan hal yang menentukan dalam penentuan lokasi
dari pem-belay-an. Tipe terbaik dalam menentukan tambatan adalah tempat
yang dapat menerima tarikan dari berbagai sudut, termasuk tarikan dari arah
atas seperti pohon dan rekahan/galur. Seringkali tambatan harus dibuat dari
paku hal ini cukup baik pada saat tali yang tertambat pada tambatan mendapat
tarikan dari arah bawah. Idealnya tambatan tidak terlalu jauh dari posisi
belayer dan lebih tinggi dari belayer.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 15


LEMDIKANAS

Seringkali hanya satu posisi berdiri yang memungkinkan untuk digunakan,


pilih posisi yang paling baik untuk mengamankan orang yang memanjat dengan
mempertimbangkan hal-hal :
ƒ Posisi belayer harus dapat mengikuti kemajuan dari pemanjat pada
tahapan (pitch) sehingga belayer dapat membantu memberikan saran
dan semangat.
ƒ Bila memanjat dengan pemula, maka penting untuk dapat secara
langsung lokasi mulai pitch untuk pengawasan ikatan pamanjat pemula
dll.
ƒ Tali harus diusahakan bebas dari runtuhan lepas
ƒ Tali tidak boleh melewati batuan tajam.
ƒ Belayer harus mempunyai tempat yang cukup lapang sehingga posisi
ideal dari belayer dapat diterapkan, baik itu berdiri maupun duduk
dengan posisi pijakan yang baik bagi kaki.
ƒ Posisi dari belayer, jika memungkinkan berdiri segaris antara tambatan
dan pemanjat. Sehingga apabila pemanjat tergelincir/jatuh maka tali
antara belayer dan pemanjat akan menegang sehingga bila belayer
berada diluar posisi/tidak segaris dengan pemanjat dan tambatan,
belayer akan terseret.

Penempatan Belayer kepada


Tambatan
Tali yang mengikat
pinggang dilewatkan kepada
tambatan dan belayer takes up
his stance. Ujung tali yang telah
dikaitkan kepada tambatan
dikaitkan kepada susuk pinggang
dan diikatkan dengan sosok bentuk
8. Yang perlu diperhatikan adalah
pada saat belayer telah siap untuk
mem-belay maka tali antara
belayer dan tambatan tidak boleh
kendur.

16 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

Pijakan Belay Tied off at the anchor


Cara alternatif dari cara tersebut di atas adalah mengikatkan simpul
bentuk 8 atau simpul overhand pada tali yang diambil dari pinggang dan
menempatkannya pada tambatan. Hal yang sulit adalah mengatur panjang dari
belay, keuntungannya belayer dapat melepaskan dirinya dari tali jika diperlukan
sementara membiarkan orang kedua diamankan.

Thread belay
Tambatan thread adalah lobang alam atau celah diantara batu dimana
tali dapat dilewatkan untuk mendapatkan tambatan yang dapat menahan
tarikan dari beberapa arah. Pada kenyataannya tambatan tersebut terbuat dari
batuan atau tonjolan kecil pada rekahan dan harus diperiksa dan dicoba apakah
cukup kuat. Tambatan ini merupakan tambatan yang paling aman. Terdapat
beberapa jenis cara untuk menggunakan tambatan tersebut.

BELAYING (Penambat)
Mem-belay adalah untuk menyediakan perlindungan pemanjatan bagi
anggota kelompok pendaki dengan menggunakan tali. Prinsipnya adalah pada
saat yang sama hanya satu orang yang melaksanakan pendakian yang
mana proses pendakian tersebut diamankan dengan tali yang diatur oleh
belayer. Sementara itu belayer sendiri telah mengamankan dirinya dengan
menambatkan tubuhnya dengan sosok tali yang diikatkan pada tebing.
Pemanjatan dilaksanakan
dengan cara membagi lintasan
kedalam beberapa pitch
(tahapan pemanjatan) dimana
setiap tahapan dimulai dan
selesai pada belay. Pada kasus
ini bila anggota pemanjat
terjatuh maka dia akan dapat
diamankan oleh belayer.
Pada situasi di gunung
pemimpin kelompok harus
selalu berada pada posisi
dimana dia harus dapat
menahan kemungkinan terjatuh

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 17


LEMDIKANAS

dari atas. Meskipun demikian selalu bersiap terhadap kemungkinan yang buruk
dan memiliki pengalaman menghadapi kejatuhan pemimpin. Kemungkinan yang
terbesar adalah mengamankan kelompoknya dengan melakukan pemanjatan
pendek-pendek (short rock pitch) atau menyeberangi punggungan terbuka.

Pada kasus tersebut dia harus dapat menyediakan tali yang aman
walaupun dengan resiko menanggung beban anggota dan menurunkan anggota
tersebut ke dasar tahapan pendakian.
Harus disadari bahwa sistem belay memiliki beberapa komponen yang
saling tergantung. Peralatan yang buruk, simpul yang tidak kuat, kurang
perhatian dari kelompok, tambatan yang buruk, dan tali yang kuat membuat
semua persiapan menjadi tidak berharga.

18 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

TOP ROPING and SLINGSHOT SETUP

SCAMBLING
Bentuk dataran pada pegunungan seringkali menimbulkan keuntungan
tersendiri. Berbagai bentuk dari tonjolan batuan sering dapat menjadi alat
menuruni bukit. Sayangnya tidak semua lereng menyengkan seringkali lereng
dapat menyebabkan terkilirnya kaki dan kondisi lebih parah dari itu bagi
kelompok yang terlalu semangat untuk turun.
Terdapat dua bahaya yang perlu diwaspadai : batuan yang mudah lepas
dan tebing yang tersembunyi. Bahaya ini dapat dihidari dengan cara menjaga
kelompok tetap bersama-sama atau memberikan jarak perorangan secara
horizontal. Yang penting adalah menghindari lepasnya reruntuhan batuan.
Kadang-kadang lerengan diakhiri dengan tebing dimana hal Ini sulit untuk
diamati dari atas, terutama bila terdapat lereng lanjutan setelah tebing tersebut.

TEKNIK MEMANJAT TEBING


Hal yang menyenangkan dari memanjat karena kegiatan ini seringkali
terjadi secara spontan dan tidak sulit. Tentunya terdapat beberapa tehnik yang
harus dipelajari dan pemanjatan modern sering kali melibatkan penggunaan
peralatan khusus yang canggih. Tetapi dari semua itu, kegiatan ini muncul
secara alami.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 19


LEMDIKANAS

Meskipun demikian terdapat beberapa prinsip dasar yang bila


diterapkan pada cara memanjat yang alami akan dapat memperbaiki cara,
kemampuan memanjat, membantu meningkatkan kepercayaan diri dan
memudahkan pemimpin kelompok. Beberapa prinsip dasar tersebut adalah :

ƒ Dari dasar tebing amati dan bayangkan


jalur yang akan ditempuh.
ƒ Memanjat dengan gerakan yang teratur,
antara tempat beristirahat dan langkah
selanjutnya.
ƒ Sebisa mungkin dalam melakukan
pemanjatan beban dan keseimbangan
bertumpu pada kaki bukan pada tangan.

MANTELSHELL TECHNIQUE
ƒ Pertahankan tiga posisi pada batuan/tebing dan
1 posisi mencari pijakan (Tiga kuat satu
mencari).
ƒ Jaga tangan tetap rendah dan hindari tangan
yang terlalu membentang.
ƒ Jaga tumit tetap rendah dengan engkle yang
lentur amati dimana tempat akan menempat-
kan kaki.
ƒ Uji Pegangan yang meragukan.
ƒ Gunakan logika dalam menterjemahkan prinsip-
prinsip tersebut.
LAYBACKING

UNDERCUT HANDHOLDS

20 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

ABSEILING
Terdapat kecenderungan pada beberapa orang untuk mengangap
remeh abseiling. Tercatat setiap tahun pemanjat berpengalaman, jatuh karena
abseiling, dan sering kali karena kesalahan yang dasar sepele. Sebagai teknik
untuk menuruni tebing sulit seperti di Alpen dan pegunungan di Inggris yang
merupakan hal yang biasa untuk menuruni puncak tebing. Juga dapat
digunakan oleh leader kelompok penjelajah, menuruni tebing untuk membantu
seseorang yang terjatuh dimana tidak ada jalan lain untuk mencapainya.
Pada saat lain abseil digunakan oleh leader untuk menuruni pitch
untukmenyelesaikan masalah gawat-darurat. Harus menjadi penekanan adalah
jika di kelompok penjelajah/pejalan kaki maka abseil hanya dilakukan oleh
leader dari kelompok dan bukan oleh anggota kelompok. Hal ini dikarenakan
tidak adanya tali penyelamat dan beberapa pelaku harus melakukan tanpa tali
cadangan dari atas.

ABSEIL KLASIK
Ini merupakan cara dasar dari
penggunaan tali dan semua pelaku
harus terbiasa melakukannya. Tidak
diragukan lagi cara ini memang
memiliki banyak kekurangan dan bukan
satu-satunya pilihan, tapi cara ini cara
yang sangat sederhana. Cari tambatan
yang baik, bila mungkin setinggi kepala
dan harus memungkinkan tali bergerak
dengan bebas bila ujung tali yang satu
ditarik, hal ini memungkinkan tali
ditarik jika proses abseiling selesai. Uji
kekuatan tambatan sebelum abseiling
dimulai dengan cara memberikan
beban seluruh tubuh pada tali. Salah
satu kekurangan dari cara ini adalah
dapat merusak pakaian kita dan tubuh
jika kurang hati-hati. Gunakan sweater
untuk melapisi anorak, tambahkan
bahan-bahan yang empuk pada bagian
dimana tali akan lewat dan yang
terpenting gunakan sarung tangan.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 21


LEMDIKANAS

Memulai abseiling ini agak sedikit sulit terutama pada langkah awal.
lakukan satu-dua langkah sampai didapat posisi luncur yang baik. Gesekan pada
tubuh biasanya membuat lambat pergerakan. Lakukan perlahan-lahan, jangan
mencoba menahan berat tubuh dengan cara menahan tali pada tangan atas,
Untuk mengurangi kecepatan luncur gunakan tangan bawah. Penting juga untuk
mengulur tali yang melintasi tubuh untuk mengurangi gesekan pada tubuh.
Tahan keinginan untuk dengan segera meluncur turun. Perhatikan Batuan yang
gugur karena tali dan kaki.
Bagi yang telah terbiasa dengan tehnik pemanjatan, biasanya
penggunaan tali tubuh/ seat harness dan carabiner screw gate/ Figure of
8 memudahkan proses abseiling, cara ini hampir sama dengan abseiling klasik
hanya saja kaitan tali bukan pada tubuh tapi pada carabiner.

ASCENDING DAN PUSSIKING

22 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

TRAVESING

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 23


LEMDIKANAS

RIVER CROSSING

PENDAHULUAN
Pengetahuan mengenai sungai, arus, penyeberangan dan lain-lain
merupakan pengetahuan yang sangat penting, yang lebih penting lagi adalah
kemampuan menilai situasi termasuk alternatif lain untuk menyebrang. Hal ini
penting karena pada beberapa kejadian terdapat kecelakaan terutama pada saat
penyebrangan sungai yang menunjukan kurang pengetahuan mengenai arus
dari para Leader.

PERENCANAAN
Di pegunungan sebagai konsekuensi tipisnya lapisan tanah subur dan
tutupan tumbuhan, arus seringkali naik dengan cepat dan seringkali tidak dapat
disebrangi sebaliknya jika hujan berhenti maka jumlah air akan menurun
dengan cepat. Hal ini cukup bernilai untuk digunakan sebagai suatu acuan
dalam menilai sungai.
Sangat bijaksana untuk mengantisipasi kenaikan jumlah air, rencanakan
jalur yang akan ditempuh dengan cara memperhatikan ramalan cuaca, berapa
kali terjadi banjir dalam setahun dan kapan jadwal pelepasan air dari dam-dam.

Menyeberang atau tidak


Meskipun demikian, dalam perencanaan yang sangat telitipun,
perencanaan tidak akan dapat meniadakan berbagai kemungkinan yang timbul.
Adalah sifat dari pegunungan yang tidak dapat diduga keadaan yang tiba-tiba
atau perubahan rencana akhirnya membuat pemimpin kelompok disudutkan
pada pilihan : menyeberang atau tidak?? Jika penyebrangan secara
langsung dan tidak ada resiko yang ditempuh maka pilihlah lokasi yang paling
mudah untuk disebrangi. Tapi jika dirasakan terdapat keraguan maka pikirkan
berbagai kemungkinan dan alternatif sebelum memutuskan untuk melakukan
penyebrangan.
Pada beberapa aspek dalam pengetahuan kegiatan dialam bebas,
keputusan seringkali diambil berdasarkan pengalaman dan akal sehat. Faktor
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menilai adalah : Lebar sungai,

24 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

kedalaman air, warna air, arus dan gerakan putaran arus dan bentuk
dari dasar sungai. Selain hal tersebut, pertimbangan lain adalah kondisi fisik
dari anggota kelompok dan buatlah pertanyaan : “Seberapa aman
penyebrangan bagi kebanyakan anggota” .

Alternatif
ƒ Pertimbangan pertama adalah seterpencil apa lokasi penyebrangan.
ƒ Periksa peta dengan seksama, baik kebagian hulu maupun hilir. Apakah
ada jembatan dekat dengan lokasi sehingga tidak perlu menyeberangi
sungai secara langsung.
ƒ Jika memang harus menyebrang, perhatikan ramalan cuaca apakah
terdapat kemungkinan untuk menunggu sampai air turun ? jika tidak
apakah kelompok harus tidur dengan membuat bivak ?
ƒ Jika kelompok dalam keadaan sehat dan waktu cukup lapang maka dapat
dipilih alternatif mengikuti sungai kearah hulu dan menyeberangi sungai
pada tempat yang volume airnya lebih kecil/dangkal. Permasalahannya
adalah seberapa jauh kelompok akan berjalan dan bagaimana daerah
yang akan dilalui, apakah dibagian lain masih ada lokasi penyebarangan
yang lebih baik? Dan apakah stamina menunjang untuk melakukan
kegiatan tersebut. Hal itu adalah beberapa pertanyaan yang harus
dijawab.
Tidak perlu ditekankan lagi bahwa menyebrangi sungai dengan metoda
apapun terdapat resiko yang cukup tinggi. Menyeberang sungai adalah
prosedur darurat, yang hanya dapat dilakukan apabila alternatif lain tidak ada.

PEMERIKSAAN
Jika ternyata sungai terlihat dapat disebrangi dengan aman, pemimpin
kelompok harus memeriksa sungai untuk dapat menemukan titik penyebrangan
paling aman. Kemampuan membaca gerak arus dipermukaan air merupakan
bantuan yang sangat menolong untuk dapat menentukan bentuk dasar sungai.
Aliran air yang biasanya ditandai dengan bentuk “V” halus yang panjang
menunjukan arus bawah, “Ombak berdiri” bisanya menandakan adanya batuan
pada dasar sungai yang mana memantulkan air keatas. Bentuk seperti ini tidak
begitu berbahaya, tetapi menggambarkan dasar sungai yang tidak teratur
sehingga menyulitkan untuk disebrangi. Pada permukaan seperti batuan
membentuk ulakan / pusaran kebawah dimana arus berputar sebaliknya dari

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 25


LEMDIKANAS

arus utama. Jika halangannya besar dan undakan arus tegak seringkali
membentuk arus bawah terhadap halangan. Arus vertikaL (stopers) dapat
sangat berbahaya jika kita masuk kedalamnya karena akan sulit untuk
melepaskan diri halangan yang terlihat atau tidak terlihat seperti cabang pohon
juga membahayakan

Selection of Crossing Point


Untuk memilih titik penyebrangan yang baik terdapat beberapa faktor
yang perlu diperhatikan:
ƒ Perhatikan peta arus dengan lebar lebih dari 8 M seringkali ditunjukan
dengan dua garis sejajar pada peta berskala 1:50.000, peta 1:25.000
juga menunjukan tempat dimana aliran pecah menjadi beberapa aliran
kecil yang mana dapat disebrangi lebih mudah dengan aliran utama.
ƒ Seringkali lebih mudah menyebrangi sungai dekat muara. Aliran yang
akan masuk ke danau biasanya tenang dan konsekuensinya arus akan
melambat sekitar setengah sampai satu kilometer. Pada umumnya air
cukup dalam tetapi pergerakannya lamban sehingga diperluikan kehati-
hatian bagi orang yang menyebrang terutama bagi yang tidak bisa
berenang.

26 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

ƒ Daerah yang dipilih harus bebas dari hambatan baik itu hambatan yang
terlihat maupun tidak seperti batu besar atau pohon tumbang yang mana
dapat menghambat tali atau menjebak perenang. Hindari tepian yang
tinggi dan yakinkan daerah tujuan mudah dicapai dengan akses yang
mudah.

Hambatan buatan orang seperti jembatan roboh menyediakan tambahan


peringatan.
ƒ Arus seringkali sangat kuat pada sisi luar belokan. Disini seringkali kita
temukan tepian yang terkikis dengan dalam, arus yang sangat deras tidak
kondusif bagi penyebrangan yang aman.
ƒ Dasar sungai juga mungkin dicari yang paling rata bebas dari kedalaman
yang bervariasi batuan besar, batuan tajam atau lumpur.
ƒ Pada beberapa kasus pemilihan titik penyebrangan dapat dipengaruhi
oleh keterbatasan peralatan yang dibawa oleh kelompok.
ƒ Jika penyebrangan tidak dapat diamankan oleh penggunaan tali maka
penyebrangan harus dibatalkan. Panjang tali itu sendiri merupakan hal
yang membatasi melakukan penyebrangan idealnya lebar sungai tidak
lebih dari sepertiga panjang tali.
ƒ Penyebrangan yang lebih panjang dari itu hanya dapat dilakukan oleh
penggunaan pelampung akhirnya anda harus memikirkan bagaimana jika
anggota regu gagal menyebrang dan hanyut apakah mereka dapat
diselamatkan atau tidak.

PERSIAPAN
Pada saat titik penyebrangan telah ditentukan maka saatnya memilih
metoda dengan situasi dan kondisi fisik anggota. Diskusikan dengan kelompok
mengenai prosedur penyebrangan, bagaimana mengikat pada tali, bagaimana
mengatur pakaian, bagaimana cara berdiri dan prosedur jika terjatuh yakinkan
setiap orang mengetahui tanggung jawab mereka. Atur kelompok dalam
kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan ukuran tubuh dan
kekuatannya. Cobalah cara penyebrangan ditepi sungai sehingga kita yakin
semua anggota mengetahui cara mengoperasikan alat. Cara terbaik dalam
berkomunikasi adalah menggunakan komunikasi visual,

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 27


LEMDIKANAS

River Crossing Without Rope


Banyak sungai yang dapat disebrangi tanpa harus menentukan lokasi
yang mudah, perlu diingat setiap satu setengah langkah dapat memunculkan
bahaya pada anggota regu terutama apabila mereka membawa beban berat.
Melompat dari satu batu ke batu yang lain suatu cara untuk menunjukan
kemampuan tetapi juga sesuatu yang dapat mempermudah medapatkan cedera
kaki atau sikut yang retak. Pilihlah cara menyebrang yang mudah bagi kelompok
dan hindari menyebrang pada batuan basah atau licin, lebih baik masuk
kedalam air dan mengorbankan kaki daripada terpeleset dari batu
Jika anda memutuskan untuk masuk ke air ada teknik dasar untuk
menyebrang yang dapat di gunakan baik kelompok terikat oleh tali maupun
tidak. Aturan pertama tetap pakai sepatu anda. Sepatu dapat melindungi kaki
dari batuan tajam dan menyediakan pijakan yang kokoh dibanding dengan kaki
telanjang dapat juga anda melepas kaos kaki anda. Jika anda memiliki gaiter
dapat juga digunakan karena gaiter dapat melindungi kaki dan mengurangi mati
rasa karena dingin, melindungi kaki dari batuan kecil dan pasir yang masuk
sepatu. buka baju hangat anda dan gulung celana sampai diatas batas air.
Pakaian yang longgar dapat membahayakan karena akan seperti layar tertiup
angin. Ransel tetap dipakai tapi jangan pasang tali pinggangnya apabila anda
hanyut anda akan mudah melepasnya.
Di dalam air usahakan menghadap arus dengan kaki terbuka kira-kira
setengah meter. Jika anda menghadap kesisi lain maka arus akan dapat
menyeret dan menyebabkan lutut terluka. Jangan menyilangkan kaki tapi
lakukan gerak ke samping secara bertahap, yakinkan kaki yang satu telah
berdiri kokoh sebelum memindahkan kaki yang lainnya. Usahakan untuk
mempertahankan pijakan pada dasar sungai hal ini membantu untuk tetap
berdiri pada posisi sehingga akan mendorong kerah yang kita inginkan.
Punggung harus berada setengah lingkaran kearah sisi yang dituju untuk
mencapai efek “ferryglide”. Tongkat yang ditempatkan didepan dapat menjadi
kaki ketiga dan membantu stabilitas. Selain itu dapat digunakan untuk
mengetahui kedalaman air.
Jika anda terpeleset lepaskan ransel anda segera, tetapi pegang kuat-
kuat karena ransel dapat mengambang, jangan melawan arus usahakan kita
ikuti arus dengan kaki terlebih dahulu sehingga kita dapat menemukan pijakan.
Hindari pohon yang tenggelam yang mana kita akan mudah terjebak oleh
kekuatan air.

28 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

With Stick
Penyebrangan dapat dilakukan tanpa tali jika tinggi muka air cukup
rendah dimana konsekuensi yang duhadapi jika jatuh hanya basah.

The Huddle
Tiga orang dengan tinggi yang sama berpelukan dengan 3 tangan
berhubung-hubungan. Orang yang terkuat harus menghadap arus, kelompok ini
berpegangan satu dengan yang lainnya dengan menyebrang. Jika dasar sungai
tidak rata disarankan untuk bergerak satu persatu, kelompok harus bergerak
atas perintah pemimpin behati-hatilah pada saat memasuki atau meninggalkan
sungai karena pada saat itu salah satu anggota harus melepaskan pegangannya

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 29


LEMDIKANAS

In Line Astern
Tiga orang dalam satu kelompok mengambil posisi seperti pada gambar,
semua anggota menghadap arus dan berpegangan pada pinggang dari anggota
yang didepan. Pemimpin jika mungkin memegang tongkat. Kelompok ini
bergerak kesamping secara bersama-sama yang daitur oleh komando pemimpin
kelompok

In Line Abreast
Cara ini dilakukan oleh tiga orang atau lebih yang bergandengan dan
memegang tongkat panjang.

30 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

RIVER CROSSING WITH ROPE

Continous Loop System


Sistem ini terdiri dari dua ujung tali yang terikat untuk membentuk
lingkaran. Panjang tali ditentukan oleh lebar sungai yang disebrangi misalnya
panjang tali 40 M dapat menyebrangi sungai dengan lebar 12 M

B, adalah orang yang terkuat atau


terbesar dari anggota, menyebrang
terlebih dahulu. Dia terikat pada tali yang
diikatkan pada ketiak, dia menyebrang
dan ditahan oleh A. A dan C tidak
membilay jika B hanyut dia ditari ke
pinggir oleh C dimana A membiarkan tali
kendur

Jika B sudah sampai ke pinggir sungai


dia dapat melepaskan ikatannya. C
dapat menyebrang dibantu oleh A. jika
C hanyut dia ditari ke pinggir oleh B

Jika dua orang sudang menyebrang maka


posisi bilaying berada pada B yang berdiri
diatas D. jika D hanyut maka dia dapat
ditahan oleh C.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 31


LEMDIKANAS

Untuk orang terakhir yang menyebrang dilakukan seperti posisi pertama


dibantu oleh B, ditarik kepinggir oleh C jika ia hanyut. Yang paling penting
adalah usahakan tali bebas dari air untuk mengurangi hambatan
Jika terdapat dua tali maka pemimpin dan orang kedua dapat melakukan
bilaying seperti pada gambar. D dan sisa anggota terikat pada tengah-tengah
tali pertama yang mana ujung yang satu dipegang oleh C. D dibilay oleh A dan
B pada saat dia menyebrang secara diagonal, pada saat dia jatuh maka dia
dapat ditolong oleh C. pada saat sampai disisi sungai dia melepas tali dan
mengikatkan tali dari B dan C untuk ditari oleh A. A kemudian menarik tali untuk
menyebrangkan orang selanjutnya.

PENDULUM SYSTEM
Pada sistem pendulum ujung tali dipegang dari posisi hilir untuk
menyediakan bantuan bagi yang menyebrang seperti sistem continous loop
harus orang yang terbesar dan terkuat.

a. B. terikat pada tali dengan panjang


sepertiga panjang tali dari A. ujung
tali yang lain diikatkan sehingga
membentuk lingkaran. A berposisi di
atas B dengan mengkaitkan tali pada
tambatan. Jika tidak ada tambatan
maka anggota lain haris membantu
menahan tali. B menyebrang sungai
dengan dibantu oleh tali yang
dipegang oleh A jika B terpeleset
maka dia diamankan oleh C

b. Sampai di sebrang B melepas tali dan


menyerahkan pada C yang terikat
dan menyebrang dibantu oleh A dan
dibelay oleh B dan D. Pada posisi ini
tali pendulum dapat dipindahkan ke
sebrang yang dipegang oleh C

32 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING


LEMDIKANAS

c. untuk membantu anggota lain untuk


menyebrang. Efek pendulum saat ini
berkecendrungan untuk membawa
yang menyebrang bergerak ke arah
sisi yang dituju

d. Orang terakhir menyebrang dengan


cara pertama

Tensioned Rope

Gambar dimuka mengi-


lustrasikan cara alternatif yang dapat
digunakan jika terdapat tebing atau
pohon yang dapat digunakan untuk
menambatkan tali disebrang sungai. B
menyebrang dengan cara sebelumnya
kemudian dengan mengikatkan tali.
Jika sudah sampai ke sebrang tali yang
satu di bentang menyebrangi sungai
secara diagonal kira-kira 3-4 M diatas
permukaan air, tali dapat ditegangkan
oleh A dan dibantu oleh sisa anggota
dengan menggunakan sistem katrol.
Yang paling penting tali harus cukup
tegang karena akan digunakan untuk
menahan berat tubuh yang
menyebrang.

ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING 33


LEMDIKANAS

C kemudian terikat pada pertengahan tali ke2 yang dipegang oleh A dan
B. C menggunakan tali tubuh yang dikaitkan pada tali pengaman. Untuk
stabilitas dia dapat berpegangan pada tali pengaman dan dibantu oleh B untuk
menyebrang dengan cara diagonal. Sisa dari anggota melakukan hal yang sama
kecuali anggota terakhir menyebrang seperti B.
Cara ini sangat efektif dan aman hanya sangat tergantung pada tambatan
yang tersedia pada posisi yang tepat dan mempunyai ketinggian yang cukup.
Regu atau kelompok harus membawa karabiner dan sling

Jika terjatuh
Hal paling parah adalah jika anda kehilangan pijakan dan hanyut jangan
panik jika anda terikat pada tali maka anda akan mengayun kesisi, atau anda
akan ditarik kepinggir oleh arus. Jika anda tidak terikat tali lepas ransel anda
tetapi tetap pegang kuat-kuat usahakan mengambang dengan kaki terlebih
dahulu.
Jangan coba untuk melawan arus tapi usahakan untuk mencari batuan
sebagai pijakan yang bebas dari pohon tumbang.

Di Seberang
Menyeberang sungai dengan tetap kering merupakan hal yang diinginkan.
Menyeberang sungai kadang-kadang merupakan pengalaman yang menakutkan.
Jika kelompok sudah selamat sampai diseberang keringkan tubuh anda gunakan
kaos kaki kering dan pakai pakaian cadangan. Minuman hangat dapat menolong
menaikan semangat kembali.

KESIMPULAN
Arus dan sungai merupakan bagian dari pegunungan, belajar untuk
menyeberang sungai yang aman merupakan hal yang penting. sungai kadang
dapat menjadi teman sekaligus musuh. Perhatikan hal ini dalam perencanaan
anda dan hindari kelompok anda pada situasi dimana anda harus melakukan
penyebrangan. menyebrang sungai harus merupakan alternatif terakhir yang
dapat dilakukan. Pengalaman dan pengetahuan atas berbagai teknik dan
keterbatasan teknik tersebut merupakan kunci dari keberhasilan. Lebih baik
berjalan jauh memutar daripada mengambil resiko mempertaruhkan nyawa
untuk melakukan penyebrangan sungai yang sulit.

34 ROCK and ROPE SKILL, RIVER CROSSING

Anda mungkin juga menyukai