Anda di halaman 1dari 13

PENGENALAN ALAT ALAM BEBAS

I. Pendahuluan
Dalam kegiatan alam bebas yang sering kita lakukan, kita sering mempergunakan
peralatan yang membantu kita dalam berkegiatan yang fungsinya untuk kemudahan dan
pengamanan diri kita ,namun dalam pengunaan sering sekali kita memperlakukan alat dengan
seenaknya saja tanpa memperdulikan akibat yang akan terjadi.karena alat sangat berpengaruh
dalam kita berkegiatan.

II. Pengenalan Alat


A. Tali
1. Bentuk
 Pipih, terdapat dua macam yaitu tubular dan non tubular.
- Webing
Tali pipih yang digunakan untuk tali tubuh di bagi menjadi 2 yaitu turbular dan non turbular
panjangnya relatif menurut kebutuhan atau ukuran si pemakai yaitu + 4-4,5 m.
- Sling
Sling adalah webbing yang dipotong menurut kebutuhan dan ujungnya disambung dengan
simpul pita. Untuk perawatan dan perlakuannya sama dengan perawatan webbing namun
pada saat dicuci atau setelah digunakan simpulnya harus dibuka kembali, boleh disikat bila
terlalu kotor atau terkena lumpur.
Sling memiliki dua jenis
 Sling buatan, sling yang dibuat dengan menggunakan lilitan webbing.
 Sling jadi, sling yang dibuat oleh pabrik.
Fungsi sling
 sebagai penghubung
 Membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing
 Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau pada piton yang
terpasang.
 Bulat, terdapat dua macam yaitu hawserlaid dan karnmantle.
- Tali prusik.
Tali ini sebenarnya sama dengan tali karmantel tetapi hanya ukurannya 4-6 mm ujung
ujungnnya disambung dengan simpul nelayan dan panjang sesuai dengan kebutuhan.
2. Jenis
- Hawserlaid : Menurut bahan yang dipakai, tali terbagi atas dua macam, yaitu tali serat alam
(serat nenas atau manila) dan tali serat sintetis (nylon).
Kedua jenis dari tali hawserlaid memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Serat alam
Kelebihan Kekurangan
- memiliki kelenturan lebih dari srat nylon - bila basah berat
- seratnya lebih lembut - bila terjadi friksi mudah rusak
- memiliki kelenturan yang tinggi - tidak tahan terhadap bahan kimia
- Lebih berat dari tali serat nylon
Serat nylon
Kelebihan Kekurangan
- memiliki kelenturan yang tinggi - Karena tali tidak memiliki mantel kotoran
- tali ringan walaupun basah mudah masuk
- lebih kuat dari pada serat alam
- libih tahan terhadap bahan kimia

- Karnmantle : Kernmantle terdiri dari dua bagian, bagian dalam kern (inti) dan bagian luar
mantle (selubung), untuk jenis karmantel ini sendiri ada tiga macam, yaitu :
a. Tali dinamis yang sering dipergunakan untuk memanjat,terbuat dari serat sintetis( nilon )
dengan sifat yang lentur sampai 10-15%,mantelnya dianyam lebih kecil dan tidak telalu
rapat dari padatali statis karena dengan demikian kelenturannya lebih besar.
b. Tali statis yang sering dipakai dalam penelesuran gua,bahannya sama dengan tali dinamis
perbedaannya hanya pada mantelnya yang dianyam lebih besar dan rapat sehingga daya
lenturnya lebih kecil kurang dari 15% karena dirancang tidak untuk beban kejut bahkan ada
yang kelenturannya hingga 2%(super statis) untuk cara perawatannya sama tetapi bila tali
kotor sekali mencucinya bleh disikat tetapi menggunakan sikat yang lembut.
c. Tali Dina statis atau tali serbaguna dapat digunakan disegala medan terutama dalam
operasi SAR, tali ini sifatnya perpaduan antara statis dan dinamis, anyamannya lebih besar
dari pada tali dinamis tetapi tidak rapat seperti tali statis sehingga sehingga mempunyai
kelentura antara 5-10% kelemahan taali ini terletak pada mantelnya yang mudah rusak
karena struktur anyamannya perlakuannya sama denga tali dinamis.
3. Perlakuan :
Dilarang menginjak baik sengaja atau tidak karena tali bisa kemasukan pasir atau benda
kecil ataupun mendekatkan tali dengan api dan jangan disimpan bersama benda yang tajam atau
berdekatan karena akan merusak serat nilon bagian luar maupun dalam, apabila kerusakan terjadi
pada mantelnya kita bisa tahu tetapi apabila terjadi kerusakan pada serat bagian dalam kita tidak
tahu. Untuk menghindarinya kita harus hati hati dalam memperlakukan alat atau tali. Atau kita
mempergunakan pedding untuk menghindari atau mengurangi gesekan yang mengakibatkan
rusaknya tali. Tali jangan sampai terkena zat zat kimia atau minyak karena bisa mengakibatkan tali
rusak dan licin.
4. Perawatan
§ Gulung tali yang rapi tanpa ada yang melintir karena akan merubah struktur tali bagian dalam .
§ Bila kotor cuci tali dengan air bersih tanpa menggunakan deterjen atau bahan kimia yang
lainnya ( cuci dengan tangan ) tidak boleh disikat bilas beberapa kali hingga bersih dan lebih
baik lagi mencuci tali dengan menggunakan air yang mengalir.
§ Bila dalam keadaan basah atau habis dicuci tidk boleh langsung di jemur dan terkena langsung
dengan sinar matahari, hanya boleh diangin anginkan di ruang yang sejuk .
§ Setelah tali kering tali harus dipijat untuk mengembalikan tali dalam keadaan semula sambil
diperiksa apakah ada bagian tali yang rusak

B. Carabiner
1. Bentuk
a) Bentuk bulat telur (oval), berbentuk oval simetris. Digunakan terutama untuk mengaitkan
alat-alat bantu seperti ascender dan descender.

b) Bentuk D, berbentuk huruf D simetri/trapezium, jenis ini merupakan pengembangan dari


oval carabiner. Mempunyai sifat menanggung beban pada sisi terkuat dari carabiner.
c) Bentuk delta, merupakan pengembangan dari D carabiner, berbentuk D tidak simetris,
salah satu sisi miring melebar sehingga jarak bukaan menjadi semakin lebar, karena salah satu
sisi miringnya lebih panjang/lebar maka kaitan yang dapat di tampung semakin banyak

2. Jenis
a) Menurut kuncian
 carabiner screw gate, dengan menggunakan kunci pengaman
 carabiner non screw gate, tanpa menggunakan kunci pengaman
b) Menurut bahan
 alumunium alloy, terbuat dari campuran alumunium dan baja
 evernews, terbuat dari baja
3 Perlakuannya,
carabiner ini tidak boleh dijatuhkan dan atau dibenturkan karena dapat mengakibatkan keretakan
bahkan bisa pecah. Retak dalam lebih berbahaya karena tidak dapat dideteksi oleh mata
 tidak boleh diinjak atau terhimpit sesuatu yang berat
 tidak boleh dibuka pada saat terkena beban
 jangan tekena panas dan lembab secara terus-menerus
 hindari pemakaian yang salah atau tidak sesuai dengan fungsinya
4. Perawatan
 cuci bersih dari debu dan Lumpur dan keringkan dengan kain yang bersih
 kemudian di beri minyak dibagian pegas, kunciannya serta bersihkan sisa minyak dan
kotoran, supaya tidak mengenai tali dan lainnya
simpan ditempat yang kering, terutama dilemari kayu untuk menghindari karatan

C. Harnes
1. Jenis
 harness dinamis yang biasanya untuk panjat dan
 harness statis untuk caving dan canyoning.
2. Bentuk
 Seat harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
 Ches harnes, menahan berat badan di dada
 Body harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung dan paha.

3. Fungsi
Sebagai alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan.

V. Ascender
1. Macam
 Hand ascender (ascender tangan) atau orang-orang sering menyebut jummar yang
sebenarnya merk ascender pertama yang dikeluarkan.
 Chest croll (ascender dada) yang sering kita lihat di set SRT ( kuncinya membuka ke kanan).
 Basic bentuknya hampir sama dengan croll namun sering ( kuncinya membuka ke kiri)
dipergunakan pada rescue (hauling system)

2. Perlakuan dan perawatan :


 jangan terbentur atau jatuh
 bersihkan setelah dipakai terutama pada gigi-giginya dari lumpur/tanah.
 pada pegas gerigi berilah minyak singer/jahit sesuaikan dengan petunjuk perwatan yang
dikeluarkan oleh masing-masing pabriknya, setelah itu bersihkan sisa minyaknya
 simpan pada tempat yang tidak lembab untuk menghindari karat
 hindari prosedur pemakaian yang salah

E. Descender
1. Macam
 figur of eight bentuknya seperti angka 8, kelebihan dari alat ini dalam penggunaannya praktis
dan cepat. Kekurangan dari alat ini mempunyai gesekan yang sangat besar sehingga untuk
turun lebih dari 40 m disarankan memakai auto/non auto stop, tali akan melintir bila sering
menggunakan figur terutama tali statis.
 Petzl Descender prinsip kerjanya tali di lilitkan/gesekkan pada dua roda yang tidak berputar
yang membentuk huruf “S”, sehingga dapat turun pelan dan tidak banyak mengeluarkan
tenaga untuk mengerem sehingga tali tidak melintir walau sering di gunakan, alat ini ada dua
macam yaitu:
1. auto bila pegasnya di tekan akan meluncur turun dan akan berhenti secara otomatis bila
pegasnya tidak ditekan.
2. non auto (simple) prinsip kerjanya masih sama hanya tidak menggunakan rem otomatis,
menggunakan tangan sebagai rem dan untuk mengunci.
 Brake bar descender : dibuat dari karabiner yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan friction pada tali. Sangat menguntungkan dalam keadaan mendesak dan tidak
mengakibatkan melintir pada tali.
 Rack descender : tali dilewatkan pada batang-batang yang memanjang seperti rak, sangat
efektif untuk jarak turun yang panjang.
 Capstan descender : bekerja atas dasar gesekan pada tali yang terpasamg melingkar pada
dua buah capstan.
 Shunt : lebih dikenal sebagai peralatan speleologi tetapi bisa juga digunakan untuk kegiatan
rock climbing, kegunaan utama lainnya adalah sebagai pengaman saat menuruni sumuran
atau tebing yang menggantung. Shunt menjepit dengan permukaan logam yang bulat dan licin,
sehingga kerusakan tali lebih kecil.
 Grigri : prinsip kerjanya sama dengan alat penambatan lainnya yang umum dipakai yaitu
dengan membekuk suatu bagian tali sehingga mengerem lajunya. Bedanya grigri dilengkapi
dengan suatu pegas mekanisme pegas, yang otomatis mengerem begitu terkena beban kejut
dari pemanjat yang jatuh.
2. Perlakuan dan perawatan :
 jangan terbentur atau jatuh
 bersihkan setelah dipakai terutama pada rodanya dan pegasnya
 beri minyak pada pegas auto dan bersihkan sisa minyaknya
 simpan pada tempat yang tidak lembab untuk menghindari karat
 hindari prosedur pemakaian yang salah

F. Malion Rappit
Melion rappit sering kita jumpai pada set SRT ada bermacam-macam dan bentuknya namun dapat
dibedakan menjadi dua menurut bahannya: almunium alloy dan baja, menurut bentuknya :
1. Speedy 3. Demi rond
2. Delta 4. Oval

G. Sepatu
1. Sepatu panjat
a. Jenis
 Sepatu lentur; sepatu ini bersol halus dan terbuat dari karet yang kuat, biasanya digunakan
untuk tebing yang licin.
 Sepatu kaku; digunakan pada tebing karang yang tajam atau penuh dengan tonjolan batu.
Sepatu ini biasanya digunakan untuk medan batu pasir yang licin dan cocok digunakan pada
tebing yang banyak tonjolannya. Gaya tumpuan dapat tertahan pada bagian depan sepatu
b. Perlakuan dan perawatan :
 hindarkan dari debu atau pasir yang menempel disepatu
 lepaslah sepatu bila selesai memanjat dan jangan buat jalan-jalan.
 gunakan sepatu sesuai dengan tempat dan kondisinya.
 Simpanlah pada tempat yang tidak lembab supaya tidak terjadi penjamuran.
2. Sepatu Trekking
a. Macam
 Soft trekking; yang biasa digunakan untuk medan-medan perbukitan yang tidak curam,
dicirikan dengan tinggi sepatu di bawah mata kaki.
 Ice boot; yaitu sepatu yang biasanya digunakan untuk medan-medan es dengan kontruksi
double boot (sepatu ganda) dan tempat untuk memasang crampon.
 (True/full) trekking; digunakan untuk medan bergunung yang curam, berbatu-batu dicirikan
terbuat dari bahan yang kuat atau tahan gores (kulit yang tebal) dan tinggi sepatu di atas mata
kaki.
 Jungle boot; adalah sepatu untuk perjalanan hutan belantara yang becek dan berawa-rawa,
penuh lintah dan hewan sejenisnya. Kontruksi sepatu ini biasanya sangat tinggi, setinggi
sepatu tentara atau lebih.
 Sepatu caving; biasanya digunakan sepatu boot yang terbuat dari karet atau sepatu tentara.

H. Helm
Berfungsi untuk melindungi kepala dari jatuhan batu dan benturan dengan tebing. Sebuah
helm yang baik bahan untuk cangkangnya harus kuat menahan benda-benda yang tajam. Berat
atau getaran benda yang jatuh harus mampu dibagi rata ke seluruh permukaan helm dan
mempunyai tali/sabuk dagu.

I.. Tenda Dome


Tenda Dome berbagai aneka macam dan bentuk namun biasanya terbuat dari bahan yang
ringan dan tahan air dan frame-nya terbuat dari fiber. Untuk menjaga supaya umur tenda lebih
lama lakukan prosedur dibawah ini :
a. tenda setelah dipakai angin-anginkan supaya kering dari air hujan atau embun periksa pula
kotoran di dalamnya, bila ada keluarkan
b. jangan di jemur langsung pada panas terik matahari
c. cuci bila keadaannya telalu kotor
d. gunakan deterjen yang lembut
e. simpan ditempat yang kering dan hindarkan dari serangga
J. Stoper
1. Friend 4. Paku tebing
2. Chock 5. Bong -bong
3. Hexentrik 6. Rurp

- Alat Bantu lainya


- etrier / Stir up (tangga) - Handril
- Hammer (palu) - Hanger, baut, bor tebing
III. Simpul
Pada dasarnya hanya ada beberapa simpul dalam tali temali. Sebuah simpul yang baik
harus sederhana, mudah diingat, mudah dibuat, kuat, tidak mudah lepas dengan sendirinya, tetapi
dapat lepas bila dikehendaki, antara lain :
1. Overhand Knot.
Bentuknya sederhana dan merupakan simpul yang paling dasar. Simpul ini biasanya
digunakan pada ujung tali untuk menghentikan geseran.

2. Simpul pita
Digunakan untuk menyambung tali pipih, biasanya digunakan dalam pembuatan sling yang
sering digunakan climber dalam pemanjatan tebing sebagai penyambung ancor.

3. Simpul Delapan
Fungsinya hampir sama dengan overhand knot. Simpul inilebih kuat dibandingkan dengan
overhandknot. Ikatannyapun lebih mudah dilepas bila telah mendapat tekanan dari beban yang
berat. Simpul ini dapat juga dibuat menjadi simpul delapan ganda.

4. Two Half Hitches


Sifat simpul ini adalah menjerat. Biasanya digunakan untuk mengikat tali pada pangkal kayu.
5. Timber Hitch
Simpul ini sifatnya juga menjerat , sesuai dengan namanya simpul ini biasanya dipakai untuk
mengikat tali pada balok kayu.

6. Clove Hitch ( Simpul Tiang )


Simpul sederhana biasanya dipakai untuk mengikat tali tenda pada pasaknya dan sangat
mudah melepasnya.

7. Simpul Kambing (bowline)


Sifat simpul ini tidak menjerat. Seringkali simpul ini disebut sebagai “ratu segala simpul“,
karena kegunaannya yang banyak sekali.

8. Turbuck knot
Impul ini tidak terlalu baik pada tali yang kaku, karena kadang–kadang menjerat atau lepas
sama sekali.
9. Tautline Hitch
Simpul ini sifatnya sama dengan Turbuck knot, yaitu tidak menjerat atau mengecil bila talinya
ditarik, tetapi mudah digeser–geser kalau ikatannya didorong.

10. Simpul Nelayan (fisherman)


Simpul ini berguna untuk menyambung dua tali yang sama besar. Kalau tali itu basah dan licin,
simpul ini bisa digandakan agar lebih aman dan kuat.

11. Sheet Band Knot


Simpul ini biasanya digunakan dalam penyambungan dua buah tali yang tidak sama besarnya
dan tali tersebut dalam keadaan basah dan licin.

12. Simpul Prusik


Simpul ini biasanya digunakan dalam pemanjatan tebing sebagai penyambung dua ujung tali
yang akan digunakan sebagai prusik berfungsi sebagai pengaman dan alat bantu naik dengan
tali.
13. Simpul Italian
Simpul ini biasanya digunakan dalam pemanjatan tebing sebagai pengaman dinamis yang
memiliki kekuatan mengerem dari 300 sampai 600 kg. Selain itu juga sering disebut simpul
belay.

IV. Penutup
Sangsi yang diberikan bila melanggar perlakuan dan perawatan menurut alat yaitu :
- Tali karnmantel, harnes, webbing, prusik, sling minimal 5 set terutama Karnmantel, karena alat
tersebut sangatlah vital untuk keselamatan kita.
- Untuk alat yang terbuat dari logam seperti carabiner, descender, ascender, malion rappid, bila
melanggar perlakuan di atas sangsinya minimal 4 set.
Apabila kesalahan atau keteledoran yang kita lakukan sangat fatal, yang kita tekankan bukan kita
harus mengganti bila terjadi kerusakan pada alat tersebut, tapi tanggung jawab kita terhadap alat
tersebut karena menyangkut keselamatan kita atau teman kita dan memperpanjang umur alat
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai