Anda di halaman 1dari 39

113

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebakaran dan Penanggulangan Bencana


Provinsi DKI Jakarta
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat diharapkan dapat
mengetahui dan memahami tentang cara atau teknik – teknik
menggunakan tali dalam rangka untuk memperlancar tugas –
tugas pada saat melaksanakan operasi pemadaman maupun
penyelamatan
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu :


1. Menjelaskan pengertian tali menali, simpul dan ikatan.
2. Menjelaskan macam – macam tali ditinjau dari jenis dan bahan bakunya.
3. Membuat simpul dan ikatan sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
4. Melakukan pemeliharaan dan perawatan tali dengan baik dan benar.
Tali adalah suatu alat yang serba guna dan sangat baik digunakan
untuk menurunkan, manarik, menambat, mengikat ataupun sebagai
penunjuk jalan ( guide line ) dalam pencarian korban dalam suatu
ruangan.

Tali temali adalah ilmu yang mempelajari tentang karakter, jenis,


bahan, kekuatan dan cara membuat tali.

Tali menali adalah ilmu yang mempelajari tantang cara membuat


simpul dan ikatan tali sesuai dengan fungsi dan tujuan.
 IKATAN :
adalah hubungan antara tali dengan benda lain /
obyek.

 SIMPUL :
adalah hubungan antara tali dengan tali itu sendiri.

 JERAT :
adalah ikatan yang makin mengencang apabila
mendapat beban tarik.
 TALI LUNCUR
Adalah tali yang berguna untuk naik dan turun dari ketinggian berbeda.
Ciri-ciri:
* Tali Manila panjang tak terbatas diameter 5/8 s/d 7/16 inch
* Tali Kernmantle panjang 50–200 m diameter 9 - 12 mm.

 TALI TUBUH.
Adalah tali yang gunanya untuk perlengkapan perorangan dan berfungsi serba guna
Ciri-ciri :
* Tali manila panjang +- 4 m dan diameter 3/8 inch
* Webbing panjang 4 s/d 4,5 m lebar 2,5cm.

 TOUGLE ROPE.
Adalah tali yang terbuat dari manila dan diberi pasak kayu, berfungsi sebagai alat luncur penyeberangan (dodent ride).

 TALI BILAY.
Adalah tali yang berfungsi untuk memandu korban yang diturunkan atau dinaikkan yang dikendalikan oleh petugas
bleyer dari atas atau dari bawah.

 TAG LINE / GUI LINE.


Adalah tali pemandu yang diikatkan pada korban yang diturunkan dengan tujuan untuk menghindari rintangan yang
dikendalikan petugas bleyer dari bawah.

 DODEN RIDE
Adalah yang berfungsi untuk turun penyeberangan
1. Tali serabut alam ( natural fiber rope )

Adalah tali yang terbuat dari serabut tumbuhan atau lapisan


dari tangkal tumbuhan.
contoh :
Tali manila (serat sisal)
Tali cotton (serat kapas)
Tali ijuk
Tali serabut kelapa
Dll.

2. Tali serabut buatan ( sintetic rope )

Adalah tali yang terbuat dari serat sintetic yang diproduksi


oleh pabrik dan menghasilkan tali yang lebih baik dan kuat
Contoh :
Tali nylon.
Tali kernmantle / statis, dinamis dan semi.
 Kuat : setiap ikatan yang dibuat harus
kuat dan disesuaikan dengan tujuan.

 Cepat : Dalam pengikatan harus


dilaksanakan secepat mungkin dan
selesai dengan hasil yang baik.

 Hemat : Setiap bentuk ikatan dan simpul


sedapat mungkin jangan terlalu
banyak memakai tali.
 Bight - adalah tali berbentuk lengkung dan apabila
tali berbalik arah tetapi tidak saling menyilang.

 Loop / mata tali – adalah tali yang berbentuk


lingkaran dan tali saling menyilang.

 Runing End / tali yang bergerak – Ujung tali yang


biasanya dipakai untuk membentuk ikatan atau
simpul.

 Standing End / tali yang tidak bergerak – atau


disebut juga pangkal tali.
 Bend (penyatuan) – adalah simpul yang digunakan
untuk menyatukan dua ujung tali yang berbeda.

 Hitch (simpul penambat) – adalah simpul yang


digunakan untuk mengikatkan tali pada sebuah
obyek lainnya.

 Over Hand – tali yang melingkar di atas tangan.

 Under Hand - tali yang melingkar di bawah tangan.


1. Half Hitch ( Ikatan Setengah )
* Tidak dapat berdiri sendiri / tidak akan berfungsi sebelum ada ikatan lain.
* Untuk menegakkan benda yang akan dinaikkan atau diturunkan.

2. Over Hand Knot ( Ikatan Satu )


* Untuk mengikat sementara.
* Untuk menandai peralatan yang rusak.
* Untuk membuat tangga tali.

3. Ikatan Dua ( Jerat Sauh )


* Untuk mengunci ikatan / simpul yang lain.
* Untuk membuat tandu darurat.

4. Clove Hitch ( Ikatan Tiga )


* Untuk mengikat benda berpenampang bulat.
* Untuk mengikatkan tali luncur.
* Untuk menentukan titik ikatan.

5. IKATAN POKOK
* Sebagai pengganti harness.
HALF HITCH
( IKATAN SETENGAH )

 TIDAK DAPAT BERDIRI


SENDIRI / TIDAK AKAN BERFUNGSI
SEBELUM ADA IKATAN LAIN.

 KALAU JAMAK HALF HITCHS


SEBAGAI PENGUNCI /MEMATIKAN
IKATAN YANG TELAH ADA.

 UNTUK MENEGAKKAN BENDA


YANG BERBENTUK PANJANG SAAT
AKAN DITARIK KE ATAS MAUPUN
DITURUNKAN KE BAWAH.
IKATAN SATU
( OVER HAND KNOT )

 UNTUK MENGIKAT
SEMENTARA.

 MEMBERI TANDA
PADA BENDA YANG RUSAK

 UNTUK MEMBUAT
TANGGA TALI
113

IKATAN DUA
(JERAT SAUH)

 UNTUK MENGUNCI
IKATAN / SIMPUL YANG
LAIN.

 UNTUK MEMBUAT
TANDU DARURAT
FUNGSI ;

• Untuk mengikat benda


berpenampang bulat.

• Mengikatkan tali luncur


pada penambat.
•Untuk menentukan titik
ikatan
Simpul hidup

FUNGSI : 113
Tampak depan
Sebagai pengganti harness.

Tampak belakang
1. Simpul Hidup (Reef Knot)
2. Simpul Nelayan (Fisherman Knot)
3. Simpul Anyam Tunggal (Singgle Sheet Bend)
4. Simpul Anyam Rangkap (Double Sheet Bend)
5. Simpul Kupu- Kupu
6. Simpul Gelung Satu
7. Simpul Gelung Dua
8. Simpul Gelung Tiga
9. Simpul Dada Tunggal ( Singgle Loop Bowline)
10. Simpul Dada Rangkap ( Double Loop Bowline)
11. Simpul Lepas / Ikatan Lepas (Draw Hitchs
1. SIMPUL HIDUP/ REEF KNOT
Simpul yang berguna untuk menyambung tali yang sama besar.
2. SIMPUL NELAYAN / FISHERMAN KNOT
Simpul yang berguna untuk menyambung tali yang sama besar
yang sifatnya permanen.
3. SIMPUL ANYAM TUNGGAL / SINGGLE SHEET BEND
Simpul yang berguna untuk menyambung tali yang tidak sama
besar.
4. SIMPUL ANYAM RANGKAP/ DOUBLE SHEET BEND
Simpul yang berguna untuk menyambung tali yang tidak sama
besar dengan perbedaan diameter yang mencolok.
5. SIMPUL KUPU - KUPU
Simpul yang digunakan untuk mengikatkan sebuah loop pada
tengah-tengah tali
6. SIMPUL GELUNG SATU /SINGGLE LOOP
Simpul yang berguna untuk menempatkan cincin kait dan apabila
gelungnya besar dapat untuk membawa korban.

7. SIMPUL GELUNG DUA / DOUBLE LOOP


Simpul yang berfungsi sebagai sanggurdi atau dapat sebagai tali
kursi untuk menahan beban yang lebih berat. Pengembangan dari
SGS.

8. SIMPUL GELUNG TIGA / TREEPLE LOOP


Simpul yang berfungsi sebagai tali kursi untuk menahan beban yang
lebih berat lagi. Pengembangan dari SGD.

9. IKATAN DADA /SINGLE AND DOUBLE LOOP BOW LINE


Simpul yang berfungsi sebagai pengganti Safety Belt.

10. SIMPUL LEPAS /DRAW HITCHS


Ikatan atau simpul yang apabila telah selesai digunakan dapat dilepas
dgn menarik ujung tali secara bergantian tanpa harus menyentuh
simpul yang ada.
 Menyambung 2 tali yang diameternya sama besar

1 2 3
 Digunakan untuk menyambung 2 tali yang
memiliki diamter tali yang berbeda

1 2

3 4
 Simpul nelayan ganda
digunakan untuk membuat
loops prusik karena aman
dengan ukuran yang kecil.

 Simpul yang berguna untuk


menyambung tali yang sama
besar yang sifatnya permanen.

 Simpul ini akan mengunci


sendiri apabila ditarik dengan
kencang
Simpul yang berguna untuk menempatkan cincin kait,
pengganti safety belt dan apabila gelungnya besar dapat untuk
membawa korban.
Digunakan untuk mengikatkan sebuah loop pada
tengah - tengah tali
Double loop bowline

FUNGSI :
Sebagai tali kursi untuk
mengangkat dan menurunkan
korban.
Dapat dibuat sebagai
sanggurdi.
Sanggurd
i Mengangkat beban yang
berat.
Triple loop
bowline

FUNGSI :
Sebagai tali kursi lebih aman.
Tali kursi
Untuk mengangkat atau
menurunkan korban.
Satu loop di dada dan dua
loop di tungkai atas (paha).
Ikatan atau simpul yang
apabila telah selesai
digunakan dapat dilepas
dgn menarik ujung tali
secara bergantian tanpa
harus menyentuh simpul
yang ada.
Adalah simpul friksi yang digunakan sebagai pegangan tali
yang tidak keras.
1. Untuk tali baru sebelum digunakan sebaiknya dicuci terlebih
dahulu.

2. Pada saat menggulung tali jangan sampai ada yang patah.

3. Tali tidak boleh terkena debu, pasir, oli, gemuk, zat-zat kimia.

4. Tali dalam keadaan basah jangan disimpan dalam keadaan


tergulung.

5. Simpanlah tali ditempat yang mudah diambil dan di tempat


yang kering dengan temperature yang sedang.

6. Penempatan tali sebaiknya digantung, usahakan tidak


menempel pada dinding.

7. Bebas dari gesekan benda keras yang berpenampang tajam.


8. Apabila terkena air laut segera dicuci dengan air tawar dan
dikeringkan tanpa terkena sinar matahari langsung.

9. Setiap pemakaian perlu dicatat :


- Berapa lama pemakaian.
- Penggunaannya untuk apa.
- Dalam keadaan kering atau basah.
- Menggunakan alat apa, dll.

10. Jangan menginjak tali, karena dapat menekan butiran pasir


masuk ke dalam tali yang dapat merusak struktur tali.

11. Setiap habis pemakaian sebaiknya tali dicuci dan disikat


menggunakan sikat yang halus atau menggunakan sikat
khusus pencuci tali ( jangan menggunakan detergen).
Referensi

1. Bahan ajar Diklat mountainering Sandi Yudha Batujajar, 1976.

2. CMC Rope Rescue Manual, CDA Library

3. Essentials OF Fire Fighting, International Fire Service Training


Association (IFSTA).

4. Engineering Practical Rope Rescue System, CDA Library

5. Handbook Of Fire Fighting

6. Rope Rescue 2000, CDA Library


“ Selamat Bertugas “

Anda mungkin juga menyukai