Disusun Oleh :
Ahmad Arrisal A.M (20170220031)
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara kepulauan yang berdasarkan posisi garis lintang dan garis
bujur berada diantara 6 LU – 11 LS dan 95 BT – 141 BT. Batas wilayah laut Republik
Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 4 Prp. Tahun 1960 adalah jalur laut
sampai 12 mil dari garis dasar atau yang menghubungkan titik-titik terluar dai pulau-pulau
Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5,000,000 Km
terdiri dari luas daratan 1,900,000 Km, dan luas lautan Indonesia 3,100,000 Km atau sekitar
62% dari seluruh wilayah Indonesia. Dengan jumlah pulau 17.504 maka dibutuhkan alat
transportasi sebagai penghubung antar pulau agar laju perekonomian bisa tetap berjalan.
Dahulu perhubungan laut antar pulau dilaksanakan dengan kapal yang sederhana
yang pada umumnya menggunakan kayu sebagai bahan bau pembuatan kapal. Kini
dengan perkembangan teknologi pembuatan sudah mulai menggunakan besi baja sebagai
bahan baku. Dimana bahan dari besi baja memiliki keunggulan lebih banyak dibadingkan
dengan kayu.
Kini dalam proses pembuatan kapal tidak boleh sembarangan. Untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan pengguna semua sudah diatu dalam suatu aturan yang sudah
ditentukan oleh instansi terkait. Dalam aturan tersebut sudah dipertimbangkan dari berbagai
Di Indonesia instasnsi yang mempunyai wewenang dalam hal tersbut adalah Biro
Klasifikasi Indonesia atau sering disingkat BKI. Karena kini pada umumnya kapal dibuat
dari baja sehingga proses penyambungan menggunakan metode las maka Biro Klasifikasi
2
Indonesia tidak hanya fokus pada bidang konstruksi kapal saja, melainkan dibidang
pengelasan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain:
(2) Apa tugas pokok dan fungsi dari Biro Klasifikasi Indonesia?
1.3 Tujuan
2.1 BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Biro Klassifikasi Indonesia (BKI)
2.3
4
BAB III
KESIMPULAN
5
DAFTAR PUSTAKA