Anda di halaman 1dari 5

Rappelling

Pengertian Rappelling
Rappelling merupakan salah satu cara untuk menuruni tebing setelah berhasil
memanjat hingga ke bagian puncak tebing. Metode ini dianggap lebih mudah dan cepat
daripada harus berjalan memutari bagian tebing untuk kembali ke dataran yang lebih rendah.

Kapan Harus Melakukan Rappelling?


Pada dasarnya, rappeling bisa menjadi teknik menuruni tebing dalam situasi apa pun.
Namun, teknik ini akan menjadi lebih berguna jika rute tebing yang dipanjat merupakan rute
yang dipenuhi oleh bebatuan terjal.
Rappeling juga menjadi teknik yang sangat berguna saat ada seorang pemanjat tebing
yang terluka atau mengalami kecelakaan, sehingga harus diturunkan secepatnya guna
mendapatkan pertolongan. Dalam hal ini, pemanjat tersebut bisa diikatkan atau digendong
oleh pemanjat lain untuk diturunkan dengan menggunakan teknik rappeling.

Alat-Alat yang Dibutuhkan Untuk Rappeling


Peralatan :
1. Tali karmantel [Kernmantle Rope]

Tali karmantel dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan kelenturannya, yaitu statis, dinamis
dan semi statis yang masing-masing mempunyai kelenturan dan fungsi yang berbeda.
 Tali Statis mempunyai kelenturan 15-20%. Yang berfungsi untuk rappelling atau saat
turun dari ketinggian.
 Tali Dinamis mempunyai kelenturan 30%. Dengan daya lentur yang tinggi sehingga
memiliki daya kejut yang tinggi sehingga sangat cocok untuk kegiatan rock climbing.
 Tali Semi Statis memiliki kelenturan di tengah statis dan dinamis. Selain cocok untuk
rappelling dan climbing, biasanya digunakan untuk kegiatan rescue.
Fungsi utamanya adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang
dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan
peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter,
yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali
yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter
9.8 mm.

2. Carabiner

Carabiner screw carabiner non screw

 Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).


 Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)

Carabiner merupakan cincin pengait yang digunakan untuk menghubungkan satu alat
dengan alat lainnya seperti tali dengan pemanjat, pemanjat dengan anchor dan juga tali
dengan tali. Carabiner ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu carabiner screw gate yang
menggunakan kunci pengaman dan carabiner snapgate yang tanpa kunci pengaman.
Meskipun terbuat dari aluminium alloy yang ringan, namun alat ini mampu mengangkat
beban yang cukup besar. Salah satu merek carabiner yang bisa kamu pilih adalah Rei DMM
Revolver Screwgate Locking Carabiner yang didesain inovatif dengan berat 68 gram dan
mampu mengangkat beban hingga 8 kilonewton.

3. Descender [Figure 8]

Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan,
sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.
Descender merupakan alat untuk turun, biasanya descender untuk rappelling adalah Figure 8.
Dipilih Figure 8 karena simple dan cukup aman. Descender berfungsi sebagai alat untuk
turun atau difungsikan sebagai Rem waktu meniti tali karmantel. Jika kita rappeling dengan
keadaan medan vertikal kita harus menggunakan Descender ini agar saat meniti tali kita tidak
jatuh.

4.Tali webbing

Tali Webbing yaitu tali berbentuk pipih dengan lebar antara 1,5 s.d. 2,5 cm yang bersifat
lentur. Biasanya tali ini digunakan untuk membuat tali pangkal untuk tambatan tali
kernmentle di ujung tebing. Juga sering digunakan untuk membuat tali sling dengan cara
dibuat bentuk loop / lingkaran menggunakan simpul pita untuk menyatukan kedua ujungnya.
Bisa juga digunakan sebagai pengganti harness.

5. Harnes / Tali Tubuh

Seat Harnes
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis harnes :
 Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
 Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan webbing atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit
oleh pabrik.
Harness merupakan alat untuk menopang tubuh ketika melakukan panjat tebing
(climbing) dan juga rappelling. Berdasarkan bentuknya,hardness dibagi atas tiga yaitu seat
hardness, chest hardness dan full body hardness. Untuk full body hardness melilit seluruh
tubuh dan dilengkapi sangkutan alat di sekeliling pinggang si pendaki. Kalo untuk seat
hardness lebih sering digunakan karena akan memberikan sedikit ruang bebas si pendaki
untuk bergerak. Selain itu seat hardness bisa dibuat dari webbing (belt) yang dikombinasikan
dengan figure of eight sling. Kamu juga bisa mengganti fungsi harness dengan adanya
webbing yang lebih praktis untuk dibawa namun dalam pengaplikasiannya cukup rumit
terutama bagi pemula.
6. Helm sebagai pelindung kepala

Helm sangat penting untuk melindungi kepala dari benturan. Helm juga menjadi hal yang
penting digunakan untuk melindungi kepala dari kemungkinan tertimpa bebatuan atau
terbentur tebing ketika sedang mendaki.

7.Glove

Seperti namanya, glove adalah sarung tangan yang digunakan untuk menghindari kulit
telapak tangan bergesekan langsung dengan tali kernmentle, karena gesekan ini sangat panas
dan dapat membakar kulit.

Langkah-Langkah Melakukan Rappeling


Teknik Turun / Rappeling
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai teknik yang
sepeuhnya bergantung dari peralatan. Prinsip rappelling adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
2. Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong
gerak turun.
3. Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk
mengatur kecepatan.
Macam-macam Teknik Rappeling
1. Body Rappel
Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada
teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang terkena
gesekan akan terasa panas.
2. Brakebar Rappe
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali, dan brakebar. Modifikasi lain dari
brakebar adalah descender (figure of 8). Pemakaiannya hampir serupa, dimana gaya gesek
diberikan pada descender atau brakebar.
3. Sling Rappel
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan
karena tidak memerlukan peralatan lain, dan dirasakan cukup aman. Jenis simpul yang
digunakan adalah jenis Italian hitch.
4. Arm Rappel / Hesti
Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang
badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.
Dalam rapelling, usahakan posisi badan selalu tegak lurus pada tebing, dan jangan
terlalu cepat turun. Usahakan mengurangi sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan
gesekan antara tubuh dengan tali.
Sebelum memulai turun, hendaknya :
1. Periksa dahulu anchornya.
2. Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang dipergunakan.
3. Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa
tali sampai ke bawah (ke tanah).
4. Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke bawah, sehingga
apabila ada batu atau tanah jatuh kita dapat menghindarkannya, selain itu juga dapat
melihat lintasan yang ada.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diikuti untuk melakukan rappeling:
 Siapkan peralatan rappeling dengan mengaitkan tali pada rappel anchor atau pohon
yang sudah terpasang di bagian puncak tebing.
 Setelah tali dan anchor terikat sempurna, kuncilah tali pada harness yang digunakan.
 Pastikan ikatan tali sudah kuat untuk menopang tubuh serta panjangnya bisa
disesuaikan dengan mudah saat menuruni tebing.
 Pastikan pula jika ikatan tali pada anchor serta tali pada harness sudah cukup kuat
untuk digunakan. Cek apakah seluruh peralatan yang dibutuhkan sudah terkunci dengan
benar atau tidak.
 Jika semua peralatan sudah dipastikan kuat dan aman untuk digunakan, mulailah
menuruni tebing dengan kaki tegak dan posisi tubuh membentuk sudut 90 derajat.

Anda mungkin juga menyukai